Anda di halaman 1dari 19

KANDE: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ANALISIS EKOLOGI DALAM BUNGA RAMPAI PUISI INDONESIA


SEPERTI BELANDA: DARI KONFLIK ACEH KE MOU HELSINKI

oleh

Aiyub Septian Al Anshari, *Radhiah, & Masithah Mahsa


*
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Malikussaleh
surel: radhiah@unimal.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk ekologi implisit dan eksplisit dalam Bunga
Rampai Puisi Indonesia Seperti Belanda dari Konflik Aceh ke Mou Helsinki. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat. Data dalam
penelitian berupa bentuk ekologi implisit dan eksplisit dalam Bunga Rampai Puisi Indonesia
Seperti Belanda dari Konflik Aceh ke Mou Helsinki dan sumber datanya adalah Bunga
Rampai Puisi Indonesia Seperti Belanda dari Konflik Aceh ke Mou Helsinki yang berjumlah
50 puisi. Data diolah dengan menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa pada Bunga Rampai Puisi Indonesia Seperti Belanda dari Konflik Aceh
ke MoU Helsinki bentuk ekologi eksplisit lebih banyak ditemukan daripada bentuk ekologi
implisit. Bentuk ekologi eksplisit berjumlah 72 data, sedangkan bentuk ekologi implisit
berjumlah 34 data.

Kata kunci: ekologi, bunga rampai, puisi, eksplisit, implisit

93
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
PENDAHULUAN Indonesia Seperti Belanda: dari Konflik
Penelitian ini tentang ekologi Aceh ke Mou Helsinki. Buku tersebut
sastra. Ekologi sastra hadir paling akhir menceritakan tentang bencana tsunami
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang Aceh pada tahun 2004 silam. Buku ini
lain. Di Indonesia, ekologi sastra baru juga menceritakan konflik-konflik yang
dikenal pada awal abad 21 (Sudikan, terjadi di Aceh pada masa lampau. Dari
2010). Ekologi sastra merupakan disiplin puisi-puisi yang terangkum dalam buku
ilmu baru atau sastra masa depan yang ini dapat dilihat sebuah kejayaan,
mempelajari hubungan atarmanusia dan kemamukran, perjuangan, kemudian
lingkungan hidup (Farida, 2017). konflik hingga bencana tsunami. Beberapa
Sedangkan menurut Setiaji (2020) ekologi puisi di dalam buku Rampai Puisi
dapat diartikan sebagai kajian ilmiah Indonesia Seperti Belanda: dari Konflik
tentang pola hubungan-hubungan tumbuh- Aceh ke Mou Helsinki menggunakan alam
tumbuhan, hewan-hewan, dan manusia sebagai latar dalam puisi tersebut yang
terhadap satu sama lain dan terhadap menjadi kajian dalam penelitian ini, yaitu
lingkungan-lingkungannya. ekologi. Penelitian yang berkaitan dengan
Berdasarkan pendapat ahli di atas, kajian ekologi sastra menarik untuk
ekologi sastra adalah bagaimana cara dilakukan. Hal tersebut berdasarkan
memandang persoalan lingkungan hidup beberapa alasan, pertama di lingkungan
dalam kacamata sastra. Ekologi bisa juga kampus Unimal penelitian ekologi sastra
diartikan sebaliknya, bagaimana belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal
memahami kesastraan dalam aspek ini disebabkan oleh bahwasanya disiplin
lingkungan hidup. Timbal balik antara ilmu ekologi adalah hal baru dalam kajian
lingkungan hidup (ekologi) dan sastra sastra
itulah yang menjadi bidang dalam ekologi Kedua, dari hasil pengertian
sastra. ekologi yang telah dikemukakan di atas,
Beberapa sastrawan Indonesia bahwa karya sastra tidak semata
menjadikan alam dan lingkungan sebagai menampilkan keindahan pemilihan kata
bagian yang penting dalam karya- dan penggambaran cerita yang bagus.
karyanya. Salah satu karya puisi yang Akan tetapi, karya sastra merupakan hasil
berlatar alam dan menceritakan tentang dari representasi pengarang yang
alam dikemas dalam buku antologi puisi menghubungkan karya sastra dengan
yang berjudul Bunga Rampai Puisi alam. Hubungan antara karya sastra

94
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
dengan alam sangat memiliki keterkaitan dalam pengertian pertama ini juga dikenal
satu sama lain. dalam dua ragam, yaitu kajian ekologi
Ketiga, penelitian ini sebagai dengan menekankan aspek alam sebagai
apresiasi kepada sastrawan Aceh dan inspirasi karya sastra dan kajian ekologi
Indonesia yang sudah membawa kembali yang menekankan pembelaan atau
sejarah dan konflik yang terjadi di Aceh advokasi terhadap kerusakan lingkungan
dalam bentuk karya sastra yaitu puisi. yang disebabkan oleh perbuatan manusia.
Puisi tersebut terangkum ke dalam Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat
antologi yang berjudul Bunga Rampai persamaan dan perbedaan yang dikaji
Puisi Indonesia Seperti Belanda: dari yaitu ekologi sastra. Persamaan dalam
Konflik Aceh ke MoU Helsinki. Penelitian penelian tersebut adalah meneliti tentang
ekologi memang pernah ada, tetapi yang ekologi sastra. Perbedaannya adalah
membahas khusus kumpulan puisi Bunga penelitian tersebut mengkaji tentang
Rampai Puisi Indonesia Seperti Belanda: ekologi sastra secara terperinci, sedangkan
dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki belum penelitian ini hanya berfokus pada bentuk
pernah dilakukan. Penelitian ini berfokus ekologi.
pada bentuk ekologis yaitu sebuah bentuk Kedua, penelitian Nurul Asyifa
bahasa yang berisi tentang alam dan dan Vera Soraya Putri (2018) dengan judul
lingkungan. penelitian Kajian Ekologi Sastra
Beberapa peneliti terdahulu (Ekokritik) dalam antologi Puisi Merupa
berpendapat bahwa adanya kaitan antara Tanah Di Ujung Timur Jawa. Hasil
sastra dengan ekologinya, baik itu pada penelitian pada puisi berjudul Hodo,
sastra lama, sastra modern, sastra lisan, terdapat wujud ekologi di dalam karya
maupun sastra tulis. Pertama, jurnal yang sastra, yakni dengan digunakannya puisi
ditulis oleh Kaswadi (2017) berjudul sebagai media penyampaian pesan bahwa
Paradigma Ekologi Dalam Kajian Sastra alam dan manusia adalah satu kesatuan
mengemukakan beberapa kajian mengenai yang saling memengaruhi. Pada puisi
ekologi dalam karya sastra. Dalam kedua yang berjudul Dialog Keluarga
kaitannya dengan kajian sastra, istilah Petani juga merupakan media yang dipilih
ekologi dipakai dalam pengertian oleh penyair untuk menggambarkan
beragam. Pertama, ekologi yang dipakai tentang adanya sebuah aksi yang
dalam pengertian yang dibatasi dalam dilakukan oleh manusia sebagai bentuk
konteks ekologi alam. Kajian ekologi reaksi atas kondisi lingkungan yang

