Anda di halaman 1dari 12

PERLAWANAN TOKOH TERHADAP KERUSAKAN HUTAN DALAM NOVEL DI

KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI DALAM KAJIAN EKOKRITIK


GREG GARRARD

Aulia Dayanti, email: Adnpvlom29@gmail.com


Juanda, email: juanda.unm@gmail.com
Suarni Syam Saguni, email: suarni.sagunia@yahoo.com / suarnisaguni14@gmail.com
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Negeri Makassar

Abstrak

AULIA DAYANTI, 2019. “Perlawanan Tokoh Utama Terhadap Kerusakan Hutan dalam
Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari Kajian Ekokritik Greg Garrard”.
Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas
Negeri Makassar. Pembimbing I Dr. Juanda, M.Hum. Pembimbing II Suarni Syam Saguni,
S.S., M.Hum.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kerusakan hutan dan
perlawanan tokoh bedasarkan kajian ekokritik Greg Garrard. penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif. Sumber data penelitian adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak
Karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, di Jakarta pada
tahun 2015 tebal 176 halaman. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dokumentasi yang terbagi menjadi teknik baca dan teknik catat.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak
terdapat kerusakan- kerusakan yang terjadi akibat dari ulah manusia. Dalam novel tersebut,
kerusakan yang ditemukan berupa kerusakan hutan, kepunahan binatang, pencemaran.
Pertama, kerusakan hutan akibat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan warga
Tanggir secara berlebihan di Bukit Cibalak. Kedua, kepunahan binatang dikarenakan
perubahan ekosistem. Ketiga, terjadinya pencemaran udara dan tanah terjadi dikarenakan
munculnya kendaraan bermotor dan teknologi pertanian yang menyebabkan polusi udara
dan erosi terhadap tanah. Sementara mengenai bentuk perlawanan dapat dilihat dari sikap
yang dilakukan oleh tokoh Pambudi, Pak Barkah, dan Tono. Perlawanan yang dilakukan
bersifat idelogis, melalui tulisan yang kritis terhadap pemerintah. Oleh karena itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi setiap orang untuk lebih
memperhatikan, menjaga dan mencintai lingkungannya.

Kata Kunci: Ekokritik, Kerusakan Hutan, dan Perlawanan Tokoh.


