Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Pemberian Terapi Oksigen pada Tn. T


di Ruang Dahlia 3 RSUD Tugurejo Semarang

Hari : Selasa
Tanggal : 26 November 2019
Jam : 12.00 WIB

A. Keluhan Utama
Sesak
B. Diagnosa Medis
Infeksi virus DBD
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. penumpukan sekret
D. Data yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
DS:
- Ibu pasien mengatakan anaknya batuk berdahak
DO:
- Pasien tampak kelelahan
- RR 29x/menit
- Dahak (+)
- Ronchi (+)
- BB: 15,5 kg, TB: 94,9 cm, S: 36,4˚C
E. Dasar Pemikiran
An.E sesak dan terdengar suara nafas ronkhi yang menandakan adanya penumpukan
sekret. Hal ini dapat mengganggu pernafasan pasien. Untuk itu perlu dilakukan
tindakan pemberian terapi nebulizer dan batuk efektif agar kebutuhan oksigenasi
pasien dapat terpenuhi.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


1. Fase Pra Interaksi
a) Cek catatan medis dan perawatan
b) Persiapkan alat:
Nebulizer set dan masker, obat yang diperlukan (mentol, ventolin)
2. Fase Interaksi
a) Memberikan salam
b) Melakukan evaluasi/validasi
c) Melakukan kontrak; waktu, tempat, topik.
d) Menjaga privasi klien
3. Fase Kerja
a) Cuci tangan
b) Gunakan handscoen
c) Jelaskan kepada klien tentang tujuan prosedur dan langkah-langkah
prosedur yang akan dilaksanakan.
d) Atur posisi klien senyaman mungkin (semifowler).
e) Jaga pivacy klien.
f) Isi nebulizer dengan obat yang dianjurkan dokter.
g) Pilih tekanan nebulizer yang sesuai.
h) Hubungkan nebulizer dengan sumber listrik dan hidupkan nebulizer.
i) Pasangkan masker pada klien.
j) Instruksikan klien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer dan
bernapas panjang.
k) Setelah obat yang diberikan telah habis menjadi uap, matikan nebulizer.
l) Lepas handscoen
m) Cuci tangan
4. Fase Terminasi
a) Evaluasi respon klien
b) Rencana tindak lanjut
c) Kontrak yang akan datang; topic, waktu, tempat.
G. Analisis Tindakan

Proses peradangan pada


Bronkopneumonia
saluran pernapasan atas

Eksudat plasma masuk Akumulasi sekret di


ke alveoli bronkus

Gangguan difusi dalam Ketidakefektifan bersihan


plasma jalan napas

- Posisikan pasien untuk


Edema antara kapiler dan Airway management
memaksimalkan ventilasi
alveoli : edema paru
- Monitor respirasi dan
Ketidakefektifan pola status oksigen
Supply oksigen menurun - Monitor bersihan jalan
nafas
nafas pasien (adanya
Dispneu, retraksi dada, sekret atau tidak)
napas cuping hidung - Pemberian terapi
nebulizer

H. Prinsip-Prinsip Tindakan
a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan, terutama pada
klien yang menggunakan bronchodilator.
b. Observasi pengembangan paru dan pasang oksigen setelah pemberian obat
apabila diperlukan.
c. Prinsip nebulizer adalah mengubah obat (larutan) menjadi aerosol, sehingga
dapat dihirup pasien dengan menggunakan masker atau mouthpiece.

I. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Terapi nebulizer memiliki resiko seperti infeksi, airway reactivity,
pulmonary dan efek sistemik, serta drug reconsentration. Perlu ada perawat
yang mendampingi untuk memantau perkembangan atau perubahan yang
terjadi pada pasien.
J. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan
1. Pantau frekuensi dan kedalaman pernapasan.
2. Pertahankan jalan napas. Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman.
3. Pertahankan pemberian O2.
K. Hasil yang Didapatkan setelah Dilakukan Tindakan
S :-
O : - Pasien masih tampak sesak
- RR : 27x/menit, nafas masih cepat dan dalam dengan retraksi dada ringan
- Suara nafas : ronkhi
- Telah diajarkan batuk efektif.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi:
- Monitoring keadaan umum dan vital sign
- Latih ulang batuk efektif di waktu berikutnya
- Konsultasi dengan dokter
L. Evaluasi Diri
Semua dilakukan sesuai SPO
M. Daftar Pustaka / Referensi
Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC

Mahasiswa

Tasya Syafhira Aprilia


P27220019309

Mengetahui,

Clinical Instructure/CI Clinical Teacher/CT

NIM: NIP:

Anda mungkin juga menyukai