Anda di halaman 1dari 24

MITOS PADA NOVEL KKN DI DESA PENARI KARYA SIMPLEMAN

PROPOSAL

Disusun Oleh :

ARMIATUL FAJAR
3061611084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANJARMASIN
DESEMBER 2019
A. Judul Penelitian
MITOS PADA NOVEL KKN DI DESA PENARI KARYA SIMPLEMAN

B. Latar Belakang
Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling

melengkapi dalam kedirian mereka sebagai suatu yang eksistensial. Sebagai bentuk

seni, kelahiran sastra bersumber dari tata nilai, dan pada gilirannya sastra juga akan

memberikan sumbangan bagi terbentuknya tata nilai. Hal itu terjadi karena setiap cipta

sastra yang dibuat dengan kesungguhan tentu mengandung keterikatan yang kuat

dengan kehidupan, dan sastrawan sebagai pencipta sastra tersebut adalah bagian tak

terpisahkan dari kehidupan itu sendiri (Suyitno, 1986:3).

Sastra adalah karya seni ia harus diciptakan dengan suatu kreativitas. Kreativitas

itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin dalam bentuk karya

sastra. Tetapi lebih dari itu, ia harus pula kreatif dalam memilih unsur-unsur terbaik

dalam kehidupan manusia yang di hadapinya itu berarti pembaca ikut menentukan

penciptaan.

Sebagai makhluk budaya, dari negara manapun manusia di muka bumi ini sama

karena di bekali oleh Tuhan penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak di dalam

dirinya. Hal yang membedakannya adalah perwujudan budaya karena lingkungan yang

berbeda menurut keadaan, waktu dan tempat (Muhammad, 2011:77).


Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat.

Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang

membentuk lapis-lapis budaya yang sangat menarik mencerminkan sejarah dan segala

mitos bagi sebuah komunitas pemilik kebudayaan tertentu. Dalam kaitan kebudayaan

orang dapat mengekspresikan budayanya dengan berbagai cara. Manusia memiliki

kecenderungan untuk terus menerus melestarikan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya, dalam mengekspresikan budayanya.

Masyarakat Jawa dalam mempertahankan hidupnya tidak dapat lepas dari

lingkungan tempat mereka hidup, yang menunjukan bahwa manusia dengan lingkungan

sekitar saling berpengaruh. Hal itu sama halnya dengan masyarakat Jawa yang tidak

dapat lepas dengan keberadaan mitos. Budaya Jawa yang dimiliki oleh masyarakat Jawa

mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dihayati oleh manusia atau

masyarakat pendukungnya. Selain itu, budaya Jawa juga mengandung tatanan-tatanan

didalam masyarakat yang dapat berwujud dalam adat istiadat, diantaranya membuat

sesajen, cerita rakyat yang berkembang dalam kalangan masyarakat. Cerita rakyat

merupakan salah satu adat istiadat yang masih berkembang sampai saat ini di kalangan

masyarakat pendukungnya yang masih melestarikan tradisi leluhurnya. Adanya cerita

rakyat dalam masyarakat jaman dahulu dapat membentuk suatu mitos yang diyakini oleh

masyarakat saat ini berpengaruh dalam kehidupan mereka.


Mitos berlangsung secara turun-temurun dan sebagai kepercayaan pada hal-hal

tertentu yang menurut orang Jawa menentukan pada pola hidup yang berstandar pada

nasib yang disertai dengan usaha agar mendatangkan keberuntungan. Dalam hal ini,

percaya atau yakin terhadap suatu mitos merupakan tuntutan yang akan mendatangkan

keberuntungan dalam menjalani proses kehidupan. Kepercayaan tersebut dapat dinilai

dari keberadaan mitos yang ada di desa Penari daerah pulau jawa. Ilmu pengetahuan

tentang mitos atau mitologi adalah suatu cara untuk mengungkapkan, menghadirkan

Yang Kudus, Yang Ilahi, melalui konsep serta bahasa simbolis. Hal itu diwujudkan oleh

masyarakat di desa Penari dengan persembahan-persembahan yang disebut sesajen

(selamatan) yang dilakukan di bulan Sura, yaitu upacara ruwat bumi.

Mitos beredar secara lisan (mulut ke mulut, generasi ke generasi). Sehingga dapat

memberikan hal-hal yang bersifat natural, sebagaimana adanya, dan tanpa dimanipulasi.

