BAB I
PENDAHULUAN
istiadat, kesenian serta berbagai bentuk budaya tumbuh dan berkembang menjadi
Indonesia merupakan hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia yang
terdapat gagasan dan keinginan yang mengandung nila- nilai kemanusiaan. Nilai
pedoman bagi tingkah laku manusia sehingga manusia dengan sadar menanggapi
tertumpu pada sastra, kesenian, agama serta sejarah. Kebudayaan ada karena
yang berkaitan dengan perbuatan baik serta buruk yang menjadi pedoman
kehidupan manusia secara umum, sebagai contoh tindakan menolong orang lain
yang membutuhkan adalah sebuah bentuk moral yang baik sebab bermanfaat
2
untuk orang lain serta lingkungan masyarakat. Kebudayaan juga meliputi segala
ingin mengetahui nilai-nilai yang ada dalam cerita tersebut dan membandingkan
dengan nilai-nilai budaya yang ada pada kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini,
didasarkan karena nilai budaya yang terdapat pada cerita rakyat diyakini dan
masyarakat, pada masa lampau. Nilai tersebut tidak hanya dipercaya dan diyakini,
tetapi sudah menjadi aturan yang digunakan dalam menata kehidupan masyarakat.
Di samping itu, dalam cerita rakyat terdapat ajaran pendidikan, sebagai usaha
orang asli suku Tialo, atau putra daerah asli Tomini yang tinggal di desa Ambesia,
Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong. yang membuat penelitian ini lebih
relevan.
lingkunganya. Dalam hal ini, ekologi menjadi disiplin ilmu yang mengkaji
munculnya berbagai studi interdisipliner. menyangkut hal ini, ekologi tidak hanya
lagi sebatas kajian ekosistem atau alam, tapi juga digunakan untuk mengkaji
bidang lainyatermasuk bidang sastra. Ilmu ekologi dan sastra dapat sejalan, karena
sastra berarti ilmu pengetahuan yang berada diluar ilmu sastra, atau tidak
berkaitan dengan ilmu sastra. Dalam hal ini, ilmu diluar sastra merupakan ilmu
Namun demikian, secara tidak langsung ilmu ekstrinsik yaitu ekologi tersebut
turut mempengaruhi karya sastra, karena karya sastra juga mengkaji suatu
Ekologi sastra adalah studi mengenai pedoman yang berkaitan dengan menulis
dengan alam sekitar pada sebuah karya sastra. Hal ini sejalan dengan Endraswara
(2016:90) yang berpendapat bahwa ekologi sastra merupakan studi yang berkaitan
sudut pandang ekologi sastra. Kedua disiplin ilmu tersdalam karya sebut
digunakan untuk mengkaji hubungan antara mahluk hidup atau manusia dengan
lingkunganya. Hal tersebut saling berkaitan, karena setiap karya sastra pasti
kajian yang dapat dimanfaatkan guna untuk membedah sebuah karya sastra.
Dalam kaitanya dengan karya sastra, ekologi dipakai dalam pengertian beragam.
Pertama, ekologi digunakan dalam pengertian yang dibatasi oleh konteks alam.
kedua, ekologi digunakan secara luas, termasuk budaya (Endraswara, 2016: 33).
Dalam hal ini ekologi dalam karya sastra seringkali digambarkan melalui budaya
tertentu suatu daerah. Budaya yang ada ikut mempengaruhi keadaan lingkungan
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini
sebagai berikut :
3. Sebagai bahan bacaan melalui pembelajaran sastra dan muatan lokal bagi
yang terkandung dalam cerita rakyat dan adat istiadat masyarakat Ambesia,
kecamatan Tomini.
5. Penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar bagi guru bahasa Indonesia dalam
BAB II
Cerita Rakyat Etnik Tialo, Desa Ambesia Kecamatan Tomini.” sudah pernah
dilakukan. penelitian yang dilakukan oleh Ammar Akbar Fauzi (2014) dengan
judul “Kritik Ekologi Kumpulan Cerpen Kayu Naga” dan Diaul Khaera (2018)
dengan judul “Ekoritik Sastra Pada Novel Rahasia Pelangi” Karya Riawani Elyta
dan perbedaanya, cerita rakyat yang di teliti oleh “Ammar Akbar Fauzi” yang
menganalisis nilai sosial. yang ada pada cerpen “Kayu Naga” sedangkan Novel
Lingkungan.
2.2 Ekolinguistik
ekologi linguistik yang di prakarsai oleh Einar Haugen. pada tahun 1970
linguistik Mackey dalam bahasa fill dan Muhlhauer (2001) menjelaskan bahwa
evolusi oleh evolusi bahasa. Pakar ekolinguistik ini membedakan dua jenis
evolusi bahasa. Pertama, evolusi progresif yaitu perubahan yang menuju kea rah
dewasa ini. kedua, evolusi yang beranalogikan kepada evolusi teori Darwin yang
mengangap evolusi terjadi melalui proses seleksi alam. Subtipe dari teori Darwin
dimana species suatu populasi berasal dari atau muncul berbeda dari lainya.
