Anda di halaman 1dari 64

SWAMEDIKASI

ANALGETIK, ANTIPIRETIK
DAN SAKIT GIGI

Kelompok 5

Yusi Novela Padang (N014192046)

Yunita Mangampa (N014192047)

Sandra Devi (N014192051)

Indrayana Dalipang (N014192053)

Warda Tenri Tuppu (N014192054)

APOTEKER KELAS B
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
LATAR BELAKANG

Swamedikasi atau yang disebut dengan pengobatan sendiri, merupakan bagian


dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri. Pada pelaksanaannya,
swamedikasi atau pengobatan sendiri dapat menjadi masalah terkait obat (Drug
Related Problem) karena diakibatkan terbatasnya pengetahuan mengenai obat
dan penggunaannya. Swamedikasi juga merupakan salah satu upaya yang sering
dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang
diderita tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi kepada dokter (Depkes.RI).
Analgetik dan Antipiretik

– Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Obat-obat ini digunakan untuk membantu meredakan
rasa nyeri, masyarakat sering menggunakannya misalnya ketika sakit kepala atau
sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung
analgesik atau pereda nyeri.

– Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh atau biasa dikenal
dengan obat penurun demam. Contoh obat yang masuk dalam golongan analgetik
dan antipiretik, yaitu salisilat, seperti aspirin, paracetamol, dan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen,naproxen sodium dan ketoprofen (Tjay, 2007).
Tujuan

– Diharapkan setiap mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa itu


swamedikasi.

– Jenis-jenis pengobatan swamedikasi khususnya pada penggunaan obat


analgetik & antipiretik dan sakit gigi.
PATOFISIOLOGI
NYERI
- Nyeri didefinisikan oleh Asosiasi Internasional Studi Pain (IASP) sebagai
"pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam hal
kerusakan seperti itu."
- Nyeri adalah pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yaitu jaring
pengaruh interaksi yang kompleks dari sistem saraf naik dan turun yang
melibatkan proses biokimia, fisiologis, psikologis, dan neokortikal. Nyeri
dapat memengaruhi semua area kehidupan seseorang termasuk tidur,
pikiran, emosi, dankegiatan hidup sehari-hari. Karena tidak ada penanda
objektif yang dapat diandalkan untuk rasa sakit, pasien adalah satu-satunya
yang menggambarkan intensitas dan kualitas rasa sakit mereka (DiPiro,
2008).
Skala Nyeri

- Kemungkinan rasa sakit terburuk


- Rasa sakit yang sangat parah
- Sakit parah
- Nyeri sedang
- Nyeri ringan
- Tidak nyeri (Koda-Kimble, 2013).
Manifestasi Klinik

Gejala

- Nyeri akut bisa tajam atau kusam, terbakar, seperti kejutan, kesemutan, menembak,
memancar, berfluktuasi intensitas, bervariasi di lokasi, dan terjadi dalam hubungan
temporal dengan stimulus berbahaya yang jelas.

- Nyeri kronis dapat muncul dengan cara yang sama dan sering terjadi tanpa hubungan
temporal dengan stimulus berbahaya. Seiring waktu, presentasi nyeri kronis dapat
berubah (misalnya, tajam ke kusam, jelas menjadi kabur) (DiPiro, 2015).
Tanda-tanda
– Nyeri akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia, diaforesis, midriasis, dan
pucat. Tanda-tanda ini jarang muncul pada nyeri kronis.
– Pada nyeri akut, hasil pengobatan umumnya dapat diprediksi. Pada nyeri kronis,
kondisi komorbiditas sering hadir, dan hasil pengobatan sering tidak dapat
diprediksi.
– Nyeri neuropatik sering kronis, tidak dijelaskan dengan baik, dan tidak mudah
diobati dengan analgesik konvensional. Mungkin ada respon menyakitkan yang
berlebihan terhadap rangsangan yang tidak berbahaya (hiperalgesia) atau
respons yang menyakitkan terhadap rangsangan yang biasanya tidak berbahaya
(allodynia) (DiPiro, 2015).
PENATALAKSANAAN TERAPI
Farmakologi
Non-Farmakologi

Rehabilitasi fisik juga dapat mencakup peregangan dan penguatan, tetapi ini tidak
efektif kecuali digunakan sebagai bagian dari program latihan yang komprehensif.
Modalitas lain seperti cold pack disimpan peradangan pada fase akut dari cedera
dan panas untuk mengendurkan otot mungkin digunakan, tetapi tidak ada bukti
yang mendukung salah satu dari terapi ini. Manipulasi tulang belakang dan korset
punggung bawah telah menunjukkan beberapa keampuhan, tetapi modalitas fisik
lainnya seperti pijatan, ultrasonik, traksi, suntikan, akupunktur, atau lift sepatu
belum terbukti efektif.
PATOFISIOLOGI
DEMAM
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat yang
dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal
dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin
atau mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida
yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang
merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh pasien.

Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil)
oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih
tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan
IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk
membentuk prostaglandin (Dinarello & Gelfand, 2005).
Manifestasi Klinik
Tanda dan Gejala
- Hitung sel darah putih
Sebagian besar infeksi mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) (leukositosis) karena
mobilisasi granulosit dan / atau limfosit untuk menghancurkan mikroba yang menyerang. Nilai normal
untuk jumlah WBC adalah antara 4000 dan 10.000 sel/mm3.
- Nyeri peradangan
Nyeri dan peradangan dapat menyertai infeksi dan kadang-kadang dimanifestasikan oleh
pembengkakan, eritema, nyeri tekan, dan drainase bernanah. Sayangnya, tanda-tanda ini mungkin
terlihat hanya jika infeksi tersebut dangkal atau di tulang atau sendi. Manifestasi peradangan dengan
infeksi yang parah seperti meningitis, pneumonia, endokarditis, dan infeksi saluran kemih harus
dipastikan dengan memeriksa jaringan atau cairan.
PENATALAKSANAAN TERAPI
Farmakologi
– Obat-obatan yang dipakai dalam mengatasi demam (antipiretik) adalah
parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen. Parasetamol cepat bereaksi dalam
menurunkan panas sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama (Graneto,
2010).

