Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN EKOLOGI SASTRA CINTA SEMANIS RACUN 99 CERITA DARI 9

PENJURU DUNIA TERJEMAHAN ANTON KURNIA

Ragil Susilo
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
ragilsusilo11@yahoo.co.id
Abstrak:Ada dua cakupan masalah yang menjadi fokus penelitian tentang
ekologi sastra pada lima cerpen mancanegara terjemahan Anton Kurina,
yaitu (1) proses ekokritik sastra yang terkait dengan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi (2) kajian ekokritik sastra yang berkaitan
dengan ecofeminism, ecopolitics, ecososial, ecoculture, dan ecological
imperialism. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam
penelitian ini adalah lima Cerpen dari Sehimpun Cerpen terbaik di dunia
Cinta Semanis Racun 99 Cerita dari 9 Penjuru Duniaterjemahan Anton
Kurnia. Pada sumber data tersebut dipilih 5 cerpen dari 9 penjuru dunia
(mancanegara). Data penelitian ekokritik (ecocriticism) berupa teks cerita
pendek yang mengandung ungkapan-ungkapan mengagungkan lingkungan
atau kritik terkait dengan lingkungan. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman, yakni dengan
langkah-langkah (1) reduksi data, (2) pemaparan data, (3) analisis data,
dan (4) penyimpulan.Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa
proses ekokritik diperlukan dalam proses pembuatan sastra berbasis
lingkungan. Pada dasarnya ketiga unsur tersebut memang adanya suatu
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Proses ekokritik sangat
membantu pengarang dalam membuat suatu karya yang menarik. Terlihat
bahwa ontologi, epistemologi, dan aksiologi menghidupkan suatu cerita.
Memang tampak bahwa kajian ekologi mempengaruhi letak geografis
seseorang dalam mengangkat suatu cerita, antara ecofeminism, ecopolitics,
ecososial, ecoculture, dan ecological imperialism. Pada implikasi
pembelajaran ketiga unsur tersebut sangat memudahkan peserta didik
dalam mengembangkan cerita atau membuat cerita. Oleh karena itu,
terdapat temuan strategi pembelajaran terkait sastra berbasis lingkungan
yaitu ecological existential yaitu berupa strategi baru terkait pembelajaran
sastra berbasis lingkungan.

Kata-kata kunci: proses ekokritik, kajian ekokritik

PENDAHULUAN khas tiap-tiap sastrawan dalam memun-


culkan suatu kekhasan dalam cerpennya
Penelitian ini berkaitan dengan sastra, apalagi mancanegara. Peneliti ingin
mengangkat sesuatu yang baru dan mengkaji gaya pandang sastrawan
masih belum sepenuhnya diangkat dalam mancanegara dalam menerapkan kehidu-
sebuah penelitian. Penelitian ini pannya dalam dunia fiksi yaitu cerpen.
mengkaji tentang cerpen dari manca- Awal mula sebagai dasar pemikiran
negara. Setiap individu mempunyai cara yang melatarbelakangi peneliti mengam-
serta pandangan dan gaya tersendiri bil sebuah kajian ekologi adalah bahwa
untuk menunjukkan suatu kekhasan Indonesia sangat beragam budaya dan
dalam membuat cerpen, dalam negeri pesonanya. Budaya dan pesona tersebut
sendiri saja sudah banyak sekali gaya
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
melekat pada salah satu contoh wilayah dengan lingkungannya. Sastra adalah
yang sebagai daya tarik wisatawan untuk tanaman. Tanaman membutuhkan sum-
berkunjung di wilayah tersebut yakni ber daya kehidupan dari lingkungannya,
Bali dan Yogyakarta. Bali sangat ramah, dan memengaruhi lingkungan begitu
kental akan budaya serta pesona juga sebaliknya lingkungan memenga-
alamnya, tidak hanya itu sejak dini anak- ruhi pertumbuhan dan perkembangan
anakpun cinta terhadap budaya dan tanaman. Itulah sebabnya sastra tidak
lingkungan. Yogyakarta tidak jauh akan lepas dari lingkungannya. Berda-
berbeda dengan Bali, oleh karena itu sarkan makna ekologi di atas maka
banyak wisatawan domestik dan jelaslah bahwa ekologi merupakan
mancanegara tertarik dengan keindahan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu
kedua wilayah tersebut. Landasan biologi. Oleh karenanya ilmu biologi
pemikiran dari sanalah peneliti tertarik sering disebut dengan biologi
untuk mengkaji sejauh mana lingkungan lingkungan.
berpengaruh dalam kehidupan serta pola Ekologi dalam sastra artinya timbal
pikir seseorang untuk menerapkan dalam balik dalam lingkungan dengan
kehidupan. Peneliti tertantang untuk makhluknya, dari situ dapat dipahami
lebih luas lagi mengkaji letak geografis bahwa memang benar sastra dengan
seseorang di mancanegara terkait dengan lingkungan tidak bisa dipisahkan satu
sastra berbasis lingkungan. Sehingga sama lainnya. Sastra dengan lingkungan
memunculkan asumsi untuk mencerminkan bahwa keindahan sastra
mengimplikasikan pembelajaran sastra sangat mempunyai seni yang menarik
berbasis lingkungan. Tujuan penelitian untuk dipelajari. Sastra yang digunakan
ini adalah ingin mengetahui letak selalu melibatkan alam untuk
geografis seseorang dalam menerapkan berinteraksi dengan seni, seni yang
kehidupan yang ada di lingkungan berwarna sehingga sastra serasa hidup
tersebut sebagai pengaruh pembuatan dan nyata jika dikaitkan dengan
suatu karya fiktif. lingkungan.
Lingkungan dengan sastra tidak bisa Lingkungan sangat menentukan
dilepaskan, karena sastra selalu sastra, begitupula dengan sastra menen-
mengaitkan lingkungan untuk tukan lingkungan. Kajian ini melihat
menghidupkan suatu cerita serta satu titik dari tiap-tiap negara untuk
mendramatisir suatu cerita. Sehingga mengetahui bagaimana peran sastra dan
sastra tidak bisa lepas dari lingkungan. lingkungan, pandangan seseorang
Setiap perilaku dalam hidup pastinya pastinya dipengaruhi dari letak geografis
tidak lepas dari sebab dan akibat, sama para sastrawan dalam menciptakan
halnya dengan kajian ini yakni ekologi karyanya khususnya pada cerpen. Sastra
sastra yang berkaitan dengan timbal dan lingkungan mempunyai unsur timbal
balik antara makhluk hidup dengan balik, sastra dan lingkungan dapat
lingkungannya. Ekologi sastra memang mementukan pula dalam menghidupkan
sangat erat dengan timbal balik dari suatu cerita yang diambil. Penulis
lingkungan, oleh karena itu timbal balik terkadang mengaitkan unsur lingkungan
dari sebuah karya sastra dengan yang ada pada sekitar untuk
lingkungan sangat berperan penting menghidupkan cerita tersebut. Oleh
untuk menghidupkan suatu cerita. karena itu sastra saling menunjukkan
Menurut Endraswara (2016a:3) timbal balik.
Ekologi sastra seperti halnya sebuah Penelitian ini yaitu lebih mendalami
tanaman adalah ilmu yang mempelajari pada kaitannya sastra dengan
hubungan timbal balik antara tanaman lingkungannya. Bahwasanya sastra
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
dengan lingkungan memang saling atau anggapan dasar adalah (1)Sastra
berkaitan yaitu mempunyai umpan balik selalu melibatkan lingkungan dalam
antara sastra dengan lingkungan. Dari mengembangkan suatu cerita yaitu
dasar itulah peneliti ingin mengetahui mengaitkan antara alam dan makhluk
kaitannya pada sastra dengan lingkungan disekitarnya. (2) Representasi alam
dalam karya terbaik mancanegara. Oleh dalam meningkatkan ataupun menghi-
karena itu peneliti ingin mengetahui dupkan suatu cerita yang berkaitan
sejauh mana sastrawan mancanegara dengan sastra. (3) Sebuah tuntutan alam
mengaitkan sastra dengan lingkungan, ataupun letak geografis sangat
akankah ada timbal baliknya antara menentukan dalam pembuatan karya
sastra dengan lingkungan dalam fiktif yang melibatkan makhluk
mancanegara. disekitarnya untuk menghidupkan suatu
Berdasarkan latar belakang tersebut, cerita.