9
Dari pernyataan parah ahli diatas, dapat saya simpulkan bahwa Ekolinguistik
adalah bahwa ekologi ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan
evolusi.
unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa
Yunani, yaitu (oikos dan logos.) Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,
sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu
dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
lebih dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”.
Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk
hidup. Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli
biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan
pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan
para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam
bidang ekologi.
dua sifat, yaitu model tidak resmi (paling sederhana) berupa lisan atau grafik serta
model resmi berupa data statistik dan matematika. Model ekologi yang bersifat
serangga dapat dapat diramalkan pada waktu tertentu. Hal ini dapat digunakan
sebagai model biologi. Selain itu juga dapat bernilai ekonomi apabila diperoleh
dengan cara mengubah model yang ada. Memasukan parameter baru atau
dan lingkunganya. dalam hal ini, ekologi menjadi disiplin ilmu yang mengkaji
munculnya berbagai studi interdisipliner. menyangkut hal ini, ekologi tidak lagi
hanya sebatas kajian ekosistem atau alam, tapi juga digunakan untuk mengkaji
bidang lainya termasuk bidang sastra. ilmu ekologi dan sastra dapat sejalan,
sastra berarti ilmu pengetahuan yang berada diluar ilmu sastra, atau tidak
berkaitan dengan ilmu sastra. Dalam hal ini, ilmu diluar sastra tersebut merupakan
ekologi tersebut turut mempengaruhi karya sastra, karena karya sastra juga
mengkaji suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar sebagai objek kajian
didalamnya.
12
mahluk hidup dengan alam sekitar pada sebuah karya sastra. Hal ini sejalan
dengan Endraswara (2016: 90) yang berpendapat bahwa ekologi sastra merupakan
studi yang berkaitan dengan cara-cara mengenai membaca dan menulis baik
dari sudut pandang ekologi dan sastra. kedua disiplin ilmu tersebut digunakan
lingkunganya. Hal tersebut saling berkaitan, karena setiap karya sastra pasti
kajian yang dapat dimanfaatkan guna membedah sebuah karya sastra. Dalam
kaitanya dengan karya sastra, ekologi dipakai dalam pengertian yang dibatasi oleh
(Endraswara, 2016: 33). Dalam hal ini ekologi dalam karya sastra seringkali
digambarkan melalui budaya tertentu suatu daerah. Budaya yang ada ikut
besar mengenai banyak sekali variabel untuk membangun model matematika yang
seringkali merupakan dasar yang cukup untuk model-model yang efektif karena
Haugen pada 1970 untuk mengacu pada kajian ekologis yang baru tentang
interelasi antara bahasa dalam pikiran manusia dan bahasa dalam masyarakat
multilingual (Fill dan Miihlhaiisler, 2001: 1). Sebagai sebuah paradigma baru,
ranah dan ruang lingkup penerapan konsep ekologi dalam linguistik berkembang
secara dramatis pada dekade berikutnya. Pragmatik dan analisis wacana, linguistik
lingkungan pun telah diadopsi ke dalam seluruh bidang linguistik. ' Pada arval
Menurut Fill (1993 126, dalam Linds dan Bundsgaard, ed. 2000), ekolinguistik
merupakan sebi.iah istilah payung untuk "[...] semua ancangan studi bahasa (dan
bahasa perseorangan dan masyarakat, dan peran sikap bahasa, kesadaran 'bahasa,
variasi bahasa, dan perubahan bahasa dalam pengembangan budaya damai yang
sendiri. Istilah linglc.mgan di sini tidak merujuk pada dunia acuiul dalam bahasa,
1aitu leksikon dan tata bahasa. Juga tidak dimaknai secara sempit sebagai
lingkungan atas tiga jenis. Pertama, lingkungan ragawi, yang mencakup karakter
geografis seperti topografi suafu lsgara (mis. pantai, lembah, dataran tinggi,
yang terdiri atas fauna, flora, dan sumber-sumber mineral yang terdapat di daerah
tersebut. Ketiga, lingkungan sosial, yang berupa pelbagai kekuatan yang ada
penggunaan bahasa yaitu faktor budaya, situasi yang meliputi waktu, tempat,
yang digunakan, maka seseorang dapat memilih bahasa yang tepat ketika
digunakan adalah bahasa yang disesuaikan dengan kelima aspek teori bahasa.
15
Cerita rakyat adalah suatu cerita atau legenda yang melekat pada suatu
2003:11) mengatakan bahwa cerita pelipur lara adalah cerita yang memberi
hiburan kepada orang yang mendengarkan dan diungkapkan oleh ahli cerita yang
disebut pelipur lara. Danandjaja mengemukakan bahwa cerita rakyat lisan terdiri
dari mite, legenda, dan dongeng. (Sriyono dan Ummu Fatimah Ria Lestari
kembali pada masa sekarang. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, akan tampak suatu
kehidupan orang-orang yang dimasa silam (lampau) yang sifatnya atau kebijak
sananan hidup mereka bias diambil manfaatnya pada sekarang ini. Sehubungan
dengan itu , “cerita rakyat dapat pula diartikan sebagai ekspresi budaya suatu
masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan dengan berbagai aspek budaya
1. Disampaikan secara lisan. Salah satu sifat cerita rakyat yang utama terletak
sekelompok individu.