Pernyataan tersebut mendorong peneliti untuk meneliti mitos yang ada di desa Penari

dan merupakan salah satu fenomena budaya yang hubungannya dengan kejadian turun-

temurun sampai sekarang. Peneliti memilih penelitian mitos di desa Penari, karena

peneliti sering mendengar cerita mitos di desa Penari. Hal tersebut menarik untuk diteliti

dengan mencari fakta yang sebenarnya tentang keberadaan mitos-mitos yang

memfokuskan dari sumber novel KKN di desa Penari karya Simpleman. Penduduk di

desa Penari memiliki hubungan erat dengan keberadaan mitos-mitos yang ada di desa

penari, dalam bentuk cerita turun-temurun dari warisan nenek moyang sampai sekarang.
Mitos di desa Penari terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman beberapa masyarakat

di desa penari yang menjadi sebuah objek kajian yang sangat menarik dalam penelitian

yang diberi judul Mitos Larangan Melanggar Hukum Adat Pada Novel KKN di

Desa Penari Karya Simpleman.

C. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah

Fokus penelitian adalah fokus permasalahan yang dipilih untuk diteliti ,

kemampuan menentukan fokus penelitian dengan baik akan berpengaruh positif

terhadapt hasil penelitian . Dengan fokus penelitian yang jelas seorang peneliti dapat

memilih dan memilah data yang benar-benar fungsional. Artinya data yang tidak

berkaitan dengan fokus masalah walaupun menarik bagi peneliti untuk sementara

ditinggalkan, dan sebaliknya data yang relavans harus dikejar walaupun mungkin

peneliti kurang tertarik atau mengalami kesulitan dalam pengumpulannya. Dalam

penelitian yang akan di lakukan fokus penelitian adalah mengetahui apa mitos

melanggar hukum adat yang ada di dalam desa Penari.

Di lihat dari latar belakang diatas, maka di buat rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apa mitos yang terdapat pada novel KKN di Desa Penari karya Simpleman ?
b. Bagaimana dampak dari melanggar hukum adat dalam novel KKN di Desa Penari
karya Simpleman?
c. Bagaimana sikap masyarakat terhadap mitos yang ada pada novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui jenis mitos yang terdapat pada novel KKN di Desa Penari karya
Simpleman.
b. Mendeskripsikan dampak dari melanggar hukum adat dalam novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman.
c. Mendeskripsikan sikap masyarakat terhadap mitos yang ada pada novel KKN di
Desa Penari karya Simpleman.

E. Manfaat Penelitian
Penlitian ini dilakukan dengan harapan akan memberikan manfaat akademik dan
praktis, berikut adalah manfaat-manfaat dalam penelitian ini.

1. Manfaat Akademis
 Memberikan pemahaman bahwa sebenarnya mitos adalah bentuk tradisi
kebudayaan.
 Memberikan gambaran atau bayangan mengenai mitos, khususnya mitos yang ada
didalam novel KKN di desa Penari.
 Menambah kepustakaan penelitian mengenai mitos, khususnya mitos melanggar
hukum adat.

2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menambah daftar penelitian tentang
kajian mitos. Menambah referensi bagi para mahasiswa dan dapat memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. Hasil dari penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai mitos-mitos yang ada di Indonesia.
F. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini di gunakan beberapa istilah yang perlu di perhatikan, antara
lain :
1. Mitos
Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar
masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk
di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya.

Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para
makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranaturaldan lain
sebagainya. Mitos timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-
lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam atau juga sebagai suatu
penjelasan tentang ritual.

“Kita mempelajari mitos sebab gejala tersebut benar-benar ada dalam


masyarakat, nasih hidup. Mitos merupakan model untuk bertindak yang selanjutnya
berfungsi untuk memberikan makna dan nilai bagi kehidupan. Dengan kalimat lain,
mitos selalu dikaitkan dengan realitas, secara kosmogonis selalu ingin
membuktikannya. Dengan singkat memahami mitos bukan semata-mata untuk
memahami sejarah masa lalu tetapi yang jauh lebih penting justru untuk memahami
kategori masa kini. Mitos tentang kelahiran, demikian juga sebaliknya kematian adalah
benar sebab kelahiran dan kematian benar-benar terjadi” (Ratna, 2011 : 111).
2. Novel
”Novel merupakan jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan
yang menggelarkan kehidupan manusia atasa dasar sudut pandang pengarang dan
mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik lisan dan ragaan yang menjadi dasar
konvensi penulisan.” (Zaidan, 2007 : 136)

G. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Untuk mengetahui keaslian penelitian ini di paparkan beberapa tinjauan pustaka
sebagai berikut:
a. Penelitian Nasir Ainun Afif (Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya 2017) untuk skripsinya yang berjudul “Larangan
Makan Di Depan Pintu Antara Mitologi Dan Hermeneutika (Studi Kasus Desa
Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro)” Dari penelitian ini,
penulis menemukan bahwa Mitos Larangan Makan di Depan Pintu adalah suatu
kepercayaan masyarakat di Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro, kepercayaan terhadap mitos larangan makan di depan pintu, berasal dari
sesepuh mereka yang dahulu, hingga sekarang masih terus bertahan. Mitos Larangan
makan di depan pintu, jika dilihat sejarahnya berasal dari ajaran sunan bonang.
Larangan makan di depan pintu, jika dikaji menggunakan hermeneutika, akan
memunculkan makna yang terkandung dalam Larangan Makan Di Depan Pintu.
Karena hermeneutika adah disiplin ilmu yang mengkaji tentang cara memberikan
makna pada teks. Maka makna yang terkandung dalam larangan makan di depan
pintu adalah suatu metode yang digunakan untuk mendidik seseorang supaya baik
perilakunya.
b. Penelitian Yunilawati (Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung 2018) untuk skripsinya yang berjudul Mitos Keramat
Pohon Pule Di Desa Tekorejo Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering
Ulu (OKU) Timur. Penelitian ini merupakan penelitian field risearch yang
diungkapkan secara deskriptif. Berdasarkan studi lapangan yang ditunjang dengan
beberapa teori, yang bersumber dari kepustakaan. Pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan - kegiatan yang
dilakukan masyarakat Desa Tekorejo dalam mitos keramat pohon pule, wawancara,
serta dokumentasi. Peneliti menggunakan pendekatan antropologi dan
fenomenologi.Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode kualitatif. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa pohon pule adalah tempat bersemayamnya roh
penguasa pohon setempat. Mitos keramat pohon pule ini sebagai media yang
berhubungan dengan keyakinan masyarakat yang ada di Desa Tekorejo terhadap
keramat pohon pule, yang dianggap memiliki kekuatan yang dapat memberikan
keselamatan dan perlindungan bagi masyarakat yang mempercayainya khususnya
bagi masyarakat Desa Tekorejo. Berpengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat
seperti meningkatkan solidaritas dan interaksi sosial masyarakat Desa Tekorejo
karena pada pelaksanaan ritual sesajen ini, melibatkan partisipasi masyarakat yang
menganggap perlu mempertahankan ritual ini, yang sudah membudaya yang dapat
membawa keselamatan serta kelancaran terhadap aktivitas masyarakat Desa
Tekorejo.
c. Penelitian Regiano Setyo Priamantono (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung Bandar Lampung 2018) untuk skripsinya yang berjudul “Mitos
Mendem Ari-Ari Pada Masyarakat Jawa Di Dusun V Desa Sidoharjo Kecamatan
Way Panji Kabupaten Lampung Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mitos yang terdapat di dalam Tradisi Mendem Ari-ari, masyarakat Jawa di Dusun V
Desa Sidoharjo mempercayai bahwa (1) ari-ari sebagai saudara dari bayi yang baru
lahir, (2) Mitos penguburan Ari-ari yang dilihat dari Perlengkapan-perlengkapannya
terdiri dari (kendil,beras merah,garam,kaca,kain mori,alat tulis sirih dua ikat,kertas
yang bertuliskan Arab atau Jawa,uang logam dan jarum). Perlengkapan terdapat di
dalam Tradisi Mendem Ari-ari yang dipercayai akan mendatangkan hal yang
positifdan pemosisian tempat penguburan Ari-ari yaitu jika laki-laki dikubur
disebelah kanan pintu utama rumah sedangkan perempuan disebelah kiri pintu utama
rumah. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu mitos yang terdapat di dalam Tradisi
Mendem Ari-ari dalam adat Jawa Dusun V Desa Sidoharjo sesuai dengan teori mitos
menurut Mircea Eliade (1986:74) yaitu teori mitos asal-usul. Dengan masyarakat
Jawa di desa Sidoharjo masih menjalankan dan melestarikan Tradisi Mendem Ari-ari
hingga sekarang adalah bentuk rasa syukur kepada sang pencipta dan permohonan
orang tua kepada sang pencipta yang di harapkan agar bayi yang baru lahir akan
mendatangkan ha-hal positif dan terhindar dari segala bentuk-bentuk yang negatif
terhadap kelangsungan hidupnya.
d. Penelitian Latifatussolikhah (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014). untuk skripsinya yang berjudul “Studi
Deskriptif Mitos Larangan Menggunakan Kasur Kapuk Dalam Tayangan Program
Acara Dua Dunia Di Trans7”. Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan fenomenologi. Dengan menggunakan teknik sampling bertujuan
(Purposive Sampling). Validitas data yang digunakan adalah dengan Triangulasi
sumber dan triangulasi teori. Dalam menganalisis data dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis, hasil dari penelitian ini mengatakan
bahwa penayangan acara Dua Dunia yang ada di dusun kasuran memberikan
informasi deskripsi tentang mitos bahwa dusun Kasuran adalah dusun yang pernah
disinggahi oleh Sunan Kalijaga yang mendapatkan santet melalui kasur kapuk yang
akhirnya lahirlah mitos larangan menggunakan kasur kapuk pada masyarakat hingga
kini. Faktanya aplikasi masyarakat terhadap mitos terbagi menjadi tiga,yaitu
pertama, aplikasi yang dilakukan oleh kelompok yang percaya mitos untuk tetap
meyakini mitos namun tidak aktif untuk melakukan informasi kepada orang lain dan
patuh kepada larangan, dalam hal ini adalah kategori masyarakat umum dalam
pengelompokan oleh peneliti menurut perannya, kedua, masyarakat yang tidak
percaya terhadap mitos dan memakai kasur dari kapuk sebagai aplikasi untuk
membuktikan bahwa mitos yang ada dalam masyarakat sesungguhnya tidak ada, dan
mereka aktif untuk memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tidak
mempercayai terhadap mitos larangan, kategori dalam kelompok ini adalah para
akademisi, dan ketiga, masyarakat yang tidak percaya mitos dan tidak menggunakan
kasur kapuk, dalam hal ini adalah sebagian dari kelompok masyarakat umum.

2. Pembahasan Teori
2.1 Mitos
a. Pengertian Mitos

Mitos merupakan salah satu istilah yang sangat sulit di didefiniskan sebab istilah
tersebut digunakan dalam berbagi bidang ilmu, dijelaskan dengan menggunakan
berbagai konsep yang berbeda-beda. Diduga mitos telah digunakan oleh para filsut
sejak zaman Yunani Kuno. Untuk mempermudah permaslahannya dalam hubungan ini
mitos dibedakan menjadi dua jenis, sesuai dengan akar katanya, yaitu mite (myth) dan
mitos (mytos) itu sendiri (Shipley, 1962: 276, 374; Eliade, 1975: 3-4. Secara leksikal
mite berarti cerita tentang bangsa, dewa, dan makhluk adikodrati lain, di dalamnya
sudah terkandung berbagai penafsiran, bahkan juga alam gaib. Mite biasanya dibedakan
dengan fable, cerita tentang binatang, legenda, cerita tentang asal usul. Menurut Noth
(1990: 374) secara etimologis mitos berarti kata, ucapan, cerita tentang dewa-dewa.
Tetapi alam perkembangan berikut mitos diartikan mitos diartikan sebagai wacana
fiksional, dipertentangkan dengan logos, wacana rasional. Mitos biasanya berisi kisah
mengenai asal usul alam semesta, dewa-dewa, dan hal-hal yang berbau supranatural
lainnya, mitos bertujuan untuk meneruskan dan menstabilkan kebudayaan, memberikan
petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan yang sulit dijelaskan dengan akal
pikiran. Dalam kamus-kamus mitos didefinisikan sebagai tradisi dari zaman prasejarah,
biasanya berhubungan dengan salah satu dewa atau suatu kekuatan alam yang
dipersonifikasikan juga sebagai ceritera yang tidak mengandung kebenaran.