maka penelitian ini mengkaji tentang Menurut Tarigan (2015:187) kata kritik
ekologi sastra dengan judul “Kajian yang lazim digunakan dalam bahasa
Ekologi SastraCinta Semanis Racun 99 Indonesia berasal dari bahasa Yunani
Cerita dari 9 Penjuru Dunia terjemahan krinein yang berarti “Menga-mati,
Anton Kurnia” membanding, dan menim-bang.” Dalam
Fokus penelitian merupakan Ensiklopedia Indonesia dapat kita baca
cakupan yang penting dalam perumusan keterangan bahwa “kritik adalah
masalah. Berdasarkan latar belakang penilaian (penghargaan), terutama
yang telah diuraikan tersebut, fokus mengenai hasil-hasil seni dan ciptaan-
penelitian meliputi (1) Bagaimanakah ciptaan seni.” F-M (dalam Tarigan,
proses ekokritik meliputi (ontologi, 2015:187).
epistemologi, dan aksiologi) Cinta Menurut Sudikan (2016:1) Istilah
Semanis Racun 99 Cerita dari 9 Penjuru ecocritism dari bahasa Inggris yang
Dunia terjemahan Anton Kurnia? (2) merupakan bentukan kata ecology dan
Bagaimanakah representasi kajian eko- criticism. Ekologi merupakan bentukan
kritik sastra Cinta Semanis Racun 99 dari kata oikos dan logos. Dalam bahasa
Cerita dari 9 Penjuru Dunia terjemahan Yunani, oikos berarti rumah-tempat
Anton Kurnia? tinggal: tempat tinggal semua
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, perempuan dan laki-laki, hewan,
maka terdapat tujuan penelitian yang tumbuhan, air, tanah, udara, dan
sesuai dengan fokus penelitian. matahari.Ekologi mempelajari hubung-
Berkaitan erat dengan itu maka tujuan an antarmanusia dan lingkungan hidup,
penelitian meliputi (1)Mendeskripsikan mengaitkan ilmu kemanusiaan dan ilmu
proses ekokritik meliputi (ontologi, alam, bersifat interdisipliner. Ekologi
epistemologi, dan aksiologi) Cinta dapat diartikan sebagai kajian ilmiah
Semanis Racun 99 Cerita dari 9 Penjuru tentang pola hubungan-hubungan tum-
Dunia terjemahan Anton Kurnia.(2) buhan, hewan-hewan, dan manusia
Mendeskripsikan representasi kajian terhadap satu sama lain dan terhadap
ekokritik sastra Cinta Semanis Racun 99 lingkungannya. Sedangkan ‘kritik’
Cerita dari 9 Penjuru Dunia terjemahan dalam bahasa Yunani, yang diartikan
Anton Kurnia. sebagai bentuk ‘menghakimi’ dan
Di dalam penelitian ini, asumsi atau ‘ekspresi penilaian’ tentang kualitas-
gagasan dasar sangat perlu untuk kualitas baik atau buruk. Secara
dirumuskan secara jelas sebelum sederhana ekokritik dapat dipahami
melangkah mengumpulkan data. sebagai kritik berwawasan lingkungan.
Perlunya peneliti merumuskan asumsi
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
Menurut Endraswara (2016a:22) Cinta Semanis Racun 99 Cerita dari 9
ekokritik lahir tidak dalam kekosongan Penjuru Duniaterjemahan Anton Kurnia.
perspektif. Filosofi ekokritik sastra dapat Diterbitkan oleh Penerbit DIVA press
dipahami dari aspek ontologi, anggota IKAPI Jakarta, Agustus 2016,
epistemologi, dan aksiologinya. Dari sisi cetakan pertama, dan 632 halaman; 24
ontologi, ekokritik sastra adalah cm. Pada buku tersebut yang menarik
perspektif pemahaman sastra yang untuk diteliti adalah mencakup semua
mengaitkan fakta estetis dengan benua.Sehingga peneliti tertarik untuk
lingkungan dan sastra. Dari sisi meneliti kajian ekologi sastra
epistemologis, dilandasi konsep bahwa berdasarkan seluruh benua yang diambil
sastra hadir dari tuntutan lingkungannya. secara random sampling.