16
3. Merupakan kepunyaan bersama. Soal hak cipta tidak ada pada cerita rakyat.
Tak seorang pun yang mengaku sebagai pengarang cerita rakyat tertentu
jelata.
5. Jadi, cerita rakyat selain berfungsi sebagai bagian dari sejarah, juga
dan berkembang.
kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu “castra” yang berarti tulisan atau
bahasa “su” dalam bahasa sansekerta berarti indah atau bagus. Bila menjadi
suastra maka berarti tulisan yang indah, maksudnya ialah segala hasil ciptaan
bahasa indah.
tengah tengah masyarakat. Apa yang telah diungkapkan dalam sebuah karya sastra
itu adalah suatu proses karya budaya yang panjang yang berisi pengalaman hidup
yang telah dialami oleh seseorang. Oleh karena itu, sastra banyak memberikan
manfaat bagi manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan “sasta
dapat dilihat dari dua sisi pandang” (dalce et uteli) yaiu bermakna dan
tulisan atau sastra yang hidup dan tersebar secara tidak tertulis dan merupakan
kebudayaan tertua. Sastra lisan disebut juga sasta rakyat yaitu bentuk sastra yang
bercorak lisan yang dituturkan dan berkembang di tengah kehidupan rakyat biasa.
Menurut Hutomo menjelaskan bahwa “sastra lisan adalah sastra yang mencakup
18
ekspresi sastra suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan”
BAB III
METODE PENELITIAN
atau mendeskripsikan data-data yang diperoleh. Artinya data yang diperoleh akan
bentuk angka-angka atau hitungan Moleong (2006). Hal itu, sesuai dengan
pendapat Sudarmono (2009: 67) yang mengatakan bahwa pada metode deskriptif
yang dianalisis, yaitu nilai moral dalam cerita Ambesia Kecamatan Tomini.
sebagai pemilik sastra lisan yang berupa cerita rakyat “Raja Nu Tomini”.
dengan sasaran penelitian membentuk kata dan konteks data (Wijayanto, 2007:
20
20). Adapun sumber data penelitian ini ialah masyarakat yang mengetahui cerita
rakyat tersebut. Objek penelitiannya adalah sastra lisan “Raja Nu Tomini” yang
merupakan bagian dari cerita rakyat Tomini yang berkembang sebagai satra lisan
berikut:
3.4.1 Observasi
rakyat tertentu dan kantor atau lembaga yang menyimpan arsip-arsip yang
3.4.2 Wawancara
dan apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan.
Melalui tanya jawab, kita dapat memasuki alam pikiran orang lain sehingga
21
melukiskan bunyi kenyataan seperti yang dialami orang lain (Sudarmono, 2009 :
71).
Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ialah wawancara tak
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
3.4.3 Dokumentasi
dari seseorang. Dalam observasi ini, peneliti turun langsung ke lapangan untuk
Data yang berupa cerita rakyat yang akan menjadi dokumen dalam penelitian ini.
Adapun yang menjadi dokumen dalam penelitian ini yaitu, berupa sastra lisan
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Manusia sebagai instrument utama dalam penelitian kualitatif
1. Buku dan laptop berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber
data.
arti/ makna. Sedangkan Interprestasi mempunyai dua arti yaitu: sempit dan
luas.arti sempit yaitu interpretasi data yang dilakukan hanya sebatas pada masalah
23
penelitian yang di teliti berdasarkan data yang 45 dikumpulkan dab diolah untuk
keperluan penelitian tersebut. Sedangkan interprestasi dalam arti luas yaitu guna
mencari makna dan hasil penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan atau
menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan intervensi dari
data yang diperoleh dengan teori yang relevan dengan penelitian tersebut.
Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan bahwa
kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu, dalam
susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Prinsip
dasarnya adalah kronologi. Berikut tahapan dalam analisis data tertata, Pertama,
Membangun sajian, pada tahap ini cara yang mudah bergerak maju adalah
dengan menggunakan ini sebagai baris matriks. Kolom matriks adalah jangka-
jangka waktu, dari penggunaan awal sampai penggunaan nanti. Jika terjadi
perubahan dalam komponen selama jangka waktu itu, kita dapat memasukkan
deskripsi singkat dari perubahan itu (Miles dan Huberman, 2007: 173-174).
dengan para pengguna inovasi yang sudah terkode, yang ditanyai secara khusus
apakah mereka telah membuat suatu yang sudah terkode dalam format buku
Dalam beberpa hal dapat mengacu pada bukti-bukti dokumenter (Miles dan
24
Huberman, 2007: 174). Ketiga, Menganalisis data. Pada tahap ini, penganalisis
dapat memahami lebih dalam mengenai apa yang terjadi dengan mengacu kembali
pada aspek-aspek lain dari catatan lapangan, khususnya apa lagi yang dikatakan
orang mengenai perubahan itu atau alasan-alasannya (Miles dan Huberman, 2007:
177). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama memasuki lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Analisis
data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles
Huberman. Data yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks. Dalam matriks akan
tertentu yang menyekat data sebelum dan sesudahnya. Setelah data dimasukkan
kedalam matriks selanjutnya di buat daftar cek (Miles Huberman, 2007: 139-140).
lapangan, selama memasuki lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Nasution
dalam Sugiyono (2008: 236), menyatakan bahwa analisis data telah dimulai sejak
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Miles and Huberman dalam
Sugiyono (2008: 237), megemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif harus
dilakukan secara terus menerus 47 sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
tertentu sehingga diperoleh data atau informasi yang lebih kredibel. Untuk
menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah anlisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan
beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi
(conclutions).
mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles
dan Huberman, 2007: 16). 48 Menurut Mantja (dalam Harsono, 2008: 169),
reduksi data berlangsung secara terus menrus sepanjang penelitian belum diakhiri.
Produk dari reduksi data adalah berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari
simpulan serta memberikan tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84). Menurut
26
Sutopo (dalam Harsono, 2008: 169) menyatakan bahwa sajian data berupa narasi
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan konfigurasi yang utuh
dan berbagai proposisi (Harsono, 2008: 169). Adapun panduan yang dijadikan
dalam proses analisis data, dapat dikemukakan sebagai berikut: 49 1. Dari hasil
lengkap. Catatan lapangan ini terdiri atas deskripsi dan refleksi. 2. Berdasarkan
catatan lapangan, selanjutnya dibuat reduksi data. Reduksi data ini berupa pokok-
pokok temuan yang penting. 3. Dari reduksi data kemudian diikuti penyusunan
sajian data yang berupa cerita sistematis dengan suntingan peneliti supaya
maknanya lebih jelas dipahami. Sajian data ini, dilengkapi dengan faktor
penemuan data baru dan pemahaman baru, sehingga akan didapat suatu
bersamaan dengan pengumpulan data baru yang dirasakan bisa menghasilkan data
BAB IV
narasumber yang dapat memberikan informasi mengenai cerita rakyat suku Tialo.
suku Tialo, ada beberapa yang memiliki pesan kearifan lingkugan d idalamnya,
yaitu ; (1) Raja Tombolotutu, (2) Nandu (3) Kasiasih (4) Pohon Sagu dan Aren (5)
4.2 Pembahasan
Ekologi diperkenalkan oleh seorang ahli biologi dari jerman yang bernama
Ernst Heinrich Philipp August Haeckel atau biasa dikenal sebagai Ernst Haeckel.
Secara etimologis, ekologi berasaldari bahasa yunani yaitu oikos dan logos. Oikos
berarti habitat sedangkan logos berarti ilmu. Jika ditelusuri lebih lanjut, ekologi
29
memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara sesama organisme
Ernast Haeckel
hidupnya.
E. P. Odum
tentang struktur dan fungsi alam “the study of the structure and function of
nature”.
C. J. Krebs
G. Tyler Miller
Charles Elton
Menurut Charles Elton (1927), definisi ekologi adalah sejarah alam yang
Otto Soemarwoto
Pianka
Menurut Pianka, 1998 dalam Smith, 1990 menyatakan jika ekologi merupakan
ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dan seluruh faktor fisik dan
Frederich Ratzel
demikian halnya dengan mobiloitasnya yang tetap dibatasi dan ditentukan oleh
Aspek pertama dalam ekologi sastra yaitu ekologi alam. Dalam kaitannya
dengan kajian sastra, istilah ekologi dipakai dalam pengertian beragam. Pertama,
ekologi yang dipakai dalam pengertian yang dibatasi dalam konteks ekologi alam.
terdapat beberapa aspek yang termasuk ke dalam ekologi alam yaitu hubungan
sastra dengan upaya pelestarian alam dan hubungan sastra dengan alam sebagai
menunjukkan bahwa sastra dan lingkungan sangat erat kaitannya dan tidak
terpisahkan. Para sastrawan dan orang yang hidup di zaman dahulu menunjukkan
(Data 1)
Pada saat acara keramaian di adakan di lapangan tomini maka hujan lebat
(Data 2)
memberi isyarat dengan menurunkan hujan lebat,angin kencang serta petir yang
(Data 3)
pancingya tidak ada ahkirnya alat pancing mereka hanya terbuat dari sebuah duri
Dari cerita diatas bahwa alam menyediakan segalanya untuk bisa bertahan
hidup jangankan untuk bahan makanan alat untuk memancing pun di sediakan.
Dari kisah Kasih Mantipili dan ayahnya alam harus di jaga dengan sebaik-
baiknya karna alam dapat menyediakan apapun yang dapat kita butuhkan.
(Data 4)
manga itu. si burung bermohon : Tuan janganlah kau tebang pohon manga ini,
Sebab di dalamnya kami bersarang. kami bertelur dan telur kami anak-anak tuan
bisa manfaatkan untuk mainan mereka. lagi pula banyak orang yang bernaung di
keluarga pemilik. Bila pemilik menebang pohon maka lebah-lebah akan pindah ke
pohon milik orang lain kata mereka. (CR Pohon tak berbuah)
pohon, teks cerita rakyat ini sangat mudah dipahami oleh semua kalangan karena
34
kehidupan dan berbagai sumber daya untuk manusia dan manusia yang menjaga
serta merawat pohon. Tak hanya manusia, hewan sebagai makhluk hidup juga
bergantung pada keberadaan pohon sebagai sumber makanan, tempat tinggal dan
juga sebagai sumber oksigen bagi dunia. Melalui cerita ini, pesan tentang menjaga
dan merawat pohon berkaitan dengan pesan akan bagaimana menjaga kelestarian
hutan.