95
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
membawa dampak negatif bagi menunjukkan penggunaan alam,
kelangsungan hidup mereka. Berdasarkan lingkungan atau ekologi, yaitu kata pagi,
penelitian tersebut, terdapat persamaan sedangkan pada puisi Dahlia Ungu dan
serta perbedaan dengan kajian yang Cinta Dalam Doa menunjukkan bahwa
dibahas yaitu ekologi alam, pengarang pengarang masih menggunakan alam,
mengaitkan bahwa alam dan manusia lingkungan dan hubungan ekologi di
adalah satu kesatuan yang saling dalam penciptaan puisinya, walaupun
memengaruhi. Perbedaannya keseluruhan tidak sedominan pada puisi Rayuanku.
puisi dalam penelitian menunjukkan Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat
kajian ekologi sastra yang meliputi tujuan persamaan serta perbedaan dengan kajian
ekologi yang jelas, sedangkan pada puisi yang dibahas yaitu ekologi alam,
Dialog Keluarga Petani menggambarkan pengarang menunjukkan penggunaan
tentang adanya sebuah aksi yang alam, lingkungan atau ekologi, yaitu kata
dilakukan oleh manusia kepada alam yang pagi dan hubungan ekologi di dalam
membawa dampak negatif bagi penciptaan puisinya. Perbedaannya
kelangsungan hidup mereka. keseluruhan puisi dalam penelitian
Ketiga, penelitian yang dilakukan menunjukkan kajian ekologi sastra yang
oleh Sari (2018) berjudul Ekologi Sastra meliputi tujuan ekologi yang jelas,
pada puisi dalam Novel Bapangku sedangkan pada puisi Dahlia Ungu dan
Bapunkku Karya Pago Hardian. Hasil Cinta Dalam Doa tidak dominan
penelitian menunjukkan bahwa pada puisi menggunakan ekologi sastra di dalamnya.
yang terdapat dalam novel Bapangku Keempat, penelitian yang
Bapunkku karya Pago Hardian, yaitu dilakukan oleh Mantiri, Grace J.M. (2019)
Dahlia Ungu, Cinta Dalam Doa, berjudul Bentuk-Bentuk Satire Ekologis
Rayuanku, dan Marah. Ekologi sastra dalam Kumpulan Puisi Suara Anak
yang dominan digunakan terdapat pada Keerom (Tinjauan Ekokritik) hasil
puisi Rayuanku, yaitu banyak penelitian tersebut adalah Terdapat tiga
ditemukannya tataran tata surya yang bentuk satire yang diidentifikasi dari
digunakan dalam pembuatan puisi dan pembahasan sebelumnya, yaitu berbentuk
penunjukan tempat atau wilayah. Paling cemooh dan nista, perasaan muak, dan
sedikit menggunakan alam atau ekologi menceritakan kekurangan individu atau
dalam sastra terdapat pada puisi Marah, kelompok. Satire berbentuk cemooh dan
pada puisi hanya terdapat satu kata yang nista paling banyak ditemukan karena

96
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
bentukbentuk satire tersebut bertujuan ditemukannya tataran alam dan musim
untuk mencemooh oknum-oknum yang yang digunakan dalam pembuatan cerita
terlibat dalam kerusakan hutan di Keerom fabel dan penunjukkan tempat atau
antara lain: ondoafi (ketua adat), kepala wilayah. Berdasarkan hasil penelitian
suku, pemerintah, dan perusahaan kelapa tersebut, terdapat persamaan dan
sawit. Penyair memanfaatkan cemooh dan perbedaan dalam penelitian yaitu ekologi
nista seperti rakus, serakah, kejam, egois sastra. Persamaannya peneliti sama-sama
dan tidak mengingat anak cucu. Bentuk- menggunakan ekologi sastra dalam
bentuk tersebut sebagai bentuk ungkapan penelitiannya. Perbedaannya, penelitian
perasaan karena kondisi lingkungan di tersebut mengkaji ekologi sastra pada
Keerom yang telah rusak. Berdasarkan cerpen, sedangkan penelitian ini berfokus
hasil penelitian tersebut, terdapat pada bentuk ekologi dalam puisi.
persamaan dan perbedaan dalam Berdasarkan latar belakang di atas,
penelitian yaitu ekologi sastra. peneliti merasa penting melakukan
Persamaannya peneliti sama-sama penelitian ekologi sastra. Penelitian ini
menggunakan ekologi sastra dalam berfokus pada konsep dan bentuk ekologi
penelitiannya. Perbedaannya, penelitian yang menjadi latar belakang dan
tersebut mengkaji bahasa satire atau hubungan puisi atau sastra dengan alam
sindirian, sedangkan penelitian ini yang terkandung dalam Bunga Rampai
berfokus pada bentuk ekologi. Puisi Indonesia Seperti Belanda: dari
Kelima, pada penelitian Konflik Aceh ke Mou Helsinki. Peneliti
Nurmawati, Fulusia (2021) Kajian telah melakukan kajian awal terhadap
Ekologi Sastra dalam Kumpulan Cerita antologi puisi ini dan menemukan ekologi
Fabel Anak Tupai Yang Jera dan Kisah sastra di dalamnya. Dengan demikian,
Lainnya Karya Yudhistira Ikranegara. judul penelitian ini adalah Analisis
Hasil penelitian tersebut adalah pada Ekologi Bunga Rampai Puisi Indonesia
cerita fabel yang terdapat dalam buku Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke
cerita fabel berjudul Semangat Anak Mou Helsinki.
Gajah, Anak Beruang yang Mandiri, Anak
Tupai yang Jera, Eyang Katak yang LANDASAN TEORI
Bijaksana. Ekologi sastra yang dominan Pengertian Karya Sastra
digunakan terdapat pada cerita fabel Sastra sebagai refleksi kehidupan
Eyang Katak yang Bijaksana yaitu banyak berarti pantulan kembali problem dasar