Dalam hubungan ini yang dibicarakan adalah istilah yang kedua, yaitu mitos.
Menurut Shipley (1962: 275) mitos lebih banyak dibiarakan dalam bidang religi tetapi
dibedakan dari masalah-masalah yang bukan dalam bentuk tindakan. Menurut Eliade
(1975: 2-4), sebagai gejala dasar kebudayaan, perubahan pandangan yang cukup
mendasar terjadi sejak setengah abad terakhir, di dalamnya para sarjana Barat mulai
melihat mitos dari sudut pandang yang berbeda. Kita mempelajari mitos sebab gejala
tersebut benar-benar ada dalam masyarakat, masih hidup. Mitos merupakan model
untuk bertindak yang selanjutnya berfungsi untuk memberikan makna dan nilai bagi
kehidupan. Dengan kata lain, mitos selalu dikaitkan dengan realitas, secara kosmogonis
selalu ingin membuktikannya.

Menurut Barthes (1985: 109) alam semesta dipenuhi oleh dugaan, saran,
interpretasi dalam pengertian yang lebih luas. Setiap objek, dalam posisiyang sangat
tertutup, dengan sengaja dirahasiakan dapat berubah ke dalam bentuk oral, kelisanan
yang seacara bebas dapat ditafsirkan sebab tidak ada hukum yang melarangnya. Pada
dasarnya manusia hidup atas dasar mitos-mitos yang ada di sekelilingnya, dengan
singkat segala sesuatu adalah mitos dengan demikian kita hidup dalam alam mitos,
bahkan dikendalikan oleh mitos. Menurut Barthes apa saja dapat dianggap sebagai
mitos. Mitos adalah bahasa yang tercuri (stolen language), teori dusta (lie theory) dalam
versi pembicaraannya yang lain. Dengan singkat, menurut Barthes (1985: 109-115)
mitos adalah wacana, bahasa yang digunakan. Mitos tidak didefinisikan oleh objek, oleh
pesan, tetapi dengan cara bagaimana pesan-pesan itu disampaikan, diwacanakan. Oleh
karena itu, mitos dianggap sebagai sistem semiotik tingkat kedua sesudah bahasa,
bahkan sebagai metabahasa. Pada akhirnya Barthes mengakui bahwa mitos tidak perlu
disembunyikan, mitos harus diungkapkan, sebagai demitologisasi sekaligus
demitifikasi. Dalam analisis (Levi-Strauss, 2007: 280-282; cf. Cremers, 1997: (62-63),
sama dengan bahasa mitos dipenggal-penggal, misalnya menjadi mytheme ( seperti
fonem dalam bahasa ) dan mythologem atau dibaca seperti music dianalisis secara
vertical dan horizontal. Setiap mitos merupakan bagian suatu tradisi, semacam struktur
sintagmatis dalam analisi linguistis.

Luas dan beragamnya permasalahan yang terkandung di dalamnya


mengakibatkan mitos dibicarakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti antropologi,
sastra, agama, dan ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Oleh karena itu, menurut
Cassirer (1956: 97-98) diantara gejala kebudayaan yang paling sulit dipahami adalah
mitos dan religi. Meskipun demikian, mitos menyediakan keberagaman metafora bagi
para ilmuwan dan para penulis yang lain. Melalui mitos kemudian manusia bertindak.
Disatu pihak, menurut Thomas Aquinas (ibid), mitos bukan irasional melainkan
suprarasional atau supranatural sehingga misteri berfungsi untuk melengkapi rasio,
menggabungkan antara teori dan aktivitas kratif. Tidak ada gejala alam yang tidak
memerlukan interpretasi mitis. Sifatnya konseptual sekaligus perseptual. Di pihak lain,
menurut Malinowski, mitos memperkuat tradisi, bahkan merupakan motor dalam proses
berpikir.