Adapun aspek aksiologi, ekokritik sastra Sumber data merupakan sebuah sumber
berguna untuk mengungkap hubungan yang dijadikan pegangan untuk
simbiosis antara lingkungan dan sastra. memperoleh data yang dibutuhkan
dalam sebuah penelitian. Sumber data
METODE dalam penelitian ini adalah lima Cerpen
Penelitian yang dilakukan ini berjenis dari Sehimpun Cerpen terbaik di dunia
penelitian deskriptif kualitatif yaitu pada Cinta Semanis Racun 99 Cerita dari 9
analisis teks sastra. Ciri utama penelitian Penjuru Duniaterjemahan Anton Kurnia.
deskriptif adalah paparannya yang Diterbitkan oleh Penerbit DIVA press
bersifat relatif atau banyak uraian kata- anggota IKAPI Jakarta, Agustus 2016,
kata. Data yang dikumpulkan adalah cetakan pertama, dan 632 halaman; 24
berupa kata-kata, gambar, dan bukan cm. Pada sumber data tersebut dipilih 5
angka-angka. Hal itu disebabkan oleh cerpen dari 9 penjuru dunia
adanya penerapan metode kualitatif. (mancanegara).
Selain itu, semua yang dikumpulkan Teknik pengumpulan data yang
berkemungkinan menjadi kunci terhadap dipergunakan dalam penelitian ini ialah
apa yang sudah diteliti. teknik pustaka, teknik simak, dan
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi catat.Teknik pustaka merupakan
instrumen atau alat peneliti adalah pengambilan data dari sumber tertulis
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu oleh peneliti dalam rangka memperoleh
peneliti sebagai instrumen juga harus data yang mendukung untuk dianalisis.
“divalidasi” seberapa jauh peneliti Pengumpulan data melalui teknik
kualitatif siap melakukan penelitian yang pustaka ini dilakukan dengan membaca,
selanjutnya terjun kelapangan. Validasi mencatat, dan mengumpulkan data-data
terhadap peneliti sebagai instrumen dari sumber data tertulis. Selanjutnya
meliputi validasi terhadap pemahaman sumber tertulis itu dilakukan pembacaan
metode penelitian kualitatif, penguasaan dengan seksama lalu dipilih yang sesuai
wawasan terhadap bidang yang diteliti, dengan kajian ekologi dan ekokritik
kesiapan peneliti untuk memasuki objek sastra dalam bacaan tersebut yang
penelitian, baik secara akademik maupun dijadikan data penelitian.
logistiknya (Sugiyono, 2016:59). Pencatatan data dalam penelitian ini
Setting penelitian yang dimaksud adalah dengan menerapakan kartu data. Data
tempat dan waktu pelaksanaan dicatat pada kartu data yang telah
penelitian. Berdasakan kajian penelitian disiapkan dengan diberi nomor urut data
yang diambil berupa analisis teks sastra, dan kolom arti sesuai dengan kata - kata
sehingga tempat penelitian diganti yang diteliti dalam cerpen sehingga akan
dengan pengambilan data atau buku mudah mengklasifikasikan data dan
yang dirujuk. Buku yang dirujuk adalah menganalisisnya.
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
Ada beberapa cara untuk menguji ekologi berwawasan gender, (2) ekologi
kepercayaan penelitian, yaitu: menguji berwawasan politik, (3) ekologi sosial,
terpercayanya temuan. Dalam hal ini (4) ekologi budaya, dan (5) ekologi
dapat dilakukan dengan cara: (a) imperalisme. Kajian tersebut sudah
memperpanjang waktu tinggal bersama disesuaikan dengan teori dan analisis
masyarakat yang diteliti (dalam yang di kaji oleh peneliti.
penelitian sastra hal ini digantikan
dengan membanidng-bandingkan data Implikasi Proses Ekokritik dalam
dari berbagai sumber data), (b) Pembelajaran Sastra
mengamati lebih tekun (dalam penelitian Menurut Endraswara (2016a:22)
sastra hal ini digantikan dengan ekokritik lahir tidak dalam kekosongan
membaca kritis secara berulang-ulang perspektif. Filosofi ekokritik sastra dapat
sampai tidak ditemukan lagi perubahan dipahami dari aspek ontologi,
data), (c) menguji secara triangulasi. epistemologi, dan aksiologinya. Dari sisi
ontologi, ekokritik sastra adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN perspektif pemahaman sastra yang
Paparan data dan temuan penelitian ini mengaitkan fakta estetis dengan
berdasarkan pada teori yang ada pada lingkungan dan sastra. Dari sisi
bab II. Kajian paparan data terdapat epistemologis, dilandasi konsep bahwa
uraian atau deskripsi dari analisis terkait sastra hadir dari tuntutan lingkungannya.
dengan lima cerpen mancanegara. Pada Adapun aspek aksiologi, ekokritik sastra
bab ini akan dijelaskan klasifikasi berguna untuk mengungkap hubungan
temuan data yaitu (1) proses ekorkitik simbiosis antara lingkungan dan sastra
dan (2) kajian ekokritik. [....].
