PROPOSAL
Disusun Oleh :
ARMIATUL FAJAR
3061611084
B. Latar Belakang
Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling
melengkapi dalam kedirian mereka sebagai suatu yang eksistensial. Sebagai bentuk
seni, kelahiran sastra bersumber dari tata nilai, dan pada gilirannya sastra juga akan
memberikan sumbangan bagi terbentuknya tata nilai. Hal itu terjadi karena setiap cipta
sastra yang dibuat dengan kesungguhan tentu mengandung keterikatan yang kuat
dengan kehidupan, dan sastrawan sebagai pencipta sastra tersebut adalah bagian tak
Sastra adalah karya seni ia harus diciptakan dengan suatu kreativitas. Kreativitas
itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman batin dalam bentuk karya
sastra. Tetapi lebih dari itu, ia harus pula kreatif dalam memilih unsur-unsur terbaik
dalam kehidupan manusia yang di hadapinya itu berarti pembaca ikut menentukan
penciptaan.
Sebagai makhluk budaya, dari negara manapun manusia di muka bumi ini sama
karena di bekali oleh Tuhan penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak di dalam
dirinya. Hal yang membedakannya adalah perwujudan budaya karena lingkungan yang
membentuk lapis-lapis budaya yang sangat menarik mencerminkan sejarah dan segala
mitos bagi sebuah komunitas pemilik kebudayaan tertentu. Dalam kaitan kebudayaan
lingkungan tempat mereka hidup, yang menunjukan bahwa manusia dengan lingkungan
sekitar saling berpengaruh. Hal itu sama halnya dengan masyarakat Jawa yang tidak
dapat lepas dengan keberadaan mitos. Budaya Jawa yang dimiliki oleh masyarakat Jawa
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dihayati oleh manusia atau
didalam masyarakat yang dapat berwujud dalam adat istiadat, diantaranya membuat
sesajen, cerita rakyat yang berkembang dalam kalangan masyarakat. Cerita rakyat
merupakan salah satu adat istiadat yang masih berkembang sampai saat ini di kalangan
rakyat dalam masyarakat jaman dahulu dapat membentuk suatu mitos yang diyakini oleh
tertentu yang menurut orang Jawa menentukan pada pola hidup yang berstandar pada
nasib yang disertai dengan usaha agar mendatangkan keberuntungan. Dalam hal ini,
percaya atau yakin terhadap suatu mitos merupakan tuntutan yang akan mendatangkan
dari keberadaan mitos yang ada di desa Penari daerah pulau jawa. Ilmu pengetahuan
tentang mitos atau mitologi adalah suatu cara untuk mengungkapkan, menghadirkan
Yang Kudus, Yang Ilahi, melalui konsep serta bahasa simbolis. Hal itu diwujudkan oleh
Mitos beredar secara lisan (mulut ke mulut, generasi ke generasi). Sehingga dapat
memberikan hal-hal yang bersifat natural, sebagaimana adanya, dan tanpa dimanipulasi.
Pernyataan tersebut mendorong peneliti untuk meneliti mitos yang ada di desa Penari
dan merupakan salah satu fenomena budaya yang hubungannya dengan kejadian turun-
temurun sampai sekarang. Peneliti memilih penelitian mitos di desa Penari, karena
peneliti sering mendengar cerita mitos di desa Penari. Hal tersebut menarik untuk diteliti
memfokuskan dari sumber novel KKN di desa Penari karya Simpleman. Penduduk di
desa Penari memiliki hubungan erat dengan keberadaan mitos-mitos yang ada di desa
penari, dalam bentuk cerita turun-temurun dari warisan nenek moyang sampai sekarang.