97
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
kehidupan manusia, meliputi: maut, cinta, yang sudah mulai memudar yang memiliki
tragedi, harapan, kekuasaan, pengabdian, makna serta keindahan tulisan.
makna dan tujuan hidup, serta hal-hal Pengertian Puisi
yang transedental dalam kehidupan Puisi merupakan karya seni berupa
manusia (Al-Ma’ruf, 2017:4). Menurut tulisan yang menggunakan kualitas
Syahfitri (2018:2) karya sastra berarti estetika (keindahan bahasa) sehingga
karangan yang mengacu pada nilai-nilai berfokus pada bunyi, irama, dan
kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang penggunaan diksi (Nurhayati, 2019:53).
indah. Sastra memberikan wawasan yang Sebaliknya, menurut Sherlley (Sebayang,
umum tentang masalah manusiawi, sosial, 2018:3), puisi merupakan kenangan yang
maupun intelektual, dengan caranya yang paling indah dalam hidup kita. Puisi
khas. Pembaca sastra dimungkinkan merupakan kesatuan yang selaras dari
untuk menginterpretasikan teks sastra berbagai kejadian yang luar biasa dari
sesuai dengan wawasannya sendiri. bahasa yang murni dan berbagai proses
Karya sastra pada hakikatnya kehidupan manusia dari segi
adalah tanggapan seseorang (pengarang) pengalamannya. Mengacu pada pendapat
terhadap situasi dalam masyarakat Ahmad (dalam Harun,. 2018:3) puisi itu
sekelilingnya. Dengan demikian karya mengekspresikan pemikiran yang
sastra itu merupakan refleksi atau membangkitkan perasaan, yang
cerminan kehidupan dalam masyarakat, merangsang imajinasi panca indera dalam
yang diamati oleh pengarang, dibumbui susunan yang berirama. Definisi puisi
respon atau tanggapan dan imajinasi sepertinya terus diciptakan dan mungkin
pengarang terhadap kehidupan itu (Setiaji, saja akan mengalami perbedaan sesuai
2020:106). perkembangan puisi dari masa ke masa.
Berdasarkan pendapat di atas, karya sastra Dari beberapa pandangan pakar
adalah sebuah pengambaran kehidupan tersebut dapat disimpulkan bahwa, puisi
pengarang terhadap lingkungan dalam adalah karya sastra imajinatif dari
masyarakat sekelilingnya yang berupa pemikiran kreatif oleh penulis yang berisi
imajinasi pengarang untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalaman
pesannya dalam bentuk tulisan maupun penyair sebagai alat komunikasi penulis
lisan. Karya sastra juga sebagai kepada pembacanya. Puisi juga berisi
pelestarian budaya kepada masyarakat pemikiran penyair yang dituliskan dengan
menggunakan beragam pemilihan kata

98
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
yang indah, sehingga dapat memikat para populasi, komunitas, dan ekosistem yang
pembaca. saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Pengertian Ekologi Berdasarkan pengertian ekologi
Berdasarkan Kamus Geografi tersebut dapat disimpulkan bahwa ekologi
(2012:74) mengemukakan bahwa ekologi adalah sebuah kajian bagaimana
adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan alam hidupnya,
interaksi antara organisme dengan bagaimana hubungan itu menjadi timbal
lingkungannya dan yang lainnya. Menurut balik untuk kelestarian hidup manusia,
Kristanto (2013:29), “Ekologi hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
didefinisikan sebagai ilmu tentang juga mencakup rangkaian ilmu alam, ilmu
hubungan timbal balik antara makhluk sosial, filsafat, dan pengetahuan
hidup (termasuk manusia) dengan menyeluruh.
lingkungannya. Oleh karena itu,
permasalahan lingkungan hidup pada Ekokritik
hakikatnya adalah permasalahan ekologi.” Istilah ekokritik berasal dari
Menurut Utomo (2014:2) ekologi bahasa Inggris, yaitu ecocriticism yang
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari merupakan bentukan dari kata ecology dan
baik interaksi antar makhluk hidup kata criticism. Ekologi merupakan kajian
maupun antara makhluk hidup dan ilmiah tentang pola hubungan-hubungan
lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan, dan
hidup dipelajari sebagai kesatuan atau manusia terhadap satu sama lain dan
sistem dengan lingkungannya. terhadap lingkungan-lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari Menurut Love (dalam Wiyatmi 2017:68)
pembahasan ekosistem dengan berbagai yaitu kajian yang menghubungkan karya
komponen penyusunnya, yaitu faktor sastra dengan lingkungan fisik,
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara pertumbuhan populasi, hilangnya hutan
lain suhu, air, kelembapan, cahaya dan belantara dan liar, punahnya spesies
topografi, sedangkan faktor biotik adalah dengan cepat, serta peningkatan
makhluk hidup terdiri dari manusia, kontaminasi udara, air, dan tanah di bumi.
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi Konsep ekologi dan karya sastra
juga berhubungan erat dengan tingkatan- membentuk sebuah konsep baru, yaitu
tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu ekokritik. Harsono (dalam Widianti,

99
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
2017:2), ekokritik memiliki paradigma Teori Ekologi Sastra
dasar bahwa setiap objek dapat dilihat Keadaan lingkungan alam yang
dalam jaringan ekologis dan ekologi dapat mempunyai pengaruh terhadap
dijadikan alat bantu dalam pendekatan kesusastraan dan kebutuhan hidup
kritik. Ekokritik merupakan kajian manusia. Salah satu kebutuhan hidup
hubungan antara sastra dan lingkungan manusia adalah pendidikan maupun
fisik, kajian sastra yang berpusat pada berpendapat, mengemukakan gagasan
dunia (earth-centered) (Glotfelty & ataupun pikiran. Jika dihubungkan dengan
Fromm, 1996). Hal yang senada kesastraan, maka perubahan yang terjadi
disampaikan juga Sarumpaet (dalam pada lingkungan alam sekitar manusia
Ratna, 2010:3) yang menjelaskan bahwa (ekologis) dapat membuat manusia
sastra mempunyai nilai-nilai kemanusiaan berubah untuk menyesuaikan dirinya
yang salah satunya berkaitan erat dengan dengan berbagai macam gagasan maupun
isu lingkungan. Bagaimana alam pemikirannya. Sastra merupakan karya
direpresentasikan dalam puisi? Peranan imajinatif yang lahir dari keadaan
apa yang dapat dimainkan oleh latar fisik lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini
(lingkungan) dalam alur sebuah novel? senada dengan pendapat Endraswara
Apakah nilai-nilai yang diungkapkan (2016:17) ekologi sastra adalah sebuah
dalam sebuah puisi, novel atau drama itu cara pandang memahami persoalan
konsisten dengan kearifan ekologis lingkungan hidup dalam perspektif sastra.
(ecological wisdom). Atau sebaliknya, bagaimana memahami
Berdasarkan uraian di atas, dapat kesastraan dalam perspektif lingkungan
disimpulkan bahwa ekokritik menjadi hidup. Ulang-alik antara lingkungan hidup
sebuah ilmu yang mempelajari sebuah (ekologi) dan sastra menjadi bidang
hubungan antara manusia dalam sebuah garapan ekologi sastra. Manshur (dalam
karya sastra yang mempunyai nilai-nilai Endraswara, 2016:17), mengemukakan
kemanusiaan yang sangat berkaitan bahwa penelitian sastra dari studi kasus
dengan isu lingkungan sekitarnya. akan fokus pada kasus tertentu saja. Bila
Ekokritik biasanya digunakan sebagai meneliti ekologi sastra, tentu kasus akan
mengkritik kerusakan alam dalam sebuah digiring ke arah hubungan sastra, manusia
karya sastra terutama puisi. dan lingkungannya, sehingga penelitian
ekologi sastra dapat mengangkat kasus