Sebagai bentuk miniature masyarakat, karya sastra khususnya novel


mengandung berbagai bentuk mitos, berskala besar atau kecil, bermakna positif atau
negatif. Mitos akan melahirkan mitos-mitos baru, demikian seterusnya, pertanda bahwa
mitos tetap hidup dan dihidupkan kembali oleh masyarakat pendukungnya. Umar Junus
(1981: 73-77) menjelaskan sejumlah mitos yang terkandung dalam novel-novel sastra
Indonesia, seperti Salah Asuha, Belenggu dan sebagainya. Sesuai dengan
kompleksitasnya kehidupan manusia, bentuk mitos jelas bermacam-macam. Mitos
menimbulkan kecurigaan, benci, iri hati, dendam, dan marah, demikian juga sebaliknya
cinta, percaya diri, bertanggung jawab, mempertebal kepercayaan terhadap Tuhan yang
mahaesa, dan sebagainya. Kematian merupakan salah satu mitos yang paling
menakutkan. Implikasinya, dalam hubungan ini narasi demikian juga wacana yang
ditimbulkan diantaranya takut terhadap mayat, kuburan, dan hukuman yang diterima
setelah proses kematian tersebut.

Perkembangan mitos sangat lambat sehingga cenderung tidak disadari. Dalam


perjalanan tersebut para tokoh dan peristiwa berubah-ubah. Oleh karena itulah, dalam
perkembangannya terjadi banyak varian, duplikasi.

b. Ciri-Ciri Mitos

Secara umum, ciri-ciri mitos diantaranya yaitu:

i. Distorsif, yaitu hubungan antara form dan concept bersifat distorsif dan
deformatif. Concept mendistorsi Form sehingga makna pada sistem tingkat
pertama bukan lagi merupakan makna yang menunjuk pada fakta yang
sebenarnya.
ii. Intensional maksudnya mitos tidak ada begitu juga. Mitos sengaja diciptakan,
dikontruksikan oleh budaya masyarakatnya dengan maksud tertentu.
iii. Statement of fact maksudnya mitos menaturalisasikan pesan sehingga kita
menerimanya sebagai suatu kebenaran yang tidak perlu diperdebatan lagi.
Sesuatu yang terletak secara alami dalam nalar awam.
iv. Motivasional. Menurut Barthes, bentuk mitos mengandung motivasi. Mitos
diciptakan dengan melakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinana konsep
yang akan digunakan berdasarkan sistem semioting tingkat pertamanya.

c. Jenis-Jenis Mitos/Mite

Berdasarkan tempat asalnya, mitos dibedakan menjadi 2 macam yaitu mitos asli
Indonesia dan mitos yang berasal dari luar (Indonesia, Arab dan Negara di sekitar Laut
Tengah). Selain itu, Mite dapat dikelompokkan menjadi mitos penciptaan dan mitos
asal-usul.

Mitos Penciptaan, yaitu mitos yang mengandung peristiwa terciptanya sesuatu.


Sedangkan Mitos Asal-Usul, yaitu mitos yang mengandung peristiwa yang menciptakan
proses terbentuknya sesuatu.

d. Fungsi Mitos

Adapun fungsi mitos dalam kehidupan sosial budaya masyarakat, diantaranya


yaitu:

i. Untuk mengembangkan simbol yang penuh makna serta menjelaskan fenomena


lingkungan yang dihadapi.
ii. Sebagai sarana pendidikan yang paling efektif untuk mengukuhkan dan
menanamkan nilai budaya, norma sosial dan keyakinan tertentu.
iii. Sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya untuk membina
kesetiakawanana sosial diantara anggotanya bisa saling membedakan antara
komunitas yang satu dengan yang lainnya.
iv. Untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai budaya, pemikiran maupun
pengetahuan tertentu.
v. Untuk merangsang perkembangan kreativitas dalam berpikir.

2.2 Hakikat Novel

a. Pengertian Novel

“Kata novel berasal dari bahasa itali novella yang secara harfiah berarti “sebuah
barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendekdalam bentuk
prosa” (Abrams dalamNurgiantoro, 2010:9).

Dalam kajiannnya, Semi (1993:32) berpendapat bahwa : novel merupakan karya


fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusianyang lebih mendalam dan di sajikan
secara halus. Novel yang diartikan sebagai memberikan konsentrasi kehidupan yang
lebih tegas, dengan roman yang diartikan rancangannya lebih luas mengandung sejarah
perkembangan yang biasanya terdiri dari beberapa fragmen dan patut di tinjau kembali.

Nurgiyantoro (2010:15 dan16) menyatakan bahwa: novelmerupakan karya yang


bersifat realistis dan megandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat
berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen,
sedangkanroman atau romansalebih bersifat puitis. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa novel dan romansa berada dalam kedudukanyang berbeda. Membatasi
novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda disekitar kita,
tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih
mengenai suatu episode.