Mitos di desa Penari terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman beberapa masyarakat
di desa penari yang menjadi sebuah objek kajian yang sangat menarik dalam penelitian
yang diberi judul Mitos Larangan Melanggar Hukum Adat Pada Novel KKN di
terhadapt hasil penelitian . Dengan fokus penelitian yang jelas seorang peneliti dapat
memilih dan memilah data yang benar-benar fungsional. Artinya data yang tidak
berkaitan dengan fokus masalah walaupun menarik bagi peneliti untuk sementara
ditinggalkan, dan sebaliknya data yang relavans harus dikejar walaupun mungkin
penelitian yang akan di lakukan fokus penelitian adalah mengetahui apa mitos
Di lihat dari latar belakang diatas, maka di buat rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apa mitos yang terdapat pada novel KKN di Desa Penari karya Simpleman ?
b. Bagaimana dampak dari melanggar hukum adat dalam novel KKN di Desa Penari
karya Simpleman?
c. Bagaimana sikap masyarakat terhadap mitos yang ada pada novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui jenis mitos yang terdapat pada novel KKN di Desa Penari karya
Simpleman.
b. Mendeskripsikan dampak dari melanggar hukum adat dalam novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman.
c. Mendeskripsikan sikap masyarakat terhadap mitos yang ada pada novel KKN di
Desa Penari karya Simpleman.
E. Manfaat Penelitian
Penlitian ini dilakukan dengan harapan akan memberikan manfaat akademik dan
praktis, berikut adalah manfaat-manfaat dalam penelitian ini.
1. Manfaat Akademis
Memberikan pemahaman bahwa sebenarnya mitos adalah bentuk tradisi
kebudayaan.
Memberikan gambaran atau bayangan mengenai mitos, khususnya mitos yang ada
didalam novel KKN di desa Penari.
Menambah kepustakaan penelitian mengenai mitos, khususnya mitos melanggar
hukum adat.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menambah daftar penelitian tentang
kajian mitos. Menambah referensi bagi para mahasiswa dan dapat memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. Hasil dari penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai mitos-mitos yang ada di Indonesia.
F. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini di gunakan beberapa istilah yang perlu di perhatikan, antara
lain :
1. Mitos
Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar
masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk
di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya.
Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para
makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranaturaldan lain
sebagainya. Mitos timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-
lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam atau juga sebagai suatu
penjelasan tentang ritual.
G. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Untuk mengetahui keaslian penelitian ini di paparkan beberapa tinjauan pustaka
sebagai berikut:
a. Penelitian Nasir Ainun Afif (Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya 2017) untuk skripsinya yang berjudul “Larangan
Makan Di Depan Pintu Antara Mitologi Dan Hermeneutika (Studi Kasus Desa
Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro)” Dari penelitian ini,
penulis menemukan bahwa Mitos Larangan Makan di Depan Pintu adalah suatu
kepercayaan masyarakat di Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro, kepercayaan terhadap mitos larangan makan di depan pintu, berasal dari
sesepuh mereka yang dahulu, hingga sekarang masih terus bertahan. Mitos Larangan
makan di depan pintu, jika dilihat sejarahnya berasal dari ajaran sunan bonang.
Larangan makan di depan pintu, jika dikaji menggunakan hermeneutika, akan
memunculkan makna yang terkandung dalam Larangan Makan Di Depan Pintu.
Karena hermeneutika adah disiplin ilmu yang mengkaji tentang cara memberikan
makna pada teks. Maka makna yang terkandung dalam larangan makan di depan
pintu adalah suatu metode yang digunakan untuk mendidik seseorang supaya baik
perilakunya.