100
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
sastra dengan lingkungan yang atau ditafsirkan. Korelasi tertutup ini
mengitarinya. sebagai akibat permainan imajinatif
Kajian ekologi sastra berupaya tingkat tinggi para sastrawan (Endraswara,
untuk menemukan spesifikasi lebih tepat 2016:19).
mengenai hubungan antara kegiatan Menurut Widianti (2017:3) dalam
manusia dengan proses alam tertentu kaitannya dengan kajian sastra, istilah
dalam suatu kerangka analisis ekosistem ekologi dipakai dalam pengertian
atau menekankan saling ketergantungan beragam. Pertama, ekologi yang dipakai
sebagai suatu komunitas alam. Pendekatan dalam pengertian yang dibatasi dalam
yang digunakan dalam menganalisis konteks ekologi alam. Kajian ekologi
interpelasi sastra dan lingkungan, dapat dalam pengertian pertama ini juga dikenal
menggunakan wawasan pendekatan dalam dua ragam, yaitu kajian ekologi
ekologi sastra. Ekologi sastra menekankan dengan menekankan aspek alam sebagai
pentingnya eksploitasi kultural manusia inspirasi karya sastra dan kajian ekologi
terhadap lingkungan alam dan yang menekankan pembelaan atau
penyesuaian kehidupan manusia terhadap advokasi terhadap kerusakan lingkungan
kondisi-kondisi suatu lingkungan. Kajian yang disebabkan oleh perbuatan manusia.
ekologi sastra akan mencermati proses Kedua, ekologi yang dipakai dalam
adaptasi kultural sastra terhadap pengertian ekologi budaya yang
lingkungan alam dan/atau sebaliknya. ditentukan oleh pola hidup dan
Pendekatan ekologis berusaha perbedaaan karakteristik wilayah.
mencapai spesifikasi yang lebih tepat Ilmu yang mempejalari ekologi
mengenai hubungan antara semua sastra disebut juga ekokritik. Menurut
kegiatan manusia, transaksi biologis dan Aris (2020:99) Ekokritik sastra
proses alam tertentu ke dalam satu sistem merupakan fenomena baru dalam studi
analisis, yaitu ekosistem. Sastra selalu sastra dan kajian sastra. Ekokritik
berada pada dua tataran ekosistem, yaitu berkaitan dengan hubungan antara sastra
(1) ekosistem terbuka, yang artinya dan lingkungan atau bagaimana hubungan
korelasi antara sastra dan lingkungannya manusia dan lingkungan yang tercermin
tampak jelas dan pasti, dapat dinyatakan dalam sastra atau karya sastra
sebagai karya nyata (realitas); (2) Berdasarkan uraian di atas, dapat
ekosistem tertutup, adalah korelasi sastra disimpulkan bahwa ekologi sastra adalah
dan lingkungan yang masih perlu diraba penggambaran karya tulis sastra yang

101
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
menghubungkan manusia dengan yang dibatasi dalam konteks ekologi alam.
lingkungan hidupnya sebagai sebuah Kajian ekologi dalam pengertian tersebut
karya sastra, yaitu puisi maupun novel. juga dikenal dalam dua bentuk, yaitu
Seorang sastrawan menggambarkan alam kajian ekologi dengan menekankan aspek
menjadi wadah berkreasi dalam sebuah alam sebagai inspirasi karya sastra dan
karya puisi maupun novel. kajian ekologi yang menekankan
pembelaan atau advokasi terhadap
Bentuk Ekologi kerusakan lingkungan yang disebabkan
Pendekatan ekologis berusaha oleh perbuatan manusia (Widianti,
mencapai spesifikasi yang lebih tepat 2017:3).
mengenai hubungan antara semua Menurut Yasari (2020), makna
kegiatan manusia, transaksi biologis dan Implisit merupakan makna samar-samar
proses alam tertentu ke dalam satu sistem atau diterangkan tidak begitu jelas, lawan
analisis, yaitu ekosistem. Dalam kata eksplisit. Namun, ada cukup banyak
pandangan ekologi, karya sastra pengertian implisit karena kata implisit
ditempatkan sebagai suatu komponen banyak digunakan. Makna implisit
dalam sebuah ekosistem (Kaswadi, merupakan makna yang tidak ditampilkan
2015:5). tetapi merupakan bagian dari pembicaraan
Sastra selalu berada pada dua atau maksud yang ingin disampaikan
tataran ekosistem, yaitu (1) ekosistem penutur. Jadi makna dapat dibedakan
terbuka, yang artinya korelasi antara sastra antara makna tersurat dan makna tersirat.
dan lingkungannya tampak jelas dan pasti, Berdasarkan empat pendapat di
dapat dinyatakan sebagai karya nyata atas, maka dalam penelitian ini
(realitas); (2) ekosistem tertutup, adalah menggunakan pendapat Yasari (2020).
korelasi sastra dan lingkungan yang masih Ekologi dalam puisi memiliki bentuk
perlu diraba atau ditafsirkan. Korelasi terbuka dan tertutup atau lebih tepatnya
tertutup ini sebagai akibat permainan implisit dan eksplisit. Bentuk ekologi
imajinatif tingkat tinggi para sastrawan implisit adalah ekologi yang memiliki
(Endraswara, 2016:19). unsur:
Dalam kaitannya dengan kajian 1) Memiliki diksi yang sulit dijelaskan
sastra, istilah ekologi dipakai dalam dalam puisi
pengertian yang beragam. Pertama, Makna implisit merupakan makna
ekologi yang dipakai dalam pengertian yang tidak dapat dijelaskan dengan