Ekokritik merupakan kajian yang ada Pembahasaan tersebut terdiri dari dua
dalam penelitian ini, peneliti implikasi, yaitu(1) implikasi proses
memaparkan data yang berkaitan dengan ekokritik dalam pembelajaran sastra dan
proses ekokritik. Berdasarkan pada latar (2) implikasi hasil kajian ekokritik dalam
belakang yang telah dikemukakan strategi pembelajaran.
bahwasanya lingkungan sangat berkaitan Berdasarkan teori tersebut peneliti
erat dengan sastra, yaitu sebagai unsur membenarkan serta sepakat dengan teori
timbal balik yang membuat sastra tersebut. Teori tersebut memang benar
semakin hidup dan begitu pula adanya bahwa ekokritik dapat dipahami
sebaliknya penyampaian pesan moral melalui aspek ontologi, epistemologi,
juga mudah dipahami. Pada Bab II dan aksiologi. Tiga aspek itu merupakan
menyatakan untuk proses ekokritik proses ekokritik yang digunakan untuk
mencakup tiga komponen yang akan di mengetahui esensi suatu karya sastra
analisis yaitu: (1) ontologi, (2) berbasis lingkungan. Teori tersebut
epistemologi, dan (3) aksiologi. Kajian sesuai dengan harapan peneliti terkait
tersebut sudah disesuaikan dengan teori proses ekokritik yang melibatkan unsur
dan analisis yang di kaji oleh peneliti. hakikat, makna dan timbal balik antara
Kajian kedua yaitu berkaitan dengan sastra dengan lingkungan. Berdasarkan
kajian ekokritik. Representasi dari kajian hal tersebut dapat pula diterapkan dalam
ekokritik, artinya cakupan yang pembelajaran.
mewakili atau yang sesuai dengan Pembelajaran yang baik adalah
fungsinya yang tepat dari judul-judul berdasarkan acuan dari kurikulum,
yang diambil dan rangkuman maksud kurikulum yang digunakan berbasis
dari kajian tersebut. Kajian ekokritik Kurikulum 2013 atau K13. Pada proses
mencakup lima komponen yaitu(1) ekokritik yang dibahas dalam penelitian
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
ini terdapat berbagai implikasi yang Implikasi dalam cerita pendek lima
dapat digunakan dalam pembelajaran mancanegara tersebut mengajarkan akan
khususnya sastra. Proses ekokritik pentingnya suatu interaksi antara gender,
tersebut meliputi(1) ontologi, (2) politik, sosial, budaya, dan juga sikap
epistemologi, dan (3) aksiologi. Tiga yang berpusat pada manusia. Implikasi
tahapan tersebut dapat diambil garis yang dimaksud adalah terkait dengan
besarnya dalam suatu pembelajaran ecofeminism, ecopolitics, ecososial,
sastra jika dikaitan dengan objek dari ecoculture, dan ecological imperialsm.
lima cerpen mancanegara. Peneliti menemukan kebenaran teori
Proses ekokritik yang mencakup tiga yang ada pada penelitian ini. Bahwa
komponen yang membuat kajian ekologi adanya lima unsur pada Cinta Semanis
semakin mudah dipahami dengan selalu Racun 99 Cerita dari 9 Penjuru Dunia
melibatkan alam, hakikat serta unsur terjemahan Anton Kurnia. Lima unsur
timbal baliknya. Pada ekokritik tersebut tersebut sebagai landasan yang kuat
dapat diimplikasikan pada Kurikulum sebagai implikasi pembelajaran sehingga
2013 Rencana Pelaksanaan Pembelajar- memunculkan strategi pembelajaran baru
an (RPP) SMA/SMK/MA/Sederajat berkaitan dengan lingkungan sebagai
yang digunakan oleh pendidik untuk sarana yang menarik terkait proses
mengem-bangkan pembelajaran yang pembelajaran sastra.
berkaitan dengan ekologi sastra meliputi; Berdasarkan materi yang ada pada
apersepsi, kegiatan inti, dan penutup. Kurikulum 2013 pada kompetensi inti
Selain pada kegiatan pendahuluan, menyertakan KI 3 dan KI 4 sebagai
kegiatan inti juga terkait dengan “Lima landasan pembelajaran berbasis
M” yaitu(1) mengamati, (2) menanya, lingkungan yaitu KI 3: Memahami,
(3) mengumpulkan informasi, (4) meng- menerapkan, menganalisis dan
asosiasi, dan (5) mengomunikasikan. mengevaluasi pengetahuan faktual,
Sehingga peserta didik mudah konseptual, prosedural, dan metakognitif
memahami suatunasihat yang baik. berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
Nasihat tersebut tidak lepas dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
lingkungan yang berkaitan dengan budaya, dan humaniora dengan
keadaan di lingkungan sekitar, yaitu wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
lingkungan antar sesama atau teman kenegaraan, dan peradaban terkait
sejawat untuk berinteraksi dalam penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pembelajaran sastra menerapkan pengetahuan prosedural
berbasis lingkungan. pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
Implikasi Hasil Kajian Ekokritik memecahkan masalahdan KI 4:
dalam Strategi Pembelajaran Sastra Mengolah, menalar, menyaji, dan
Pembelajaran berbasis ekologi sangat mencipta dalam ranah konkret dan
tepat jika dikaitkan dengan pembelajaran ranah abstrak terkait dengan
sastra, karena lingkungan sangat pengembangan dari yang dipelajari di
menentukan proses imajinasi dalam sekolah secara mandiri serta bertindak
pembuatan suatu karya sastra. Karya secara efektif dan kreatif, dan mampu
sastra yang baik apabila melibatkan menggunakan metoda sesuai kaidah
lingkungan sebagai sarana penghidup keilmuan.
cerita atau mendramatisir suatu keadaan, Berdasarkan kompetensi inti
sehingga cerita tersebut bisa hidup dan memunculkan materi teks cerpen yang
penikmat masuk pada imajinasi cerita. sesuai dengan kompetensi dasar yaitu
pada Kompetensi Dasar 3.1 Memahami
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
struktur dan kaidah teks cerita pendek lingkungan berperan penting dalam
baik melalui lisan maupun tulisan dan sastra, data tersebut menjelaskan juga
Kompetensi Dasar 4.1 menginterpretasi bahwa semua itu berdasarkan dari
makna teks cerita pendek baik secara konsep atau makna yang secara tertata
lisan maupun tulisanyang terdapat pada dengan baik dan juga adanya unsur
Kurikulum 2013. Implikasi yang simbiosis antara lingkungan dengan
dimaksud adalah berkaitan dengan sastra. Oleh karena itu, temua data
ecofeminism yaitu pusat pada wanita menjelaskan proses ontologi,
yaitu menghargai perbedaan jenis epistemologi, dan aksiologi berperan
kelamin dan saling menghargai suatu dalam sastra dan lingkungan.
argumen tanpa melihat gender, Kajian kedua yaitu pada
kemudian ecopolitics yang dimaksud representatif kajian ekokritik sastra yang
adalah bagaimana sebuah tim kelompok meliputi: (1) ecofeminsm,(2) ecopolitics,
mempengarungi anggotanya untuk (3) ecososial, (4) ecoculture, (5)
memecahkan masalah yang diterapkan ecological imperialism. Kelima kajian
dalam pembelajaran serta bernegosiasi tersebut merupakan unsur pembangun
antar sesama terkait pembelajaran sastra, suatu kesimpulan atau keseluruhan dari
ecososial memunculkan saling kelima cerpen mancanegara tersebut.
menghargai dan bersosialisasi dengan Kajian data yang diambil berkaitan
interaktif, ecoculture menerapkan dengan isi yang ada pada kajian
budaya cinta lingkungan serta literasi ekokritik sastra.
