PENDAHULUAN
Karya sastra tidak dapat dilepaskan dengan lingkungan manusia. Hal itu
di sekitar lingkungan hidupnya. Salah satu lingkungan yang turut disorot dalam
karya sastra adalah alam. Alam menjadi bagian representasi dari berbagai karya
sastra. Alam seringkali tidak sekadar menjadi latar sebuah cerita fiksional, tetapi
dapat menjadi tema utama dalam karya sastra. Pemilihan diksi seperti pohon,
bumi, air, awan dan angin merupakan kata-kata yang berkaitan dengan alam,
laku manusia. Menurut Endraswara (2016:42) bahwa “alam telah menjadi bagian
dari sastra. Ini terbukti dengan tidak sedikitnya sastrawwan, khususnya dari
kalangan penyair, yang menggunakan diksi hutan, laut, pohon, dan lain-lain dalam
karya mereka”. Dengan begitu, keterkaitan alam dan karya sastra memunculkan
masih natural. Berbicara tentang alam, sama halnya berbicara tentang segala
yang ada di bumi, seperti manusia, hewan, tumbuhan, gunung, laut dan lainnya.
Manusia dan alam tidak bisa dipisahkan karena manusia hidup dari alam. Sayuti
1
2
memiliki relasi yang erat dengan lingkungan alam. Adanya keterikatan itu
Study of Nature Writing, yang dibangun dari sejumlah teori kritis yang telah
merupakan ilmu yang mempelajari relasi antara sastra dan lingkungan fisik.
Hal itu diasumsikan bahwa karya tulis tentang alam telah mendapatkan tempat di
Merwin, Adrienne Rich, Wallace Stegner, Gary Snyder, Mary oliver, Ursula Le
Guin, dan Alice walker. Menurut Endaswara (2016:22) ekokritik sastra adalah
lingkungannya”.
Hayat karya Mashdar Zainal, Menebang Pohon Silsilah karya Indra Tranggono,
3
Di Kaki Hariara Dua Puluh Tahun Kemudian karya Martin Aleida, Rongga
Jejawi karya Budi Darma, Ketika Pohon Itu Masih Mekar karya Doni Jaya,
Sebatang Pohon di Loftus Road karya Sungging Raga, Di Tubuh Tarra, Dalam
Rahim Pohon karya Faisal Oddang, Ulat Bulu & Syekh Daun Jati oleh Agus
Noor, dan Tulisan Kelinci Merahkarya Afrizal Malna (Dewi, 2015: 382-387).
Keterkaitan antara manusia alam itu menjadi ciri khas tersendiri dari beberapa
Kerusakan lingkungan ini disebabkan oleh keserakahan salah satu calon kepala
konservasi hutan bakau dan melindungi nelayan dari sidak pukat harimau.
Kebijakan yang diambil hanya sebatas untuk memperoleh suara terbanyak untuk
ditawarkan. Novel itu semakin menarik sebab penggunaan bahasanya yang lugas
sehingga membuat pembaca mudah terhanyut dengan uraian cerita yang disajikan.
lingkungan alam.
4
penelitian ini. Peneliti pertama yaitu Lodang (2017) dengan judul Relasi antara
Menangis Karya Martin Aleida: Kajian Intrinsik dan Ekokritik. Adapun hasil
Manusia dan lingkungan hidup adalah satu kesatuan keegoisan manusia akan
berdampak pada krisis lingkungan, dan krisis lingkungan akan berdampak pada
lingkungan alam.
Peneliti kedua yaitu Dewi (2015) dengan judul Manusia dan Lingkungan
Kompas. Adapun hasil penelitiannya, bahwa dengan pembacaan kritis dan teori
mengambil lingkungan hidup hanya sebagai latar tempat dan waktu. Kedua,
Persamaan penelitian itu dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada aspek
lingkungan alam.
dilakukan, maka perlu adanya kajian lebih dalam mengenai kajian ekoritik
mengenai relasi antara manusia dengan lingkungan alam. Terlebih novel Tanjung
Kemarau karya Royyan Julian belum banyak yang menelitinya. Tidak hanya itu,
mengkaji relasi antara manusia dan lingkungan alam dalam novel Tanjung
sebagai berikut.
penelitian ini. Manfaat penelitian ini ada dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
bawah ini.
Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
khazanah sastra dalam menerapkan kajian ekologi sastra dan ekokritik sastra.
7
bagi pembaca, pendidik dan peneliti selanjutnya. Manfaat praktis tersebut dapat
1) Pembaca
penjelasan dan pengetahuan bahwa karya sastra, novel, merupakan sarana bagi
manusia dengan alam. Sehingga dari adanya hubungan karya sastra dengan
pembaca bahwa sastra tidak melepaskan diri dari pengaruh kehidupan sosial
dan alam.
2) Pendidik
tambahan bahan ajar dalam memahami hubungan antara karya sastra dengan
3) Peneliti Selanjutnya
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan berikut ini.
1) Ekokritik sastra ialah studi tentang hubungan antara sastra dan lingkungan
2) Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
(Yuniarto, 2018:14).
5) Perlawanan ialah antitesis, memilih tidak tunduk pada produk budaya, gaya
6) Tokoh ialah orang-orang yang ditampilkan dalam karya sastra berbentuk prosa
dan drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
9