Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan antropologi budaya dan sastra semakin jelas dan kuat baik pada

tataran teori maupun pada tataran kajian fenomena. Dengan melihat persamaan

antara antropologi dan sastra, maka tidak ada alasan untuk untuk menolak

keberadaan antropologi sastra. Hal iu dapat dibuktikan dengan adanya keterkaitan

struktur karya sastra dengan strutur mitos.

Mitos lebih sering dalam bentuk sastra lisan, namun bukan berarti tidak ada

mitos dalam bentuk sastra tulis. Seperti halnya sastra lisan, sastra tulis tidak jauh

berbeda dengan bentuk yang tertulis (novel) dapat dijadikan objek material yang

digunakan untuk memahami kebudayaan..Menurut Ratna (2011: 142) secara

historis citra primodial dan arketip dalam karya sastra melalui dua jalur, yaitu

jalur antropologi kultural Frazer dan psikologi analitik Jung. Tradisi pertama,

menelusuri tentang mitos dan ritual yang pada umumnya terkandung dalam

legenda. Tradisi kedua menelusuri jejak-jejak psikologis. Karya sastra lebih

banyak dibicarakan dari segi mistis apabila

1
2

dibandingkan dengan segi estetisnya. Oleh karena itu, kritik arketip sering

disebutkan sebagai kritik mitos.

Mitos merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang mengakar kuat dan

secara historis selalu mengalami enkulturasi (pembinaan dan pewarisan budaya)

di tengah masyarakat Indonesia. Cerita mitos dapat ditemukan hampir disetiap

daerah di nusantara. Mitos yang merupakan sejenis sastra lisan yang diungkapkan

dengan bahasa daerah, hingga kini masih hidup di sebagian suku bangsa di

Indonesia dan peranannya yang penting bagi masyarakat pendukungnya. Tidak

jarang mitos di berbagai daerah digunakan sebagai sarana untuk melaksanakan

tradisi keagamaan. Kenyataan itu menunjukkan pentingnya fungsi dan arti mitos

dalam kehidupan masyarakat. Usaha untuk melestarikan mitos sebagai hasil

kebudayaan bangsa perlu dilakukan secara terus menerus.

Berbagai tradisi atau peristiwa adat Jawa masyarakat percaya dengan hal-hal

yang bersentuhan dengan mistis, mitos, cerita takhayul, maupun tradisi. Budaya

Jawa kental dengan kepercayaan yang telah diwariskan nenek moyang dan sudah

mendarah daging. Setiap peristiwa dianggap memiliki fungsi dan makna

tersendiri.

. Mitos yang termasuk salah satu sastra lisan, mitos telah ada jauh sebelum

ekspresi tulis berkembang. Opini yang disebarkan melalui tradisi lisan, termasuk

mitos sulit sekali digeser keberadaannya karena tertanam kuat dalam masyarakat

(Nensilianti, 2016: 502). Mitos mempengaruhi karya sastra dan menjadi bagian

tata nilai kehidupan. Mitos merupakan salah satu unsur dasar dalam sastra yang

mengaitkan adanya hubungan cerita dengan makna. Dalam karya sastra,

pengarang membuat sebuah karya berdasarkan apa yang terjadi dalam


3

masyarakat. Mitos dipelajari dalam sastra karena mitos benar-benar ada dan hidup

dalam masyarakat, mengingat tujuan karya sastra adalah menemukan struktur ide,

struktur perilaku dan kecenderungan sosial.

Mitos yang dipercaya oleh masyarakat menjadikan para ahli antropologi

tertarik dan menjadikan salah satu sorotan untuk dikaji baik dari segi sastra lisan

maupun sebagai tradisi lisan. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam mitos pada

kenyataannya bukan hanya dianggap sebagai “takhayul”, akan tetapi memiliki

fungsi dan makna lain bagi masyarakat yang mempercayai, Jawa salah satunya.

Joseph Campbell (dalam Mufiani, 2010: 22) menegaskan bahwa mitos bukan

hanya sekedar kepercayaan atau tradisi masyarakat namun juga memiliki fungsi

bagi kehidupan, diantaranya adalah fungsi mistik, fungsi kosmologi, fungsi

sosiologi dan fungsi pendidikan atau pedagogis.

Karya sastra dianggap sebagai bentuk miniatur masyarakat, khususnya

novel mengandung barbagai bentuk mitos, baik berskala besar maupun kecil,

bermakna positif maupun negatif. Mitos melahirkan mitos baru, demikian

seterusnya, petanda mitos tetap hidup dan dihidupkan kembali oleh masyarakat

pendukungnya (Ratna, 2011: 114).

Kebudayaan Indonesia lebih banyak berorientasi pada kebudayaan Jawa,

mengingat Jawa sebagai penduduk terbesar. Masyarakat Jawa berpikir dan

berperasaan sesuai dengan yang dilakukan nenek moyang yang berpusat di Jawa

Tengah tepatnya Kota Solo dan Yogyakarta. Novel Simple Miracles Doa dan

Arwah karya Ayu Utami merupakan karya sastra (novel) yang menceritakan

tentang kehidupan satu keluarga Jawa yang beragama Katolik, tinggal di Bogor,

namun masih mengamalkan kepercayaan atau tradisi yang berkaitan dengan mitos
4

di Jawa. Orang Jawa memiliki karakteristik mempercayaai hal ghaib dan hal-hal

ynag bersifat mistis. Hal itu terlihat keluarga tokoh Aku. Dalam novel ini

diperlihatkan tentang makhluk halus yang melegenda di Jawa seperti Pocong dan

Kuntilanak.

Mitos yang sering kali dipahami oleh khalayak umum hanya mengandung

unsur negatif memberikan ketertarikan tersendri bagi Ayu Utami. Mitos jika

dikaji secara mendalam memiliki manfaat dan makna secara luas untuk

membangun pribadi yang lebih arif dan bijaksana. Pemahaman tentang mitos

yang masih terkepung dalam pemahaman sempit, dapat membuat bangsa tidak

berkembang dalam hal berpikir. Negara barat, meskipun sudah menggunakan

teknologi yang canggih, masih saja mempercayai adanya mitos. Mitos yang

dipahami negara barat pada masa modern mengarah pada adanya keterkaitan

mitos pada media masa. Selain itu, mitos juga dipahami benar bukan hanya di

Jawa dan yang beragama Islam, akan tetapi Katolik juga memahami benar tentang

mitos, serta makna mitos itu sendiri. Mitos mengajarkan pelbagi ilmu tetang

suatu penghargaan terhadap hal yang tidak dapat dilihat atau ghaib. Menurut

Islam manusia diwajibkan untuk mempercayai hal ghaib, bukan untuk disembah

(selain Tuhan) atau diistimewakan melainkan untuk diimani, karena Tuhan juga

tidak dapat dilihat melainkan ghaib.

Mitos Jawa yang terdapat dalam novel berjudul Simple Miracles Doa dan

Arwah merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk memperkenalkan bentuk

budaya Jawa kepada masyarakat luas. Tidak banyak novel yang bercerita tentang

tradisi atau mitos Jawa dan mitos tentang makna kelahira dan kematian. Selain itu

budaya Jawa ynag mengarah pada konsep “Sangkan Paraning Dumani” yang
5

mana menjelaskan tentang konsep Jawa yang menekankan pada manusia

diciptakan dana pa tujuan hidupnya seperti dalam novel berjudul Simple Miracles

Doa dan Arwah. Hal tersebut sebagai gambaran wujud kebudayaan jawa dengan

kekuatannya yang bersifat tradisional, sehingga gagasan di atas yang menjadikan

alasan perlunya melakukan pengkajian tentang mitos Jawa melalui penelitian

dengan judul Mitos Jawa dalam novel Simple Miracles Doa dan Arwah Karya

Ayu Utami Kajian Antropologi Sastra. Diharapkan dalam penelitian ini dapat

menghasilkan sebuah temuan baru dengan analisis dari perspektif antropologi

terkait mitos Jawa yang terdapat dalam novel Simple Miracles Doa dan Arwah.