tidak terkontrol. Kebutuhan kayu sebagai industri serta pengolahan hutan sebagai
seperti banjir tanah longsor serta pemanasan global, hal ini merupakan nyata
dengan segala aspek yang mengelilinginya, seperti manusia, hewan, tanah, air,
udara, dan
(Data 5)
Ada sebuah keluarga yang tinggal dihutan tepatnya di gunung sopi sehari-
harinya mereka hanya mengonsumsi sayur labu untuk makanan pokok. Letak
Ulasan diatas menggambarkan sebuah kondisi keluarga kala itu, suku Tialo
(Data 6)
juga sebagai nelayan menjadi mata pencharian utama suku Tialo. Adapun hasil
(Data 7)
Watu mai ooo manusia nelampa jo’ononyo ma’a monobonge ayu, ayu mai
mongkoinge sau na’ano ininjoanyo ontougonyo I punu ayi mai. taje netiu la’e
main nodua’e mnusia monobonge ayu mai watu main manusia noi si siapomo
monobonge sanga noo dua’e ma’manu’e nio nogombo’e nyaa notobonge assi ayu
nio boi ii nio pomeno’u kangkai unga’u unjo no tobongi mio naa uu ba gaunga’a u
baru tiapo ne moso mai. Jadi poate nuu manusia nio boda oo mai pongkinge
pomeane tantani. Taje ne tiu moje noo dua’e anyunyuange nomotae nyaa
notobonge ayu niu yau teule mo mea ii nio onu imbalanonyo hasilu madu’u
gadomo emiu asalonyo nyaa no tobonge ayu nio. Ma’manu’e teule nomotae eiye
unga miu.
pohon, sedangkan pohon tersebut di tinggal se’ekor burung dan juga lebah. Saat
itu si burung pergi mencari makan. Tidal lama berselang datanglah manusia untuk
menebang pohon itu, pada saat ia mengayunkan kapaknya datanglah burung yang
tinggal di pohon itu dan berkata, wahai manusia jangalah kau tebang pohon ini
jika kau tebang saya dan anak saya akan tinggal dimana? manusia menjawab itu
bukan urusanku, carilah tempat tinggal lain. Lalu tiba-tiba se’ekor lebah datang
dan berkata ia kami mohon janglah kau tebang pohon ini sebab saya membuat
sarang di tempat ini juga sebagai imbalnya kau bisa mengambil madu saya. dan si
37
burung juga berkata ia kau juga bisa mengambil anak saya sebagai mainan anak-
menguntungkan.
Karena manusia yang memeiliki pohon yang sedang di tinggali burung dan juga
lebah memberi madu dan juga anaknya untu memenuhi kebutuhan manusia.
Makna ekologi yang dapat diambil dari cerita ini ialah keterikan antara
manusia hidup dan merawat alamnya begitu juga mahkluk hidup lainnya bisa
hidup dan mendapat keuntungan dari alam sebagai tempat mereka hidup dan
(Data 8)
Watu mai ooo koluarga nome’a ii buu’yu sopi, jimote montoi lapi
watu mai jimote neampa jo’one ma’a aimai tatangamo oloyo si beinonyo nio
nombiamo taje netio la’e mai nebalimo pun’u labia. Si lapinyo nio nogme’e ii
Waktu itu ada sebuah keluarga pasangan suami istri tinggal di gunung
sopi, mereka tidak memiliki anak pekerjaan sehari-hari mereka adalah berkebun.
Suatu hari mereka pergi ke kebun pada siang hari istrinya lebih dulu pulang ke
rumah untuk memasak. Di sore hari suaminya pun kembali ke rumah dan
dapatkan istrinya berada di sungai dan telah di tumbuhi akar. Setelah beberapa
saat istrinya berubah menjadi pohon sagu, Saking sedihnya si suami tak kunjung
balik dan menetap di pinggir sungai setelah beberapa hari ia di tumbuhi akar dan
berubah menjadi poho Enau. tak lama kemudian di sekeliling mereka berdua di
tumbuhi poho sagu dan enau. (CR Pohon Sagu Dan Enau)
Ulasan untuk cerita Pohon Sagu dan Enau adalah sebuah cerita asli suku
tialo yang berada di desa Ambesia Kecamatan Tomini, kedua pohon tersebut
sampai sekarang ini sangat bermanfaat untuk masyarakat sebabnya, Sagu dapat di
buat berbagai macam aneka kue dan sebagianya sedangan Enau bia menjadi gula
aren.
39
di dalamnya baik itu secara tulisan maupun lisan. Dalam memaknai suatu
(Data 9)
unga-unga ito niu tajenga’a? potae nii sinanyo eiye oo sounga-unga ito. Tapi
staga mate mo lampa mai ma’a aaa sau momate ii jajane deisa. AImai si Nandu
manu bawa’ne.
tinggal bertiga bersama seorang anak laki-laki bernama Nandu. Nandu bertnya
ke ibunya apkah kita memiliki keluarga? ibunya menjawab iyaa kita memiliki
keluarga akan tetapi tidak ada jalan untuk menjagkaunya, sebab di luar sana
banya bintang buas yang akan memangsa. Setalah beberapa saat Nandu
buas yang ada di laut dan juga darat untuk mencari jalan menuju keluarganya.
memberi makan para binatang penunggu laut dan juga darat. (CR Nandu)
makanan dan di hiasi janur kuning serta berbagai macam alat tajam dalam
bentuk kayu.
41
(Data 10)
tuhan untuk menjaga gunug dan juga lautan dan juga bisa berbicara dengan
lautan. Dan setelah pelepasan selama 3 hari tidak boleh ada yang melakukan
Mitos sampai saat ini masih dipercaya oleh seluruh masyarakat sekitar yang
kontrolmereka dalam
(Data 11)
Nandu noo motae soboi too deisa moo’ma’ane sau mabaraka’e ii dagate
upacara pelepasan perahu untuk memberi makan para penunggu laut dan juga
hanya di huni manusia dan juga mahluk hidup lainya, akan tetapi ada juga
(Data 12)
doluo polu ginaaede ii bota’u tomini sau nomile mai siopu lulu, aimai
tombolotutu ii lanti’e polu mai no baraka’e. unjo moolongo cerita nu too unjo
too maja’e mongade polu maim mo cilaka iyoo ii jajane unjo tiaje moluangu
Tomini. Banyak kisah yang terjadi di batu ter sebut yang mungkin tidak dapat
di jelaskan oleh nalar tapi banyak di percaya oleh kalangan masyarakat bahwa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ekologi cerita rakyat suku Pamona akan dikaji melalui analisis tiap-
terbagi menjadi
tetap terjaga.
45
memancing/nelayan
5.2 Saran
berikut :
46
rakyat yang ada khususnya cerita rakyat suku Pamona tidak akan
pemertahanan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Kualitataif.
BaruAlgensindo.
12halaman. Tersedia:https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkipepro/article/view/
Sastra:
Berwawasan
48
Sastra Lisan.
https://phinemo.com/ilmu-kehidupan-dari-legenda-naga-bercahaya-
danau-poso/
https://pamonazone.blogspot.com/2008/01/lasaeorumongi.html?
fbclid=IwAR12G
Fuyp8_BK65whTYGu_E3OZnm8I8GS2YMnfv14MLfwiXX
MFphWt50 https://id.wikipedia.org/wiki/Bubu
Rantung, Pieter Jan. (2018). Cerita Rakyat Se-Putaran Danau Poso. Tentena :
Oni Rantung.
Publishing.
Alfabeta.
Poso.
Ucu S.S. (2015). Menyoal Cerita Rakyat Sebagai Bahan Ajar Dalam
Tersedia:
http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/v
iew/274/22
https://core.ac.uk/download/pdf/228855531.pdf
LAMPIRAN
52
Lampiran I
Menurut orang-orang terdahulu pohon sagu dan pohon enau berasal dari manusia.
kedua pohon tersebut adalah sosok pasangan suami istri yang menjadi pohon sagu dan pohon
enau.
Dahulu kala ada sebuah pasangan suami istri yang tinggal di sebuah hutan belantara
Singkat cerita kedua pasangan ini belum mempunyai keturunan dikarenakan saat
menikah keduanya sudah berumr sekitar 50 tahun. beberapa bulan kemudian mereke pergi ke
kebun untuk berkekerja, saat siang hari istrinya lebih dulu pulang kerumah untuk pergi
memasak. di sore hari suaminya pun pulang dan sesampainya dirumah ia tidak menemukan
istrinya, ia kebingungan dan berkata kemana perginya istriku? menjelang magrib ia pergi
mencari istrinya yang pada ahkirnya di temukanya di pinggir sungai panatalan si suami kaget
melihat sosok istrinya yang telah di tumbuhi akar saking lamanya duduk di air untuk
membersihkan badanya dan tiba tiba istrinya berubah menjadi pohon sagu. saking sayangnya
si suami ke istrinya ia pun ikut berdiri di tepian sungai setelah beberapa hari ia berdiri di
tepian sungai ia pun di tumbuhi oleh akar dan setelah itu tumbuhlah pohon Enau.
beberapa tahun kemudian sekeliling kedua pohon itu di tumbuhi oleh pohon Enau
dan pohon sagu. sehingga sampai sekarang pohon Enau dan pohon Sagu sangat
pemiliknya. Beberapa kali musim berbuah, pohon mangga ini tak alpa dengan
jadwal berbuah, tetapi akhir-akhir ini beberapa kali musim berbuah tiba, ia tidak
mengeluarkan buah. ―ada apa ya, cuman daunnya saja yang rimbun, aku tunggu
sekali musim berbuah. Bila kau tidak berbuah lagi akn ku tebang kau‖ demikian
gerutu si pemilik.
Benar, tiba masa berbuah, pohon yang satu ini tetap tidak berbuah. Si laki-
laki pemiliknya bersiap untuk menebang ia membawa semata kapak yang tajam,
dengan maksud pemanfaatan pohon mangga tersebut sebagai kayu bakar saja.
Pikirnya mungkin itu yang lebih berguna baginya, dari pada susah-susah cari kayu
Tiba di bawah pohon ia mendengar suara yang ternyata berasal dari pohon
akan lama hidup dan Tuan sudah memanfaatkan buahku beberapa kali di masa-
masa lalu‖ jawab si pemilik : ―memang aku menyayangimu, tetapi kali ini aku
akan menebangmu, sebab tak ada gunanya lagi kau, lebih berguna bila aku jadikan
kauyu bakar‖.
55
mangga itu. Si burung bermohon : ―Tuan, janganlah tuan tebang pohon mangga
ini, sebab di dalamnya kani bersarang, kami bertelur dan telur kami anak-anak
tuan bisa manfaatkan untuk mainan mereka. Lagi pula banyak orang yang
56
menebangnya.
kalau begitu akan kupeliharaterus pohon ini. Sebab ternyata bukan cuman
buahnya yang kita butuhkan dan bukan pula hanya kita manusia yang
Kasiasih
Ada sebuah keluarga kecil tinggal dihutan tepatnya didekat mata air sopi
mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama “Kasih Mantipili” 3 tahun
kemudian anak tersebut tumbuh dewasa, Kasih Mantipili dan ayahnya pergi
memancing saking miskinnya alat pancing mereka hanya terbuat dari sejenis rumput
yang agak panjang dan pancingnya hanya terbuat dari duri rotan.
diri dan melihat seekor ikan yang cantik namun dia susah mendapatkannya keesokan
harinya Kasih Mantipili mengajak ayahnya untuk berburuh ikan tersebut akan tetapi
dan malam selang beberapa hari Kasih Mantipili akhirnya mendapatkan ikan yang ia
dambakan. Setelah itu ikan tersebut dibawah kerumah dan diperlihatkan kepada ayah
dan ibunya. Sebulan lamanya ia merawat ikan itu, Kasih Mantipili memerintahkan
ayah dan ibunya untuk dibuatkan sebuah perahu yang akan digunakannya untuk pergi
berlayar kekampung sebrang ia menyampaikan barang kali ikan ini memiliki harga
yang mungkin mahal. Ayah dan ibunya pun berkata bagaimana caranya kita membuat
sebuah perahu tampa memiliki alat sejenis parang dan kapak, mendengar perkataan
ayah dan ibunya Kasih Mantipili kecewa lalu ia pergi berjalan menyisir pingiran
pantai Kasih Mantipili melihat sebuah kerang besar yang sama ukuranya seperti
58
perahu lalu ia mengambilnya dan dibawah kerumah dan memberitahu kepada ayah
dan ibunya bahwa perahu sudah ada. Ayah dan ibunya pun kaget melihat perahu yang
akan digunakan Kasih Mantihpili yang ternyata hanya sebuah kerang. Ayahnya
memberitahu ayah dan ibunya untuk naik keatas kerang tersebut dan ternyata kerang
Nandu
hari-harinya mereka hanya memakan sayur sayuran bahkan rumah mereka pun
anak laki-laki yang diberi nama Nandu, sewaktu nandu keluar dari Rahim ibunya
Sewaktu Nandu beranjak dewasa dia bertanya kepada kedua orang tuanya
apakah di kampung ini hanya kita saja yang tinggal di daerah ini, ibunya menjawab
“Tidak” kita memiliki sebuah keluarga akan tetapi agak susah menjangkaunya, jika
melewati jalur air banyak binatang buas yang akan membunuh, begitupun jalur darat
banyak binatang yang membunh, Nandupun berkata tunggu sebentar saya akan
menenangkan hati dan pikiran saya, seminggu setelah itu ia memnita sebuah pisau
yang dilahirkan bersamaan denganya dan meminta sebuah bekal 7 buah sagu yang
memilih melewati sungai yang banyak buayanya setelah nandu selesai membunuh
semua buaya yang ada di sungai tersebut telah habis dibunuhnya dan sungainyapun
sudah bisa dilewati. Nandu memberitahu ibunya untuk dibuatkan bekal lagi dan
60
seminggu lamanya dirumah nandu berangkat lagi semua tempat yang ada buanyanya
nandu kunjungi semua setelah nandu selesai membunuh semua buaya tersebut
barulah ia naik kedarat dan pulang kerumahnya untuk menyampaikan bahwa jalur air
sudah bisa dilewati. Ibunya berkata bagaimana jika kita melewati jalur darat? Nandu
berkata doakan aku namun sebelum itu ia beristirahat dulu selama seminggu. Setelah
seminggu lamanya bertepatan dengan malam jum’at nandu berpamitan lagi untuk
pergi mengembara kali ini ia akan membasmi binatang buas yang tinggal didaratan
bahawa semua hewan pemangsa di sekitar rumahnya telah habis di basmi nandupun
berkata saya akan pergi lagi ke tempat yang sangat jauh untuk membasmi binatang
pemangsa lainya.
kampung akan tetapi kampung tersebut tidak berpenghuni, nandupun terheran dan
bertanya kepada diri sendiri ada apa gerangan kampung ini tidak memiliki penghuni
akan tetapi nandu tidak melihat wanita tersebut nandu bertanya kai berda dimana?
Wanitapun menjawab saya berada di dalam tambur. Nandu bertanya lagi kenapa
61
engkau masuk disitu? Wanita menjawab bahwa di kampung ini ada burung pemangsa
dan menyampaikan ke nandu bahwa 3 hari lagi burung tersebut akan datang tepat di
waktu sore menjelang malam. Nandu berkata bahwa ia akan menunggunya, ia pun
menyampaikan ke wanita tersebut jika sudah mulai gelap wanita itu di perintahkanya
berdiri di depanya, wanita itu berkata jika ia bisa memangsanya maka seisi kampung
semua lenyap di mangsa burung tersebut, nandupun berkata bahwa jangan khawatir ia
akan coba melawan pemangsa tersebut. begitu hewan pemangsa itu terlihat sedang
dalam tambur untuk bersembunyi dan berkata padanya apapun yang terjadi
burung pemangsa tersebut dengan pisaunya. Ndadupun pergi menemui si wanita dan
dirumah nandu memberitahu ibu ada bapaknya wanita tersebut ia temukan disebuah
kampung dan ia tinggal seorang diri karena seluruh warga desa serta keluarganya
habiis di magsa oleh burung garuda yang sangat besar. Singkat cerita merekapun
menikah dan tinggal di kampung wanita tersebut, dan nandu teap melakukan
Singkat cerita merekapun di karuniai dua orang anak laki-laki dan perempuan
Pada saat dewasa nandu meminta kedua putra dan putrinya untuk menjaga tempat
yang telah mereka tentukan si laki-laki tinggal di gunung tomini dan si wanita tinggal
mata air.
62
Setelah itu nandu dan istrinya di berikan tuhan sebuah rezeki nandu dan
dan berlian sedangkan si istru memegang tembaga dan intam. Mereka menyimpan
berbentuk kuda tersebut untuk menjaga barang berharga itu dan hanya orang yang
Raja TomboloTutu
Wilayah Ambesia saat itu dinamakan kampung ambesia setelah adanya raja
Menurut orang terdahulu nama Ambesia berasal dari kata Embea’a sia’a yang
berarti simpan untuk kakak. orang yang memberikan nama itu ialah Kalolangi yang
menjadi orang yang paling tua dan di segani. setelah kalolangi wafat dan di
makamkan di kampung donggala. pada saat penjajah masuk daerah Tomini seluruh
seorang raja, yang bernama Tombolotutu. Dan ibu kandung Tombolotutu adalah
tetesan dewa kayangan yang bernama Ama’I yang biasa di sebut Bulan Membu’a
atau dalam artian bahasa Indonesia Bulan yang timbul. Atas pertimbangan 3 suku
Raja Tombolotutu di lantik Pada tahun 18 Januari 1873 Saat itu Raja
atas batu yang di ambil di sungai Tomini dan sampai sekarang batu tersebut masih
ada di lokasi pelantikan. Seluruh masyarakat Tialo percaya batu tempat pelantikan
raja tidak boeleh di pindahkan, sebab jika ada orang berniat memindahkan batu
64
tersebut ia akan mendapat musibah dan dengan sendirinya batu tersebut akan kembali
ke tempatnya semula.
Kecamatan Tomini oleh karena itu masyarakat sngat ramai mendatangi tempat
tersebut, tidak lama setelah acara dimuali hujan lebat serta petir mengagetkan seluruh
warga yang ada di tempat tersebut. Menurut cerita orang terdahulu bahwa Raja
pelantikanya akan banyak sampah oleh sebab itu hujan serta petir akan datang
pihak belanda memiminta agar berkerja sama akan tetapi Raja Tombolotutu menolak
permintaan tersebut sebab sang raja tidak ingin warganya tunduk pada penjajah.
desa Kaleke dan di gantikan raja Borman. Raja Borman dikenal sangat dekat dengan
terjadi dan ahkirnya raja Borman berhasil ditangkap oleh belanda dan dipenjara di
bernama Lambakarang yang berkuasa dari tahun 1925-1927 lalu Raja Saenso Lahiya
65
1927-1928 dan Raja terahkir adalah Raja Kuti Tombolotutu yang dilantik di Tomini
tempat pelantikan Raja Tombolotutu yang di beri nama Polu Polantiane Puange
dikenal dengan Buluhuye Nopoae. Raja Kuti Tombolotutu berkuasa dari tahun 1929-
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
3. Apa pesan/amanat yang dapat kita ambil dari cerita rakyat tersebut ?
Sekolah ?
sekolah ?
Lampiran III
IDENTITAS INFORMAN
Nama : Fajir
Umur : 58 Tahun
Kecamatan Tomini
Suku : Tialo
Agama : Islam
Umur : 60 Tahun
Kecamatan Tomini
69
Suku : Tialo
Agama : Islam
Umur : 82 Tahun
Kecamatan Tomini
Suku : Tialo
Agama : Islam
Lampiran IV
Batu Raja tempat pelantikan Raja Tombolotutu yang bertepatan ditengah lapangan
Tomini Kecamatan Tomini yang di anggap keramat oleh suku Tialo
73
Upacara adat istiadat suku Tialo Moma’ane (Memberi Makan) yang dilaksanakan