Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang komplek dengan tujuan akhir
terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang, intinya di dalam
pendidikan keperawatan membutuhkan proses belajar yang dapat merubah
perilaku dalam dunia pendidikan keperawatan, sebagaimana hakekat
pendidikan keperawatan sebagai pendidikan akademik dan pendidikan
profesi, maka proses perubahan perilaku akademis diharapkan dapat
mencerminkan pada tatanan dan nilai-nilai kesehariannya, demikian juga
pendidikan profesi akan terjadi perubahan perilaku profesional dalam
kehidupannya (Hidayat, 2002).

Pendidikan tinggi keperawatan merupakan bagian dari pendidikan


nasional yang mana pola pendidikan terdiri dari dua aspek yakni
pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Kedua tahap pendidikan
keperawatan ini harus diikuti karena keduanya merupakan tahapan
pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Telah disepakati oleh semua institusi yang tergabung dalam
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) bahwa lulusan
profesi keperawatan yang siap bekerja atau telah memenuhi standar
kompetensinya adalah lulusan Ners (Nurhidayah, 2011).

Program pendidikan profesi adakalanya disebut juga sebagai proses


pembelajaran klinik. Istilah ini muncul terkait dengan pelaksanaan
pendidikan profesi yang sepenuhnya dilaksanakan di lahan praktik seperti
rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta
masyarakat atau komunitas (Nursalam, 2009). Pendidikan keperawatan
dalam melaksanakan praktek klinik diharapkan bukan sekedar kesempatan
untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke dalam praktik
profesional. Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan lebih aktif
dalam setiap tindakan sehingga akan menjadi orang yang cekatan dalam

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 1


menggunakan teori tindakan, menumbuhkan dan membina sikap tingkah
laku dan kemampuan profesional keperawatan dalam praktek keperawatan
ilmiah, mampu melakukan adaptasi secara profesional dan menjadikan diri
sebagai model peran (Hidayat, 2002).

Pelaksanaan pembelajaran klinik terkait erat dengan peran


dosen/pembimbing klinik pada lingkungan klinik yang bertujuan
mendorong kemandirian dan kepercayaan diri mahasiswa. Oleh karena itu,
kemampuan mahasiswa selama pembelajaran di klinik sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dan pengalaman preseptor (Nurhidayah, 2011).

Salah satu kompetensi penguasaan pembelajaran yang mendidik yang


perlu dimiliki pembimbing klinik dalam rangka penciptaan kondisi yang
kondusif bagi proses pembelajaran mahasiswa adalah kompetensi
penguasaan metodologi pembelajaran. Metode yang digunakan
pembimbing klinik mempengaruhi tinggi rendahnya mutu keberhasilan
belajar mengajar. Perlu disadari bahwa setiap metode memiliki kekuatan
dan sekaligus kelemahan. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu,
pemakaian metode harus selektif, kesalahan memilih metode akan
berakibat fatal bagi berkelangsungan proses belajar-mengajar (Sudiana,
2003).

Hal yang penting dalam metode ialah bahwa setiap metode


pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai. Tujuan pembelajaran untuk mendidik mahasiswa agar sanggup
memecahkan masalahmasalah dalam belajarnya. Tujuan pembelajaran
yang berbeda memerlukan metode yang berbeda juga (Djamarah, 2006).

Metode harus mengutamakan kekuatan dosen/pembimbing klinik dan


harus sesuai dengan kemampuan mengajarnya. Hal ini tidak berarti bahwa
pembimbing klinik harus menghindari strategi yang baru, tetapi dengan
beberapa metode, pembimbing klinik mungkin perlu mengembangkan
keterampilannya lebih lanjut sebelum menggunakan suatu metode di
lingkungan klinis. Seleksi metode mencerminkan gaya mengajar