– Pada anak-anak, dianjurkan untuk pemberian parasetamol sebagai antipiretik.


Penggunaan OAINS tidak dianjurkan dikarenakan oleh fungsi antikoagulan dan
resiko sindrom Reye pada anak-anak (Kaushik, Pineda, & Kest, 2010).
Non-Farmakologi

Adapun yang termasuk dalam terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam:

– Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat
yang cukup.

– Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil.

– Memberikan kompres hangat. Pemberian kompres hangat efektif terutama setelah


pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan
menggigil dan meningkatkan kembali suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2010).
PATOFISIOLOGI
SAKIT GIGI
Sakit gigi atau nyeri odontogenik merupakan penyakit yang biasanya menyerang jaringan pulpa atau
struktur periodontal. Meskipun mekanisme untuk keduanya berasal dari inflamasi, fungsi mereka yang
berbeda dan asal embriologis menghasilkan setiap rasa sakit yang dirasakan berbeda. Pulpitis adalah
penyebab paling umum dari nyeri odontogenik dan dapat dibagi menjadi dua kategori: reversibel dan
ireversibel. Pulpitis reversibel menunjukkan bahwa jaringan pulpa dapat diperbaiki dengan
menghilangkan iritasi lokal dan restorasi struktur gigi. Ini sering ditandai dengan rasa sakit yang cepat
berlalu pada saat provokasi dan tidak terjadi secara spontan. Pulpitis ireversibel memiliki durasi nyeri
yang berkepanjangan saat distimulasi tetapi juga dapat terjadi secara spontan.
Macam-macam sakit gigi dan
penatalaksanaannya
a. Abses Gigi ( Infeksi Gigi)
Abses gigi adalah abses yang terjadi pada pulpa dan peripekal sehinggamenyebabkan adanya
penumpukan nanah yang kemudian menyebar dari gigi yang sakit ke jaringan yang berada didekat gigi.
– Penatalaksanaan :
Pengobatan simptomatik dapat diberikan parasetamol atau ibuprofen atau asam mefenamat.
• Parasetamol Dosis dewasa : 500 mg setiap 6-8 jam. Dosis anak : 10-15 mg/kgbb, setiap 6-8 jam.
• Ibu profen Dosis dewasa : 200mg 3 kali sehari.
• Asam Mefenamat Dosis dewasa : 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3 kali sehari sesudah makan
(Kemenkes, 2012).
b. Pulpitis Akut (Gigi berlubang)
Pulpitis merupakan peradangan yang terjadi pasa pulpa yang dapat menimbulkan rasa nyeri akibat dari
reaksi toksin bakteri pada karies gigi.
– Penatalaksanaan :
Pemberian obat analgetik (Kemenkes, 2012)
•Parasetamol Dosis dewasa :500 mg setiap 6-8 jam Dosis anak : 10-15 mg/kgbb, setiap 6-8 jam
• Ibuprofen Dosis dewasa : 200mg 3 kali sehari
• Asam Mefenamat Dosis dewasa : 500mg awal dilanjutkan 250 mg 3 kali sehari sesudah makan.
• Jika selama 2 sampai 3 hari gejala belum sembuh segera hubungi dokter.
c. Gingivitis ( Gusi Bengkak )
Gingivitis adalah inflamasi pada bagian gingiva marginal atau gusi mengalami peradangan.
– Penatalaksanaan :
• Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan mulut dan berkumur dengan 1 gelas air hangat ditambah
1 sendok teh garam, atau bila ada dengan obat kumur iodium povidon setiap 8 jam selama 3 hari.
• Bila kebersihan mulut sudah diperbaiki dan tidak sembuh, rujuk ke Rumah Sakit untuk perawatan
selanjutnya.Perlu dipikirkan kemungkinan sebab sistemik.
• Perikoronitis memerlukan antibiotik selama 5 hari: amoksisilin 500 mg setiap 8 jam.
• Pasien dirujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya yaitu membersihkan karang gigi
(Kemenkes, 2012).
d. Periodontitis ( Pelepasan Gigi karena Rusaknya Gusi )
Peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam yang merupakan lanjutan dari peradangan gingiva.
– Penatalaksanaan :
• Karang gigi, selulit yang diakibatkan oleh makanan dan penyebab lokal lainnya harus
dibersihkan/diperbaiki.
• Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol 250 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
• Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan povidon 1%, setiap 8 jam.
• Bila sudah sangat goyah, gigi harus segera dicabut.
• Analgesik jika diperlukan (Kemenkes, 2012).
e. Perikoronitis Akut ( Infeksi Gusi )
Peradangan jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang sedang erupsi, terjadi pada molar ketiga yang
sedang erupsi.
– Penatalaksanaan :
• Pemberian antibiotik amoksisilin 500 mg dan metronidazol 250 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
• Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan povidon iodin1%, setiap 8 jam.
• Pemberian parasetamol 500 mg 3 - 4 x sehari atau analgesik lain seperti ibuprofen atau asam
mefenamat (Kemenkes, 2012).
• Jika selama 2 sampai 3 hari gejala belum sembuh segera hubungi dokter
f. Trauma Gigi dan Jaringan Penyangga
Trauma gigi adalah hilangnya kontinuitas jaringan keras gigi dan atauperiodontal karena sebab mekanis seperti
ketika menggunakan sikat gigi dan tusuk gigi.
– Penatalaksanaan :
• Pertolongan pertama dilakukan untuk semua luka pada wajah dan mulut. Jaringan lunak harus dirawat
dengan baik.
• Pembersihan dan irigasi yang perlahan dengan saline akan membantu mengurangi jumlah jaringan yang mati
dan resiko adanya keadaan anaerobik. Antiseptik permukaan juga digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri.
• Pemberian antibiotik diperlukan hanya sebagai profilaksis bila terdapat luka pada jaringan lunak sekitar.
Apabila luka telah dibersihkan dengan benar maka pemberian antibiotik harus dipertimbangkan kembali.
• Simptomatik : pemberian Parasetamol 500 mg 3-4 x sehari atau Ibuprofen dan Asam Mefenamat. Ibuprofen
dosis untuk dewasa: 200mg 3 kali sehari. Asam Mefenamat dosis dewasa: 500mg awal dilanjutkan 250 mg
3xsehari sesudah makan. Jika selama 2-3 hari gejala belum sembuh segera hubungi dokter.
Pengobatan Analgetik (Anti Nyeri)