b. Penelitian Yunilawati (Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung 2018) untuk skripsinya yang berjudul Mitos Keramat
Pohon Pule Di Desa Tekorejo Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering
Ulu (OKU) Timur. Penelitian ini merupakan penelitian field risearch yang
diungkapkan secara deskriptif. Berdasarkan studi lapangan yang ditunjang dengan
beberapa teori, yang bersumber dari kepustakaan. Pengumpulan data yang digunakan
adalah metode observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan - kegiatan yang
dilakukan masyarakat Desa Tekorejo dalam mitos keramat pohon pule, wawancara,
serta dokumentasi. Peneliti menggunakan pendekatan antropologi dan
fenomenologi.Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode kualitatif. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa pohon pule adalah tempat bersemayamnya roh
penguasa pohon setempat. Mitos keramat pohon pule ini sebagai media yang
berhubungan dengan keyakinan masyarakat yang ada di Desa Tekorejo terhadap
keramat pohon pule, yang dianggap memiliki kekuatan yang dapat memberikan
keselamatan dan perlindungan bagi masyarakat yang mempercayainya khususnya
bagi masyarakat Desa Tekorejo. Berpengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat
seperti meningkatkan solidaritas dan interaksi sosial masyarakat Desa Tekorejo
karena pada pelaksanaan ritual sesajen ini, melibatkan partisipasi masyarakat yang
menganggap perlu mempertahankan ritual ini, yang sudah membudaya yang dapat
membawa keselamatan serta kelancaran terhadap aktivitas masyarakat Desa
Tekorejo.
c. Penelitian Regiano Setyo Priamantono (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung Bandar Lampung 2018) untuk skripsinya yang berjudul “Mitos
Mendem Ari-Ari Pada Masyarakat Jawa Di Dusun V Desa Sidoharjo Kecamatan
Way Panji Kabupaten Lampung Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mitos yang terdapat di dalam Tradisi Mendem Ari-ari, masyarakat Jawa di Dusun V
Desa Sidoharjo mempercayai bahwa (1) ari-ari sebagai saudara dari bayi yang baru
lahir, (2) Mitos penguburan Ari-ari yang dilihat dari Perlengkapan-perlengkapannya
terdiri dari (kendil,beras merah,garam,kaca,kain mori,alat tulis sirih dua ikat,kertas
yang bertuliskan Arab atau Jawa,uang logam dan jarum). Perlengkapan terdapat di
dalam Tradisi Mendem Ari-ari yang dipercayai akan mendatangkan hal yang
positifdan pemosisian tempat penguburan Ari-ari yaitu jika laki-laki dikubur
disebelah kanan pintu utama rumah sedangkan perempuan disebelah kiri pintu utama
rumah. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu mitos yang terdapat di dalam Tradisi
Mendem Ari-ari dalam adat Jawa Dusun V Desa Sidoharjo sesuai dengan teori mitos
menurut Mircea Eliade (1986:74) yaitu teori mitos asal-usul. Dengan masyarakat
Jawa di desa Sidoharjo masih menjalankan dan melestarikan Tradisi Mendem Ari-ari
hingga sekarang adalah bentuk rasa syukur kepada sang pencipta dan permohonan
orang tua kepada sang pencipta yang di harapkan agar bayi yang baru lahir akan
mendatangkan ha-hal positif dan terhindar dari segala bentuk-bentuk yang negatif
terhadap kelangsungan hidupnya.
d. Penelitian Latifatussolikhah (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014). untuk skripsinya yang berjudul “Studi
Deskriptif Mitos Larangan Menggunakan Kasur Kapuk Dalam Tayangan Program
Acara Dua Dunia Di Trans7”. Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan fenomenologi. Dengan menggunakan teknik sampling bertujuan
(Purposive Sampling). Validitas data yang digunakan adalah dengan Triangulasi
sumber dan triangulasi teori. Dalam menganalisis data dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis, hasil dari penelitian ini mengatakan
bahwa penayangan acara Dua Dunia yang ada di dusun kasuran memberikan
informasi deskripsi tentang mitos bahwa dusun Kasuran adalah dusun yang pernah
disinggahi oleh Sunan Kalijaga yang mendapatkan santet melalui kasur kapuk yang
akhirnya lahirlah mitos larangan menggunakan kasur kapuk pada masyarakat hingga
kini. Faktanya aplikasi masyarakat terhadap mitos terbagi menjadi tiga,yaitu
pertama, aplikasi yang dilakukan oleh kelompok yang percaya mitos untuk tetap
meyakini mitos namun tidak aktif untuk melakukan informasi kepada orang lain dan
patuh kepada larangan, dalam hal ini adalah kategori masyarakat umum dalam
pengelompokan oleh peneliti menurut perannya, kedua, masyarakat yang tidak
percaya terhadap mitos dan memakai kasur dari kapuk sebagai aplikasi untuk
membuktikan bahwa mitos yang ada dalam masyarakat sesungguhnya tidak ada, dan
mereka aktif untuk memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tidak
mempercayai terhadap mitos larangan, kategori dalam kelompok ini adalah para
akademisi, dan ketiga, masyarakat yang tidak percaya mitos dan tidak menggunakan
kasur kapuk, dalam hal ini adalah sebagian dari kelompok masyarakat umum.