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 2


pembimbing klinik, pilihannya terhadap strategi tertentu, dan
keyakinannya mengenai pengajaran klinis dan cara meningkatkan
pembelajaran di lingkungan klinis. Metode pembelajaran untuk praktik
klinis memperlihatkan sarana-prasarana dan hambatan yang ada di
lingkungan dan di situasi klinis (Reilly dan Obermann, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pendidikan dalam keperawatan?
2. Apa tujuan pendidikan tinggi keperawatan?
3. Bagaimana sejarah pendidikan keperawatan di indonesia?
4. Bagaimana sistem pendidikan keperawatan di indonesia?
5. Bagaimana Peranan Ilmu Pendidikan ?
6. Bagaimana peran dan fungsi perawat terkait pendidikan profesi
keperawatan?
7. Bagiamana hakikat pendidikan tinggi keperawatan ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi pendidikan dalam keperawatan.
2. Dapat mengetahui tujuan pendidikan tinggi keperawatan.
3. Dapat menjelaskan sejarah pendidikan keperawatan di indonesia.
4. Dapat menjelaskan sistem pendidikan keperawatan di indonesia.
5. Dapat menjelaskan Peranan Ilmu Pendidikan.
6. Dapat menjelaskan peran dan fungsi perawat terkait pendidikan profesi
keperawatan.
7. Dapat mengetahuai hakikat pendidikan tinggi keperawatan

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 3


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan


Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif
kebijakan, kita telah memiliki rumusan formal dan operasional,
sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu
dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan
dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
Pendidik kesehatan adalah : seseorang yang memberi pendidikan
maupun bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan
terjadinya perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 4


Peserta didik adalah : klien (individu,keluarga,masyarakat) yang
mendapatkan materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan,
sehingga klien tersebut secara mandiri mau melakukan perubahan
tingkah laku yang positif dan permanen dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.

B. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Keperawatan


1. Sejarah Pendidikan Keperawatan
a. Zaman purbakala ( Primitif Culture )
Manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi, mempunyai
kekuatan spritual/mistik yang mempengaruhi kehidupan manusia
(animisme) Sakit di sebabkan oleh kekuatan alam/kekuatan gaib
(batu-batu besar, gunung tinggi & pohon-pohon besar) serta
masyarakat masih percaya pada dukun
b. Zaman mesir
Masyarakat percaya dewa ibis mampu menyembuhkan
penyakit di Cina, syetan sebagai penyebab penyakit akibatnya
perawat tidak di perkenankan untuk merawat.
c. Pertengahan abad VI masehi
Keperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia barat
daya yaitu timur tengah seiring dengan perkembangan agama
Islam.
d. Abad VII
Di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti
ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Keperawatan
mengalami kemajuan dengan prinsip dasar kesehatan pentingnya
kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air &
lingkungan. Tokoh yang terkenal dari dunia arab pada masa itu
adalah Rafidah.
e. Permulaan abad XVI

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 5


Orientasi masyarakat pada saat terjadi perang dimana
rumah ibadah banyak yang tutup yang biasanya di gunakan untuk
merawat orang sakit.
Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada
kondisi kerja yang buruk. Sisi positif dari perang untuk
perkembangan keperawatan korban banyak membutuhkan tenaga
sukarela sebagai perawat (orde-orde agama, istri yg mengikuti
suami perang & tentara-tentara yang merangkap sebagai perawat)
konsep P3K.
Rumah sakit yang berperan besar tahap perkembangan
keperawatan pada masa kini (zaman pertengahan) yaitu hotel
Dieu di Lion awalnya perawat mantan seks yang bertobat, tidak
lama kemudian menggunakan perawat yang terdidik dari rumah
sakit tersebut.
Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde
agama dihapus di ganti orang-orang bebas yang tidak terikat
agama, pelapor perawat terkenal rumah sakit ini yaitu Genevieve
Bouquet
St. Thomas Hospital, di dirikan tahun 1123 M Florence
Nigtingale memperbaharui keperawatan.
f. Pertengahan abad XVIII XIX
Keperawatan mulai di percaya orang yaitu Florence
Nigthingale.
Beliau lahir tahun 1820 dari keluarga kaya, terhormat, tumbuh &
berkembang di Inggris, di terima mengikuti kursus pendidikan
perawat usia 31 tahun.
2. Perkembangan Keperawatan Di Indonesia
a. Masa pemerintahan Belanda
1) Perawat berasal dari penduduk pribumi (Velpleger) di bantu
penjaga orang sakit (Zieken Oppaser)
2) Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara
kesehatan staf & tentara Belanda