OBAT SINTETIS TANAMAN BERKHASIAT

SEDIAAN JADI HERBAL


Obat Analgetik Sintetik

Produsen: PT. SUPRA FERBINDO FARMA

Bentuk sediaan : Strip isi 4 tablet

Dosis sediaan oral; Tiap tablet mengandung Ibuprofen 200 mg dan Paracetamol
350 mg
Aturan Pakai: 1 tablet 3-4 kali sehari sesudah makan

Efek samping Obat:


1. Jarang terjadi walaupun dapat timbul gangguan Kontraindikasi:
saluran pencernaan termasuk mual, muntah, nyeri 1. Penderita dengan riwayat hipersensitifitas terhadap paracetamol, ibuprofen
lambung atau rasa panas di ulu hati, diare, dan obat antiinflamasi non steroid lain.
konstipasi dan perdarahan lambung. 2. Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12 jari) yang
2. Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, pusing, berat dan aktif, gangguan fungsi hati.
penyempitan bronkhus, trombositopenia, 3. Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat antiinflamasi
limfopenia, gangguan hati dan ginjal. non steroid lainnya akan timbul gejala asama, rinitis atau urtikaria.
3. Penurunan ketajaman pengelihatan dan kesulitan 4. Wanita hamil 3 bulan terakhir
membedakan warna dapat terjadi tetapi sangat
jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan. 
4. Dosis besar dapat meimbulakan kerusakan hati
2. ANTALGIN®
Produsen:PT. ADITAMA RAYA FARMINDO

Bentuk sediaan: Strip isi 10 tablet

Dosis sediaan oral: tablet 500 mg

Aturan Pakai: dewasa 1 tablet tiap 6-8 jam setelah makan. Maksimal 4
tablet perhari

Kontraindikasi:
1. Hipersensitif terhadap analgesik dan antireumatik. Hamil dan lakitasi.
Tekanan darah sistolik < 100mmHg. Bayi < 3 bulan atau bayi dengan BB<
5kg, pada bayi usia 3-11 bulan tidak boleh diberikan secara IV.

Efek samping Obat:


Diskrasia darah, reaksi anafilaktik; serangan asma, reaksi hipersensitifif pada
kulit.
3. ASPIRIN® Produsen:PT. BAYER
Bentuk sediaan: Strip isi 10 tablet
Dosis sediaan oral:
Dewasa: Nyeri dan antiinflamasi 325-650 mg
Anak < 12 tahun: 10-15 mg/kg berat badan
Anak ≥ 12 tahun: 325-650 mg
Aturan Pakai:
Dewasa: 4-6 jam jika perlu
Anak < 12 tahun: tiap 4 jam jika perlu
Anak ≥ 12 tahun: tiap 4-6 jam jika perlu

KONTRAINDIKASI
1. Pada penderita dengan riwayat alergi dengan asam asetil salisilat dan turunannya. Memiliki
EFEK SAMPING tukak peptik parah, pendarahan saluran cerna dan ulceratif kolitis.
1. Gangguan pencernaan seperti mual,
2. Kelainan darah seperti hemofilia, anemia hemolitik, tombositopenia dan diatesis hemoragik
muntah, iritasi dan perdarahan lambung
dan usus, kenaikan asam lambung dan (kelainan proses perdarahan).
tukak peptik. 3. Penderita polip yang berkaitan dengan asma.
2. Reaksi alergi yang biasanya ditandai 4. Ibu hamil terutama pada trimester ke-3, karena dapat meningkatkan risiko keguguran atau
dengan gatal, kemerahan, bengkak dan masalah saat persalinan.
kesulitan bernapas. 5. Sedang mendapatkan terapi antikoagulan. Gangguan fungsi hati dan ginjal berat.
3. Gangguan darah seperti perdarahan,
trombositopenia, anemia hemolitik dan
gangguan pembekuan darah.
Obat Herbal Analgetik dari Tanaman Berkhasiat

1. Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L.)

Cara pembuatan:
Nama Tanaman: Daun Sidaguri Rebus Daun Sidaguari selama 30
Jenis: Sida rhombifolia L. menit

Kandungan kimia: Flavonoid, Aturan Pakai: diminum 2 kali


alkaloid, minyak atsiri sehari pagi dan malam (Aisiyah,
2013).
Indikasi: Analgetik
2. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Nama Tanaman: Daun Cara pembuatan:


Binahong Ambil umbi binahong
Jenis: Anredera cordifolia sebanyak 3 potong, dicuci
(Ten.) Steenis bersih rebus dengan 5 gelas
Kandungan kimia: air, dan airnya kemudian
disaring.
Flavonoid, saponin, dan
steroid Aturan Pakai:
Minum sebanyak 2 sampai 3
Indikasi: Analgetik kali sehari
3. Jambu mede (Anacardium occidentale L) Nama Tanaman: Jambu mede

Jenis: Anacardium occidentale L

Kandungan kimia: flavonoid, tanin, kuinon, dan


steroid/triterpenoid

Indikasi: Analgetik

Cara pembuatan:
Dosis infusa dengan dosis setara 25 g/50 kg BB secara peroral.
rebus jambu mede secukupnya dengan 2 gelas air sampai
menjadi 1 gelas.

Aturan Pakai:
Diminum 2-3 kali sehari
Obat Herbal Terstandar Analgetik

1. Bodrex Herbal Sakit Kepala®


Nama Sediaan: Bodrex herbal sakit
kepala

Produsen:
PT. Tempo Scan Pacifix Tbk Komposisi:
Bentuk Sediaan:
Tanacetum parthenium Herba Extract
25 Strip @ 4 Tablet (Feverfew Extract) 200 mg, Salix alba
Cortex Ekstrak (Willow Bark Extract)
Aturan Pakai:
1-2 tablet 3 kali sehari setelah 50 mg, Paulllina cupana Fructus
makan Ekstrak (Guarana Extract) 136 mg
Nomor Registrasi:
HT.18250077
2. KIRANTI®

Nama Sediaan: Kiranti Komposisi:


Curcume domesticoe rhizoma (kunyit) 30g,
Nomor Registrasi:
TR 042631971
tamarindi pulpa (asam jawa) 6 g,
Koempferice rhizoma (kencur) 2 g, Arengue
Produsen: pinnata fructose (gula jawa) 2.5 g, Zingberis
PT. Indomarco Prismatama. rhizoma (jahe) 0.5 g, Paulinia cupana
(paulinia) 0.23 g, Cinnamoni cartex (kayu
Bentuk Sediaan: manis) 0.1g, air/water up to 150 mL
Sirup 150 mL

Aturan Pakai:
Minum secara rutin 1-2 botol per hari, 3 hari sebelum, selama,
dan 3 hari sesudah haid
PEMBAHASAN

Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai pereda
nyeri. Analgesik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin
dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol. Analgesik bersifat narkotik sepert opioid dan opidium bisa
menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap nyeri (noisepsi). Obat jenis ini lebih kuat dalam
mengurangi nyeri dibandingkan OAINS (Tozer, Adam. 2017) tapi dalam pengobatan swamedikasi obat-obat
narkotik tidak boleh dilakukan tanpa ada dari resep dari dokter.
Peradangan (dari bahasa Latin: inflammatory) adalah bagian dari respons biologis kompleks dari jaringan
tubuh terhadap rangsangan berbahaya, seperti patogen, sel yang rusak, atau iritan, dan merupakan respons
perlindungan yang melibatkan sel-sel kekebalan, pembuluh darah, dan mediator molekuler. Fungsi peradangan
adalah untuk menghilangkan penyebab awal cedera sel, membersihkan sel-sel nekrotik dan jaringan yang rusak
dari penghinaan asli dan proses inflamasi, dan memulai perbaikan jaringan (Ferrero-Miliani L, 2007).
Beberapa produk analgesik kombinasi telah terbukti memiliki sedikit manfaat kemanjuran bila
dibandingkan dengan dosis yang sama dari masing-masing komponen. Selain itu, analgesik kombinasi ini
sering dapat mengakibatkan efek samping yang signifikan, termasuk overdosis yang tidak disengaja, paling
sering disebabkan oleh kebingungan yang timbul dari beberapa komponen (dan seringkali non-akting) dari
kombinasi ini (Murnion B. 2012).
Penggunaan obat sintesis atau tradisional (herbal) merupakan salah satu cara untuk menghilangkan
rasa nyeri. Tetapi, obat sintesis memiliki efek samping yang lebih merugikan untuk kesehatan dibandingkan
dengan obat tradisional. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat terpicu untuk menggunakan obat
tradisional kembali (Kuntorini, 2005). Sehingga beberapa produsen/perusahaan yang ada diindonesia
sengaja membuat beberapa obat herbal standar terstandar yang tersedia dialam guna untuk mengurangi
efek samping yang biasa terdapat pada obat sistetik, selain itu obat-obat herbal tersebut bisa juga
ditemukan dialam tanpa harus membeli di apotek atau di toko obat guna untuk mengurangi pengeluaran
biaya.
Pengobatan Antipiretik (Penurun Demam)

OBAT SINTETIS TANAMAN BERKHASIAT

SEDIAAN JADI HERBAL


Pengobatan Sintetis
1. Parasetamol - Produsen : PT. Mersi

- No. Registrasi : GBL7820901710 A1


- Bentuk sediaan : Tablet 500 mg dalam kemasan box
@10 strip
Sirup 120 mg/5 ml
- Indikasi : Antipiretikum (Penurun demam)
- Dosis : Dibawah 1 tahun: ½ - 1 sendok teh atau 60 – 120 mg, tiap 4 - 6 jam, 1 - 5 tahun: 1 - 2
sendok teh atau 120
Kontraindikasi – 250 mg, tiap 4 - 6 jam, 6 - 12 tahun:
: Parasetamol 2 - 4 sendok teh atau 250 – 500 mg, tiap 4 - 6 jam,
Diatasjangan
12 tahun: ½ - 1 gkepada
diberikan tiap 4 jam, maksimum 4g sehari.
penderita hipersensitif/alergi
- Aturan Pakai : Diminum sebelum atau sesudah makan
terhadap Paracetamol dan
Penderita gangguan
- Efek Samping: Muncul
fungsi ruam
hati kulit yang terasa gatal,Sakit tenggorokan, Muncul sariawan, Nyeri
punggung, mual berat.
dan muntah
2. Proris® - Produsen : PT. Pharos Indonesia
- Bentuk sediaan : Suspensi 100mg/5ml, suspense forte
200mg/5ml, Kaplet salut selaput 200mg
- Dosis : pada anak 2-3 tahun 3-4 dd 50mg, 4-
8 tahun 3-4 dd 100mg, 9-12 tahun 3- 4 dd 200mg
- Aturan Pakai : Minum obat setiap 4-6 jam dengan s
egelas (240 ml) air untuk kaplet salut selaput dan sirup sesuai
takaran dosis berdasarkan umur pasien
sebelum makan, atau sesuai petunjuk dokter.
- Efek Samping : sakit kepala, mual, muntah, diare
- Kontraindikasi : Tukak peptik. Penderita dengan
riwayat asma, rinitis atau urtikaria karena menggunakan
aspirin atau obat AINS lain.
3. Bodrexin® - Produsen : Tempo Scan Pasific Group
- Bentuk sediaan : Tablet kunyah
- Dosis : 80 mg dalam setiap tablet kunyah,
- Aturan pakai : konsumsi setelah makan 3 x 1 sehari
- Efek samping : Reaksi alergi ditandai dengan pusing,
mual, muntah, diare, sakit perut, sesak napas, gatal-gatal,
ruam kulit, dan wajah bengkak.
- Kontraindikasi : Bodrexin tablet kunyah sebaiknya
tidak diberikan kepada anak yang memiliki masalah
hipersensitivitas terhadap kandungan Bodrexin
gangguan fungsi ginjal atau gangguan fungsi hati.
Pengobatan dengan
Tanaman Berkhasiat
1. Kencur ( Kaempferia galanga)

Kandungan : Sineol, asam metil kanil, penta


dekaan, asam sinamat, dan lain sebagainya
tersebut masuk ke dalam minyak-minyak
atsiri,  etil p-metoksisinamat, p-
metoksistiren, karen, borneol, dan parafin.

Indikasi : untuk menurunkan demam Aturan pakai,


Digunakan setiap 4-6 jam dalam sehari,
Cara Pembuatan: 5/6 ruas ibu jari diparut
kemudian dibalurkan ke seluruh tubuh ,
setelah parutan kencur mengering
dibalurkan lagi
2. Bawang Merah (Allium cepa L.)
Kandungan :  Aliin (S-Allil-L-sistein
sulfoksida), minyak atsiri yang ter-diri atas
dialilsulfida, propantiol-S-oksida, S-Alil-L-
Sistein-sulfoksida atau Aliin, prostaglandin
A-1, difenilamina dan sikloaliin, metilaliin,
dihidroaliin, kaemferol dan foroglusinol,
senyawa turunan asam amino yang
mengandung sulfur yaitu Sikloalliin 2%,
propilalliin dan propenilalliin.

Aturan Pemakaian : 1. Dibalurkan keseluruh badan terutama perut


dan ubun-ubun
2. Dibalurkan keseluruh tubuh

Cara Pembuatan: 1. 2 umbi bawang


merah diiris atau ditumbuk
2. 2 umbi bawang merah
diparut lalu diperas
3. Dadap (Erythrina lithosperma Miq)

Kandungan : saponin,
flavonoid, polifenol, tannin
dan alkaloida

Aturan Pemakaian : 3 x 1 daun/hari

Cara Pembuatan : 1. 1 lembar daun direndam di


air kemudian diletakkan didahi
2. 3 lembar daun direndam di
air biasa kemudian diletakkan di
dahi
3. 1 lembar daun diremas
kemudian diletakkan diubun-
ubun kepala dan diperut
4. Daun Mengkudu (Morinda citrifolia)

Kandungan :  Senyawa-senyawa
Terpenoid, Acubin, L. asperuloside,
alizarin dan beberapa zat
antraquinon, Scopoletin, alkaloid
seperti Xeronine dan Proxeronine

Aturan Pemakaian : 1 lembar daun diberikan setiap 3 kali sehari

Cara Pembuatan : 1 lembar daun


dicuci lalu diletakkan didahi
Sediaan Jadi Herbal
Jamu Serbuk (PT.Air Mancur)

Komposisi :  Zingiberis Rhizoma 0,98 gram,


Kaempferiae Rhizoma 0,84 gram, Hirtae herba 0,84
gram, Centellae Herba 0,63 gram, Achyranthi Folium
1,12 gram, Blumae Folium 0,42 gram, Curcumae
aeruginosae Rhizoma 0,42 gram, Anisi fructus 0,28
gram, Zingibers purpurel rhizome 0,35 gram, parkiae
semen 0,21 gram, coptici fructus 0,42 gram, alyxiae
cortex 0,28 gram, glycyrrhizae radix 0,14 gram
Bentuk sediaan : serbuk jamu
Aturan Pakai : satu bungkus diseduh dengan
½ gelas (100ml) air hangat, diminum 2 kali sehari 1
bungkus, bila perlu minum tiap hari 3 kali sehari 1
bungkus.
No.Registrasi : POM TR_002 230 100
Jamu Serbuk Sawananan® PT.SidoMuncul

Komposisi : Morinda citrifolia 0,7 gram, Physali


Herba 0,56 gram, Zingiberis rhizome 0,56 gram,
phaseoli semen 0,84 gram, curcumae rhizome 0,84
gram, psophocarpi semen 0,56 gram, paridae semen
0,28 gram, sappan lignum 0,28 gram, curcuma
aeruginosa rhizome 0,28 gram.
Bentuk sediaan : serbuk jamu
Aturan Pakai : 1 x sehari 1 bungkus, selanjutnya
setiap 2-3 hari sekali satu bungkus. Satu bungkus
diseduh dengan 100 cc air panas
No. Registrasi : POM TR_032 288 321
 
 
Sirup Jamu Anvifus ® CV. Ibu Sri

Komposisi : Lumbriscus Rubellus 48 mg,


Zingiberis purpurei rhizome 6 mg, carica papaya
folium 6 mg
Bentuk sediaan: Sirup jamu
Aturan pakai : Dewasa : 3 x2 sendok makan/hari
Anak-anak : 3 x 1 sendok
makan/hari
No.Registrasi : POM TR : 193633441
Sirup herbal Antypus®

Komposisi : Madu (honey) 700 mg ,


ekstrak kunyit (Curcuma domestica rhizoma) 47,4
mg, ekstrak temulawak (curcuma xanthorriza
hizoma) 3,8 mg, ekstrak nigella sativa
(habbatusauda) 100 mg, ekstrak daun sambiloto
(Andrografis feniculata) 400 mg.
Bentuk sediaan : Sirup Herbal
Aturan Pakai : Diminum setelah makan 2x1
sehari 1 sendok makan
Kapsul herbal Sinuris® PT.Sari Sukahardjo

Komposisi : Tiap kapsul mengandung


ekstrak herbal yang setara dengan 0,6 gram
simplisia Hedyotis corimbosa herba, 0,4 gram
simplisia curcuma domestica rhizoma, 0,4 gram
simplisia plantago major folium, 0,4 gram
simplisia Andrographis paniculata herba, 0,2
gram simplisia curcuma xanthorriza rhizoma
Bentuk sediaan : Kapsul
Aturan Pakai : Diminum setelah makan 3
x 2 kapsul perhari
No Registrasi : POM TR 143 381 621

 
PEMBAHASAN
1. Swamedikasi dengan obat sintetis

Parasetamol, merupakan derivate-asetanilida adalah metabolit dari fenasentin yang banyak digunakan sebagai antipiretik.
Reabsorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal lebih lambat. PP-nya ca 25%, plasma t 1/2 nya 1-4 jam . antara
kadar plasma dan efeknya tidak ada hubungan. Dalam hati zat ini diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis yang dieksresi
dengan kemih sebagai konyugat-glukuronida dan sulfat (Tjay,2007).
Ibu Profen merupakan golongan obat NSAID yang paling banyak digunakan, berkat efek sampingnya yang relatif ringan
dan status OTC-nya dikebanyakan negara. Zat ini merupakan campuran rasemis, dengan bentuk-dextro yang aktif. Selain
berefek sebagai analgetik dan antiinflamasi ibu profen juga dapat menurunkan demam/antipiretik. Reabsorpsinya dari usus
cepat dan baik (k.l 80%), reabsorpsi rektal lebih lambat. PP-nya 90-99%, plasma t ½ nya k.l 2 jam. Eksresinya berlangsung
terutama sebagai metabolit dan konyugat (Tjay,2007).
Asetosal adalah obat yang berkhasiat menurunkan demam selain itu asetosal berkhasiat juga untuk anti nyeri.
Reabsorpsinya cepat dan praktis lengkap, terutama dibagian pertama duodenum. Namun, karena bersifat asam, Sebagian zat
diserap pula dilambung. BA-nya lebih rendah akibat FPE dan hidrolisa selama reabsorpsi. Mula kerja obat cepat yakni 30 menit
dan bertahan 3-6 jam. Dalam hati zat ini akan segera dihidrolisa menjadi asam salisilat dengan PP-nya 90-95%, plasma t ½ nya
15-20 menit, masa paruh asam salisilat adalah 2-3 jam pada dosis 1-3g/hari (Tjay,2007).
2. Swamedikasi dengan tanaman berkhasiat

Kencur (Kaempferia galanga) merupakan jenis tanaman yang memiliki batang semu yang sangat pendek jenis rimpang kencur mirip
dengan kunyit. Khasiat kencur sangat luar biasa, terutama bisa digunakan untuk beragam pengobatan, salah satunya untuk
menyembuhkan demam, influenza pada bayi dan masuk angin. Rimpang mengandung minyak atsiri yang tersusun dari monoterpenoid,
seskuiterpen, borneol, disamping itu juga terdapat golongan senyawa flavonoid (Hernani, 2011).
Bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum). Bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan natural essence
(penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metal disulfide yang mudah menguap dan baluran bawang
merah keseluruh tubuh akan menyebabkan vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan perpindahan panas dari
tubuh ke kulit (Cahyaningrum, 2017). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator
untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (suryono, 2013).
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi lancar.
Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol. Gerusan
bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk
mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah
didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori-pori membesar, dan pengeluaran panas secara evaporasi (berkeringat) yang diharapkan
akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali.
Dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) (famili papilonaceae) merupakan tanaman yang memiliki
banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, namun tidak banyak masyarakat Indonesia yang
mengetahuinya. Daun tanaman dadap serep berkhasiat sebagai obat demam. Uji fitokimia dari berbagai
bagian pada tanaman ini juga dilaporkan memiliki kandungan saponin, flavonoida, polifenol, tannin, dan
alkaloida, dimana kandungan zat-zat tersebutlah yang membuat tanaman Dadap Serep memiliki fungsi
sebagai antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, serta antimalaria. Kandungan Dadap serep yang memiliki efek
antipiretik adalah alkaloid. Alkaloid berfungsi menghambat sintesa prostaglandin yang menghambat
terjadinya demam. Cara kerja alkaloid ini menyerupai aktivitas obat antipiretik sintesis. (Revisika, 2011).
Mengkudu (Marinda citrifolia, Linn) adalah termasuk jenis tanaman dari keluarga Rubiaceae. Menurut
beberapa sumber mengkudu merupakan salah satu jenis buahbuahan yang berasal dari Asia tenggara.
tanaman mengkudu mampu tumbuh didataran rendah hingga ketinggian mencapai 1500 m dari permukaan
laut, batang pohon mengkudu dapat mencapai 3-8 meter, memiliki bunga berbongol dan berwarna putih,
buah mengkudu merupakan buah majemuk yang masih muda berwarna hijau mengkilap serta memiliki
bintik-bintik atau totol-totol, dan saat sudah tua berwarna putih dan berbintik bintik hitam. Pada daun
mengkudu terdapat senyawa flavonoid yang berkhasiat untuk menurunkan demam. Caranya, panaskan daun
mengkudu di atas api beberapa saat, lalu oleskan minyak kelapa. Tempelkan pada perut atau dahi saat masih
hangat, lalu ulang beberapa kali (Lestari, 2016).
2. Swamedikasi dengan sediaan jadi herbal
Jamu salesma produksi PT. Air mancur merupakan produk obat jadi herbal yang dikemas dalam bentuk
serbuk agar lebih praktis tinggal diseduh dengan air hangat dan karena kemasan yang ekonomis sehingga mudah
untuk dibawa keman-mana. Jamu salesma mengandung berbagai macam tanaman herbal berkhasiat salah
satunya kencur (Kaempferia galanga) yang telah dibahas pada bagian swamedikasi tanaman berkhasiat
Jamu sawanan produksi PT.Sidomuncul merupakan produk obat jadi herbal yang dikemas dalam bentuk
serbuk agar lebih praktis tinggal diseduh dengan air panas dan karena kemasan yang ekonomis sehingga mudah
untuk dibawa keman-mana. Jamu sawanan mengandung berbagai macam tanaman herbal berkhasiat penurun
demam salah satunya jahe (Zingiberis rhizome) Rimpang jahe mempunyai kandungan bahan aktif antara lain:
gingerol, zingerone, shogaol, minyak atsiri flavonoid. Bahan aktif yang dipercaya mempunyai efek terapeutik
adalah gingerol dan shogaol. Gingerol telah terbukti menghambat pembentukan prostaglandin. Penghambatan
biosintesis prostaglandin ini menghambat inflamasi dan demam. Aktivitas penghambatan ekstrak rimpang jahe
terhadap sintesa prostaglandin ternyata analog dengan aktivitas obat-obat antipiretik sintetis. Pada terapi herbal,
rimpang jahe diakui mempunyai efek menghangatkan, hal ini sebagai dasar dari aktivitas diaforetik, yang dapat
merangsang peningkatan pengeluaran panas dari tubuh sehingga akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh dalam
keadaan demam. Jahe dan komponennya juga berefek menstimulasi reseptor-reseptor termoregulator ( Mills &
Bone, 2000).
Sirup Jamu Anvifus ® produksi CV. Ibu Sri merupakan produk obat jadi herbal yang dikemas dalam cair yakni sediaan
sirup agar lebih praktis tinggal dituang pada sendok takar dan diminum. Sirup Jamu Anvifus ® mengandung berbagai
macam tanaman herbal berkhasiat penurun demam salah satunya bangle (Zingiberis purpurei rhizome), golongan
senyawa flavonoid yang ada di dalam rimpang bangle yaitu flavonol, auron dan isoflavon. Mekanisme flavonoid sebagai
antipiretik yaitu dengan cara menekan TNF-α atau senyawa terkaitdan menghambat asam arakhidonat yang berakibat
pada pengurangan kadar protaglandin sehingga mengurangi terjadinya demam. Menurut Astarina et al. (2013), rimpang
bengle mengandung alkaloid. Mekanisme alkaloid sebagai antipiretik diduga yaitu dengan cara menghambat biosintesis
prostaglandin sehingga kadar prostaglandin di dalam hipotalamus berkurang dan suhu tubuh akan turun.

