Anda di halaman 1dari 5

ASMA PADA ANAK 3. Variabilitas: intensitas gejala, malam hari?

Dalam waktu 24 jam bagaimana?


dr. Galuh, Sp. A 4. Reversibilitas: bagaimana gejala dpt
by Yasinta membaik
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan: stabil (tanpa gejala)/ ada gejala spt
wheezing?
 Gejala lain alergi: Dermatitis atopik, rhinitis
DEFINISI ASMA alergi, geographic tongue
 Batuk/mengi yang bersifat episodic, nocturnal, Pemeriksaan Penunjang
musiman, aktivitas, atopi (alergi)
 Merupakan gangguan inflamasi kronik  Uji Spirometri melihat fungsi paru
sal.napas dengan banyak sel yg berperan  Uji cukit kulit (skin prick test)  px IgE
(sel mast, eusinofil, dan limfosit T) spesifik
PATOFISIOLOGI ASMA  Uji inflamasi respiratory FeNO, Eosinofil
 Hampir semua serangan asma didahului oleh sputum
factor pencetus: debu, asap, makanan,  Uji provokasi bronkus dgn exercise, metakolin,
aktivitas, kondisional, dll. hipertonik saline
1. Pencetus bronkokonstriksi, edem,
↑sekresi mucus obstruksi jalan napas Dalam mendiagnosis asma juga harus
etelektasis penurunan surfaktan (kolaps) mencakup 3 aspek klasifikasi asma:
1. Derajat Keparahan Asma
Aspek ini diklasifikasikan menjadi 3,
Ventilasi-perfusi tdk padu padan - Serangan ringan- sedang
hipoventilasi alveolar asidosis - Serangan berat
vasokonstriksi pulmonal penurunan - Ancaman gagal napas
surfaktan (kolaps) 2. Derajat Kondisi Saat Ini
2. Obstruksi jalan napas ventilasi tidak Aspek ini diklasifikasikan menjadi 5,
seragam Ventilasi-perfusi tdk padu - Tanpa gejala
padan hipoventilasi alveolar asidosis - Gejala
vasokonstriksi pulmonal penurunan - Serangan ringan- sedang
surfaktan (kolaps) - Serangan berat
3. Obstruksi jalan napas hiperinflasi - Ancaman gagal napas
paru gangguan sirkulasi peningkatan 3. Derajat Kendali Asma
kerja napas asidosis vasokonstriksi Aspek ini diklasifikasikan menjadi 3,
pulmonal penurunan surfaktan (kolaps) - Asma terkendali penuh
DIAGNOSIS ASMA - Asma terkendali sebagian
- Asma tidak terkendali
Anamnesis
Aspek ini dipakai untuk menilai
Ditanyakan karakteristik yang mengarah ke keberhasilan tatalaksana yang tengah
asma: dijalankan.
1. Episodisitas: mengacu pada waktu timbul
serangan. Episodic/ berulang
2. Factor pencetus, jika ditemukan allergen, Klasifikasi lain berdasarkan Kekerapan
tanyakan riwayat alergi pasien/ keluarga Timbulnya Gejala.
pasien, juga riwayat asma di keluarga - Asma intermiten
- Asma persisten ringan
a. Iritan: asap, suhu, udara, dll - Asma persisten sedang
b. Allergen: debu, tungau, bulu hewan, - Asma persisten berat
serbuk sari
c. Salesma, infeksi respiratory Dalam pengklasifikasian ini sudah ada beberapa
d. Aktivitas fisik: berlari, berteriak, perubahan. Berikut penyetaraan klasifikais versi
menangis baru dan versi lama.
- Asma intermiten = asma episodik jarang - Defisiensi imun
- Asma persisten ringan = asma episodik sering - Tuberculosis
- Asma persisten sedang & berat = asma 2. Obstruksi mekanis:
persisten - Laringo/trakeo malasia
- Hipertrofi timus
- Aspirasi benda asing
- Disfungsi pita suara
- Malforasi kongenital sal.napas
3. Patologi bronkus:
- Bronkopulmonary dysplasia
- Bronkiektasis
- Fibrosis kistik
4. Kelainan system organ lain:
a. Penyakit GERD
b. Peny. Jantung bawaan
c. Gangguan neuromuscular
d. Batuk psikogen
TATALAKSANA
Tujuan
 Umum: mengendalikan asma, mencegah
serangan akut, meningkatkan fungsi paru dan
mencegah gangguan tetap, serta mencegah
kematian
 Serangan: meredakan penyempitan
secepatnya, mengurangi hipoksemia,
mengembalikan faal paru secepatnya,
mencegah kekambuhan.

DIAGNOSIS BANDING ASMA Tahapan Tatalaksana Serangan


Untuk mencari diagnosis banding asma,  Dirumah
dilakukan pemeriksaan penunjang: 1. Via nebulizer
1. Uji tuberculin - Dilakukan dgn bantuan keluarga yang
2. Rontgen dada berwawasan
3. Pemeriksaan refluks gastroesofagus - Inhalasi β2- agonis (Bronkodilatator
4. CT scan dada/ sinus (salbutamol)) kerja cepat dan pendek
Diagnosis banding yang mungkin: 2x, namun jika gejala menghilang
cukup diberi 1x
- Jika gejala belum membaik dalam 30
menit ulangi pemberian sekali lagi.
- Jika dengan 2x pemberian β2- agonis
kerja cepat dan pendek dengan
nebulizer belum membaik bawa ke
fasyankes
2. Via MDI+Spacer
- Semprot 2-4 semprotan
- Berikan 1 semprotan diikuti dengan 6-8
tarikan napas, lalu beri semprotan
lanjutan dengan siklus sama.
- Jika membaik dngn dosis minimal,
inhalasi dihentikan
- Jika tdk membaik, bawa ke fasyankes
 Di Rumah Sakit (UGD)
1. Inflamasi: infeksi, alergi
- Rhinitis, rhinosinusitis *nebulasi β2-agonis 3x, selang 20 mnt dgn nebulasi
- Infeksi respiratory berulang ke3 + antikolinergik dan dilanjut tiap 2 jam
*untuk serangan berat, neubulasi sedari awal 3. Magnesium Sulfat (MgSO4) 20% atau
sudah ditambah antikolinergik 40%. Digunakan sbg alternative karna
dinilai sama efektifitasnya dengan β2-
*jika belum ada alat nebulasi, bisa diganti dgn Agonis. Namun, pemberian MgSO4 hanya
adrenalin 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali dengan pertimbangan asma serangan
iv. berat yg tdk membaik/ dengan
*Rencana tindak lanjut: hipoksemia yg menetap setelah 1 jam
pemberian terapi awal. Diberikan dengan
1. Baik-Pulang bolus, bolus berulang, drip continue, dan
- Obat dibawa pulang β2-agonis kerja inhalasi. Pemberian iv tdk
cepat, (bronkodilatator (salbutamol)) direkomendasikan scr rutin diberikan.
dalam bentuk inhalasi drpd oral tiap 4-6 - Cara bolus berulang serta inhalasi
jam selama 24-48 jam. Beri tahu cara jarang digunakan
pemakaian - Pemberian drip continue, dilarutkan
- Kortikostiroid oral u/ 3-5 hari dalam larutan dextrose 5%/ larutan
- Jika persisten, beri obat pengendali saline dgn pengenceran 60mg/ml
- Control ulang ke fasyankes 3-5 hari dgn kecepatan 10-20 mg/kg/jam
kemudian - Dosis yg dianjurkan: 20-100
2. Ruang Rawat Sendiri mg/kgBB (max 2 gr) diberi selama
- Oksigen diberi sedari awal masuk UGD 20 mnt
(kondisi sedang- berat) 4. Mukolitik. Diberikan pd serangan asma
- Nebulasi sesuai dngn protocol diatas ringan dan sedang. Tdk dianjurkan pada
- Beri juga steroid oral berupa serangan asma berat karena tdk efektif.
metilprednisolon/ prednisone u/ 3-5 hr. 5. Antibiotik. Tdk dianjurkan, karna sebagian
- Jika dalam 12 jam kondisi membaik, pencetus asma bukan infeksi bakteri,
pasien dipulangkan dan dibekali obat melainkan infeksi virus. Namun, keadaan
- Bila 12 jam respon buruk, dialihkan ke tertentu dpt diberikan pada infeksi
rawat inap dan tatalaksana asma berat respiratorik yg dicurigai karena bakteri/
3. Ruang Rawat Inap dugaan adanya sinusitis yg menyertai asma
- Pemberian O2 dilanjutkan 6. Adrenalin. Diberikan sbg terapi tambahan
- Tambah steroid iv 0,5-1 mg/kgBB/hari yg behubungan dgn anafilaksis dan
- Dilakukan nebulasi rutin (β2-agonis + angioedema. Namun, bisa juga digunakan
antikolinergik)/ 1-2jam, ketika sudah sbg langkah awal pemberian terapi ketika di
dilakukan nebulasi 4-6 kali membaik, fasyankes tdk tersedia alat nebulasi.
interval ganti 4-6 jam. 7. Ipratropium bromide (Antikolinergik).
- Pemberian aminofilin iv. Kombinasi dgn β2-Agonis pd terapi
- Bila terjadi perbaikan, nebulasi serangan asma sedang-berat, bs
diberikan tiap 6 jam, hingga mencapai menurunkan resiko rawat inap. Tdk
24 jam. Dan steroid serta aminofilin dianjurkan pada serangan asma ringan
diganti dengan pemberian peroral secara rutin
- Jika dalam 24 jam stabil, pasien 8. Aminofilin Intravena. Pertimbangan pd
dipulangkan dan diberi obat, control serangan asma berat yg tdk berespon thd
ulang dalam 24-48 jam dosis maksimal inhalasi β2-Agonis +
- jika 24 jam dengan steroid dan kortikosteroid. Dosis yang
aminofilin iv tetap tdk baik  ICU direkomendasikan:
Obat-Obat Untuk Serangan Asma - Loading 5-7 mg/kg diberikan dalam 20
minutes dengan monitor EKG,
1. β2-Agonis. Obat ini digunakan sbg dilanjutkan dengan pemberian secara
bronkodilatator. Untuk serangan asma biasa drip 0,5 - 1 mg/kg/jam.
diberi yang kerja cepat dan pendek spt - Rumatan 0,5 mg - 1 mg/kg/jam
Salbutamol. meningkatkan kadar aminofilin serum 2
2. Kortikosteroid. Direkomendasikan untuk mcg/mL. Untuk efek terapi maksimal,
semua jenis serangan, kecuali yang sangat target kadar amonifilin serum 10-20
ringan. Biasa diberi dalam 1 jam pertama mcg/mL
dengan dosis 1-2mg/kg, maks 40 mg/hari
dengan lama pemberian 3-5 hari. Bisa
diberikan dalam bentuk oral/ intravena
Efeksamping yg sering timbul: mual,  Mengurangi deposisi obat dalam
muntah, takikardi, agitasi, aritmia, orofaring, sehigga megurangi efek
hipotensi, kejang tertelan. Sebaiknya deposisi dalam paru
akan meningkat.
TATALAKSANA ASMA JANGKA  Spacer dpt dimodifikasi dgn gelas/ botol
PANJANG plastic
Tujuan Kesalahan penggunaan MDI
 Mencapai kendali asma; aktivitas pasien - Tdk mengocok canister
berjalan normal, tdk timbul sering2, - Tdk melakukan ekspirasi maksimal
kebutuhan obat minimal, dll - Tdk melakukan inspirasi perlahan dan dalam
- Tdk menahan napas 10 detik
Macam Obat Asma - Tdk berkumur setelahnya
1. Obat Pereda (reliever) - Tdk menggunakan spacer berkatup
- Meredakan serangan/ gejala asma yg *penggunaan MDI + Spacer = Nebulizer
sedang timbul - Menekan canister berturutan jika membutuhkan
2. Obat pengendali (controller) > 1 dosis
- Mencegah serangan asma berulang
- Mengatasi masalah dasar spt
inflamasi respiratorik 3. DPI (Dry Powder Inhaler)
- Anti-inflamasi kortikosteroid
inhalasi atau sistemik, antileukotrien,
kombinasi steroid - Long acting ß2-
agonist (LABA), teofilin lepas
lambat, sodium kromoglikat,
nedokromil, anti immunoglobulin E
Jenis Terapi
1. MDI (Metered Dose Inhaler)

 Menggunakan serbuk kering


 Perlu koordinasi yang baik dan benar  Sulit untuk anak kecil
 Pada anak, penggunaan tanpa spancer  Perlu pengisapan yg kuat
krg dianjurkan  Deposisis ke paru lebih besar drpd MDI
2. MDI dengan spacer tanpa spacer
 Tdk memerlukan spacer
 Mudah dan praktis
Kesalahan penggunaan DPI
- Tdk mempersiapkan dosis dengan benar
- Tdk melakukan ekspirasi maksimal
- Tdk melakukan inspirasi yg kuat dan dalam

 Pilihan terbaik untuk bayi/ anak


 Kecepatan aerosol akan berkurang
- Tdk menahan napas
- Tdk berkumur

4. Nebulizer
 Mahal

 Krg praktis untuk dibawa


 Penggunaan lebih mudah, tdk perlu
koordinasi
 Dosis dan jenis obat dpt diatur
Kesalahan penggunaan Nebulizer
- Tdk memerhatikan fill volume dan dead
volume
- Lebih mengutamakan penggunaan facemask
drpd mouthpiece
- Facemask tdk pas

Contoh obat:
*Inhaled CorticoSteroid (ICS): Prednison,
Prednisolon
*Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA):
Zafirlukast, Montelukas
*Short Acting Beta Agonis, β2-Agonis kerja cepat
(SABA): Salbutamol
*Long Acting Beta Agonis, β2-Agonis kerja lambat
(LABA): Salmeterol, Formoterol

Anda mungkin juga menyukai