Anda di halaman 1dari 11

Fraktur-> patahnya tulang jadi 2 segmen

Terbagi 2
1. Fraktur Komplit: putus sempurna, sutura hilang semua
2. Fraktur inkomplet
Managemen fraktur:
1. Recognize: mengetahui yg terjadi adalah fraktur (Px fisik, Px lokalis, X foto AP Lat)
2. Reduction: mengembalikan tulang fraktur ke aligment,
 Close reduction: pasang pen
 Open reduction: OREF (open reduction eksternal fixation)-> fraktur terbuka,
kerusakan jaringan hebat, risiko infeksi. ORIF (open reduction internal fixation)->
untuk fraktur tertutup (fiksasi plate tempel tulang)

gambar OREF
3. Retention: pembidaian pasca operasi
4. Rehabilitation: mengembalikan fungsi
Peran di IGD
Mengetahui fraktur-> lakukan imobilisasi-> pembidaian sederhana (spalk dan mitela)

Fraktur2 Khas
1. Fraktur Coles: dinner fork deformity, patahan tulang bergeser ke dorsal.
 Fraktur daerah distal os radius, dislokasi fragmen distal fraktur kearah dorsal
2. Fraktur Smith: secop deformity, patahan tulang bergeser ke ventral
 Fraktur distal os radius, dislokasi kearah ventral
3. Fraktur Monteggia
 Fraktur os Ulna, dislokasi caput radius
4. Fraktur Galleazzi
 Fraktur os radius, dislokasi distal ulna

Fraktur terbuka-> ada luka terbuka dan bagian fraktur dengan dunia luar. Risiko tinggi infeksi
Grade Klasifikasi Gustillo Anderson
1: luka kecil dibawah 1 cm, luka bersih, cedera jaringan lunak minimal
2: luka 1-10 cm, tdk ada hilang penutup luka
3: luka laserasi luas >10 cm
3A: tulang fraktur masih dpt ditutup jaringan lunak
3B: daerah fraktur tdk bisa ditutup jaringan lunak (skin loss), cedera periosteum
3C: ada gangguan neurovascular dan fraktur terbuka yg terjadi pada lingkungan
terkontaminasi

Terapi luka terbuka:


1. Balut tekan
2. Bidai
3. NSAID
4. Antibiotic profilaksis: Sefalosporin generasi 1 (sefazorin (?)), vankomisin,
clindamycin (?)
5. ATS (profilaksis tetanus)

Komplikasi fraktur jika tidak dibidai:


Early complication: gangguan vaskuler, infeksi saat itu, kompartemen sindrom, ganggaun
cedera saraf
Late complication:
1. Gangguan vaskuler
2. Osteomilitis
3. Mal union: penyambungan tulang tidak genah

4. Non union: patah, segmen menjauh, dipijat tidak menyatu, jadi masih ada celah
diantara dua tulang. Membentuk pseudoartrosis (muncul sendi palsu)
5. Delay union: persatuan tulang terlambat. Penyembuhan makin lama

Osteoartritis (OA): inflamasi tulang dan sendi (khususnya sendi)


Akibat:
1. Degeneratif
2. Penyebab sekunder: obesitas, over use
Klasifikasi: Kriteria Kelgren Lowrens
0: tidak ada perubahan radiografis signifikan
1: sudah muncul osteofit
2: penyempitan celah sendi
3: osteofit makin besar, celah sendi semakin progresif, muncul deformitas pada ujung tulang,
dan sclerosis
4: osteofit besar, penyempitan celah sendi tidak ada sama sekali, deformitas sangat berat

Osteoartitis bds px radiologis penyempitan celah sendi dan muncul osteofit

Tx: simptomatik pake antinyeri (NSAID)

NSAID
1. Cox 1 inhibitor: kontribusi perburukan gastritis.
Contoh: asmef, ibu profen, na diclofenac
2. Cox 2 inhibitor: focus ke cox 2. Aman untuk gastritis. Contoh: stelecoxic (?)

Keluhan nyeri sendi orteoartritis (OA)


Monoartikuler, nyeri bertambah saat dibuat aktivitas, nyeri pada sendi yg menumpu berat
Regio tempat OA: bengkak, nyeri tekan, terbatas gerak, hiperemis

Nyeri Sendi
1. Monoartikuler: OA, Gout
2. Poliartikuler: rematoid artitritis, artitritis septik

GOUT:
 Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas. Selama ada benturan tetep nyeri
OA:
 Semakin beraktivitas semakin sakit, istirahat membaik

OA tidak perlu primary survey: anam + PF

Primary survey: kasus trauma dan penkes

KASUS 1
Seorang laki2 45 tahun datang puskesmas tungkai atas kanan nyeri pasca jatuh dari tangga
setinggi 4 meter 1 jam lalu. Data anam: tungkai atas kanan membentur lantai semen, kondisi
lantai bersih, tidak bisa menggerakan tungkai atas kanan, belum diobati, alergi (-),penyakit
lain (-), mual (-), muntah (-), pingsan (-), nyeri kepala (-)
Tx awal, Lokalis, Dx klinis, Penunjang, Radiologis, Dx, Akhir, Non Farmakologi, Edukasi
Tx awal
Primary survey:
- Airway: cedera leher (-), obstruksi napas (-), gigi patah (-), clear
- Breathing: RR 20x/mnt, SpO2 98%, clear
- Circulation: nadi 90, 120/80 mmHg, clear
- Disability: GCS clear, reflek pupil dbn, lateralisasi (-)
- Exposure: jejas pada regio femur dextra berupa memar 5x4 cm
Secondary survey: sesuai anamnesis di soal
TTV dan generalisata dbn
Px Lokalis
- Inspeksi: hanya ada edema, memar
- Deformitas: Panjang tulang anatomis 90 klinis kanan 88, anatomis 94 klinis kiri 92
- Palpasi: krepitasi teraba tdk sengaja, distal fraktur dbn, sensibilitas dbn, pulsasi distal
dbn, nyeri tekan (+). Nyeri sumbu menarik sesuai arah tulang (+), nyeri lingkar jejas
(+)
- Kekuatan sulit dinilai karena nyeri
- ROM terbatas nyeri
- Tanda sindrom kompartemen: nyeri, tidak pucat, tdk pulseness, bengkak minimal,
kesemutan (-)
Dx: Suspect fraktur tertutup os femur dextra non komplikata
X Foto Polos: AP-Lateral femur dextra
Fraktur os femur dextra 1/3 medial transverse komplite displaced
Dx akhir: Fraktur tertutup os femur dextra 1/3 medial transverse komplite displaced non
komplikata

Tx Non farmako: Bidai


Syarat:
- Pakai APD
- Buka pakaian yg menutupi tulang
- Tidak reposisi fragmen tulang patah
- Tidak stabilisasi manual
- Bidai lewati sendi proksimal dan distal dari tulang yg patah
- Beri bantalan pada bidai
- Nilai nadi dan sensiibilitas tiap 15 menit
Pasang bidai sesuai buku panduan

Edukasi:
- Jangan dipijat
- Jangan terkena air dulu
- Jangan banyak gerak
- Rujuk Sp.OT

KASUS 2
Laki2 keluhan nyeri lengan atas kanan setelah jatuh dari pohon kelapa 30 mnt lalu. Jatuh
dengan tumpuan lengan atas kanan, lingkungan jatuh tanah dan batu2 krikil, belum diobati,
alergi (-),penyakit lain (-), mual (-), muntah (-), pingsan (-), nyeri kepala (-)
Tx awal, Px lokalis, dx kliniis, penunjang, dx radiologis, dx akhir, non farmako, edukasi
Tx awal
Primary survey:
- Airway clear
- Breathing clear
- Circulation clear
- Disability clear
- Exposure: tangan lengan atas kanan meamr 3x2 cm
Secondary survey: sesuai soal
KU, TTV, Generalisata: dbn
Lokalisata: lengan atas pasien
- Inspeksi: memar 3x2 cm, fragmen terkespos (-), perdarahan aktif (-), pucat (-)
- Deformitas pemendekan. (Panjang anatomis dan klinis hanya pada femur)
- Palpasi: krepitasi teraba tdk sengaja, distal fraktur dbn, sensibilitas dbn, pulsasi distal
dbn, nyeri tekan (+). Nyeri sumbu menarik sesuai arah tulang (+), nyeri lingkar jejas
(+)
- Gerakan: aktif pasif nyeri terbatas
- Kekuatan: sulit dinilai
- Sindrom kompartemen: pain (+), lain dbn
Dx klinis: suspect fraktur tertutup os humerus dextra non komplikata
Penunjang: foto AP-Lat
Dx Penunjang: Fraktur os humerus dextra 1/3 medial, komuniti, komplite, displaced
Dx akhir: Fraktur os tertutup os humerus dextra 1/3 medial, komuniti, kompliter, displaced,
non komplikata

Tx non farmako:
Syarat:
- Pakai APD
- Buka pakaian yg menutupi tulang
- Tidak reposisi fragmen tulang patah
- Tidak stabilisasi manual
- Bidai lewati sendi proksimal dan distal dari tulang yg patah
- Beri bantalan pada bidai
- Nilai nadi dan sensiibilitas tiap 15 menit
Pasang bidai sesuai buku panduan: arm sling

KASUS 3
Seorang laki2 50 tahun, nyeri tangan kiri setelah jatuh terpeleset
Tx awal, Px lokalis, dx kliniis, penunjang, dx radiologis, dx akhir, non farmako, edukasi
Tx Awal
- Airway: clear
- Breathing clear
- Circulation clear
- Disability clear
- Exposure: memar pada bagian pergelangan tangan kiri 3x4cm
Secondary survey:
Mekanisme luka: 2 jam lalu terpeleset di kamar mandi, jatuh, menumpu telapak tangan kiri
Injury patterb: bagian yg sakit di pergelangan tangan
Sign: apa yg dirasa sekarang? -> sakit
Therapy: belum diobati, setelah jatuh langsung ke klinik karna sakit banget
Allergy obat/ makanan (-)
Medication (-)
Past illness (-)
Last meal: telur puyuh
Envorenment: kamar mandi bersih
TTV, generalisata: dbn
Lokalisata:

Inspeksi:
Deformity: dinner fork deformity (fraktur coles)
Palpasi: nyeri tekan sumbu lingkar, krepitasi teraba tidak sengaja
Gerakan: terbatas nyeri
Kekuatan: tidak bisa dinilai
Kompartemen: pain (+). Lainnya dbn
Dx: suspect fraktur tertutup regio antebrachii non komplikata
Penunjang: X foto polos: AP Lateral

Dx radiologis: Fraktur os radius sinistra 1/3 distal transverse komplite displaced


Dx akhir:
- fraktur tertutup os radius sinistra 1/3 distal transverse komplite displaced non
komplikata
- fraktur coles sinistra non komplikata

Tx non farmako:
Syarat:
- Pakai APD
- Buka pakaian yg menutupi tulang
- Tidak reposisi fragmen tulang patah
- Tidak stabilisasi manual
- Bidai lewati sendi proksimal dan distal dari tulang yg patah
- Beri bantalan pada bidai
- Nilai nadi dan sensiibilitas tiap 15 menit
Pasang bidai sesuai buku panduan

FRAKTUR SMITH: secop

OSTEOARTRITIS
anam: 7 sacred + fundamental 4
PF: nyeri tekan, gerak terbatas, hangat, edem
Terapi: NSAID
Penunjang: rontgen

REVIEW:
1. Tahap otitis media akut
- Oklusi tuba: retaksi tuba. Terapi: HCl efedrin (dekongestan)
- Pre supuratif: hiperemis. Terapi: antibiotic (amoxicillin) + dekongestan
- Supuratif: hiperemis, sekret, bulging. Terapi: antibiotic (amoxicillin) + dekongestan
- Perforasi
- Resolasi
2. OMSK-> OMA stadium resolusi, sembuh, keluar cairan 3 bulan
3. Rhinitis alergi: ada 4 kriteria (intermitten/ persisten), (ringan/ sedang berat)->
HAFALIN
4. Hordeolum eksternum: ada punctum. Terapi: oxytetracycline (salep antibitoik), kalo
membesar insisi dan drainase. + terapi non farmakologi. Pelajari juga hordeolum
internum dan blefaritis
5. Beda konjungtivits dengan keratitis:
- Konjungtivitis: injeksi konjungtiva. Pelajari et causa nya. Dan terapinya
- Keratitis: injeksi silier. Pelajari terapi
- Keratokonjungtiva
6. Morbus Hansen (PB/ MB)
Beda PB lesi 1, Mb lesi >1 dan ada kelainan saraf
Jangan lupa PF selalu lakukan periksa saraf: voluntary muscle testing sesuai keluhan
pasien
Posisi tempat pembesaran saraf juga pelajari
Terapi: pelajari obat dan durasinya
7. Nyeri perut kanan atas: hepatitis, kolistitis, koledokolithiasis, kolelithiasis, ascending
kolangitis
Nyeri perut kanan atas + ikterik: hepatitis, koledokolithiasis, kolangitis
Nyeri perut kanan atas kolik, setelah makan berlemak, tidak kuning: kolelithiasis
Nyeri perut kanan atas terus menerus, murphy sign (+): kolestisis
8. Nyeri right low quadran: Apendisitis, kelainan adnexa, ISK
Skoring apendisitis: Alfarado Score: MANTREL (?)
9. Ileus: obstruktif/ paralitik-> kegawatan abdomen. Pelajari cara membedakan. FPA 3
posisi. Jgn lupa tx: NGT dan DC
10. ISK atas: pielonefritis -> nyeri punggung, demam. Terapi: Siprofloxacin
ISK bawah: sistisis, prostatitis, urethritis. Gejala apa saja? Penunjang: px urin, gram,
kultur urin. Terapi: Siprofloxacin. Pelajari LUTS obstruktif
11. Ruptur uretra:
- Anterior: butterfly appearance
- Posterior: Floating prostat
12. Pasien dengan hematuri, HT, edem mata, demam, batuk2, flu, dll: GNAPS. Penunjang:
ASTO
13. Terapi Servititis GO: Azithromycin + cefixime
Px diagnostic: penunjang gram: Diplococcus gram negative intraseluler
14. Terapi Bakterial Vaginitis: Metronidazole
15. Abses bartholini tetap dilakukan inspekulo
16. Tetap pelajari abortus
17. Pelajari OBSGYN
18. Pelajari Fraktur
19. Pembagian 1/3 distal, medial, proksimal: untuk fraktur tulang Panjang
Klasifikasi AO/OTA

Medial: diaphyseal (tidak dekat sendi)


Distal dan Proksimal: epifisis dan metafisis
Proksimal: bagian tulang melewati graris yg melewati trochanter minor, diatas
merupakan proksimal (mendekati sendi)
Distal: sudah diluar cakupan diafisial. Mendekati artikulasio (sendi)
Fraktur2 tulang Panjang
Humerus: colum humeri
Femur: di corpus

Anda mungkin juga menyukai