Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TATALAKSANA CORPUS ALENIUM

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-GM/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 10 Januari 2020

Halaman : 1-3

UPTD Puskesmas H. Sayuti, SKM., M.Kes


Gedung Meneng NIP.197309102000121001

1. Pengertian Corpus Alenium adalah memberikan tindakan pertolongan akibat adanya


benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung
2. Tujuan 1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
2. mengembalikan fungsi indera
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014
5. Prosedur/ Langkah 1. Alat dan Bahan
a. Streril
i. Bak instrumen
- Spuit irigasi 50 cc
- Pinset anatomis
- Pinset chirrugis
- Arteri klem
ii. THT shet
iii. Kassa dan depres dalam tromol
iv. Handschone / gloves steril
v. Neerbeken (bengkok)
vi. Lampu kepala
vii. Kom kecil/ sedang
viii.Tetes telingga
ix. Cairan pencuci luka dan disinfektan
b. Non Streril
i. Perlak + alas perlak / underpad
ii. Handschone / gloves bersih
iii. Sketsel / tirai
1. Neerbeken / bengkok
2. Petugas yang melaksanakan
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
3. Langkah-langkah
a. Operator memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
menandatangani Informed concern.
b. Operator menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
c. Operator memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan
langsung atau memakai lampu kepala
d. Operator menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak
dan jenis benda yang masuk ke telingga/ hidung antara lain :
i. Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a) Operator memakai alat sonde telingga / hidung
(ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam)
b) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung
dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut.
c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan
posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian,
maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan
mulai dari awal.
ii. Binatang
1) Lintah
a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan
arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi
sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka
dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c) Operator memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde
sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
2) Serangga
a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung
dengan arah masuk melalui bagian luar srangga tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi
sonde sudah lebih dalam dari pada posisi serangga, maka
dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan serangga
c) Bila belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang “CATATAN : Untuk pasien anak kecil, operator harus memegang erat
perlu diperhatikan pasien agar pergerakan pasien dpat dikendalaikan sehingga alat dapat
dimassukan dengan tepat dan benar 
8. Unit Terkait 1. Ruang Tindakan
2. Poli Umum
3. Apotek
9. Dokumen Terkait 1. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997
2. Kedaruratan Medik / 2000.
3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005
4. Pedoman Kegiatan Operator Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas,
2006.
5. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
10. RekamanHistorisPeru Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi perubahan
bahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai