x Tahun 20XX | xx – xx
1|GENRE
Pendahuluan prinsip moral yang dapat dijadikan acuan
atau tuntunan bagi manusia dalam
Cerita rakyat merupakan sebuah hal bertingkah laku dalam memperlakukan
yang unik dalam sebuah daerah, hampir alam. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: hormat
setiap daerah mempunyai cerita rakyat kepada alam, tanggung jawab kepada alam,
kebanggaannya masing-masing. Ada cerita solidaritas kosmis, kasih sayang dan
rakyat yang sudah sangat lama sekali kepedulian terhadap alam, no harm, dan
kejadiannya akan tetapi masih hangat dalam hidup sederhana dan selaras dengan alam
pembicaraan masyarakat, cerita rakyat
tersebut berkembang luas di masyarakat Ekosistem sastra yang baik tentu akan
tertentu. Disampaikan secara lisan dari melahirkan karya-karya sastra yang baik,
mulut ke mulut dari satu generasi ke jikalau diperibahasakan mungkin peribahasa
generasi sampai turun temurun hingga saat “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” dirasa
ini Alan Dundes dalam (Danandjaja, 2007). tepat untuk mewakili vitalnya kedekatan
Berkenaan dengan jenis kebudayaannya, antara ekosistem lingkungan dan
Yadnya dalam (Endraswara, 2013) kasusasteraan. Ekologi sastra sepertihalnya
menyatakan bahwa folklore merupakan tanaman yang memfokuskan pada hubungan
bagian dari kebudayaan yang bersifat timbal balik antara tanaman tersebut dan
tradisional, tidak resmi (unofficial), dan lingkungannya. Kedua hal tersebut saling
nasional. Pandangan ini mengatakan bahwa memengaruhi dan saling bersinergi, maka
folklore bukan hanya yang bersifat etnik, dari itu sastra tidak mungkin lepas dari
melainkan juga yang nasional; yang lingkungan sekitarnya Karya sastra sering
penyampainnya secara tidak resmi. kali memanfaatkan alam sebagai latar fisik
(lingkungan) atau objek penceritaanya.
Dalam cerita rakyat biasanya terdapat Alam merupakan bagian penting dalam
hal-hal yang bersifat baik dan hal-hal yang sebuah karya sastra. lingkungan di sini
bersifat buruk, hal-hal bersifat baiknya agar diartikan semua faktor eksternal yang
dapat diteladani, seperti; nasihat, langsung berdampak pada kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan, dan
hiburan, dan wejangan dan hal-hal bersifat
buruknya agar tidak dilakukan dan dijauhi reproduksi organisme (Endraswara, 2016).
oleh generasi-generasi penerus bangsa yang Dalam penelitian ini akan diteliti
membaca cerita rakyat kebanggaan daerah tentang cerita rakyat yang ada di Daerah
mereka masing-masing. Istimewa Yogyakarta karena dalam daerah
Ekologi merupakan bagian dari tersebut terdapat adanya cerita rakyat yang
ekosistem, sastrapun memilikki ekosistem masih sering diperbincangkan oleh
yang luas, tentunya ekologi dan sastra masyarakat dan tentunya juga memuat
merupakan dua hal yang berbeda, akan unsur-unsur ekologi sastra. Selain itu,
tetapi dalam sebuah karya sastra akrab penelitian ini dilakukan juga di Daerah
dengan ekosistem dan ekologi, karena Istimewa Yogyakarta yang memiliki bukti-
dalam suatu karya sastra biasanya terdapat bukti sejarah yang nantinya akan
diksi-diksi yang memuat tentang ekologi mempermudah dalam melakukan
sebagai unsur esetetik karya tersebut. penelitian. Penelitian ini dibuat agar dapat
Contoh saja diksi-diksi seperti; air, sungai, mengangkat citra dari cerita rakyat Daerah
hutan, hewan, tumbuhan, diksi-diksi yang Istimewa Yogyakarta dan nantinya banyak
saya sebutkan tadi adalah sebuah diksi yang masyarakat luar yang mengetahui dan
tidak asing dijumpai saat membaca karya mempelajarinya.
sastra. Menurut Endraswara, (2016)sastra
tanpa ekologi sepertihalnya ada kekosongan Metode
elemen, sastra butuh lingkungan, sastra Penelitian ini merupakan penelitian
butuh ekosistem untuk berkembang. deskriptif. Metode ini berfungsi untuk
Beberapa prinsip-prinsip moral yang memecahkan masalah dengan cara
mengumpulkan, menyusun,
relevan dalam lingkungan hidup. Keraf,
mengklasifikasikan, mengkaji dan
(2010) merumuskan setidaknya ada enam menginterpretasikan data. Metode ini tidak
sekedar memberikan penjelasan, akan memengaruhi karya sastra. Seperti halnya
tetapi juga memberikan pemahaman yang tanaman, karya sastra memerlukan
jelas terkait data yang diperoleh dan ekosistem alam yang mendukung. Tanaman
dianalisis. Teknik analisis merupakan memerlukan air dan kesuburan tanah untuk
proses mengelompokkan dan mengurutkan mekar, karya sastra pun juga begitu. Karya
data ke dalam suatu pola, kategori, dan
sastra tanpa lingkungan yang kondusif dan
satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat ditarik mendukung akan menyebabkan karya
kesimpulan hipotesis kerja, seperti yang tersebut kurang mekar. Oleh karena itu,
disarankan oleh data (Moleong, 2010). pemahaman mengenai lingkungan agar
Tujuan dari analisis data ialah sastra dapat mekar secara sempurna di
mendeskripsikan sebuah data sehingga lingkungan hidupnya.
data tersebut mudah dipahami dan dapat
mempermudah peneliti dalam menarik Kebijakan dan peraturan mengenai
kesimpulan mengenai karakteristik pemeliharaan lingkungan akan bergantung
populasi berdasakan data yang didapatkan dengan bagaimana pemahaman mengenai
dari sampel. lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat
pun kadang juga melahirkan sebuah karya
Adapun cara yang dilakukan dalam sastra. Sastra yang bermuatan pendapat
penelitian ini dalam menganalisis data
mengenai penolakan terhadap kelestarian
adalah sebagai berikut; (1) Membaca cerita
rakyat yang sudah peneliti pilih secara lingkungan juga akan lahir dari lingkungan
saksama, (2) Mengidentifikasi unsur etika yang demikian. Sastra memerlukan ekologi
lingkungan dan latar fisik yang terkandung sebagai bentuk pemahaman tentang
dalam cerita rakyat, (3) Membuat catatan lingkungan. Lingkungan yang baik akan
dalam kartu data berdasarkan hasil analisis memperkaya sebuah karya sastra begitu
untuk menjabarkan hasil analisis data, (4) juga sebaliknya (Endraswara, 2016).
Mendeskripsikan data yang memuat etika
lingkungan dan latar fisik (lingkungan) Etika lingkungan dalam cerita
dalam cerita rakyat, (5) Menarik rakyat Provinsi Daerah Istimewa
kesimpulan terkait hasil analisis yang telah Yogyakarta dibagi menjadi enam konsep,
dilakukan yaitu konsep hormat kepada alam, konsep
tanggung jawab kepada alam, konsep
Hasil dan pembahasan solidaritas kosmis, konsep kasih sayang dan
Pada cerita rakyat Provinsi Daerah kepedulian terhadap alam, konsep no harm
Istimewa Yogyakarta ditemukan etika dan konsep hidup sederhana dan selaras
lingkungan hidup di dalamnya. Etika dengan alam. Adapun judul lima cerita
lingkungan dikelompokkan menjadi enam rakyat yang dianalisis meliputi: (1) Kiai
konsep, yaitu sebagai berikut: (1) konsep Jegot, (2) Gunung yang berbau harum, (3)
hormat kepada alam, (2) konsep Syekh Surbakti, (4) Desa itu bernama
tanggungjawab kepada alam, (3) konsep “Butuh”, dan (5) Ki Ageng Paker.
solidaritas kosmis, (4) konsep kasih sayang
dan kepedulian terhadap alam, (5) konsep a. Cerita Rakyat Berjudul “Kiai Jegot”
no harm, (6) konsep hidup sederhana dan
selaras dengan alam. (1) Hormat kepada alam
Penggunaan sumber daya alam akan
maksimal dan berjalan dengan baik bagi
kelangsungan ekosistem apabila
1. Etika Lingkungan dalam cerita penggunaannya dapat terkontrol. Selain itu,
rakyat pemilihan sumber daya alam juga harus
diperhatikan supaya sumber daya alam
Ekologi sastra adalah ilmu yang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
mempelajari hubungan timbal balik antara dan tidak terbuang secara percuma. Hal ini
lingkungan alam dengan karya sastra dapat dilihat dari kutipan berikut.
