Anda di halaman 1dari 3

Nasib Tenaga Honorer

Faturahman Saputra/18200614/Akuntansi Reguler Sore

Mungkin masyarakat awam tidak memperhatikan nasib para tenaga honorer, tetapi
saya ikut merasakan, seperti yang terjadi pada ayah saya, yang sudah bekerja puluhan tahun
di salah satu sekolah swasta dekat tempat kami tinggal.

Status dan tingkat kesejahteraan tenaga honorer di Indonesia hingga kini masih
memprihatinkan, padahal tak sedikit dari pahlawan tanpa tanda jasa ini mengabdi di lembaga
pendidikan hingga diatas sepuluh tahun. Tenaga honorer merupakan pegawai yang tidak (atau
belum) diangkat sebagai pegawai tetap atau setiap bulannya menerima honorium (bukan
gaji). Mereka setiap pagi sudah sampai di tempat kerjanya, ada yang mengajar dari 1998
artinya sampai sekarang ia telah 21 tahun menjadi guru. Pengabdian tersebut tidak lantas
mengubah statusnya menjadi PNS, hingga kini masih berstatus guru honorer. Bertahun-tahun
menjadi guru honorer ia mendapat gaji yang tidak besar. Pada 1998 ia digaji 150 ribu
perbulan, 17 tahun kemudian baru naik menjadi 1 juta rupiah.

Komisi dua DPR RI bersama Kementrian PAN RB dan Badan Kepegawaian


Nasional sepakat untuk menghapuskan tenaga honorer, pegawai tetap dan pegawai tidak
tetap. Nantinya organisasi pemerintahan hanya diisi oleh Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)..

Komisi dua meminta para tenaga honorer yang sudah mengabdi khususnya k1 dan k2,
mereka bekerja dibawah tahun 2005 dan saat ini mereka sudah diberikan janji oleh
pemerintah yang terhitung dari 2015 sampai saat ini statusnya belum selesai. Diharapkan
untuk tahun 2020 pemerintah meningkatkan statusnya sesuai dengan undang undang KSN
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara serta peraturan pemerintah Nomor 48
Tahun 2005 pasal 8 mengenai larangan rekruitmen tenaga honorer.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Cahyo Kumolo


mengatakan “Pemerintah sudah mulai melakukan penjaringan tenaga honorer untuk
mengikuti tes ulang PNS”, ia berharap semua tenaga honorer bisa melanjutkan pekerjaannya
di pemerintahan dengan status yang baru dan tidak ada honorer yang di kecualikan.

Badan Kepegawaian Nasional mencatat ada sekitar 300 ribuan tenaga honorer yang
bekerja di instansi pemerintah pusat maupun daerah. Jumlah itu tidak termasuk pegawai
nonPNS lainnya yang berada dilingkungan pemerintahan. Pemerintah tahun 2005
mengangkat tenaga honorer saat itu yang terakomodasi sebagai pegawai negeri sipil hanya
honorer K1 sedangkan honorer dan pegawai tidak tetap lainnya belum jelas statusnya. Hingga
kini pemerintah belum membeberkan mekanisme lanjutan untuk menghapus tenaga honorer.
Terkait banyaknya tenaga honorer yang berada di pelosok daerah dan telah mengabdi selama
puluhan tahun pemerintah menyatakan masih akan mencari jalan terbaik.

Kesepakatan antara DPR dan Pemerintah soal penghilangan tenaga honorer, apakah
ini satu sinyal yang baik atau justru jadi kewaspadaan tersendiri ? Koordinator honorer k2
DKI Jakarta Nur Baiti mengatakan “ada dua sisi yang harus disikapi yang pertama kalau
pemerintah memang bersungguh sungguh ingin menyelesaikan peningkatan status kami dari
honorer menjadi PNS atau PPPK tentunya kita sambut dengan baik, tetapi kenyataanya di
lapangan keputusan baru dari RDPU dengan komisi dua di daerah juga banyak kepala daerah,
pemerintahan kota yang siap dalam arti kata konotasinya memaknai hasil kesimpulan itu
salah tafsir. Yang di maksud dengan penghapusan itu bukan berarti pemecatan masal guru
honorer, jadi yang dimaksud penghapusan pemerintah ini harus segera menyelesaikan status
yang sudah lama atau honorer yang sudah lama bekerja untuk ditingkatkan statusnya sesuai
dengan amanah undang” ujarnya.

Apakah Kesepakatan DPR dan pemerintah itu PHP ? beginilah tanggapan Ibu Nur
Baiti Koordinator Wilayah perkumpulan honorer k2 indonesia di DKI Jakarta “kalau kita
lihat saat ini karena belum ada mekanismenya kita bilang itu PHP, soalnya kesepatakan itu
sudah sering terjadi “mengulang hal yang sama” itu ketakutan kita, setiap tahun kalau
memang pemerintah punya niat menyelesaikan tentunya dari 2017 ketika revisi Undang-
Undang ASN sudah masuk Proleknas itu bisa dibahas, kami berharap jangan karena diluar
kami ingin demo besar-besaran lalu ada angin supaya meredup semua gerakan kita
pemerintah mengatakan “oke kita putuskan namanya honorer kita tingkatkan”, kalau memang
punya niat itu segera, tinggal mekanisme bkn, kemenpad, dan tentunya dibantu oleh
kemendagri ini harus punya solusi yang secepatnya, kami juga sudah lelah menunggu dari
2015, kita selalu di iming-imingkan untuk diselesaikan. Pemerintah membuka seleksi cpns
jalur umum, kenapa kita jadi sedih lagi? mereka kalah lagi, harusnya kuota yang bisa kita isi
malah diisi temen temen lewat jalur umum yang usianya dibawah 35 tahun. Kalau mau adil,
pemerintah mau selesai masalah itu pengakatanya dilakukan secara bertahap kami juga sadar
keuangan negara tidak mungkin langsung artinya kalau memang pemerintah punya niat dan
keseriusan mulai dari sekarang di datalah mana honorer k2 yang masih aktif bekerja untuk
diangkat”, ujarnya.
Berita seperti ini pasti mengundang pro dan kontra. Yang jelas, honorer yang bekerja
karena pengabdian tulus pada Negara pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
YME. Untuk para pejabat yang berwenang, yang tulus memperjuangkan nasib rakyatnya,
termasuk golongan honorer, pasti akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Jika memang
benar dihapus, selain diubah status menjadi PNS atau PPPK, solusi lain berilah kesempatan
eks honorer untuk mendapatkan keahlian lain seperti kursus di BLK, agar tidak terjadi
pengangguran akibat penghapusan tenaga honorer dan mereka pun dapat melanjutkan
hidupnya dengan wirausaha dari kemampuan yang mereka dapatkan. Meskipun bukan
jaminan yang dibenarkan, tetapi minimal ada sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Jangan
sampai malah sekarang dihapus 5 tahun kemudian ganti pemerintahan lalu diperbolehkan lagi
pengangkatan honorer, jangan mempermainkan nasib orang. Tenaga honorer itu tadinya
merasa dan melihat memang pekeerjaannya sesuai dengan bidangnya, mereka di sini juga
berkali-kali mencoba untuk ikut seleksi cpns tetapi gagal. Selama pemerintah masih memakai
tenaga-tenaga ini mengapa tidak. Untuk beralih pekerjaan tidak semudah itu, untuk saat ini
banyak usaha-usaha kecil tidak jalan. Semoga pemerintah memprioritaskan mereka untuk
menjadi PNS walaupun hanya beberapa bulan.

Anda mungkin juga menyukai