Abstrak

This study purpose to describe the form of forest destruction and the resistance of figures
based on Greg Garrard's ecocritical study. This study used qualitative research methods. The
research data source is a novel at Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari published by PT
Gramedia Pustaka Utama, in Jakarta in 2015 with 176 pages thick. The data collection technique
in this study was carried out documentation which was divided into reading techniques and note
taking techniques.
The results of this study illustrate that in the novel At Kaki Bukit Cibalak there are
damage caused by human activities. In the novel, the damage found is in the form of forest
damage, animal extinction, pollution. First, forest destruction due to excessive development
carried out by the government and Tanggir residents on Cibalak Hill.
Third, the occurrence of air and soil pollution occurs due to the emergence of motorized
vehicles and agricultural technologies that cause air pollution and erosion of the soil. While the
form of resistance can be seen from the attitude taken by the characters Pambudi, Pak Barkah,
and Tono. Resistance carried out is ideological, through writing that is critical of the
government. Therefore, this research is expected to provide encouragement for everyone to pay
more attention, maintain and love their environment.
Keywords: Ecocriticism, Forest Damage, and Resistance figure.
PENDAHULUAN berada di alam semesta ini hanya akan
Karya sastra terlahir dari perasaan dan mendapat nilai dan perhatian sejauh
imajinasi pengarang. Sastra lahir dari menunjang kepentingan manusia. Dengan
dorongan manusia untuk mengungkapkan demikian, alam dipandang sebagai objek,
hakikat kehidupan yang memuat masalah alat, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
manusia, kemanusiaan dan semesta. dan kepentingan manusia. Hubungan sastra
Keterkaitan antara karya sastra dan objek dan alam atau lingkungan sudah bisa
pembahasannya yang menyentil persoalan dikatakan saling memiliki satu sama lain
manusia menyebabkan karya sastra dan karena saat ini banyak penggarang dan
manusia memiliki hubungan yang tidak penyair secara tidak langsung menulis dan
terpisahkan. Sebuah karya sastra merupakan menciptakan karya yang bertema atau
lahir dari sebuah karya baik itu kehidupan membahas tentang alam dan lingkungan
sosial, budaya, maupun kehidupan yang mulai dari puisi, cerpen, maupun novel.
berhubungan dengan alam sekitar dan
Ekokritik adalah kajian mengenai
lingkungannya. Karya sastra adalah cermin
sastra dengan lingkungan fisik,
dari keadaan yang ada dalam lingkungan.
pertumbuhan populasi hilangnya hutan,
Pengarang atau penulis karya sastra
punahnya spesies tertentu dalam waktu yang
seringkali menggunakan alam sebagai latar
singkat, peningkatan polusi udara, dan
dan objek penceritaan dalam karyanya dan
pencemaran air serta tanah di muka bumi
menjadikannya sebagai tema utama. Sebagai
ini. Ekokritik memusatkan kajiannya dalam
latar, misalnya digunakan diksi hutan, laut,
karya sastra dengan lingkungan hidup
gunung dan sungai.Sedangkan untuk objek,
seperti hubungan antara karya sastra dengan
diksi yang dipakai misalnya manusia,
lingkungan hidup, realitas sosial dan fisik
binatang, serta tumbuhan.
yang lazimnya sebagai fokus kajiannya.
Hubungan manusia dan alam semesta Teori ekokritik memuat relasi tentang
secara umum saling memengaruhi satu sama bagaimana seharusnya sikap dan perlakuan
lainnya. Manusia dan kepentingannya, manusia terhadap lingkungan atau alam
dalam tatanan ekosistem, dianggap yang disekitarnya, bagaimana ia melihat harmoni
paling menentukan dalam kebijakan yang dan stabilitas lingkungan. Alam sebagai
terkait dengan alam, baik secara langsung penyedia sarana kebutuhan utama bagi
maupun tidak langsung. Segala sesuatu yang manusia, alam menyajikan apa yang menjadi
sumber penghidupan manusia. Maka dari sejenis. Walaupum demikian, pembelajaran
itu, manusia sepatutnya menjaga dan sastra dilaksanakan secara terintegrasi
melindungi, memanfaatkan, melestarikan, dengan pembelajaran bahasa baik dengan
serta memelihara alam. Bukan justru keterampilan menulis, membaca, menyimak,
merusak dan mengeksploitasi alam.Sebagai maupun berbicara (Juanda, 2018: 12).
sebuah ilmu, ekokritik ditinjau dari Ekologi berasal dari bahasa yunani,
pandangannya, mempertanyakan alam yaitu oikos yang memiliki arti rumah dan
sebagai halnya bagian dari lingkungan yang logos yang berarti ilmu tentang makhluk
tak terpisahkan dari kehidupan manusia hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan
telah dieksploitasi oleh manusia sendiri sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk
demi kepentingan ekonomi, atau kepuasan hidup. Ekologi dapat juga dikatakan sebagai
semata. ekonomi alam yang melakukan transaksi
dalam bentuk materi, energi dan informasi
Alasan peneliti mengambil teori
(Soemarwoto, 1983: 22). Permasalahan
ekokritik ini karena masih kurangnya
lingkungan hidup ialah hubungan makhluk
penelitian dikalangan mahasiswa dikalangan
hidup, khususnya manusia dengan
Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia
lingkungan hidupnya. Ilmu yang
Universitas Negeri Makassar. Selain itu
mempelajari atau mengkaji tentang
masih kurang para mahasiswa mengetahui
hubungan timbal balik antara makhluk hidup
teori ekokritik ini karna kebanyakan hanya
dengan lingkungan hidupnya disebut
mengetahui teori sastra yang lainnya seperti
ekologi.
psikologi sastra, sosiologi dll.
Teori ekokritik pada tahun 1990-an
LANDASAN TEORI
mengubah sudut pandang orang terhadap
Sastra merupakan warisan budaya
karya sastra mengenai alam dan manusia.
bangsa Indonesia yang secara turun-temurun
dilestarikan kepada generasi bangsa Ekokritik sastra merupakan kajian dalam
Indonesia dan diakui sebagai wahana
karya sastra yang melihat berbagai
pendidikan moral dan karakter (Juanda,
fenomena lingkungan yang ada dalam karya
2018: 168). Sastra tidak bisa dikelompokkan
ke dalam aspek keterampilan berbahasa sastra. Ekokritik adalah kajian mengenai
karena bukan merupakan bidang yang
sastra dengan lingkungan fisik, pertumbuhan
pupulasi hutan, punahnya spesies tertentu “Ecocriticim” used by Glotfelty dan
Fromm itu finally operated to the
dalam waktu yang singkat, peningkatan
meaning of save on earth. (Roman,
polusi udara, dan pencemaran air serta tanah
2015 : 105)
dimuka bumi ini (Juanda, 2018: 71-82) Cheryll Glotfelty and Harold Fromm
Ekokritis adalah studi tentang hubungan
Menurut buku Ecology: A Bridge
antara sastra dan fisik lingkungan. Sama
between Science and Society Love (2003: 9),
seperti kritik feminis bahasadan sastra
meminta perhatian pada ekologi sebagai
perspektif yang sadar gender dan kritik
ilmu yang mendasari dan mengintegrasikan
Marxis membawa kesadaran model produksi
dunia saat ini. Diungkapkan bahwa
dan kelas ekonomi untuk pembacaan
ecocriticism memiliki potensi untuk
teksnya, ekocriticism mengambil
berkontribusi dalam mempelajari nilai-nilai
pendekatan yang berpusat pada bumi untuk
dalam apa yang semakin kita temukan dalam
ilmu sastra.
kehidupan di mana, untuk mengutip pepatah
Cheryll Glotfelty and Harold
ekologis, semuanya terhubung dengan yang
Fromm Ecocriticm is the study of
lain secara menyeluruh.
the relationship between literature
Menurut Cheryll Glotfelty dan
and the physical environment. Just
Harold Fromm telah mengumpulkan ulasan
as feminist criticism examines
dalam buku ini berjudul pembaca ekologis:
language and literature from a
Tengara dalam Ekologi Sastra (1996). Istilah
gender-conscious perspective and
Akhirnya, "Ecocriticim" karya Glotfelty dan
Marxist criticism brings an
Fromm itu menyajikan makna karya yang
awareness of models production
relevan dengan tema ekosistem. Dalam
and economic class to its reading of
discource Bahasa Indonesia Kritik,
text, ecocriticism takes an earth-
ecocriticism diterjemahkan menjadi "Sastra
centered approach to literary
Hijau".
studies.( Roman, 2015 : 106)
Cheryll Glotfelty and Harold Fromm
Menurut kutipan di atas pendekatan
has collected criticism works in the
yang berpusat pada bumi, terbukti
book entitled The Ecocriticism
"itulingkungan fisik "," lingkungan "dan"
Reader: Landmarks in Literary
pendekatan yang berpusat pada bumi.
Ecology (1996). The term
"Ekologis perspektif dapat berfungsi sebagai lingkungan modern. Gred Garrard
pemikiran dan karya sastra sebagai fakta menelusuri perkembangan gerakan tersebut
data. Pembaca harus menemukan buktinya, dan mengeksplorasi konsep-konsep yang
sejauh pendekatan ekologis adalah yang terkait tentang ekokritik, diantaranya
paling mendasar Interpretasi. pencemaran, hutan belantara, bencana,
perumahan atau tempat tinggal, binatang,
Keanekaragaman hayati budaya
dan bumi. Ekokritik sastra akan bermain,
lingkungan global sering melahirkan bahaya
melakukan kontekstualisasi, sehingga
pada polusi sastra. Namun Garrard
menemukan makna dalam konteks enam hal
menyebutkan bahwa ekokritik dapat
itu yaitu (1) Pencemaran (pollution), (2)
membantu menentukan, mengeksplorasi,
Hutan (wilderness), (3) Bencana, (4)
dan bahkan menyelesaikan ekologi dalam
Perumahan/tempat tinggal (dwelling), (5)
pengertian yang lebih luas. Dalam fungsinya
Binatang (animals), (6) Bumi (earth)
sebagai media representasi sikap,
(Garrard dalam Juanda dan azis, 2018: 349)
pandangan, dan tanggapan masyarakat
terhadap lingkungan sekitarnya, sastra METODE PENELITIAN
berpotensi mengungkapkan gagasan tentang Penelitian ini bersifat studi pustaka
lingkungan, termasuk nilai-nilai kearifan yang disajikan secara deskriptif dan
lingkungan. Hal tersebut sangat beralasan merupakan penelitian kualitatif yang