ataupun sebaliknya. Lingkungan akan
“Paman Patih, Prabayeksa disebutkan pada kutipan di atas, ketua abdi
hendaknya dibangun dengan kayu dalem melakukan prakarsa, usaha,
jati yang benar-benar kuat dan tua.” kebijakan dan tindakan secara nyata dalam
(hlm 2). bentuk memberi himbauan kepada
anggotanya secara langsung agar tidak
Dalam kutipan tersebut Sultan merusak hutan dan menjaganya sebaik
Hamengkubuwono 1 hanya menghendaki mungkin. Hal tersebut relevan dengan
menebang kayu jati yang memang sudah kehidupan di zaman sekarang, bahwa
pantas untuk ditebang, dan menghindari ekosistem hutan merupakan ekosistem yang
kayu jati yang masih muda atau belum sangat harus dijaga selain karena sumber
layak tebang. Sultan Hamengkubuwono 1 daya alamnya juga karena hutan merupakan
memiliki pandangan yang baik terkait paru-paru dunia. Fakta juga menunjukkan
kebutuhan sumber daya alam berupa kayu bahwa pohon adalah salah satu
jati yang memang benar-benar sudah tua penyumbang oksigen terbesar di dalam
karena kayu jati yang sudah tua umumnya bumi. Hal tersebut sejalan dengan prinsip
memiliki tingkat kekukuhan yang tinggi etika lingkungan berupa tanggung jawab
daripada kayu jati yang masih muda. Maka kepada alam karena dalam konsep ini
dari itu, Sultan Hamengkubuwono 1 hanya mengatakan bahwa manusia harus
menginginkan kayu jati yang benar-benar mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan
kuat dan tua dan membiarkan kayu jati tindakan secara nyata untuk menjaga alam
yang muda untuk berkembang dan hidup. semesta.
Hal tersebut sejalan dengan prinsip etika
lingkungan berupa hormat kepada alam (3) Konsep No Harm
yang menyebutkan bahwa alam semesta
juga memiliki hak berada, hidup, dan Konsep ini memberikan pengertian
berkembang. bahwa bentuk minimalnya adalah manusia
tidak merugikan alam semesta beserta
(2) Tanggung jawab kepada alam isinya seperti tidak menyakiti binatang,
tidak menyebabkan musnahnya spesies
Tanggung jawab kepada alam tertentu, dan tidak membuang limbah
merupakan perilaku yang harus ditanamkan seenaknya. Hal tersebut dapat dilihat dalam
di setiap pribadi manusia karena alam kutipan berikut.
merupakan tanggung jawab yang harus
diemban bersama. alam harus dijaga dan Sabda Kiai Jegot (Jin penunggu
dilestarikan apa yang terjadi di alam pohon jati): “Kalian boleh
tentunya juga akan memengaruhi kehidupan menebang pohon jati di tempat
manusia. Oleh sebab itu, manusia harus tinggalku ini. Akan tetapi, aku
memiliki sikap tanggung jawab kepada memohon agar diperkenankan tetap
alam. Hal tersebut dapat dilihat dalam berada di dalamnya. Apakah kalian
kutipan berikut. setuju ?”.
“Hutan harus dijaga agar tidak Mendengar syarat dari Kiai Jegot
rusak. Hutan yang terawat akan tersebut, pemimpin abdi dalem
menyimpan air bagi kepentingan meminta waktu untuk berpikir dan
rakyat di sekitar hutan ini.” (hlm 4- bertanya kepada Sultan
5). Hamengkubuwono I.
Dalam kutipan tersebut Sabda Sultan Hamengkubuwono I:
menunjukkan bahwa ketua abdi dalem “Abdi dalemku! Katakan kepada
menghimbau dan memberikan nasihat Kiai Jegot, aku tidak merasa
kepada anggotanya untuk menjaga keberatan dengan syaratnya itu.
ekosistem hutan. Di dalam hutan yang Namun, aku minta agar ia mau
terawat terdapat sumber mata air untuk menjaga Kerajaan Ngayogyakarta
kepentingan orang banyak. Seperti yang untuk selama-lamanya.”
Dari kutipan di atas menjelaskan Dari kutipan di atas menjelaskan
bahwa makhluk gaib penunggu pohon jati bahwa Sultan Hamengkubuwono 1 hanya
tertua yang bernama Kiai Jegot meminta menginginkan kayu jati yang terbaik saja,
agar tetap tinggal di kayu jati yang akan dan tidak memperkenankan para abdi
digunakan untuk bangunan prabayeksa. dalemnya merusak hutan atau berperilaku
Sultan Hamengkubuwono 1 sebagai raja tamak, dan rakus. Mengacu kepada
Ngayogyakarta tidak keberatan, dan bahkan kehidupan modern seperti sekarang ini
memberikan mandat tersendiri untuk Kiai manusia terkadang bersifat terlalu
Jegot sebagai tanda pengakuan eksistensi konsumtif atau rakus. Hal tersebut bila
Kiai Jegot sang penunggu kayu jati tertua di diaplikasikan ke alam tentu saja memiliki
hutan Karangasem tersebut. Manusia dan dampak yang buruk bagi alam itu sendiri.
makhluk gaib merupakan sama-sama Oleh karena itu, sebagai manusia harus
ciptaan Tuhan. Kiai Jegot muncul dengan memiliki batasan dan harus sadar bahwa
sikap yang baik-baik dan tidak melakukan alam itu boleh diolah tetapi harus sesuai
tindakan yang merugikan, pengambilan dengan hitungan yang tepat dan sejauh
keputusan Sultan Hamengkubuwono 1 dibutuhkan. Hal itu sejalan dengan konsep
dalam kutipan di atas dirasa tepat, sebagai hidup sederhana dan selaras dengan alam
salah satu wujud pengakuan eksistensi yang menyebutkan bahwa manusia harus
berupa pengambilan keputusan mencari memanfaatkan alam secara secukupnya dan
jalan terbaik atau sama sama tidak boleh rakus atau tamak.
menguntungkan. Kiai Jegot tetap tinggal di
kayu jati yang sudah lama ia tinggali, dan b. Cerita Rakyat berjudul “Gunung yang
keraton mendapatkan kayu jati serta berbau harum”
naungan atau penjagaan dari Kiai Jegot. Hal (1) Hormat kepada alam
di atas sejalan dengan prinsip No Harm
yang menyebutkan bahwa minimal manusia Manusia memiliki kewajiban moral
tidak melakukan tindakan yang merugikan untuk menghargai alam semesta dan segala
atau mengancam eksistensi makhluk hidup isinya karena manusia merupakan bagian
lain di alam semesta ini. dari alam semesta dan alam juga
mempunyai nilai pada diri manusia itu
(4) Hidup sederhana dan selaras dengan sendiri. dengan prinsip hormat kepada alam
alam yang menyebutkan bahwa alam semesta
Prinsip ini sangat vital karena pada juga memiliki hak berada, hidup, dan
zaman modern seperti sekarang ini manusia berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari
cenderung berperilaku konsumtif, rakus dan kutipan berikut.
tamak. Konsep ini mencoba “Sebelum aku meninggalkan tempat
mengembalikan kepribadian hidup pada yang banyak semutnya ini, aku
masa lampau bahwa manusia harus bersabda bahwa kelak kalau tempat
berperilaku sederhana dan memanfaatkan ini dihuni manusia maka akan
alam secukupnya saja. Hal tersebut dapat disebut Desa Semutan” sabda Sultan
dilihat dari kutipan berikut. Agung sambil meninggalkan tempat
“Benar! Untuk itu, kita hanya itu. (hlm 23).
diperkenankan memotong pohon jati Dari kutipan di atas menjelaskan
sesuai dengan perintah!”. “Kita bahwa Sultan Agung memberi nama sebuah
tidak diperkenankan menebang desa dengan menggunakan unsur alam di
pohon jati yang belum benar-benar dalamnya, yaitu desa Semutan. Alam
tua, juga tidak diperkenankan memang tidak memiliki perasaan tetapi
merusak pohon-pohon lainnya yang sebagai manusia kita harus menghargai dan
ada di hutan Karangasem.” (hlm 4). menghormati alam. Jika hal tersebut dapat
ditanamkan di setiap individu, maka tentu
juga akan berdampak baik bagi alam karena
manusia dan alam itu saling membutuhkan. mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Oleh karena itu, jika kita menghargai dan Hal ini selaras dengan konsep solidaritas
menghormati alam, alam akan kosmis yang menyebutkan bahwa manusia
membalasnya dengan memberikan harus memiliki tenggang rasa kepada
keindahan, kenyamanan, dan kehidupan. makhluk hidup lain, ikut merasakan sedih
Hal tersebut selaras dengan konsep dan sakit saat makhluk hidup lain juga
menghormati alam yang menyebutkan merasakannya, ikut merasa apa yang terjadi
bahwa manusia memiliki kewajiban moral dengan alam karena ia merasa satu dengan
untuk menghargai alam semesta dengan alam.
segala isinya karena manusia juga
merupakan anggota atau bagian dari alam (3) Hidup sederhana dan selaras dengan
semesta. alam