102
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
mudah dan tidak ditampilkan, tetapi dijelaskan makna yang belum jelas
merupakan bagian dari pembicaraan bahwa benar atau salah artinya
atau maksud yang ingin disampaikan (Yasari, 2020:18). Seperti contoh bait
penutur (Yasari, 2020:18). Contoh puisi yang berjudul “Perenang Buta”
diksi yang sulit dijelaskan adalah Ia seperti hendak kembali ke arah
ancala (gunung), baskara (matahari), teluk, di mana putih layar pastilah iri
dan chandra (bulan). Diksi di atas pada bola matanya (Dewanto, 2007).
adalah diksi yang sulit dijelaskan, Penulis sengaja menggunakan bahasa
karena menggunakan kata-kata yang adi luhung dan menyembunyikan
jarang kita gunakan dalam sehari-hari. makna serapat mungkin, malah
2) Memiliki makna yang tersirat dari seolah-olah ingin menaruh setinggi
penulis mungkin dari jangkauan penafsiran
Makna yang tidak ditampilkan tetapi para pembaca.
merupakan bagian dari pembicaraan Sebaliknya, bentuk ekologi
atau maksud yang ingin disampaikan eksplisit memiliki unsur :
penutur (Yasari, 2020:18). Contoh 1) Bahasa yang mudah dimengerti
makna yang tersirat dalam bait puisi Makna eksplisit merupakan makna
merata buih di tepi pasir/menggulung yang diutarakan secara gamblang,
menuju teluk/gugur ke tanah/keranda tegas, dan berterus terang (Yasari,
muram diusung ke makam (Tonggak 2020:18).
1, 1987), mempunyai makna 2) Menggunakan diksi yang sederhana
mengerjakan sesuatu sampai ke Menggunakan diksi yang sederhana,
ujungnya, jika terus dikerjakan maka sehingga pendengar dengan jelas
akan berhasil (menggulung menuju mengerti maksud dan tujuan dari
teluk), dan jika menyerah untuk pernyataan yang dinyatakan oleh
mengerjakannya maka tidak akan penutur (Yasari, 2020:18).
berhasil (gugur ke tanah).Harus 3) Menggambarkan jelas maksud dalam
dianalisis terlebih dahulu agar puisi. Makna eksplisit merupakan
mengetahui makna sebenarnya. informasi dengan unsur gramatikal
3) Memiliki makna samar-samar atau yang jelas (Yasari, 2020:18).
diterangkan tidak begitu jelas
Makna yang sama-samar sama seperti
makna yang tersirat, bisa juga

103
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
METODE PENELITIAN Alasan peneliti memilih desain
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif karena
pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses peneliti ingin mendeskripsikan bentuk
pengumpulan data dan informasi secara ekologi sastra dengan lebih spesifik,
mendalam, mendetail, intensif, holistik, transparan, dan mendalam. Penelitian ini
dan sistematis tentang orang, berusaha menggambarkan situasi/kejadian
kejadian, social setting (latar sosial), atau sehingga data yang akan terkumpul
kelompok dengan menggunakan berbagai bersifat deskriptif untuk mengidentifikasi
metode dan teknik serta banyak sumber hubungan manusia dengan lingkungannya
informasi untuk memahami secara efektif di puisi. Dengan demikian, peneliti dapat
bagaimana orang, kejadian, latar mengetahui hal-hal yang terkait tentang
alami (social setting) itu beroperasi atau bentuk ekologi implisit dan eksplisit
berfungsi sesuai dengan konteksnya dalam Bunga Rampai Puisi Indonesi
(Muri, 2017:328). Dengan kata lain, Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke
analisis dilakukan dalam bentuk MoU Helsinki.
mendeskripsikan informasi, gejala, atau Data dalam penelitian pada
kondisi sebagaimana adanya. Tujuan dasarnya terdiri dari semua informasi atau
penelitian kualitatif adalah memperoleh bahan yang disediakan alam (dalam arti
gambaran seutuhnya mengenai suatu hal luas) yang harus dicari, dikumpulkan dan
menurut pandangan manusia yang diteliti. dipilih oleh peneliti. Data bisa terdapat
Peneliti mengambil pendekatan ini karena pada segala sesuatu apa pun yang menjadi
peneliti menjelaskan hasil penelitian bidang dan sasaran penelitian (Subroto
menggunakan kata-kata. dalam Nugrahani 2014:107).
Penelitian ini termasuk dalam jenis Berdasarkan penjelasan di atas,
penelitian deskriptif. Peneliti menekankan data dalam penelitian ini adalah kata larik
catatan dengan deskripsi kalimat yang puisi pada Bunga Rampai Puisi Indonesia
rinci, lengkap, mendalam yang Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke
menggambarkan situasi yang sebenarnya Mou Helsinki. Bentuk-bentuk ekolgi
guna mendukung penyajian data. Oleh tersebut berupa ekologi budaya, sosial,
sebab itu, penelitian kualitatif secara lingkungan, dan gejala alam dari 99 puisi
umum sering disebut sebagai pendekatan yang diambil dengan menggunakan angka
kualitatif deskriptif (Nugrahani, 2014:96). ganjil dari 1 hingga 99. Adapun data yang
diambil yaitu puisi ke 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13,

104
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 35, menggunakan diksi yang sederhana
37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, sebanyak 35 data, (3) menggambarkan
59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77, 79, jelas maksud dalam puisi sebanyak 21
81, 83, 85, 87, 89, 91, 93, 95, 97, dan 99. data. Dari beberapa puisi yang di analisis,
Sumber data dalam penelitian ini adalah terdapat 5 puisi yang tidak ada ekologi di
buku Bunga Rampai Puisi Indonesia dalamnya. Puisi tersebut yaitu, 67#Hallo
Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke Indonesia karya Hasbi Burman, Aceh
Mou Helsinki yang berjumlah 99 puisi karya Mustiar AR , Antara Qanun,
dengan jumlah 141 halaman. Berdasarkan Helsinky, dan Corona karya Raudah
angka ganjil, puisi yang akan dianalisis Jambak, Hikayat Kopi Rindu karya
berjumlah 50 puisi. Upaya mendapatkan Sulaiman Tripa dan Damai Yang
data yang berkaitan dengan permasalahan Dirindukan karya Sanya Savira
yang akan diteliti dalam pengumpulan Aboebakar.
data ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik baca dan teknik Bentuk Ekologi Implisit Pada Bunga
Rampai Puisi Indonesia Seperti
catat.
Belanda : dari Konflik Aceh ke MoU
Helsinki
1) Memiliki diksi yang sulit dijelaskan
HASIL PENELITIAN
dalam puisi
Berdasarkan hasil penelitian,
Makna implisit merupakan makna
terdapat bentuk ekologi sastra dalam
yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah
Bunga Rampai Puisi Indonesia Seperti
dan tidak ditampilkan, tetapi merupakan
Belanda: dari Konflik Aceh ke MoU
bagian dari pembicaraan atau maksud
Helsinki. Bentuk ekologi sastra terbagi
yang ingin disampaikan penutur (Yasari,
dua, yaitu, implisit dan eksplisit. Bentuk
2020:18). Contoh diksi yang sulit
ekologi Implisit memiliki unsur (1)
dijelaskan adalah ancala (gunung),
memiliki diksi yang sulit dijelaskan tidak
baskara (matahari), dan chandra (bulan).
terdapat data, (2) memiliki makna yang
Diksi di atas adalah diksi yang sulit
tersirat dari penulis sebanyak 25 data, (3)
dijelaskan, karena menggunakan kata-kata
memiliki makna samar-samar atau
yang jarang kita gunakan dalam sehari-
diterangkan tidak begitu jelas terdapat 9
hari. Pada unsur diksi yang sulit dijelaskan
data. Selanjutnya, bentuk ekologi eksplisit
pada puisi yang di analisis tidak terdapat
memiliki unsur (1) bahasa yang mudah
data, karena unsur tersebut menggunakan
dimengerti sebanyak 16 data, (2)

105
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
kata arkais. Kata arkais sangat jarang sudah penulis menggunakan unsur ketiga
digunakan, karena menggunakan kata yaitu memiliki makna yang tersirat.
yang sudah jarang di dengar. Makna klausa tersebut adalah bumi yang
sedang berada dalam bencana alam, yaitu
2) Memiliki makna yang tersirat dari gempa bumi yang diakibatkan oleh letusan
penulis
gunung berapi.
Makna yang tidak ditampilkan tetapi
merupakan bagian dari pembicaraan atau
3) Memiliki makna samar-samar atau
maksud yang ingin disampaikan penutur
diterangkan tidak begitu jelas
(Yasari, 2020:18). Contoh makna yang Makna yang sama-samar sama seperti
tersirat dalam bait puisi merata buih di makna yang tersirat, bisa juga dijelaskan
tepi pasir/menggulung menuju makna yang belum jelas bahwa benar atau
teluk/gugur ke tanah/keranda muram salah artinya (Yasari, 2020:18). Seperti
diusung ke makam (Tonggak 1, 1987), contoh bait puisi yang berjudul “Perenang
mempunyai makna mengerjakan sesuatu Buta” Ia seperti hendak kembali ke arah
sampai ke ujungnya, jika terus dikerjakan teluk, di mana putih layar pastilah iri
maka akan berhasil (menggulung menuju pada bola matanya (Dewanto, 2007).
teluk), dan jika menyerah untuk Penulis sengaja menggunakan bahasa adi
mengerjakannya maka tidak akan berhasil luhung dan menyembunyikan makna
(gugur ke tanah).Harus dianalisis terlebih serapat mungkin, malah seolah-olah ingin
dahulu agar mengetahui makna menaruh setinggi mungkin dari jangkauan
sebenarnya.Berikut paparan salah satu penafsiran para pembaca. Berikut paparan
data memiliki makna yang tersirat dari salah satu data memiliki makna samar-
penulis. samar atau diterangkan tidak begitu jelas.
Data 2a. sudah sekian waktu pesona retak Data 5a. sejak kalian memuja rembulan
dipertontonkan selalu saja ada dahan-dahanya sudah patah oleh
yang hilang dari alam raya entah cahaya
ke mana lesapnya hingga tiang- engkau mengingkarinya dengan
tiang patah gemeretak debu-debu cairan kopi
terbang mencabik-cabik bumi yang menguar di antara harumnya
terbelah sudah sekian waktu bunyi kenangan
letusan menghentikan gerak Pada bait kedua puisi di atas,
pertumbuhan hutan
penulis menggunakan klausa sejak kalian
Pada puisi Membelah Bumi
memuja rembulan yang masih memiliki
Membuka Jarak karya Ali Syamsudin Arsi
makna yang samar-samar. Dalam puisi
terdapat bentuk ekologi implisit. Pada
tersebut tidak dijelaskan makna memuja
klausa mencabik-cabik bumi terbelah

106
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
rembulan hanya sebagai kagum terhadap jelas mengerti maksud dan tujuan dari
bulan atau memuja bulan sebagai Tuhan. pernyataan yang dinyatakan oleh penutur
Bulan termasuk ekologi luar angkasa. (Yasari, 2020:18). Berikut adalah salah
satu data unsur yang menggunakan diksi
Bentuk Ekologi Eksplisit Pada Bunga sederhana.
Rampai Puisi Indonesia Seperti
Data 2b. Ia lupa, hari itu pasca-tsunami
Belanda : dari Konflik Aceh ke MoU
Pakta perdamaian telah
Helsinki
ditandatangani
1) Bahasa yang mudah dimengerti
Semua orang bersenjata telah
Makna eksplisit merupakan makna yang dilucuti
Kecuali serdadu, tentu!
diutarakan secara gamblang, tegas, dan
Pada puisi karya Ahmadun Yosi
berterus terang (Yasari, 2020:18). Berikut
Herfanda di atas menggunakan bentuk
adalah salah satu data unsur bahasa yang
ekologi dengan menggambarkan jelas
mudah dimengerti.
maksud dalam puisi. Kata tsunami
Data 1b. Siang itu orang-orang
memiliki arti bencana alam yang terjadi
berkumpul di hadapan moncong
senjata: para penjaga pengaman saat gempa di dasar laut dan menciptakan
negara. Aku pikir
gelombang laut naik kedaratan. Tsunami
para penjaga pengaman negara,
sungguh, tidak mengenal tersebut adalah bencana alam yang pernah
puisi dan hujan yang kerap
terjadi di Aceh pada tahun 2004 silam.
mengotori bajumu itu. Selain
menembak.
Pada bait puisi di atas
3) Menggambarkan jelas maksud
menggunakan kata siang yang dalam puisi.
Makna eksplisit merupakan
menunjukkan sebuah ekologi waktu yang
informasi dengan unsur gramatikal yang
terdapat pada baris pertama. Selanjutnya,
jelas (Yasari, 2020:18). Berikut adalah
pada baris keempat pada puisi tersebut
salah satu data yang menggunakan unsur
juga menggunakan kata hujan yang
menggambarkan jelas maksud dalam
termasuk ke dalam ekologi air. Kata
puisi.
tersebut termasuk ke dalam bentuk
Data 6b. Setiap hari, pagi dan sore
ekologi eksplisit karena mengandung
diantarkan koran dan televisi
unsur bahasa yang mudah dimengerti. Aceh menangis, Aceh pun
mengalir dalam sedu-sedanku
mengalir dalam air mataku yang
2) Menggunakan diksi yang terus menderai bersama sungai
sederhana terpanjang yang mengalir ke balik
Menggunakan diksi yang langit berlika-liku di sela bintang
gemintang mencari Telaga Al
sederhana, sehingga pendengar dengan
Kautsar