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 6


3) Membentuk dinas kesehatan tentara & dinas kesehatan rakyat
b. Masa VOC (Gubenur Inggris Rafles 1812-1816)
1) Kesehatan adalah milik manusia melakukan pencacaran
umum.
2) Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguann jiwa.
3) Memperhatikan kesehatan & perawatan para tahanan.
3. Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan
Beberapa organisasi keperawatan
a. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional
wanita pertama di dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford
Fenwick.
Tujuannya:
1) Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia
2) Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia
untuk membicarakan masalah keperawatan.
3) Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai
kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan
berdasarkan kode etik profesi keperawatan.
b. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara
bagian, berperan:
1) Menetapkan standar praktek keperawatan.
2) Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA
memberikan izin praktek keperawatan mandiri.
c. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan
untuk pengembangan & peningkatan mutu pelayanan
keperawatan & pendidikkan keperawatan.
d. British Nurse Association di dirikan tahun 1887,
Tujannya: memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di
Inggris & berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi
keperawatan.
e. PPNI di dirikan 17 Maret 1974.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 7


C. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi
manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan
sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk
menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut. Salah seorang
diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan
pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut
didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk
setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :
1. Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual
mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan
intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian,
yaitu;
a. Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai
melalui hafalan untuk diingat.
b. Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu
definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.
c. Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau
menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 8


memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman
yang lebih mendalam.
d. Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu
dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara
masyarakat dengan alam dan jagad raya.
e. Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara
sejumlah unsur.
f. Evaluation (Penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2. Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan,
dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral. Tujuan
afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;
a. Receiving
Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b. Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma
tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk
merespon, merasa puas dalam merespon.
c. Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu
norma, dan mengikat diri pada norma tersebut.
d. Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai,
menyusun suatu sistem nilai-nilai.
e. Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga
merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri
pribadi.
3. Psikomotor (hand)

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 9


Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan
keterampilan yang mengandung unsur motoris.
Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja
tetapi juga sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga
dengan perannya tersebut seorang perawat memerlukan
pengetahuan tentang pendidikan agar bisa memberikan pendidikan
secara sistematis sesuai cara, metode dan media pendidikan yang
benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan yang
diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.
Perawat Harus menguasai bidang pendidikan, karena
dengan mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi
keperawatan diharapkan dapat memberi dan menerima informasi
yang akan dibutuhkan dalam menghadapi pasien ( orang lain)
sehingga mampu mengarahkan pada pencapaian kompetensi
profesional.

D. Fungsi Pendidikan Keperawatan


1. Fungsi pendidikan
Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
a. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme
seleksi dan penerimaan, serta daya tampung peserta didik.
b. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan
kompetensi, kurikulum pendidikan, proses
pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas sumber daya
pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
c. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme
penilaian akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan
sebaran.
d. Fungsi penelitian
Fungsi ini mencakup :
1) Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan,
pengembangan ilmu pengetahuan ilmu keperawatan,

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 10


mengembangangkan teknologi keperawatan, meningkatkan
mutu, dan memperluas jangkauan pelayanan
2) Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka
meningkatkan mutu dan memperluas jangkauan pelayanan
professional
3) Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang
meliputi ceramah/diskusi ilmiah, forum ilmiah, tulisan
ilmiah/majalah ilmiah dan pengawal ilmu keperawatan.
e. Fungsi pengabdian masyarakat
Fungsi ini mencakup :
1) Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat
dan jenjang pelayanan kepada masyarakat, serta
membangun model pelayanan/asuhan keperawatan
2) Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara
membina kemampuan masyarakat mengatasi masalah
keperawatan yang dihadapi.
3) Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir
dan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
professional
4) Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai
pihak yang memerlukan.

E. Peranan Ilmu Pendidikan


Melaksanakan peranan-peranan sebaagaimana di ungkapkan oleh
OEMAR HMALIK:
1. Peranan spesialisasi yaitu menyediakan materi bidang ilmu dan
perangkat pengetahuan yang wajib dikuasai oleh stiap calon guru.
Materi yang disediakan meliputi teori, konsep,generalisasi,
prinsip,dan berbagai strategi. Materi yang dimaksud gilirannya di
sajikan dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan
pendidikan guru, terhadap para calon guru yag diprsiapkan untuk
mengajar di sekolah dasar atau sekolah tepat ia bertugas.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 11


