Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Diajukan oleh

RAFIKA FIRDA U. HATIBIE


15020150028

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi

Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2017
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Rafika Firda U.Hatibie
15020150028

telah dipertahankan di depan asisten pendamping


pada tanggal..

Telah disetujui oleh :

Asisten Pendamping

[Utami Islamiati] Tanggal..


SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Rafika Firda U.Hatibie1 dan Utami Islamiati2


1Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2 Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email: fikahatibie@gmail.com

INTISARI
Antibiotik merupakan suatu substansi kimia yang diperoleh
atau dibentuk oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain. Sensitifitas bakteri terhadap antibiotika adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerentanan
bakteri pada antibiotic. Intermediet adalah suatu keadaan dimana
terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan resisten.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya
kadar gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin. Adapun
tujuan dilakukan percobaan ini untuk menentuan beberapa
antibiotik yang paling poten dan untuk mengetahui adanya
resistensi antibiotik terhadap penyakit diabetes militus. Metode yang
digunakan dalam percobaan analisis sensitivitas antibiotik
menggunakan metode eksperimental. Hasil zona hambat yang
didapatkan untuk antibiotik Clindamycin yaitu 7,08 mm, untuk
Levofloxacin yaitu 2,56 mm, untuk Cefadroxil yaitu 5,79 mm, untuk
Amoxyciclin yaitu 13,53 mm, untuk Metronidazole yaitu 4,39 mm,
untuk Cotrimoxazole yaitu 4,143 mm, Untuk Ciprofloxacin yaitu 4,33
mm, Untuk Cefixime yaitu 3,59 mm, Untuk Tetracyclin yaitu 5,00 mm
dan untuk Chloramphenicol yaitu 13,1 mm. Dari hasil percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa semua antibiotik mengalami resisten
terhadap bakteri Staphyloccocus aureus yang merupakan salah
satu bakteri penyebab infeksi diabetes melitus .

Kata Kunci: Sensitivitas antibiotik, diabetes militus, intermediet dan


resisten antibiotik.
PENDAHULUAN

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba

terutama fungi,yang dapat menghambat atau membasmi mikroba

jenis lain.),Penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada beberapa

kasus dapat menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen

antimikroba,yaitu munculnya bakteri bakteri yang resisten

terhadap suatu jenis agen mikroba atau peningkatan biaya

pengobatan ditambah lagi biaya terapi efek samping dari

beberapa obat.Cara kerja terpenting dari antibiotik adalah

perintangan sintesis protein,sehingga kuman musnah atau tidak

berkembang lagi seperti antibiotik bekerja terhadap dinding sel

(penisilin,sefalosporin ataupun aminoglikosida).antibiotik tidak aktif

teradap kebanyakan virus kecil,mungkin karena virus tidak memiliki

proses metabolisme sesungguhnya,melainkan tergantung

seluruhnya dari proses hospes Pemakaian antibiotik yang tidak

rasional akan menyebabkan timbulnya strain kuman resisten di unit

perawatan intensif. Kondisi ini mungkin disebabkan karena

penggunaan antibiotika yang semakin meluas, sehingga sering

diberikan tidak proporsional dan rasional baik di rumah sakit maupun

di luar rumah sakit. Bukti dari sejumlah studi mengatakan bahwa

proporsi bakteri yang resisten pada antibiotik yang diberikan

bertambah sejalan peningkatan penggunaan antibiotik, sebaliknya


menurun apabila ada penurunan pemakaian atau penghentian

obat (Muhammad, 2010)1.

Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab

terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung

oleh mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada

dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan

tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh

penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasni

mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat

toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba,

tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung

kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya

dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga

antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri

mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995)2.

Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan

suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri

terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni

yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri

adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan

produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta

mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau


mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas

bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat

kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui

senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan

dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur

Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri.

Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap

pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat

sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung

zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri

menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri.

Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona

hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif (Gaman,

dkk. 1992)3

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat

pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat

adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme

pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline,

erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik

yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986)4.


Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui

obat-obat yang paling cocok (paling poten) untuk kuman

penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit yang kronis

dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai

macam antibiotik. Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik

yakni memang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik yang

diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan

akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul

terbunuh oleh antibiotic (Dwidjoseputro, 1998)5.

METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan dalam percobaan analisis sensitivitas

antibiotik menggunakan metode eksperimental.

Jenis Praktikum :
Adapun jenis praktikum ini yaitu experimental.

Bahan dan Alat Penelitian :

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu

medium NA, Suspensi isolat diabetes militus, Chloramphenicol,

Levofloxacin, cefadroxil, Amoxyciclin, Metronidazole, Cotrimoxazole,

Ciprofloxacin, Cefixime, Tetrascyclin, Clindamycin. Adapun alat

yang digunakan dalam percobaan in yaitu Cawan petri, Catton

swab, pinset, plastic wrap, label, Bunsen, piper disk dan Spoit.
Cara kerja1

Disiapkan alat dan bahan. 2 cawan petri steril masing-masing

dipatron 5 terlebih dahulu lalu dimasukkan medium NA, dilakukan

dengan cara aseptis. Kemudian tunggu hingga memadat, diambil

sampel suspensi isolat infeksi diabetes militus menggunakan catton

swab dan digoreskan kedalam cawan petri secara zig-zag. Lalu

disiapkan vial sebanyak 10 yang telah berisi antibiotik dan

dimasukkan piper disk kedalamnya selama beberapa menit. setelah

itu, dimasukan piper disk tersebut kedalam cawan petri yang telah

berisi medium. Diinkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37o C. Lalu diamati

zona hambatnya.

HASIL PENELITIAN
A. Gambar
B. Tabel
Tabel 1. Data pengamatan sensitivitas antibiotik
KLP JENIS ZONA HAMBAT RATA-
INFEKSI NAMA OBAT R1 R2 R3 RATA KET

Clindamycin 8,42 6,07 6,75 7,08 Resisten


Levofloxacin 2,26 3,17 2,25 2,56 Resisten
Cefadroxil 6,22 5,17 6 5,79 Resisten
1 Diabetes Amoxycilin 14,64 12,39 13,57 13,53 Resisten
Militus Metronidazol 3,74 5,21 4,23 4,39 Resisten
Cotrimoxazole 3,22 5,25 3,96 4,14 Resisten
Ciprofloxacin 4,80 3,41 4,80 4,33 Resisten
Cefixime 2,97 3,91 3,91 3,59 Resisten
Tetracycline 5,87 4,75 4,75 5,00 Resisten
Chloramphenicol 12,63 14,02 14,02 13,1 Resisten

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum diketahui bahwa obat antibiotik yang

diberikan pada infeksi diabetes militus yang salah satunya

disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aerus semua mengalami

resisten terhadap bakteri tersebut hal ini berdasarkan dengan tabel

zona senstivitas antibiotik.

SARAN

Agar praktikum berjalan dengan lancar, sebaiknya praktikan

mampu mengerti dan memahami terlebih dahulu prosedur kerja,

agar tidak terjadi kesalahan dalam mencapur suatu bahan.

Sehingga didapatkan hasil akhir yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad S N, 2010., Hubungan Pola kuman dan Penggunaan
Antibiotik Aminoglikosida di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
3. Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B., 1992, Ilmu Pangan :
Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua,
Yogyakarta, UGM Press.
4. Pelczar, Michael J, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press,
Jakarta.
5. Dwidjoseputro, D.1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan,
Jakarta.

TABEL SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Staphylococcus aerus

Zone Diameter, Nearest Whole (mm)


Agen Resisten Intermediete Sensitif

Antimikroba

Clindamycin 15 18-20 21

Levofloxacin 13 14-16 17

Cefadroxil 14

Amoxyciclin 28 - 29

Metronidazole 28 - 29

Cotrimoxazole 15 16-18 19

Ciprofloxacin 15 16-20 21

Cefixime 14 15-19 20

Tetracyclin 28 - 29

Chloramphenicol 20 21

Anda mungkin juga menyukai