107
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
Puisi di atas memiliki bentuk puisi Jangan Biar Benalu Mematikan
ekologi eksplisit. Pada puisi di atas Pohon Damai karya Nasir Djamil yang
memiliki unsur menggambarkan jelas memiliki 15 data bentuk ekologi dalam 4
maksud dalam puisi. Kata yang termasuk bait.
adalah : hari, pagi, dan sore yang
DAFTAR PUSTAKA
termasuk ke dalam ekologi waktu, sungai
A’yuni, Kurrotun. 2020. Analisis
dan telaga termasuk ke dalam ekologi air Konotasi Dan Denotasi Pada Teks
Puisi Karya Siswa Kelas X Ma
dan sungai, langit dan bintang termasuk
Ma’arif Udanawu Blitar. Skripsi.
ke dalam ekologi langit. Tulungagung: Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung

PENUTUP Amri, Yulianti, Yunus, dkk. 2016. RBI


Risiko Bencana Indonesia. Jakarta:
Berdasarkan hasil temuan analisis
BNPB.
dan pembahasan bentuk ekologi sastra
Ardhana. 2012. Ekologi Tumbuhan.
pada Bunga Rampai Puisi Indonesia
Denpasar: Udayana University
Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke Press.
MoU Helsinki, maka dapat disimpulkan
Asyifa, Nurul Putri, Vera Soraya. Kajian
sebagai berikut. Pada Bunga Rampai Puisi Ekologi Sastra (Ekokritik) Dalam
Antologi Puisi Merupa Tanah Di
Indonesia Seperti Belanda: dari Konflik
Ujung Timur Jawa. Jurnal. Vol 1.
Aceh ke MoU Helsinki lebih banyak Jawa Timur: Universitas Jember.
bentuk ekologi eksplisit daripada bentuk
Drew, Erin and John Sitter. 2013.
ekologi implisit. Bentuk ekologi eksplisit Ecocriticism and Eighteenth.
Century Studies: Literature
dalam Bunga Rampai Puisi Indonesia
Compass 8.5
Seperti Belanda: dari Konflik Aceh ke
Endraswara, Suwardi. 2016. Metodologi
MoU Helsinki berjumlah 72 data dari 44
Penelitian Ekologi Sastra;
puisi. Selanjutnya, dalam bentuk ekologi Konsep, Langkah dan Penerapan.
Jakarta: PT. Buku Seru.
implisit hanya berjumlah 34 data dari 23
puisi. Dari hasil penelitian, data pada Harsono, Siswo, 2016. Kritik Sastra
Berwawasan Lingkungan. Jurnal
bentuk ekologi implisit terdapat banyak
Ekokritik. Vol.32 No.1. Semarang:
dalam puisi Jangan Biar Benalu Undip
Mematikan Pohon Damai karya Nasir
Harun, Mohd. 2018. Pembelajaran Puisi
Djamil yang memiliki 7 data bentuk untuk Mahasiswa. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
implisit dalam 4 bait. Selanjutnya, bentuk
ekologi eksplisit banyak terdapat pada

108
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
Haryono, dkk. 2014. Reformasi Kebijakan Puisi Suara Anak Keerom
Menuju Transformasi (Tinjauan Ekokritik). Jurnal.
Pembangunan Pertanian. Jakarta: Jayapura: Universitas
IAARD PRESS. Cendrawasih.

Herlina. 2019. Kearifan Lokal Untuk Marni, Silvia. 2016. Analisis Makna
Mitigasi Bencana Pada Intensi Pada Puisi-Puisi Penyair
Masyarakat Rawan Bencana Pemula: Analisis Puisi Karya
Gempa, Tsunami, Longsor, Banjir Siswa Sman Agam Cendekia.
di Kabupaten Pesisir Barat Jurnal Penelitian Bahasa dan
Provinsi Lampung. Tesis. Sastra Indonesia. Vol. 2 (1) hal
Semarang: Universitas Negeri 25-32. Malang: Universitas Negeri
Semarang. Malang.

Heryanto. 2016. Ekologi Gunung Slamet Maryam, Siti dkk. 2020. Analisis Puisi
Geologi, Klimatologi, “Mesin Riwayat” Karya Heri
Biodiversitas dan Dinamika Isnaini Dengan Pendekatan
sosial. Jakarta: LIPI Press. Semiotika. Jurnal Pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia. Vol
Hikmat, Ade dkk. 2017. Kajian Puisi. 3 No 5. Cimahi: IKIP Siliwangi.
Jakarta: UHAMKA Utomo.
Muri Yusuf, A. 2017. Metode Penelitian
Irawan, Rony Heri dkk. 2019. Melindungi Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Ekologi Sungai dengan Teknologi Penelitian Gabungan. Jakarta:
Informatika. Malang: CV. Literasi Kencana.
Nusantara Abadi.
Nasikhah, Durotan. 2018. Analisis
Kaswadi. 2017. Paradigma Ekologi Ekologi Sastra pada Kumpulan
Dalam Kajian Sastra. Jurnal Puisi Aku Hanya Ingin Jadi
Paramasastra. Vol. 2 No. 2. Penyair Biasa. Skripsi. Riau:
Surabaya: Universitas Negeri Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Surabaya.
Nugrahani, Farida. 2014. Metode
Kulsum, Ummi. 2017. Membaca Penelitian Kualitatif. Solo: Cakra
Pertarungan Hanna, Menjelajah Books.
Sakralitas Rimba Sumatera. Jurnal
Ilmiah edukasi. Vol. 8 No.1. Nurhayati, E. (2019). Cipta kreatif karya
Malang: Universitas Brawijaya. sastra. Bandung: Yrama Widya.