Novel dikategorikan dalam bentukkarya fiksi yang bersifat formal. Bagi


pembaca umum, pengatagorian ini dapat menyadarkan bahwa sebuah fiksi apapun
bentuknya diciptakan dengantujuan tertentu.dengan demikian, pembaca dalam
mengapresiasi sastra akan lebih baik. Pengategorian ini berarti juga bahwa novel yabg
kita anggap sulit di pahami,tidak berarti bahwa novel tersebut memang sulit. Pembaca
tidak mungkin meminta penulis untuk menulis dengan gaya menurut anggapan pembaca
luwes dan dapat di cerna lebih mudah, karena setiap novel yang di ciptakan dengan
suatu cara tertentu mempunyai tujuan tertentu pula.

“Novel merupakan cerita mengenai pencarian yang terdegrasi akan nilai-


nilaiotentikdi dalam dunia yang juga terdegradasi. Pencarian itu di lakukan oleh seorang
hero dan merupakan totalitas yang secara tersirat muncul dalam novel, nilai-nilai yang
mengorganisasi sesuai dengan mode dunia sebagai totalitas” (Goldman dalam Sarwati,
2002 : 87).

Dari pengertian diatas, dapat di simpulkan bahwa novel adalah sebuah cerita
fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya
dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata,
tetapi sebuah imajinasi yang di hasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena
yang di lihat dan di rasakan.

b. Ciri-ciri Novel

Christina(2013:10) menyebutkan ciri-ciri novel sebagai berikut :

i. Sajian cerita lebih panjang dari cerita pendek dan lebih pendek dari roman.
Biasanya cerita dalam noveldi bagi menjadi beberapa bagian.
ii. Bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada di dalam masyarakat dengan
ramuan fiksi pengarang.
iii. Penyajian berita berlandas pada alur pokok atau alur utamayang batang tubuh
cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat otonom
(mempunyai latar tersendiri).
iv. Tema sebuah novel terdiri atas tema pokok (tema utama) dan tema bawahan
yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut.
v. Karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga karakter
tokoh lainnya. selain itu, dalam novel dijumpai pula tokoh statis dan tokoh
dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak tetap sejak awal
hingga akhir. Tokoh dinamis sebaliknya, ia bisa mempunyai beberapa karakter
yang berbeda atau tidak tetap.

Pendapat tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri novel adalah cerita
yang lebih panjang dari cerita pendek, diambil dari cerita masyarakat yang di olah secara
fiksi, serta mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Ciri-ciri novel tersebut dapat
menarik pembaca atau penikmat karya sastra karena di dalamnya akan menjadikan lebih
hidup.

c. Macam-macam Novel

“Ada beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan keragaman
tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah pengarang novel” (Nurgiyanto,
2010:16).

Nurgiyanto (2010:18) membedakan novel menjadi novel serius dan novel


populer sebagai berikut :

i. Novel Populer
Novel Populer adalah novel yang pada masanya dan penggemarnya, khususnya
pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang actual dan
selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel popular
tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara intens, tidak berusaha
meresapi hakikat kehidupan. Sastra populer adalah perekam kehidupan dan tidak
memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Sastra popular
menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan dengan tujuan pembaca akan
mengenali kembali pernyataannya. Oleh karena itu, sastra populer yang baik
banyak mengandung pembaca untuk mengidentifikasi dirinya.
Kata “pop” erat di asosiasikan dengan kata “popular”, mugkin karena novel-
novel itu sengaja ditulis untuk “selera popular” yang kemudian di kenal sebagai
“bacaan populer”. Jadilah istilah pop sebagai istilah baru dalam dunia sastra kita”
(Nurgiyantoro, 2010 : 17).

ii. Novel Serius


Nurgiyantoro (2010 : 21) berpendapat bahwa : novel serius atau yang lebih di
kenal dengan novel sastra yang dianggap pantas di bicarakan dalam sejarah sastra
yang bermunculan cenderung mengacu pada novel serius. Novel serius harus
sanggup memberikan segala sesuatu yang serba mungkin, hal itu yang di sebut
dengan makna sastra. Novel serius yang bertujuan memberikan hiburan kepada
pembaca, juga mempunyai tujuan memberikan pengalaman yang berharga dan
mengajak pembaca untuk meresapi lebih sungguh-sungguh tentang masalah yang
dikemukakan.