2. Peranan profesolisasi, yang merupakan alat dalam rangka sistem
penyampaian yang perlu dikuasai oleh setiap calon guru pada
umumnya, bagi guru khususnya, dan ilmu pensisikan sekaligus
berperan ganda. Yakni sebagai sesuatu yang akan disampaikan dan
sebagai sistem penyampaian dengan berbagai alternatif pilihan.
3. Peranan personaalisasi, yang bersifat membentuk kepribadian guru
sebagai warga negara yang baik dan sebagai anggota profesi yang
baik. Seperanan yang baik didasari oleh aspek normatif yang
dimiliki oleh ilmu pendidikan itu sendiri.
4. Peranan sosial, yang menyediakan kemungkinan bagi guru untuk
memberikan pengabdian pada asyarakat dalam bidang ilmu
pendidikan.
Keempat peranan tersebuyt pada hakekatnya berjalan bersama
sama sekaligus, saling berkaitan satu sama lain. Penguasaan spesialisasi
ilmu pendidikan sekaligus memberikan petunjuk tentangb kemampuan
profesional yang dipersyaratkan dalam rangka penyampaiannya kepada
calon guru. Sistem penyampaian akan menjadi efektif jika guru tersebut
telah meresapi ilmu pendidikan, bila ilmu pendidikan telah menjadi darah
dagingnya sendiri, bahkan sebagai nilai utama yang membentuk
keprobadiannya. Dilain pihak, ilmu yang dimilikinya seharusnya
memberikan nilai dan manfaattertentu bagi perbaikan masyarakat dalam
arti yang luas. Dengan demikian, penerapan salah satu peranan dapat
ditafsirkan sebagai suatu kepincangan dan akan mengurangi makna ilmu
pendidikan secara keseluiruhan.

F. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan


1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional
Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam
membina sikap, pandangan dan kemampuan professional,
lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan
berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas,
serta mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai,

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 12


dan menguasai keterampilan professional secara baik dan benar
(Husin, 1966).
Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja
yang selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui
penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis
dalam mengambil keputusan serta mampu
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang dilakukan
merupakan salah satu factor utama tercapainya kepuasaan kerja
(Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat akan
menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik
masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.
2. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan
Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang
bersikap professional mencakup keterampilan intelektual,
interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan
secara legal, keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
standar dan kode etik profesi, serta dapat menjadi contoh peran
bagi perawat lain.
Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat,
jika bisa diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan system
manajemen keperawatan yang dipelajari selama pendidikan.
Fasilitas pelayanan yang dapat digunakan sebagai sumber
pendidikan yang diharapkan cukup kondusif untuk proses
pembelajaran peserta didik (Hamid, 1997)
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek
keperawatan melalui keperawatan
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi
pendidikan dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi
IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya
yang terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian
keperawatan yang bertujuan menghasilkan jawaban terhadap
pertanyaan, menghasilkan solusi masalah, baik melalui produk

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 13


berupa tekhnologi atau metode baru maupun produk jasa serta
menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta baru. (Leddy dan
Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)
4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi
perkembangan kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih
professional. Dengan pendidikan profesioanal, perawat sebagai
anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan
menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota
organisasi profesi yang memiliki sifat, pandangan, dan kemampuan
professional sangat memungkinkan organisasi keperawatan
berperan sabagai pengendali mutu pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung jawab, dan
kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki
(SCHMALE,1996).
Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam
proses pengembangan dan pembinaan keterampilan professional
dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui
pengaturan dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta
mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK
keperawatan(husin, 1999).

G. Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan


Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan
keperawatan yang dimulai dari:
1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan
menghasilkan perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang
dikembangkan dengan landasan keilmuan dan keprofesian serta
diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta
akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara
mandiri dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 14


kemampuan mengelolah peraktek keperawatan yang sesuai dangan
kebutuhan klien.
2. Program pendidikan ners
Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan
dan professional (Ns = first professional degree) dengan sikap,
tingkah laku, dan kemampuan professional, serta akuntabel untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dasar sampai dengan tingkat
kerumitan tertentu secara mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan
memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju secara tepat guna,
serta kemampuan melaksanakan riset keperawatan dasar dan
penerapan yang sederhana.
3. Program magister keperawatan
Program ini menghasilkan perawat ilmuan (scintist) dengan
sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuan keperawatan
yang diharapkan mempunyai kemampuan: meningkatkan pelayanan
profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan, berpartisipasi
dalam pengembangan bidang ilmunya, mengembangkan
penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan
ilmu/profesi yang serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian
berbagai masalah masyarakat dengan cara penalaran ilmiah
(keputusan Mendikbud Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).
4. Program pendidikan ners spesialis
Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan
(magister) dan professional (Ns spesialis = second professional
degree) dengan sikap, tingkah laku, dan keterampilan professional
serta akuntabel untuk melaksanakan prektik keperawatan spesialistik
ners spesialis merupakan ilmuan dalam bidang ilmu keperawatan
klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan
klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 15


H. Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan
Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem
yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekrja bersama
sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal dari bahasa latin
(syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. istilah ini sering
digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang berintraksi, ketika
suatu model matematika sering kali dapat buat.
Sistem merupakan kesatuan bagian bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dalam
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya.
sistem sering kali digunakan baik dalam prcakapan sehari-hari , forum
diskusi maupun dokumen ilmiah.
Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di
indonesia merupakan bagian terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi
nasional karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan sebagai
pendidikan profesi dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui
pelaksanaan tiga fungsi pokok pendidikan tinggi keperawatan,
yaitu pendidikan keperawatan, riset keperawatan dan pengabdian
masyarakat, diharapkan pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan
berbagai karakter dan sifat lulusan yang kompoten dalam bidang
pelayanan dan konsultasi keperawatan bagi masyarakat. Pengembangan
kurikulum pendidikan keperawatan merupakan pandangan filosifis atau
paradigma tentang keperawatan, orientsi pendidikan tinggi, kerangka
konsep pendidikan tinggi keperawatan, dan kelompok ilmu keperawatan.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 16


I. Pendidikan Profesi Keperawatan
Pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan
bertolak dari paradigma keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi
keperawatan yang mantap dan kerangka konsep pendidikan tinggi yang
kokoh memungkinkan profesi keperawatan menghadapi masa depan dan
tidak tergoyangkan oleh perubahan perubahan pandangan perorangan,
terutama yang bersifat menyimpang dari hakikat keperawatan yang
sesungguhnya. Kperawatan berkeyakinan dan berpandangan bahwa
manusia dan kemanusian merupakan focus utama dari setiap upaya
pelayanan keperawatan dengan menjunjung tinggi nilai dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan ini disusun
paradigm keperawatan yang terdiri dari 4 konsep yaitu manusia,
lingkungan, sehat, dan Keperawatan.
Kelly (1981) dalam Marifin (2003) mengembangkan criteria
profesi meliputi :
1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi kemanusiaan.
2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan
dikembangkan melalui proses penelitian.
3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung
jawab dan tanggung gugat secara individu merupakan suatu
tangtangan yang besar dan harus dijawab.
4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan
dan aktivitas yang mereka perbuat (otonomi).
5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi
pendidikan tinggi.
6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi
altruistikdan menganggap bahwa pekerjaan yang mereka
lakukan merupakan kegiatan terpenting di hidupnya
7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam
mengambil keputusan dan meneruskan praktik yang mereka
lakukan

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 17


8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan
dorongan dalam menerapkan standar praktek keperawatan.
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan
hasil pendidikan menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan
ini, dihasilkan perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya
sesuai dengan tuntutan profesi untuk memberikan pelayanan professional
kepada masyarakat. Peran perawat sebagai :
1. Mitra kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi dan
menghargai.
2. Sumber informasi
` Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat,
jelas, dan rasional kepada klien dalam suasana yang bersahabat
dan akrab.
3. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan
dan bimbingan pada klien atau keluarganya terutama dalam
mengatasi masalah kesehatan.
4. Pemimpin
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan
partisipasi klien.
5. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk
berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan
guna membantu memenuhi kebutuhan.
6. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah
klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 18


Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan
mewujudkan pelayanan professional harus dilandasi oleh kemampuan
meneliti dari peserta didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan melalui
keingintahuan yang tinggi selama proses pendidikan yang dipelihara
sedemikan rupa sehingga setelah lulus perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang berbasis fakta (Evidence based practice).

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 19


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu
dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan
dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan ini bersifat sangat umum,
seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa
dan negara, dan sebagainya.
Fungsi Pendidikan Keperawatan terdiri atas tiga hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan,
mekanisme seleksi dan penerimaan, serta daya tampung peserta didik;
Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan
kompetensi, kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil
belajar, fasilitas sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian
akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.

B. Saran
Sebagai seorang perawat diharapkan mampu menjalankan peran
dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi untuk memberikan
pelayanan profesional kepada masyarakat.

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 20


DAFTAR PUSTAKA

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-
pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-keperawatan.html
Salam dan Salmon, Ferry. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan.
Jakarta:Salemba.
Simamora Roymond. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta:EGC

Komunitas_Pendidikan Kesehatan Formal| 21

Anda mungkin juga menyukai