Kristanto, Philip. 2013. Ekologi Industri. Nurmawati, Fulusia. 2021. Kajian Ekologi
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET. Sastra dalam Kumpulan Cerita
Fabel Anak Tupai Yang Jera dan
Lynch, Tom dkk. 2012. The Bioregional Kisah Lainnya Karya Yudhistira
Imagination : Literature, Ecology, Ikranegara. Jurnal. Surakarta:
and Place. Georgia: University of Universitas Sebelas Maret.
Georgia Press .
Permana, Genta. 2017. Kondisi Hutan
Mantiri, Grace J.M. 2019. Bentuk-Bentuk Konservasi Pt. Kencana Sawit
Satire Ekologis dalam Kumpulan Indonesia (Ksi) Dengan

109
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)
Menggunakan Aplikasi Gap Light Sayuti, Sumianto A. 2018. Modul Mata
Analysis Mobile App (Glama). Kuliah Puisi : Hakikat, Ciri, dan
Skripsi. Padang: Universitas Fungsi Puisi. Yogyakarta:
Andalas Padang. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rangkuti, Ahmad Muhtadi. 2014. Ekologi Sebayang, S. K. H. 2018. Analisis Struktur


Perairan. Bogor: IPB Press. Batin Puisi Sesamar Kasih Pencari
Rezeki Karya Dwi Ayu Utami
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Nasution. Jurnal Basastra. Vol
Penelitian: Kajian Budaya dan 7(1), hal 1–13. Binjai: STKIP
Ilmu Sosial Humaniora Pada Budidaya Binjai.
Umumnya. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta. Setiaji, Aria Bayu. 2020. Representasi
Dan Nilai Kearifan Ekologi Puisi
Ratna Sarumpaet, Riris K. Toha, M. B. “Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi
2010. Rona Budaya : Festschrift Djoko Damono ( Ekokritik Greg
untuk Sapardi Djoko Damono. Garrard). Jurnal. Ambon: Institut
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Agama Islam Negeri Ambon.
Indonesia.
Setyuwati, Ilma Dzina. 2020. Analisis
Rumanasari, Ratih Dwi dkk. 2017. Makna Konotatif Pada Antologi
Biodiversitas Burung pada Puisi Sajak Hoax Karya Sosiawan
Beberapa Tipe Habitat di Kampus Leak Dan Relevansi Dalam
Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
MIPA Unsrat Vol. 6 (1) hal. 43-46. Ma (Sebuah Kajian Semantik).
Manado: FMIPA UNSRAT. Skripsi. Surakarta: Institut Agama
Islam Negeri Surakarta.
Samsu. 2017. Metode Penelitian: (Teori
dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Siringoringo. 2019. Pengaruh Teknik
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Critical Incident terhadap
Research & Development). Jambi: Kemampuan Menelaah Unsur-
Pusat Studi Agama dan unsur Pembangun Teks Puisi oleh
Kemasyarakatan (PUSAKA) Siswa SMP Negeri 2 Parapat
Tahun Pembelajaran 2019/2020.
Sari, Mardiana. 2018. Ekologi Sastra pada Skripsi. Parapat: Universitas
Puisi dalam Novel Bapangku HKBP Nommensen.
Bapuunkku Karya Pago Hardian.
Jurnal Bahasa Sastra. Vol 1 No 1. Sudikan, Setya Yuwana. 2016. Ekologi
Palembang: Universitas PGRI Sastra. Lamongan: Pustaka
Palembang. Ilalang.

Sartika, Ayu. 2019. Pendidikan Seks Anak Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Usia Dini Pada Cerita Anak Aku Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Anak Yang Berani Karya Watiek Bandung: PT. Alfabet.
Ideo Dan Relevansinya Pada Sulaima, Umi. 2019. Pengaruh Komposisi
Pembelajaran Di Taman Kanak- Media Dan Beberapa Strain Jamur
Kanak. Skripsi. Jawa Tengah: Terhadap Pertumbuhan Dan
Universitas BUMIAYU. Sintesis Metabolit Jamur Yang
Berperan Sebagai Farmakokimia.

110
Jurnal Kande Vol. 3 No. 1; April 2022; hlm. 93-111
Tesis. Malang: Universitas Widianti, Ande Wina. 2017. Kajian
Muhammadiyah Malang. Ekologi Sastra dalam Kumpulan
Cerpen Pilihan Kompas 2014 di
Sumarto, Saroyo dan Roni Koneri. 2016. Tubih Tarra dalam Rahim Pohon.
Ekologi Hewan. Bandung: CV. Jurnal Diksara. Vol 1(2), 109.
Patra Media Grafindo. Jawa Barat: Universitas Galuh.

Supriyono, dkk. 2018. Diksi Konotatif Wiyatmi dkk. 2017. Ekofeminisme: Kritik
Puisi-Puisi Subagio Sastra Berwawasan Ekologis dan
Sastrowardoyo dan Feminis. Yogyakarta: Cantrik
Implementasinya dalam Pustaka.
Pembelajaran Apresiasi Sastra di
SMA. Jurnal Gramatika. Vol. 4
(1) hal 104-117. Padang: STKIP
PGRI Sumatera Barat.

Suragih. 2017. Aspek Ekologis dan


Determinan Produksi Kopi
Arabika Spesialti di Wilayah
Dataran Tinggi Sumatera Utara.
Jurnal Wilayah dan Lingkungan.
Vol.6 No.2 Hal. 74.
Pematangsiantar: Universitas
Simalungun.

Suroso. 2018. Jati (Tectona Grandis).


Yogyakarta: Dinas Kehutanan dan
Perkebunan DIY.

Susanto. (2017). Ekologi: Konservasi


Sumberdaya Hayati. Purwokerto:
UM Purwokerto Press.

Susilo, Ragil. 2017. Kajian Ekologi Sastra


CInta Semanis Racun 99 Cerita
Dari 9 Penjuru Dunia Terjemahan
Anton Kurnia. Jurnal NOSI.
Volume 5, Nomor 5. Jawa Timur:
Pascasarjana Universitas Islam
Malang.

Suwardi Endaswara. 2016. Metodologi


Penelitian Ekologi Sastra.
Yogyakarta: Caps Publishing.

Utomo, Suyud Warno dkk. 2014. Ekologi:


Pengertian, Ruang Lingkup
Ekologi dan Ekosistem. Jakarta:
Universitas Terbuka.

111
Analisis Ekologi dalam....(Aiyub Septian Al Anshari, Radhiah*, Masithah Mahsa)

Anda mungkin juga menyukai