BAB IV
partisi padat-cair, namun pada praktikum kali ini hanya dilakukan partisi
padat-cair. Prinsip dari proses partisi yaitu digunakannya pelarut yang
sesuai untuk memperoleh komponen zat terlarut dari camperannya dalam
padatan.
Pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang bersifat polar . Dimana
pelarut polar yang digunakan yaitu n-butanol untuk menarik yang senyawa
yang bersifat non polar pada sampel .
Dimana didapatkan hasil dari ekstraksi padat-cair dengan
menggunakan pelarut n-butanol yaitu 3,3805 g % dengan persentasi
67,284 %.
BAB V
A. Kesimpulan
Saran
Diharapkan kepada asisten untuk mengarahkan praktikan dan
membagi pekerjaan agar praktikum cepat selesai.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara
memperoleh fraksi ekstrak kulit mangga ( Mangifera cortex ) dengan
metode partisi padat-cair ?
C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara fraksinasi pada sampel kulit batang mangga ( Mangifera
cortex) dengan menggunakan metode padat-cair.
D. Tujuan Praktikum
1 . Tujuan Umum Praktikum
Adapan tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk memperoleh
aktif dari ekstrak pada sampel kulit batang mangga (Mangifera cortex)
dengan metode padat-cair.
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun Tujuan khusus dari praktikum ini adalah untuk
mendapatkan fraksi aktif pada sampel kulit batang mangga (Mangifera
cortex) dengan menggunakan metode padat-cair dengan menggunakan
pelarut n-butanol.
E. Manfaat Praktikum
1 . Manfaat Teoritis
Penulisan laporan ini agar dapat menjadi sumber data ilmiah untuk
praktikum selanjutnya mengenai cara memperoleh fraksi pada sampel
kulit batang mangga (Mangifera cortex) dengan menggunakan metode
partisi padat cair.
2 . Manfaat Praktis
Penulisan laporan ini agar dapat menjadi agar dapat menjadi
informasi kepada masyarakat mengenai cara memperoleh fraksi pada
sampel kulit batang mangga ( Mangifera cortex) dengan menggunakan
metode partisi padat-cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi( www.itis.gov )
Kingdom : Plantae
Subkingdom : viridiplantae
Infrakingdom : streptophyta
Super division : Embriophyta
Division : Tracheophyta
Sub division : Sphermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Superoreder : Rosanae
Order : Sapindales
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica
Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif
dan bagian tumbuhan obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk
biota laut. Zat-zat aktif tersebut terdapat di dalam sel, namun sel
tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan begitu pula ketebalannya
sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk
mengekstraksinya (Tobo, 2001).
Umumnya zat aktif yang terkandung dalam tumbuhan maupun hewan
lebih mudah larut dalam pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif
dimulai ketika pelarut organik menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga
terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan
pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi ke luar sel,
dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel (Tobo, 2001).
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa
peemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro.
Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali
corong pisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.
Batasannya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang
berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan
untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada
semua skala kerja. (Khopkar, 2008)
Hubungan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua pelarut yang
tidak saling bercampur dinyatakan pertama kali oleh “Walter nernst ”
(1981) yang dikenal dengan hukum distribusi atau partisi “jika solut
dilarutkan sekaligus kedalam dua pelarut yang tidak saling bercampur,
maka solut akan terdistribusi diantara kedua pelarut. Pada saat setimbang
perbandingan konsentrasi solut berharga tetap pada suhu tetap”. (Yazid,
2005.)
Jenis-jenis partisi : (Yazid , 2005)
1. Partisi cair-cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan
komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling
bercampur dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan
sebagiannya lagi larut pada fase kedua.Kedua fase yang mengandung
zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase zat cair. Komponen kimia
akan terpisah ke dalam dua fasa tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
Ekstrak metanol
Fraksi
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Ekstraksi Padat-Cair
Ekstrak metanol kering yang diperoleh, diambil sebanyak 5,0 gr
untuk diekstraksi dengan pelarut dietil eter dengan cara partisi padat cair
yaitu ekstrak metanol kering tersebut dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer 250 mL lalu ditambahkan sekitar 25 mL n-butanol. Batang
pengaduk magnetik dimasukkan ke dalam labu erlemeyer kemudian
diletakkan diatas plat stirrer . stirrer disabungkan dengan arus listrik dan
distel dengan kecepatan yang sesuai . Biarkan sampai pelarut jenuh ,
kemudian suspensi dikeluarkan dan dipisahkan antara padatan dengan
cairan ( untuk hasil yang maksimal digunakan sentrifuge). Bagian yang
tidek larut dimasukkan kedalam labu erlenmeyer dan ditambahakan 25 mL
n-butanol yang baru lalu dilakukan seperti pada perlakuan pertama .
Proses partisi padat-cair ini dilakuakan hingga pelarut n-butanol yang
ditambahkan bening. Fraksi larut n-butanol dikumpulkan, pelarutnya
diuapkan hingga diperoleh ekstrak n-butanol kering.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, L., 2009, Isolasi dan Identivikasi senyawa flavonoid dari Biji
Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L.), Universitas Brawijaya,
Malang.
LAMPIRAN GAMBAR
Hasil dari partisi padat cair Hasil dari partisi padat-cair setelah
sebelum diuapkan diuapkan
LAMPIRAN
PERHITUNGAN