Kapsul herbal Sinuris® produksi PT. Sari sukharjo merupakan produk obat jadi herbal yang dikemas dalam padat
yakni sediaan kapsul agar lebih praktis tinggal diminum melalui mulut(peroral). Kapsul herbal Sinuris ® mengandung
berbagai macam tanaman herbal berkhasiat penurun demam salah satunya Hedyotis corymbose atau rumput Mutiara.
Hedyotis corymbose memiliki kandungan kimia asam ulenolat, asam ursolat, flavonoid, dan iridoit, efektif sebagai anti
demam (Andreanus,2015).

 
 
Pengobatan Sakit Gigi

OBAT SINTETIS SEDIAAN JADI HERBAL


Obat sintetis

– Nama sediaan : Tablet Asam Mefenamat (Mefinal®, Ponstan®)


– Produsen : Mefinal® = Sanbe, Ponstan® = Pfizer
– Bentuk sediaan : Tablet
– Dosis : Dewasa dan anak-anak > 14 tahun: Dosis awal 500 mg, kemudian
dianjurkan 250 mg/6 jam sesuai dengan kebutuhan
– Aturan pakai : Harus dikonsumsi bersama makanan atau segera konsumsi setelah
makan.
– Efek samping : Mual, muntah, diare, nyeri abdominal, leukopenia, eosinofilia,
trombositopenia, rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, dan insomnia.
– Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap asam mefenamat, penderita tukak lambung
 dan usus, gangguan ginjal.
– Nama sediaan : Tablet Kalium Diklofenak (Cataflam®, Aclonac®, Eflagen®)
– Produsen : Cataflam® = Novartis Indonesia, Aclonac® = Pharos, Eflagen® = Sanbe
– Bentuk sediaan: Tablet
– Dosis : Dosis awal maksimal 150 mg pada hari pertama, kemudian 100 mg untuk dosis harian
(dalam 2-3 dosis).
– Aturan pakai : Harus ditelan utuh dengan cairan, sebaiknya sebelum makan dan tidak boleh dibagi
atau dikunyah.
– Efek samping :Sakit kepala, pusing, vertigo, mual, muntah, diare, dispepsia, nyeri perut,
kembung, anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri epigastrik, peningkatan transaminase, ruam.
– Kontraindikasi : Hipersensitif, ulserasi gastrointestinal aktif, perdarahan atau perforasi. Jangan
diberikan pada pasien yang mengalami asma, urtikaria atau reaksi alergi setelah terapi aspirin atau
NSAID, penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer dan atau serebrovaskular, gagal ginjal dan
hati, kehamilan (trimester ketiga) dan laktasi.
– Nama sediaan : Tablet Paracetamol (Sanmol®, Panadol®, Biogesic®, Pamol®)
– Produsen : Sanmol® = Sanbe, Panadol® = Sterling, Biogesic® = Medifarma
Laboratories, Pamol® = Interbat)
– Bentuk sediaan : Tablet
– Dosis : Dewasa: 1tablet,3-4kali/hari, Anak 6-12 tahun: 1⁄2-1 tablet, 3-4kali/hari
– Aturan pakai : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
– Efek samping : Mual, muntah diare, sakit perut, reaksi kulit, reaksi alergi
lainnya; kerusakan hati (penggunaan jangka panjang dan overdosis).
– Kontraindikasi : Hipersensitif. Disfungsi hati yang parah.
– Nama sediaan : Tablet Ibuprofen (Bufect®, Proris®)
– Produsen : Bufect® = Sanbe, Proris® = Pharos
– Bentuk sediaan : Kaplet, tablet salut film
– Dosis : Dewasa: 400-800 mg setiap 6 jam, sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 3,2 g per hari.
– Aturan pakai : Minum obat setiap 4-6 jam dengan segelas (240 ml) air, atau sesuai petunjuk dokter. Jangan
berbaring, setidaknya 10 menit setelah mengonsumsi obat. Jika perut terasa sakit setelah minum obat ini,
konsumsilah makanan, susu, atau antacid.
– Efek samping : Mual, muntah, diare, perut kembung, sembelit, pencernaan yg terganggu, mulas, sakit perut.
– Kontraindikasi : Hipersensitivitas (termasuk asma) terhadap ibuprofen atau NSAID lain. Riwayat perdarahan
pencernaan, usus bocor atau ulkus yang berkaitan dengan terapi NSAID. Gagal jantung berat atau pasien yang
sedang menjalani pembedahan bypass jantung. Gangguan hati dan ginjal berat. Kehamilan trimester ketiga.
Obat Herbal

– Nama tanaman: Cengkeh


– Spesies : Syzygium aromaticum
– Kandungan :minyakatsiri (eugenol, caryophyllene, furfural, vanillin,
methyl salicylate, pyrocatechol, methyl ketone, & valeric aldehydes,
eugenin, isoeugenitol, isoeugenitin, eugenitin, tannin, mucilage, sitosterol,
estigmaterol, resins, cellulose, pinene, oleanolic acid, & fixed oil. 
– Nama sediaan : Minyak Cengkeh
– Produsen : PJ. Walikukun
– Komposisi : Minyak cengkeh 85%, bahan lain-lain 15%
– Bentuk sediaan : Minyak oles
– Dosis/aturan pakai : Oleskan pada bagian yang sakit sesuai kebutuhan-
untuk sakit gigi tuangkan pada sedikit kapas lalu letakkan pada gigi yang
sakit
PEMBAHASAN

Sakit gigi atau nyeri odontogenik merupakan penyakit yang biasanya


menyerang jaringan pulpa atau struktur periodontal. Nyeri gigi menempati
urutan kedua (17,6%) dibanding dengan nyeri kepala, nyeri otot,nyeri sendi
dan nyeri otot (Afif, 2015). Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009 terdapat
66% masyarakat yang mengalami nyeri gigi, pusing, sakit maag, batuk, diare
melakukan swamedikasi. Obat analgetik yang dapat digunakan untuk
swamedikasi nyeri gigi harus sesuai dengan penggolongan obat yang yang
dianjurkan dan dapat diperoleh tanpa menggunakan resep dokter.
Obat Analgetik yang digunakan untuk Swamedikasi sakit gigi antara lain:
1) Parasetamol
Dosis yang digunakan :
Orang dewasa : 500mg
Anak 6-12 tahun : 250 mg
Anak dibawah 2-6 tahun : 125-250 mg
Anak <2 tahun : Sirop 125 mg/ 5ml
Selama 2 sampai 3 hari
Efek samping yang mungkin muncul adalah mual muntah.

2) Ibuprofen
Dosis yang digunakan
Dewasa : 200mg sampai 3 kali sehari
Selama 2 sampai 3 hari
Efek samping yang dapat timbul adalah mual, muntah, nyeri diperut, diare dan sembelit.
3) Asam mefenamat
Dosis yang digunakan
Dewasa : 500mg 3 kali sehari sesudah makan selama 2 sampai 3 hari
(Depkes, 2014)

Sedangkan obat herbal yang biasa digunakan untuk mengatasi sakit gigi adalah minyak
cengkeh.
KESIMPULAN

Jenis – jenis pengobatan demam yaitu :


- pengobatan dari bahan sintetik dapat menggunakan obat
Paracetamol, Ibuprofen, Asetosal.
- pengobatan dari bahan tanaman berkhasiat dapat
Swamedikasi merupakan suatu upaya diri
menggunakan kencur, bawang merah, daun dadar dan daun
sendiri dalam melakukan pengobatan
mengkudu
terhadap rasa sakit yang dialami tanpa
- pengobatan dari bahan sediaan jamu yaitu jamu selesma,
melakukan konsultasi kepada dokter
jamu sawananan, anvifus, anifus, dan jamu sinosis.
terlebih dahulu atau dengan kata lain
hanya mengandalkan informasi dari brosur
Jenis – jenis pengobatan sakit gigi yaitu :
obat.
- pengobatan dari bahan sintesis dapat menggunakan obat
asam mefenamat, natrium diklofenak, paracetamol,
- pengobatan dengan bahan herbal dapat menggunakan
cengkeh. Atau minyak cengkeh
DAFTAR PUSTAKA
Aisiyah, siti. 2013. uji efek analgetik infus daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) terhadapmencit putih jantan (Mus musculus ).
universitas setia budi : solo
Alldredge B.K., Corelli R.L., Ernst M.E., Guglielmo B.J., Jacobson P.A., Kradjan W.A. and Williams W.R., 2013, Koda-Kimble & Young’s
applied therapeutics: the clinical use of drugs tenth edition, Wolters Kluwer, United States of America.
Andreanus A. Soemardji, 2015, Study on Rumput Mutiara (Hedyotis Corimbosa) Herbs as Medicine, Journal of Medicine and
Health. Vol.1(2)
Astarina NWG et al.,2013. Skrining fitokimia ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum roxb). Bali: Universitas Udayana.
Cahyaningrum ED, Putri D. 2017. Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah. Purwokerto :
Medisains: Vol. 15 (2), Hal. 66-74
Depkes RI, 2006, Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas, Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesahatan, Jakarta.
Depkes RI. 2016. Permenkes RI NO. 6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia : Jakarta.
Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M., 2011, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th
ed., Mc Graw Hill, United State of America.
Ferrero-Miliani L. 2007. Peradangan kronis pentingnya NOD2 dan NALP3 dalam generasi interleukin-1beta. Clin. Exp. Immunol.
Hernani, 2011, Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk kesehatan. Bogor : Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian :
Vol. 7 (1)
Hidayat, A. 2006. Obat Herbal (Herbal Medicine) : Apa Yang Perlu Disampaikan Pada Mahasiswa Farmasi dan Mahaiswa Kedokteran.
Pengembangan Pendidikan, Vol. 3 No. 1
Kuntorini, E. M., 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat di Kotamadya Banjarbaru.
Bioscientiae, 2 (1), pp. 25- 36.
Lestari P. 2016. Studi Tanaman Khas Sumatera Utara yang Berkhasiat Obat. Sematera Utara: Jurnal Farmanesia Vol 9 (11); 11-21.
Lusia, O. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Jember : Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.
III, No. 1
Mills S., Bone K. 2000. Tanninand oligomeric procyanidins. Principles and practice of phytotherapy.Edinburg: Churchill Livingstone. p.34-37.
Murnion B. 2012. "Kombinasi analgesik pada orang dewasa" . Prescriber Australia (33): Diarsipkan dari yang asli pada 25 Maret 2012 .
Diakses pada 12 Agustus 2010 .
Revisika. 2011. Efektifitas Daun Dadap Serep (Erythirna Subumbrans (Hask.) Merr) Sebagai Penyembuh Luka Pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus Strain Wistar). Skripsi. Malang: Jurusan Biologi F-MIPA, UMM.   
Suryono, Sukatmi, Jayanti TD. 2013. Efektifitas Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun. Jurnal
AKP no.6 desember. Hal. 63-68.
Tjay, T. H., & Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi keenam, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Tozer, Adam. 2017. Mengganti Opioid Mengembangkan obat untuk mengobati rasa sakit. Ganja Analitik. Ganja Analitik.

Anda mungkin juga menyukai