2. Pembahasan Teori
2.1 Mitos
a. Pengertian Mitos
Mitos merupakan salah satu istilah yang sangat sulit di didefiniskan sebab istilah
tersebut digunakan dalam berbagi bidang ilmu, dijelaskan dengan menggunakan
berbagai konsep yang berbeda-beda. Diduga mitos telah digunakan oleh para filsut
sejak zaman Yunani Kuno. Untuk mempermudah permaslahannya dalam hubungan ini
mitos dibedakan menjadi dua jenis, sesuai dengan akar katanya, yaitu mite (myth) dan
mitos (mytos) itu sendiri (Shipley, 1962: 276, 374; Eliade, 1975: 3-4. Secara leksikal
mite berarti cerita tentang bangsa, dewa, dan makhluk adikodrati lain, di dalamnya
sudah terkandung berbagai penafsiran, bahkan juga alam gaib. Mite biasanya dibedakan
dengan fable, cerita tentang binatang, legenda, cerita tentang asal usul. Menurut Noth
(1990: 374) secara etimologis mitos berarti kata, ucapan, cerita tentang dewa-dewa.
Tetapi alam perkembangan berikut mitos diartikan mitos diartikan sebagai wacana
fiksional, dipertentangkan dengan logos, wacana rasional. Mitos biasanya berisi kisah
mengenai asal usul alam semesta, dewa-dewa, dan hal-hal yang berbau supranatural
lainnya, mitos bertujuan untuk meneruskan dan menstabilkan kebudayaan, memberikan
petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan yang sulit dijelaskan dengan akal
pikiran. Dalam kamus-kamus mitos didefinisikan sebagai tradisi dari zaman prasejarah,
biasanya berhubungan dengan salah satu dewa atau suatu kekuatan alam yang
dipersonifikasikan juga sebagai ceritera yang tidak mengandung kebenaran.
Dalam hubungan ini yang dibicarakan adalah istilah yang kedua, yaitu mitos.
Menurut Shipley (1962: 275) mitos lebih banyak dibiarakan dalam bidang religi tetapi
dibedakan dari masalah-masalah yang bukan dalam bentuk tindakan. Menurut Eliade
(1975: 2-4), sebagai gejala dasar kebudayaan, perubahan pandangan yang cukup
mendasar terjadi sejak setengah abad terakhir, di dalamnya para sarjana Barat mulai
melihat mitos dari sudut pandang yang berbeda. Kita mempelajari mitos sebab gejala
tersebut benar-benar ada dalam masyarakat, masih hidup. Mitos merupakan model
untuk bertindak yang selanjutnya berfungsi untuk memberikan makna dan nilai bagi
kehidupan. Dengan kata lain, mitos selalu dikaitkan dengan realitas, secara kosmogonis
selalu ingin membuktikannya.