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian skripsi ini penulis mengunakan jenis penelitian
kualitatif dengan metode diskriptif kualitatif. Penelitian jenis deskriptif adalah
pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan. Dalam
pendekatan ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu
penelitian deskriptif sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif dengan
menggunakan analisis wacana kritis. Menurut Sugiyono (2014:3), metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Penlitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan
transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan ditempat lain, manakala
tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.

2. Metode yang di gunakan


Metode penelitian adalah cara-cara strategi untuk memahami realitas. Langkah-
langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Ratna
(2011:59) berpendapat bahwa dalam sebuah penelitian dan penentuan metode sangat
perlu supaya proses kerja dapat di laksanakan secara sistematisdan terarah, sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode analisis isi yaitu penafsiran dalam novel KKN di Desa Penari
karya Simple Man dengan memperhatikan pada mitos-mitos yang terkandung didalam
novel tersebut.
Metode deskriptif analisis di lakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang
ada dan di susul dengan analisis, tidak hanya menguraikan melainkan juga memberikan
pemahaman dan penjelasan secukupnya.

3. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman, tahun 2019, penerbit BUKUNE Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur – Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630, Indonesia.
4. Tekhik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pengumpulan data dari novel dan berbagai referensi seperti buku, jurnal, web (internet)
ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari
hal-hal yang berupa catatan, buku, dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian mitos-
mitos. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data yang baik dan sesuai dengan kajian melalui buku-buku,
dokumen, jurnal, dan internet.
2. Membaca novel yang di teliti.
3. Menganalisa mitos-mitos yang terdapat dalam novel tersebut sehingga peneliti bisa
menyimpulkan tentang masalah-masalah yang dikaji.
4. Mendokumentasikan data yang telah di tentukan.

5. Teknik Analisis Data


Di lihat dari metode yang di gunakan dalam penelitian, maka teknik yang di
gunakan adalah teknik deskriptif interpretatif, setelah di lakukan pengujian, melakukan
interpretasi untuk menganalisis data yang di lakukan secara bertahap antara lain sebagai
berikut :
1. Pengorganisasian data, yaitu menuju pada proses pengaturan dan pemilihan data
yang di landasi dengan hubungan antara pilihan asosiatif.
2. Interpretasi, mengacu pada penelitian data, pemaknaan dengan cara signifikasi,
selanjutnya di hubungkan dengan idealisasimenyangkt deskripsi yang di hasilkan.
3. Evaluasi, merefleksikan data dengan pemahaman dan pengetahuan.
I. Jadwal Penelitian

No Kegiatan November Desember Januari 2018


2018 2018
Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
2 Proposal Penelitian
1. Persiapan
2. Penyusunan Proposal
3. Perizinan Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksaan
3. Evaluasi

K. Daftar Pustaka

Afif, Nasir Ainun. 2107. Larangan Makan Di Depan Pintu Antara Mitologi Dan
Hermeneutika (Studi Kasus Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro). Surabaya : Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat.Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

http://repository.upi.edu/5501/5/s_pgsd_penjas_0701098_chapter3.pdf.
(di akses pada Jum’at, 1 November 2019 pkl. 16.15)
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
(di akses pada Senin, 9 Desember 2019 pkl. 16.15)

https://www.pelajaran.co.id/2018/02/pengertian-ciri-ciri-jenis-fungsi-dan-contoh-
mitos.html (diakses pada selas, 24 desember 2019 pkl. 13.10 wita)

Latifatussolikhah. 2014. Studi Deskriptif Mitos Larangan Menggunakan Kasur Kapuk


Dalam Tayangan Program Acara Dua Dunia Di Trans7. Yogyakarta :
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

Muhammad, S.H, Prof. Abdulkadir. 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.

Nurgiantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada.

Priamantono, Regiano Setyo. 2018. Mitos Mendem Ari-Ari Pada Masyarakat Jawa Di
Dusun V Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung
Selatan. Bandar Lampung : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung Bandar Lampung.

Ratna, S.U, Dr. Nyoman Kutha. 2008. Antropologi Sastra. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Simpleman. 2019. KKN di Desa Penari. Jakarta : Bukune.


Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta: Penerbit Hanindita.

Yunilawati. 2018. Mitos Keramat Pohon Pule Di Desa Tekorejo Kecamatan Buay
Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Lampung : Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai