Nurhidayati Kurniasih
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan
Jalan Ahmad Yani Km. 32, Loktabat, Banjarbaru
baeasih@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kearifan lingkungan dalam kumpulan cerpen
Pilanggur Salusin Kisdap Banjar karya Hatmiati Masy’ud yang diwakili oleh Palak (Asap),
Tambun (Hantu Banyu), dan Tulak Bala (Tolak Bencana). Teori ekokritik dan teori sosiologi
digunakan dalam penelitian ini sebagai alat untuk menganalisis karya sastra dari sudut
pandang lingkungan dan menghubungkannya dengan fakta sosial yang diacunya. Metode
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif sedang teknik pengumpulan datanya
menggunakan teknik simak, teknik catat, dan teknik kepustakaan. Prosedurnya membaca
secara cermat; meneliti masalah kearifan lingkungan; mengklasifikasikan dan mengalisis
permasalahan lingkungan berdasarkan pendekatan sosiologi karya sastra dalam teori sosiologi
sastra dan teori ekokritik kemudian menyimpulkan kearifan lingkungan dalam cerpen pilihan
tersebut adalah (1) penghargaan alam; (2) masalah lingkungan alam; dan (3) kearifan lokal
dalam mengatasinya.
Kata kunci: kearifan lingkungan, cerpen, ekokritik sastra, sosiologi karya sastra
Abstract. This study aims to describe environmental wisdom in the collection of short stories Pilanggur
Salusin Kisdap Banjar by Hatmiati Masy'ud, represented by Palak (Asap), Tambun (Hantu Banyu), and
Tulak Bala (Tolak Bencana). Ecocritical Theory and sociological theory are used in this study as a tool to
analyze literary works from an environmental perspective and relate them to the social facts they refer to.
This research method is a qualitative descriptive method while the data technique uses observation
techniques, note-taking techniques, and literary techniques. The procedure is read carefully; studying
environmental wisdom problems; classifying and analyzing environmental problems based on the
sociological approach of literary works in the sociological theory of literature and ecocritical theory, then
concluding that environmental wisdom in the short stories is (1) respect for nature; (2) natural
environmental problems; and (3) local wisdom in overcoming it.
Keywords: enviromental wisdom, short stories, literary ecocritic, sociology of literary works
298
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
299
Undas Vol 16, Nomor 2, Desember 2020: 297-310
300
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
301
Undas Vol 16, Nomor 2, Desember 2020: 297-310
Palak yang berarti asap menjadi isu Perubahan itu banyak dipengaruhi oleh
tahunan ketika musim kemarau panjang. ulah manusia juga. Pembakaran ladang
Letak geografis Kalimantan Selatan yang dan perubahan lahan gambut yang
mempunyai lahan gambut dan lereng seharusnya menjadi daerah resapan
gunung di wilayah hulunya menjadikan tanah menjadi area pemukiman
wilayah Kalimantan Selatan rawan penduduk dan juga penambahan area
dengan bencana asap sebagaimana perkebunan sawit. Cerpen Palak
daerah Kalimantan Tengah dan sebagian menghadirkan persoalan yang harus
Sumatera. Lahan gambut menjadi sangat dihadapi oleh masyarakat di kawasan
rawan untuk terbakar setelah terjadi yang terdampak kabut asap. Secara
perubahan kadar air didalam tanahnya. massif memang area perkebunan sawit
302
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
mempunyai andil dalam tragedi tahunan awal mengalirnya air dengan terjadikan
kabut asap pada saat musim kemarau. pembalakan hutan secara besar-besaran
Namun, masyarakat perlu juga dan limbahnya kembali dibuang di
diedukasi untuk sadar lingkungan. sungai.
Dalam cerpen Tambun, konflik Cerpen Tulak Bala mengangkat
diawali dengan tenggelamnya Imah di masalah cara menjaga hubungan antar
sungai ketika bermain dengan teman- manusia dengan penciptanya yaitu
temannya. Selanjutnya, melalui dengan menjaga alam beserta isinya dan
perantara seseorang yang bisa bagaimana bersikap diatasnya. Cerpen
berkomunikasi dengan “hantu banyu”, ini terkait dengan api tapi bukan
alam dalam hal ini sungai menceritakan asapnya melainkan bencana kebakaran
keluh kesahnya seputar perilaku yang terjadi bertubi-tubi sehingga
manusia saat ini di sungai. Masyarakat masyarakat menenggarai bahwa hal
yang tak lagi mengindahkan sungai tersebut terjadi karena adanya hantu api
sebagai hal yang harus dijaga. yang berulah. Hantu api berulah
Masyarakat umum yang tak disebabkan oleh ulah manusia juga.
menghiraukan lagi fungsi sungai sebagai Lingkungan sosial yang tidak sesuai
penopang kehidupan yang semestinya dengan norma agama (Islam)
dijaga kebersihannya malah dijadikan menjadikan alam bereaksi yang diwakili
tong sampah. oleh elemen api yang tidak rela terjadi
Demikian juga perilaku manusia kemungkaran di bumi.
yang tidak menjaga sumber mata airnya 4.3 Solusi
sehingga kerusakan tidak hanya terjadi Dibawah ini daftar solusi yang
di hilir saja dengan banyaknya sampah dipaparkan Hatmiati Masy’ud melalui
yang dibuang oleh masyarakat tapi juga cerpen-cerpennya.
masyarakat tidak lagi mengindahkan
sumber-sumber mata air yang menjadi
Judul Solusi
Palak Sholat Istiqo
Tameng api
Berdoa
Mengurangi perjalanan tidak perlu.
Bertaubat
Tambun Sesaji untuk Hantu Banyu.
Demo masyarakat di perusahaan Batubara
Tabel 2. solusi
303
Undas Vol 16, Nomor 2, Desember 2020: 297-310
304
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
305
Undas Vol 16, Nomor 2, Desember 2020: 297-310
306
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
asapnya. Kita berusaha juga berdoa dan alam yaitu dengan cara memberinya
mengurangi perjalanan tak tentu. sesaji. Meskipun hal ini sudah tidak
Perbanyak taubat kalau salah dan relevan lagi namun hal ini perlu untuk
khilaf.” Guru Ihin menerangkan. menjadi pembelajaran bagi semua
(Masy’ud, 2017, hlm. 9) tentang penghormatan atas lingkungan
disekitar kita.
Selanjutnya di cerpen Tulak Bala “Ikam bawaakan lakatan, bubur habang,
dipaparkan bagaimana usaha bubur putih, hintalu, kupi manis, kupi pahit,
masyarakat terkait menghindari bencana wan pisang amas. Tagar, ingatakan ha mun
yaitu dengan acara selamatan mengarak buhanmu tatap marigati batang banyu,
kitab sekaligus menyertainya dengan tunggal ikungan kaina buhanmu garingan.”
perilaku yang lebih baik. (Masy’ud, 2017, hlm. 31)
“Basalamatan tatap haja kita gawi, “Kamu bawakan ketan, bubur
sumbahyang hajat wan maarak kitab ngitu merah, bubur putih, telur, kopi manis,
kita gawi jua. Tagal, kasiam ingatakan kopi pahit, dan pisang emas. Lalu,
papadahku hintadi. Disasadangikalakuan. Ingatlah jika kalian tetap mengotori
Mun gawian nang kada sampuraka ngitu sungai, satu persatu dari kalian akan
muku digawi, maulah panyakit diri wan sakit.”(Masy’ud, 2017, hlm. 31).
maulah bala hagan urang banarai”. (Masy’ … Sabuting pulang, batang banyu
ud, 2017, hlm. 122) kasiam jangan dirigati, bujur-bujur
“Berselamatan tetap saja kita diharagu…. (Masy’ud, 2017, hlm. 32).
kerjakan, salat hajat dan mengarak kitab …Satu lagi, sungai jangan dikotori,
itu juga kita kerjakan. Namun, ingatlah benar-benar dijaga (Masy’ud, 2017,
perkataanku tadi. Dicukupkan perilaku. hlm. 32).
Jika pekerjaan tidak baik dikerjakan,
membuat penyakit untuk diri sendiri dan
d. Metafor Daratan (Bumi) dan
membuat bala bagi orang lain juga”.
Penyikapannya
(Masy’ud, 2017, hlm. 9)
Benda-benda alam (air/sungai dan
api/kabut asap) mampu mengajarkan
Lingkungan alam yang terusik oleh
kepada manusia dalam menjaga
penebangan hutan dan lingkungan sosial
keseimbangan alam, dan selain manusia
yang digerus dekandensi moral atas
dapat mengambil manfaatnya baik
nama kemajuan dan modernisasi yang
secara langsung maupun tak langsung.
kebablasan menjadi latar untuk
Panas yang dihasilkan oleh alam
menanamkan nilai-nilai kearifan lokal
menyadarkan manusia untuk menjaga
dalam berinteraksi dengan alam yaitu
kesejukkan bumi melalui penjagaan
menghormatinya dengan tidak
terhadap sumber karbon yaitu pohon
mengotorinya, tidak merusaknya dan
dan sejenisnya. Alam yang dirusak oleh
tidak berbuat kerusakan moral diatasnya
manusia, sengaja ataupun tidak atas
yang terjadi karena arus modernitas
nama pembangunan ataupun
yang kebablasan. Kemalangan dalam
kerakusannya menjadikan ekosistem
cerpen Tambun menjadikan warga
berubah dan menjadikan keseimbangan
masyarakat didasarkan akan perilakunya
ekologis menjadi terganggu.
selama ini yang tidak lagi menghormati
Terganggunya lingkungan menjadikan
keberadaan sungai. Karenanya perlu
peristiwa banjir, kebakaran, kemarau
usaha untuk mengembalikan kesakralan
panjang, dan seterusnya akan terjadi
sungai dalam menjaga keseimbangan
307
Undas Vol 16, Nomor 2, Desember 2020: 297-310
308
Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati
Masy‟ud (Kajian Ekokritik) (Nurhidayati Kurniasih)
309