Menurut Barthes (1985: 109) alam semesta dipenuhi oleh dugaan, saran,
interpretasi dalam pengertian yang lebih luas. Setiap objek, dalam posisiyang sangat
tertutup, dengan sengaja dirahasiakan dapat berubah ke dalam bentuk oral, kelisanan
yang seacara bebas dapat ditafsirkan sebab tidak ada hukum yang melarangnya. Pada
dasarnya manusia hidup atas dasar mitos-mitos yang ada di sekelilingnya, dengan
singkat segala sesuatu adalah mitos dengan demikian kita hidup dalam alam mitos,
bahkan dikendalikan oleh mitos. Menurut Barthes apa saja dapat dianggap sebagai
mitos. Mitos adalah bahasa yang tercuri (stolen language), teori dusta (lie theory) dalam
versi pembicaraannya yang lain. Dengan singkat, menurut Barthes (1985: 109-115)
mitos adalah wacana, bahasa yang digunakan. Mitos tidak didefinisikan oleh objek, oleh
pesan, tetapi dengan cara bagaimana pesan-pesan itu disampaikan, diwacanakan. Oleh
karena itu, mitos dianggap sebagai sistem semiotik tingkat kedua sesudah bahasa,
bahkan sebagai metabahasa. Pada akhirnya Barthes mengakui bahwa mitos tidak perlu
disembunyikan, mitos harus diungkapkan, sebagai demitologisasi sekaligus
demitifikasi. Dalam analisis (Levi-Strauss, 2007: 280-282; cf. Cremers, 1997: (62-63),
sama dengan bahasa mitos dipenggal-penggal, misalnya menjadi mytheme ( seperti
fonem dalam bahasa ) dan mythologem atau dibaca seperti music dianalisis secara
vertical dan horizontal. Setiap mitos merupakan bagian suatu tradisi, semacam struktur
sintagmatis dalam analisi linguistis.
b. Ciri-Ciri Mitos
i. Distorsif, yaitu hubungan antara form dan concept bersifat distorsif dan
deformatif. Concept mendistorsi Form sehingga makna pada sistem tingkat
pertama bukan lagi merupakan makna yang menunjuk pada fakta yang
sebenarnya.
ii. Intensional maksudnya mitos tidak ada begitu juga. Mitos sengaja diciptakan,
dikontruksikan oleh budaya masyarakatnya dengan maksud tertentu.
iii. Statement of fact maksudnya mitos menaturalisasikan pesan sehingga kita
menerimanya sebagai suatu kebenaran yang tidak perlu diperdebatan lagi.
Sesuatu yang terletak secara alami dalam nalar awam.
iv. Motivasional. Menurut Barthes, bentuk mitos mengandung motivasi. Mitos
diciptakan dengan melakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinana konsep
yang akan digunakan berdasarkan sistem semioting tingkat pertamanya.
c. Jenis-Jenis Mitos/Mite
Berdasarkan tempat asalnya, mitos dibedakan menjadi 2 macam yaitu mitos asli
Indonesia dan mitos yang berasal dari luar (Indonesia, Arab dan Negara di sekitar Laut
Tengah). Selain itu, Mite dapat dikelompokkan menjadi mitos penciptaan dan mitos
asal-usul.
d. Fungsi Mitos
a. Pengertian Novel
“Kata novel berasal dari bahasa itali novella yang secara harfiah berarti “sebuah
barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendekdalam bentuk
prosa” (Abrams dalamNurgiantoro, 2010:9).
Dari pengertian diatas, dapat di simpulkan bahwa novel adalah sebuah cerita
fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya
dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata,
tetapi sebuah imajinasi yang di hasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena
yang di lihat dan di rasakan.
b. Ciri-ciri Novel
i. Sajian cerita lebih panjang dari cerita pendek dan lebih pendek dari roman.
Biasanya cerita dalam noveldi bagi menjadi beberapa bagian.
ii. Bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada di dalam masyarakat dengan
ramuan fiksi pengarang.
iii. Penyajian berita berlandas pada alur pokok atau alur utamayang batang tubuh
cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat otonom
(mempunyai latar tersendiri).
iv. Tema sebuah novel terdiri atas tema pokok (tema utama) dan tema bawahan
yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut.
v. Karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga karakter
tokoh lainnya. selain itu, dalam novel dijumpai pula tokoh statis dan tokoh
dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak tetap sejak awal
hingga akhir. Tokoh dinamis sebaliknya, ia bisa mempunyai beberapa karakter
yang berbeda atau tidak tetap.