yang berinovasi, dan ecological Terbukti dari kajian tersebut bahwa
imperialsm yang dimasud adalah semua adanya pola pikir penulis dalam
itu adalah kembali berpusat pada mengaitkan lingkungan dalam sastra dan
manusia, peserta didik sebagai pusat juga keterkaitan antara sastra dengan
utama dalam proses pembelajaran. lingkungan sangat bersimbiosis. Oleh
Sehingga dari ke lima unsur tersebut karena itu, sastra terhadap lingkungan
memunculkan strategi pembelajaran sangat berkaitan erat, sebagai sarana
baru. komunikasi terhadap sesama dan juga
sebagai pesan moral yang akan
SIMPULAN DAN SARAN disampaikan kepada manusia.
Simpulan
Pada penelitian ini terdapat simpulan Saran
yang terkait dengan proses ekokritik Kajian ekologi sastra termasuk pada
yaitu proses ekokritik berguna untuk kajian yang relatif baru. Oleh karena itu,
menemukan unsur makna, konsep dan dibutuhkan pemahaman yang sangat
unsur timbal balik pada sastra dengan mendalam lagi untuk mengkaji ekologi,
lingkungan. Ekologi kajian yang khususnya ekokritik sastra. Studi ekologi
digunakan sebagai dasar penelitian ini. sastra di Indonesia perlu dikaji secara
Ekologi sastra merupakan kajian lebih intensif dan terus mulai
berbasis lingkungan yang dikaitkan digalakkan, terutama pengkajian proses
dengan sastra. Pada ekologi terdapat ekokritik dan kajian ekokritik terhadap
proses ekokritik yaitu analisis kritik sastrawan-sastrawan
berbasis lingkungan, meliputi (1) Indonesia.Sehinggamenumbuhkan minat
ontologi, (2) epistemologi, dan (3) peneliti lain untuk ikut menggali dan
aksiologi. Temuan tersebut merupakan melestarikan sastra khususnya
bukti bahwa adanya proses ekokritik pengkajian ekologi sastra pada
dalam karya fiktif berupa cerpen. kumpulan cerpen.
Terbukti jelas bahwa fakta estetis
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
Bagi pendidik lebih menerapkan strategi Sugiyono. 2014. Cara Mudah
yang inovatif dalam pembelajaran Menyusun- Skripsi, Tesis, dan
khususnya melibatkan alam sebagai daya Disertasi. Bandung: Alfabeta.
tarik peserta didik untuk proses Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian
pembelajaran, sehingga proses Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
pembelajaran menarik dan lebih Suyanto. 2014. Ayo Mengarang Sastra.
menyenangkan.Tidak hanya bagi tenaga Lamongan: Pustaka Ilalang.
pendidik tetapi juga bagi pihak sekolah Tarigan, Henry Guntur. 2015. Prinsip-
untuk lebih menjaga serta memberikan prinsip Dasar Sastra. Bandung:
sarana taman serta membuat sekolah Angkasa.
lebih nyaman agar peserta didik bisa
memanfaatkan lingkungan sekolah untuk
proses pembelajaran di luar ruangan
kelas.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat
Sastra – Hakikat Metodologi dan
Teori. Yogyakarta: Layar Kata
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
Penelitian Sastra – Epistemologi
Model Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Caps.
Endraswara, Suwardi. 2016a. Metodologi
Penelitian Ekologi Sastra –
Konsep, Langkah, dan Penerapan.
Yogyakarta: Caps.
Endraswara, Suwardi. 2016b. Sastra
Ekologis Teori dan Praktik
Pengkajian. Yogyakarta: Caps.
Ismail, Fuad Farid & Abdul Hamid M.
2012. Cara Mudah Belajar Filsafat
– Barat dan Islam. Jogjakarta:
Ircisod.
Kurnia, Anton. 2016. Cinta Semanis
Racun – 99 Cerita dari 9 Penjuru
Dunia. Yogyakarta: Diva.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya.
Soebachman, Agustina. 2016. Mahir
Menulis dalam 4 Hari – Artikel,
Cerpen, Novel, Skripsi.
Yogyakarta: Kauna Pustaka.
Sudikan, Setya Yuwana. 2016. Ekologi
Sastra. Lamongan: Pustaka Ilalang.
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________
NOSI Volume 5, Nomor 5 Agustus 2017 _________________________________________

Anda mungkin juga menyukai