Demokrasi di Indonesia Robert A. Dahl Dalam studinya yang terkenal mengajukan lima kriteria bagi demokrasi sebagai sebuah ide politik (Robert A. Dahl, 1985:10-11), yaitu : (1) persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang mengikat; (2) partisipasi efektif; (3) pembeberan kebenaran, (4) kontrol terakhir terhadap agenda, dan (5) pencakupan.
April Carter Ia mendefinisikan demokrasi secara ringkas, padat dan tepat sebagai “membatasi kekuasaan”.
Ebenstein dan Fogelman
Mereka lebih melihat demokrasi sebagai penghargaan atas sejumlah kebebasan yaitu : (1) empirisme rasional; (2) pementingan individu; (3) teori instrumental tentang negara; (4) prinsip kesukarelaan; (5) hukum di balik hukum; (6) penekanan pada soal cara; (7) musyawarah dan mufakat dalam hubungan antarmanusia; dan (8) persamaan asasi semua manusia.
Lyman Tower Sargent
Ia mengatakan bahwa dermokrasi mensyaratkan adanya keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan, adanya persamaan hak di antara warga negara, adanya kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan pada atau dipertahankan dan dimiliki oleh warga negara, adanya sistem perwakilan yang efektif, dan akhirnya adanya sistem pemilihan yang menjamin dihormatinya prinsip ketentuan mayoritas. Henry B. Mayo Ia menyebutkan nilai-nilai berikut ini sebagai nilai nilai yang harus dipenuhi untuk mendefinisikan demokrasi, yaitu (1) Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan suka rela. (2) Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah. (3) Pergantian penguasa dengan teratur. (4) Penggunaan paksaan sesedikit mungkin. (5) Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaregaman. (6) Menegakkan keadilan. (7) Memajukan ilmu pengetahuan. (8) Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan. Austin Ranney Ranney mendeskripsikan kriteria-kriteria demokrasi ke dalam hal-hal berikut: kedaulatan umum, yaitu pemberian kekuasaan tertinggi kepada rakyat dalam pembuatan keputusan politik; persamaan politik, konsultasi umum atau publik; dan kekuasaan mayoritas. Amien Rais Ia memaparkan adanya sepuluh kriteria demokrasi, yaitu: (1) partisipasi dalam pembuatan keputusan; (2) persamaan di depan hukum; (3) distribusi pendapatan secara adil; (4) kesempatan pendidikan yang sama; (5) empat macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan persuratkabaran, kebebasan berkumpul dan kebebasan beragama; (6) ketersediaan dan keterbukaan informasi; (7) mengindahkan tatakrama politik; (8) kebebasan individu; (9) semangat kerjasama; dan (10) hak untuk protes. Ulf Sundhaussen Ia mensyaratkan demokrasi sebagai suatu sistem politik yang menjalankan tiga kriteria: (1) dijaminnya hak semua warga negara untuk memilih dan dipilih dalam pemilu yang diadakan secara berkala dan bebas yang secara efektif menawarkan peluang kepada penduduk untuk mengganti elit yang memerintah dengan yang lainnya; (2) semua warga negara menikmati kebebasan berbicara, berorganisasi dan memperoleh informasi, dan beragama; serta (3) dijaminnya hak yang sama di depan hukum. Clark D. Neher Clark melihat demokrasi dari sudut jaminan terhadap pluralisme. Bagi Neher, demokrasi adalah suatu sistem politik yang di dalamnya terdapat jaminan bagi setiap elemen pluralitas untuk mengekpresikan kepentingannya dengan disertai tetap terjaganya kestabilan dan kelangsungan sistem politik tersebut. Dilihat dari Cara Penyaluran Kehendak Rakyat: 1. Demokrasi Langsung (Direct Democracy) Yaitu rakyat secara langsung dapat membicarakan dan menentukan suatu urusan politik kenegaraan. Dilihat dari Perkembangan Paham: 2. Demokrasi Perwakilan atau Tidak Langsung (Representative 1. Demokrasi Klasik Democracy) Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian politik Yaitu aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang duduk di kekuasaan atau politik pemerintahan Negara. lembaga perwakilan rakyat (parlemen). 2. Demokrasi Modern 3. Demokrasi Sistem Referendum Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja, Yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang duduk di parlemen tetapi dalam melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya dan menwujudkan melaksanakan tugasnya, parlemen dikontrol oleh rakyat melalui sistem kesejahteraan rakyat. referendum. Dilihat dari Dasar atau Paham Ideologi yang Dianut: Dilihat dari Hubungan antara Pemerintahan dengan Rakyat: 1. Demokrasi Liberal 1. Demokrasi Liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang- Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi liberalis yang undang dan pemilihan umum yang bebas diselenggarakan dalam waktu yang cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan. tetap. 2. Demokrasi Rakyat atau Proletariat (Komunis) 2. Demokrasi Terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum (dalam hal pemimpin bahwa semua tindakan mereka dipercaya oleh rakyat, tetapi negara ini) sehingga hak-hak politik rakyat dan kepentingan perseorangan menolak persaingan dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan. kurang diperhatikan. 3. Demokrasi Sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan 3. Demokrasi Pancasila sosial dan egalitarianisme (paham persamaan) bagi persyaratan untuk Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang memperoleh kepercayaan politik. politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya, dan 4. Demokrasi Partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan timbal mewujudkan kesejahteraan rakyat. balik antara penguasa atau pemimpin dengan yang dipimpin. 5. Demokrasi Konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya umum. C. Prinsip-Prinsip Demokrasi a) Kebebasan adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun. b) Persamaan Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik. c) Solidaritas Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama. d) Toleransi adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri. e) Menghormati Kejujuran Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak. f) Menghormati Penalaran Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis. g) Keadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau kebaikan budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti memberikan penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin melalui tindakan, bahasa tubuh, dan cara berbicara. 1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. 2. Periode 1959-1965 (Orde Lama) Demokrasi Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Terpimpin Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang- Undang Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan Dasar Sementara (UUDS) 1950. demokrasi terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin ditandai Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan oleh tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini terhadap ketentuan Undang-Undang Dasar. Dan didalam ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini demokrasi terpimpin terdapat ciri-ciri yaitu adanya dominasi ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. dari Presiden, terbatasnya peranan partai politik, Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan Presiden sebagai kepala negara konstitusional ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan pemerintahan. keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu, terjadi penyelewengan dibidang perundang- undangan dimana pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber hukum, dan sebagainya. 3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
4. Periode 1998-sekarang (Reformasi)
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun. THANK YOU FOR LISTENING! Don't hesitate to ask any questions!