Terdapat penelitian lain yang mengambil objek material novel Simple

Miracles Doa dan Arwah karya Ayu Utami yang relevan dengan penelitian ini,

yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Mulia (2016) dengan judul Realisme Magis

Dalam Novel Simple Miracles Doa dan Arwah Karya Ayu Utami” dalam tesis

mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui munculnya karya Simple Miracles Doa dan Arwah yang

menghadirkan mitos atau kepercayaan yang berasal dari masa lampau ke masa

kini dan mengungkapkan bagaimana realisme magis yang ternarasikan dalam

novel. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang dikaji dengan teori

realisme magis Wendi B. Faris. Pendekatan ini membuat pemahaman akan karya

sastra lebih mudah karena bertujuan untuk memahami realisme magis yang

tertuang dalam realita kehidupan masyarakat modern. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa narasi realisme magis yang ada di dalam novel Simple

Miracles Doa Dan Arwah memperlihatkan dua isu sosial yang berkaitan dengan

mistik dan agama-agama di Jawa.


6

Penelitian lain yang relevan dengan objek formal kajian analisis penelitian

ini, antara lain skripsi yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2015), mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Nilai Budaya Pada Novel Gugur

Bunga Kedaton Karya Wahyu H.R: Kajian Antropologi Sastra dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori antropologi sastra.

Hasil penelitian nilai budaya yang terdapat dalam novel Gugur Bunga Kedaton

karya Wahyu H.R diterapkan untuk pembelajaran sastra di SMA melalui unsur

intrinsk dan ekstrinsik. Unsur intrinsik diterapkan dalam penemuan tema dalam

karya sastra, sedangkan unsur ekstrinsik diimplementasikan dengan cara

menemukan nilai budaya dalam novel tersebut.

Penelitian lain yang berkaitan dengan mitos dilakukan oleh Sumaryono

(2011) dengan judul “Cerita Panji Antara Sejarah, Mitos dan Legenda”. Hasil

penelitian diperoleh informasi bahwa cerita panji mengandung unsur mitos.

Namun dalam penelitian ini objek (cerita panji) yang dipakai kurang menarik dan

masyarakat tidak banyak mengenalnya.

Penelitian mitos dilakukan lagi oleh Hidayat (2004) yang berjudul “Kajian

Strukturalisme Simbolik Mitos Jawa Pada Motif Batik Berunsur Alam” Hasil

penelitian diperoleh informasi bahwa mitos yang ada pada budaya masyarakat

Jawa berupa bentuk atau benda dan dari benda itulah dapat ditemukan mitos-

mitos lainnya, dalam penelitian ini fokus pada objek yang berupa motif atau

gambar dengan pendekatan strukuralisme tanpa menyingung tentang pengaruh

motif itu sendiri dengan pendekatan kebudayannya atau antropologi.


7

Penelitian lain juga dilakukan oleh Iswidayati (2016) yang berjudul “Fungsi

Mitos Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pendukungnya” Hasil penelitian

diperoleh informasi bahwa budaya memiliki peran sangat kuat dalam mitos

namun mitos lebih pada objek yang menekankan pada simbol-simbol yang ada

pada cerita dewi pada masyarakat. Selain itu, terdapat juga penelitian tentang

mitos yang dilakukan oleh Nensilianti (2016) yang berjudul “Mitos Masyarakat

Bugis “Sawerigading”: Kajian Struktural Levi-Strauss”. Hasil penelitian

diperoleh informasi bahwa menganalisis struktur mitos dilakukan dengan

mengembangkan analisis mitos Levi-Strauss, yaitu analisis struktur (sintagmatik)

dan sistem (paradigmatik) setiap teks mitos dengan memperhatikan unsur

segmentasi, penggolongan dan oposisi (komutasi).

Persamaan penelitian Mitos dalam Novel Simple Miracles Doa dan Arwah

Karya Ayu Utami Kajian Antropologi Sastra ini dengan penelitian sebelumnya

yaitu mengarah pada hal-hal yang membahas tentang mitos. Di samping itu,

perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih

bersifat kontekstual atau menekankan pada unsur teks yang ada pada suatu karya

sastra yang lebih mudah diketahui oleh masyarakat, salah satunya adalah novel

Simple Miracles Doa dan Arwah. karya Ayu Utami.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan acuan dari masalah yang diteliti agar

penelitian menjadi lebih fokus dan tidak menyimpang dari tujuan dan manfaat

yang hendak dicapai. Meskipun telah terjadi perubahan zaman, tetapi unsur
8

budaya, mitos, dan tradisi Jawa yang diinterpretasikan dalam bentuk mitos dan

fungsi mitos yang mendominasi kisah dalam novel ini.

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana bentuk mitos Jawa yang terdapat dalam novel Simple Miracles

Doa dan Arwah karya Ayu Utami?

2) Bagaimana fungsi mitos Jawa terdapat dalam novel Simple Miracles Doa dan

Arwah karya Ayu Utami?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Menganalisis bentuk-bentuk mitos Jawa dalam novel Simple Miracles Doa dan

Arwah karya Ayu Utami

2. Menganalisis fungsi mitos Jawa dalam novel Simple Miracles Doa dan Arwah

karya Ayu Utami

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoretis

Kontribusi teoritis yang diiperoleh setelah melakukan penelitian ini yaitu

membantu mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sastra dalam hal

mengkaji sebuah karya sastra (novel). Hasil studi ini dapat dimanfaatkan untuk

dasar pengembangan penelitian berikutnya yaitu, kajian sastra dengan teori


9

antropologi untuk mengkaji bentuk-bentuk mitos dan fungsi mitos Jawa yang

terdapat dalam novel Simple Miracles Doa dan Arwah karya Ayu Utami

2) Manfaat Praktis

Pembaca akan mengetahui tentang kebudayaan tradisi lisan masyarakat,

Mitos melalui novel karya Ayu Utami yang sudah dikembangkan dalam bentuk

tulisan melalui novel karya Ayu Utami, dengan adanya mitos dan kebudayaan

dalam sastra lisan akan membawa manfaat untuk kepentingan-kepentingan riset

sastra lisan atau sastra daerah. Di samping itu, hasil penelitian diharapkan dapat

digunakan sebagai salah bahan referensi penelitian selanjutnya.

1.5 Penegasan Istilah

Menghindari terjadinya perbedaan penafsiaran antara penelitian dan pembaca

terdapat istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu adanya penegasan

istilah.

Beberapa istilah yang perlu ditegaskan dalam peneliian ini sebagai berikut.

1) Mitos adalah kepercayaan masyarakat terhadap hal ghaib yang dianggap

memiliki nilai budaya dan berharga untuk kehidupan masyarakat yang

mempercayainya.

2) Mitos Jawa adalah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap hal ghaib yang

memiliki nilai dan makna serta dipercaya memiliki pengaruh dalam

kehidupan.

3) Bentuk mitos teogonik adalah bentuk mitos Jawa yang mengarah pada

kepercayaan bahwa Tuhan yang maha tinggi dan tidak dapat ditandingi

oleh apapun.
10

4) Bentuk mitos supranatural adalah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap

suatu kekuatan yang dimiliki oleh tokoh. Kekuatan berupa kemampuan

melihat makhluk halus dan memiliki indera keenam.

5) Bentuk mitos kelahiran adalah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap hal

ghaib yang berkaitan dengan kelahiran. Kelahiran yang membawa saudara

ghaib.

6) Bentuk mitos kematian adaah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap

arwah orang meninggal yang masih tetap di tempat biasa tinggal dan

terdapat proses panjang untuk menuju surga atau neraka.

7) Bentuk mitos hari keramat adalah kepercayaan masyarakat Jawa terhadap

hari tertentu yang memiliki makna dan dapat mempertemukan dengan

makhluk ghaib.

8) Fungsi mitos adalah manfaat dalam kehidupan yang dapat diambil ketika

mempercayai adanya hal ghaib.

9) Indra keenam adalah kemampuan seseorang untuk melihat makhluk gaib

dan peristiwa yang akan terjadi

10) Supranatural adalah kemampuan, kelebihan atau kekuatan yang tidak

lazim, yang berhubungan dengan mistis dan tidak dapat dijelaskan dengan

logika manusia

11) Takhayul adalah kebenarannya tidak dapat dibuktikan hanya berdasarkan

khayalan

12) Antropologi sastra dalam penelitian ini adalah disiplin ilmu yang berkaitan

dengaan tradisi, adat istiadat, mitos, dan peristiwa-peristiwa kebudayaan

pada umumnya yang berkaitan dengan kebiasaan yang turun-temurun.

Anda mungkin juga menyukai