mengingat sastra tumbuh, berkembang, dan menggunakan metode penelitian dengan
bersumber dari lingkungan masyarakat dan teknik deskriptif kualitatif. penelitian ini
lingkungan alam (ekologis). Kerridge (1998) berupa kata, frasa atau kalimat yang
mengungkapkan bahwa ekokritik ingin menunjukkan suatu bentuk kerusakan dan
melacak ide maupun gagasan tentang perlawanan tokoh dalam Novel Di Kaki
lingkungan dan representasinya dan Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari,
membuka kesempatan penafsir secara lebih Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
luas untuk menemukan korelasi estetis mengacu pada fakta-fakta yang dapat
antara sastra dan kondisi lingkungannya dikategorikan, tetapi tidak dapat diangkakan
(Endraswara, 2016: 90-91). seperti yang diungkapkan Wirawan dalam
(Faruk, 2014 : 22).
Ekokritik diilhami oleh (juga sebagai
Sumber data yang dimaksud adalah
sikap kritis dari) gerakan-gerakan
objek kajian yang diperoleh atau
ditemukan.Sumber data dalam penelitian berbagai macam aktivitas di atas bumi ini
ini adalah Novel Di Kaki Bukit Cibalak terkadang tidak sadar telah merusak hutan.
karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh Berkaitan dengan kerusakan hutan
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1994, dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak, Maka
(cetakan pertama) dan tahun 2015 (cetakan dapat dipaparkan analisis data
kelima) dengan tebal buku 176 halaman, menggunakan teori ekokritik. Novel Di
penelitian ini menggunakan teknik Kaki Bukit Cibalak diceritakan ada sebuah
dokumentasi yang terbagi menjadi dua yaitu hutan yang berada di desa Tanggir di
sebagai berikut: Teknik baca dilakukan sekitar Bukit Cibalak, Bukit tersebut
dengan membaca dan mengamati kalimat berada di daerah Jawa Timur. Awal
setiap paragraf dalam Novel Di Kaki Bukit keadaan hutan di Bukit Cibalak saat
Cibalak karya Ahmad Tohari dengan manusia memasuki untuk pertama kali
seksama untuk mencapai tujuan penelitian bukit tersebut terlihat seperti hutan
serta membaca literatur yang relevan yang belantara yang masih terjaga (lindung)
berhubungan dengan penelitian ini. Teknik sampai ke kaki Bukit. Dataran yang
catat, penulis mencatat kutipan-kutipan yang mengelilingi cibalak menjadi tempat
menunjukkan perlawanan terhadap tinggal satwa dan tumbuh-tumbuhan,
kerusakan alam dalam Novel Di Kaki Bukit berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan
Cibalak karya Ahmad Tohari. hewan-hewan seperti burung-burung,
kijang, macan, kucing hutan, munyun dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
lutung tinggal di antara kerimbunan pohon.
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis Namun seiring berjalannya waktu keadaan
data sesuai dengan rumusan masalah yang kerusakan hutan di desa sekitar Bukit
menggambaran latar kerusakan hutan dan Cibalak yang mengakibatkan adanya
perlawanan tokoh dalam novel Di Kaki perubahan yang ada di desa tersebut
Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. dimana hutan tersebut awal mulanya
muncul merupakan tumpukan lapisan
1. Kerusakan Hutan
kerak bumi yang ada di dasar laut, setelah
Kerusakan hutan disebabkan karena
melewati masa berjuta-juta tahun tumbuh
proses alam secara alamiah maupun karena
lumut-lumut dan tumbuhan pakis membuat
ulah manusia. Manusia sebagai makhluk
kulit tipis di sekujur tubuh Bukit Cibalak.
yang paling leluasa untuk melakukan
Bukit tersebut menjadi tempat tinggalnya bisa leluasa merusak dan menebangi pohon
satwa, tumbuh-tumbuhan bahkan manusia jati, penduduk setempat pun harus
sekalipun. Namun, perkembangan yang melakukannya. Hal ini menunjukkan
terjadi di desa Tanggir mengakibatkan kerusakan hutan dan penebangan liar
adanya perubahan di mana keadaan hutan memang sudah bermula sejak dahulu hingga
cibalak menjadi rusak, kerusakan yang kini bahkan saat desa Tanggir di pimpin
terjadi diakibatkan oleh manusia itu sendiri oleh seorang lurah.
bahkan keadaan hutan tersebut hanya
hidup dalam dongeng para kakek dan (5). “Sekarang terowongan di
bawah belukar puyengan itu
nenek. Hal tersebut dapat dilihat dalam
lenyap, berubah menjadi jalan
kutipan berikut: setapak. Tak terdengar lagi
suara korakan kerbau karena
(17) Kemudian terjadi perang pasifik
binatang itu telah banyak
yang mengubah kehijauan Bukit
diangkut ke kota, dan di sana
Cibalak. Kapal-kapal angkatan
akan diolah menjadi daging
Laut Dai Nippon gampang diintai
goreng atau makanan anjing”
dengan radar karena dibuat dari
(Tohari, 2015: 6).
baja. Orang jepang hendak
membuat kapal perang dari kayu Pada data (5) menggambarkan
jati. Mereka menebangi kayu-
kayu yang ditanam oleh orang bentuk kerusakan dan punahnya populasi
Belanda itu. Sebenarnya hewan yang ada di desa Tangir. Hal tersebut
tidaklah seberapa banyak kayu yang
ditebang oleh orang jepang itu, dapat dilihat pada kalimat terowongan di
tetapi akibatnya luar biasa. Perang bawah belukar puyengan berubah menjadi
selesai. Penduduk mendapat
pelajaran baru.“Kalau orang jepang jalan setapak. Belukar puyengan adalah
menebangi pohon jati, kenapa kami tumbuhan kayu-kayuan kecil yang rindang
tidak,” demikian kata mereka
(Tohari, 2015: 69). membentuk terowongan, terowongan
Kutipan di atas menggambarkan tersebut merupakan tempat jalan para hewan
pada zaman dahulu di Bukit Cibalak dengan dan warga Tanggir. Akibat dari kerusakan
kerindangan dan kehijauannya terjadi perang yang terjadi sekarang terowongan tersebut
pasifik antara Belanda dan Jepang yang berubah dan nasib hewan-hewan yang ada
mengawali kerusakan hutan dan penebangan terutama kerbau kini tak terdengar lagi suara
liar bermula. Dapat di lihat pada kutipan korakannya sebab kerbau tersebut telah di
bagaimana penduduk di desa Tanggir jual ke kota untuk menjadi santapan manusia
mendapat pemikiran baru jika orang Jepang ataupun makanan hewan lain.
(11) Pagi hari pada musim tanam Perlawanan tokoh yang dimaksud
ladang. Tegalan yang telah
dalam penelitian ini ialah mengacu
tercangkul dan berbongkah-
bongkah kering, tersiram terhadap bentuk tindakan perlawanan
hujan, wanginya tanah. Pada
yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita.
masa yang silam, burung
srigunting yang hitam dan Tokoh Pambudi, tokoh Pak Barkah, dan
berekor panjang akan muncul.
tokoh Tono, merupakan tokoh yang
Biasanya burung-burung itu
terbang di antara pohon-pohon melakukan perlawanan terhadap
randu dan baru hinggap bila
pemerintah yang mengakibatkan
sudah ada laron atau belalang
diparuh. Musim seperti saat terjadinya kerusakan di desa Tanggir.
itu amat disukai oleh burung-
Antara tokoh-tokoh di atas yang
burung srigunting untuk
memamerkan kicaunya yang melakukan perlawanan, tokoh pambudi
khas (Tohari, 2015: 8).
yang selalu hadir melakukan
Pada data (11) menggambarkan perlawanan dalam cerita.
keadaan aktivitas di pagi hari saat musim a. Tokoh Pambudi
ladang desa di Bukit Cibalak warga Tanggir Pambudi merupakan pemuda
sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, Tanggir yang berusia 24 tahun yang
seperti kutipan “Pagi hari pada musim bekerja di lembung koperasi, pambudi
tanam ladang. Tegalan yang telah merupakan tokoh pemberani, peduli,
tercangkul dan berbongkah-bongkah kering, dan kritis. Perlawanan yang dilakukan
tersiram hujan, wanginya tanah” pada oleh tokoh Pambudi tidak selalu
musim inilah amat disukai burung berbentuk kekerasan, namun bentuk
srigunting-srigunting berterbangan untuk perlawanan yang dilakukan oleh tokoh
memamerkan kelincahannya yang khas. merupakan bentuk tulisan, kritikan dan
Namun, burung srigunting-srigunting itu sindiran. Berikut kutipan yang
telah musnah akibat dari ulah manusia yang menggambarkan bentuk perlawanan
sering menangkapinya secara hidup-hidup sebagai berikut :
dan tidak ada lagi pohon-pohon untuk (31) Sesudah menghabiskan sepiring
tempat tinggal. nasi, pambudi membeli surat kabar.
Sengaja ia memilih Koran terbitan
Yogja. Pambudi segera mengetahui
2. Perlawanan Tokoh Utama Terhadap
alamat harian yang bernama
kalawarta itu. Pukul sepuluh pagi
Kerusakan Hutan
hari berikutnya pambudi menemui
pak barkah, pemimpin redaksi dan Data di atas menjelaskan bahwa
pemilik penerbitan kalawarta dan
Pambudi dalam tulisannya sangat teliti
menjelaskan maksud dan tujuannya
dating (Tohari, 2015: 36) dalam melihat perkembangan yang sangat
Kutipan di atas menjelaskan bahwa majuterjadi di desa-desa. Salah satunya di
pambudi mendatangikantor koran kalawarta desanya sendiri pambudi merasa
yang dipimpin oleh Pak Barkah berikut perkembangan yang terjadi bukan semata-
kutipan “pambudi membeli surat kabar. mata perkembangan yang harus
Sengaja ia memilih Koran terbitan Yogja. dibanggakan, bisa saja perkembangan yang
Pambudi segera mengetahui alamat harian terjadi di sebuah desa memiliki dampak
yang bernama kalawarta itu”. Kutipan terhadap desa tersebut.Seperti banyak orang-
tersebut menjelaskan bahwa keesokan orangyang telah memiliki barang mahal
harinya, Pambudi mendatangi kantor Koran sebagai barang konsumsi walaupun mereka
kalawarta dijogja. Pambudi bermaksud harus menjual apa yang mereka miliki,
untuk membuat iklan dikoran tersebut yang seperti sawah, kerbau atau pohon kelapa
bertujuan untuk membantu mengiklankan yang tumbuh di desa. Perubahan tersebut
Mbok Ralem yang sedang sakit parah, iklan merupakan pertanda mutlak adanya
tersebut berisi tentang kondisi serta perkembangan yang terjadi di desanya.
memperlihatkan foto Mbok Ralem saat itu b. Tokoh Pak Barkah dan Topo
untuk memperkuat isi berita diKoran dan Pak Barkah merupakan tokoh
Pambudi meminta untuk membuka dompet
pemilik perusahaan Koran swasta di
sumbangan agar meringankan sedikit
penderitaan yang dialami Mbok Ralem. Jogja, tokoh Pak Barkah, tokoh yang

sangat berjasa terhadap kehidupan


(32) Misalnya dalam tulisan
pambudi berpendapat, dia
Mbok Ralem dan Pambudi. Melalui Pak
memandang kemajuan-kemajuan
yang dicapai oleh daerah ini
Barkah lah Pambudi bisa menolong
menurut pandangannya sendiri.
Banyaknya barang konsumsi mahal
Mbok Ralem dan melakukan
sudah dipunyai oleh orang desa
membuktikan desa itu sudah maju.
perlawanan terhadap kepala desanya,
Banyaknya sepeda motor, mobil, tv,
atau lainnya bukan menjadi petanda
melalui tulisannya yang sangat kritis.
mutlak adanya kemajuan di desa
tersebut (Tohari, 2015:149)
Sedangkan tokoh Topo sahabat
Pambudi sewaktu sekolah tingkat akhir , Ralem. Berita tersebut mendapatkan banyak
sambutan hangat salah satu toko yang
tokoh Topo merupakan pemuda Tanggir
bernama Bambang, sebagaimana tokoh
yang sedang menuntut ilmu di Jogja.
Bambang yang amat sangat kagum terhadap
Topo merupakan tokoh yang membantu sikap Pambudi yang mempunyai
kepribadian yang utuh dan telah berani
Pambudi dalam banyak hal, Topo pula
melakukan hal yang menurutnya benar
lah yang membantu Pambudi selama di
walaupun akan mengakibatkan dirinya
Jogja. Hal tersebut dapat dilihat dalam sendiri dibenci oleh lurahnya sendiri (Pak
Dirga) dan seluruh warga Tangir.
kutipan berikut:

(38) Apa yang terjadi di


(36) Aku percaya bulat, kau punya
Tanggir dapat dilihat, didengar,
iktikad yang bening di desamu
bahkan dirasakan oleh Bambang
sendiri. Kau menginginkan kemajuan
Sumbodo. Meskipun ia kuliah di
yang sehat, kau memikirkan
APDN, Semarang, Bambang sangat
perbaikan dalam kehidupan
sering kembali ke rumah
masyarakat (Tohari, 1994: 100).
orangtuanya, Camat Kalimjambe.
Kota kecil Kalimjambe bahkan kutipan di atas menunjukkan sikap
sebenarnya terletak dalam wilayah
Desa Tanggir. Jadi Bambang juga Topo terhadap Pambudi yang mendukung
mendengar desas-desus yang yang dilakukan Pambudi terhadap desa
memburuk-burukan nama pambudi.
Walaupun Bambang hanya Tanggir. Namun, menurut Topo Pambudi
mendengar nama itu, tetapi belum memiliki modal untuk melawan
sesungguhnya secara diam-diam dia
menghormatinya. Pambudi yang kemunafikan yang telah dilakukan Pak
masih semuda itu telah memiliki Dirga terhadap desa Tanggir, walaupun
kepribadian utuh. Bukan suatu
kebetulan kalau bambang Pambudi sudah bisa menganggat masalah
menggagumi pemuda yang yang ada di desanya ke publik namun Topo
mempunyai kepribadian seperti
pambudi itu. Dalam banyak segi menjelaskan terhadap Pambudi bahwa
sebenarnya mereka mempunyai semua itu belum cukup karena dengan cara
kesadaran yang sama. (Tohari, 2015:
127). itu Pambudi hanya akan mendapatkan
Kutipan di atas menggambarkan cimbiran dari Pak Dirga, “Tetapi Lurah
kondisi yang terjadi setelah berita yang ada terlanjur menganggapmu sebagai si kecil
disurat kabar, berita tersebut bertujuan yang terlalu banyak tahu”, namun Topo
membantu beban yang di alami Mbok menyarankan dengan begitu yakin kepada
Pambudi untuk melanjutkan sekolahnya ke Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra.
jenjang yang lebih tinggi yaitu dibangku Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

perkuliahan. Topo yakin pambudi akan bisa Juanda, J (2018). Fenomena Eksploitasi
menyelesaikan masalah yang terjadi Lingkungan Cerpen Koran Minggu
Indonesia: Pendekatan Ekokritik.
didesanya. AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 2(2), 168-169
KESIMPULAN
Juanda, J. 2018. “Repitalisasi Nilai dalam
Dengan demikian, novel ini adalah Dongeng Sebagai Wahana
sebuah novel yang menggambarkan pesan Pembentukan Karakter Anak Usia
Dini. Jurnal Pustaka Budaya, 5(2), 12
ekologis tentang kerusakan-kerusakan alam
yang terjadi di Bukit Cibalak dengan segala Juanda, J .& Azis. A (2018). “
Penyingkapan Citra Perempuan
problematika, seperti kerusakan hutan, Cerpen Media Indonesia: Kajian
pencemaran udara dan tanah, dan kepunahan Feminisme LINGUA: Center of
Language, Literature and Teaching,
bintang. Pesan ekologis yang terdapat dalam Volume 15(2) : 71-82
novel Di Kaki Bukit Cibalak mengandung
Juanda, J. & Azis, A. (2018, Desember).
pesan-pesan positif, di mana keadaan hutan Pendidikan Lingkungan Siswa SMA
dalam Cerpen Koran Kompas:
yang subur menjadi sumber kehidupan
Pendekatan Ekokritik. In Seminar
masyarakat. Maka, manusia jangan hanya Nasional Hasil Penelitian
(SNP2MPNUP): 349
mengeksploitasi alam untuk kepentingannya
sendiri, tetapi harus bertanggung jawab, Roman, Saifur. 2015. Story Of Big Flood In
merawat dan memeliharanya untuk warisan The Modern Indonesian Literary : An
Ecocritisim Study. International
bagi generasi masa depan. Upaya Journal of Language Education and
perlawanan yang dilakukan ini lebih bersifat Culture Review, 2015, Vol. 1 (1) 105-
ideologis melalui tulisan oleh tokoh sebagai 112

upaya untuk menyelamatkan kerusakan Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi


lingkungan. Lingkungan hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Djambatan.

REFERENSI

Endraswara, Suwardi. 2016. Metodologi


Penelitian Ekologi Sastra.
Yogyakarta: CAPS.

Anda mungkin juga menyukai