Pendapat tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri novel adalah cerita
yang lebih panjang dari cerita pendek, diambil dari cerita masyarakat yang di olah secara
fiksi, serta mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Ciri-ciri novel tersebut dapat
menarik pembaca atau penikmat karya sastra karena di dalamnya akan menjadikan lebih
hidup.
c. Macam-macam Novel
“Ada beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan keragaman
tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah pengarang novel” (Nurgiyanto,
2010:16).
i. Novel Populer
Novel Populer adalah novel yang pada masanya dan penggemarnya, khususnya
pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang actual dan
selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel popular
tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara intens, tidak berusaha
meresapi hakikat kehidupan. Sastra populer adalah perekam kehidupan dan tidak
memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Sastra popular
menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan dengan tujuan pembaca akan
mengenali kembali pernyataannya. Oleh karena itu, sastra populer yang baik
banyak mengandung pembaca untuk mengidentifikasi dirinya.
Kata “pop” erat di asosiasikan dengan kata “popular”, mugkin karena novel-
novel itu sengaja ditulis untuk “selera popular” yang kemudian di kenal sebagai
“bacaan populer”. Jadilah istilah pop sebagai istilah baru dalam dunia sastra kita”
(Nurgiyantoro, 2010 : 17).
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian skripsi ini penulis mengunakan jenis penelitian
kualitatif dengan metode diskriptif kualitatif. Penelitian jenis deskriptif adalah
pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan. Dalam
pendekatan ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu
penelitian deskriptif sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif dengan
menggunakan analisis wacana kritis. Menurut Sugiyono (2014:3), metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Penlitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan
transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan ditempat lain, manakala
tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.
3. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah novel KKN di Desa
Penari karya Simpleman, tahun 2019, penerbit BUKUNE Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur – Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630, Indonesia.
4. Tekhik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pengumpulan data dari novel dan berbagai referensi seperti buku, jurnal, web (internet)
ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari
hal-hal yang berupa catatan, buku, dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian mitos-
mitos. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data yang baik dan sesuai dengan kajian melalui buku-buku,
dokumen, jurnal, dan internet.
2. Membaca novel yang di teliti.
3. Menganalisa mitos-mitos yang terdapat dalam novel tersebut sehingga peneliti bisa
menyimpulkan tentang masalah-masalah yang dikaji.
4. Mendokumentasikan data yang telah di tentukan.
K. Daftar Pustaka
Afif, Nasir Ainun. 2107. Larangan Makan Di Depan Pintu Antara Mitologi Dan
Hermeneutika (Studi Kasus Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro). Surabaya : Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat.Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
http://repository.upi.edu/5501/5/s_pgsd_penjas_0701098_chapter3.pdf.
(di akses pada Jum’at, 1 November 2019 pkl. 16.15)
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
(di akses pada Senin, 9 Desember 2019 pkl. 16.15)
https://www.pelajaran.co.id/2018/02/pengertian-ciri-ciri-jenis-fungsi-dan-contoh-
mitos.html (diakses pada selas, 24 desember 2019 pkl. 13.10 wita)
Muhammad, S.H, Prof. Abdulkadir. 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.
Priamantono, Regiano Setyo. 2018. Mitos Mendem Ari-Ari Pada Masyarakat Jawa Di
Dusun V Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung
Selatan. Bandar Lampung : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung Bandar Lampung.
Ratna, S.U, Dr. Nyoman Kutha. 2008. Antropologi Sastra. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Yunilawati. 2018. Mitos Keramat Pohon Pule Di Desa Tekorejo Kecamatan Buay
Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Lampung : Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.