1. Pengertian Corpus Alenium adalah memberikan tindakan pertolongan akibat adanya
benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung 2. Tujuan 1. Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut 2. mengembalikan fungsi indera 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat 4. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014 5. Prosedur/ Langkah 1. Alat dan Bahan a. Streril i. Bak instrumen - Spuit irigasi 50 cc - Pinset anatomis - Pinset chirrugis - Arteri klem ii. THT shet iii. Kassa dan depres dalam tromol iv. Handschone / gloves steril v. Neerbeken (bengkok) vi. Lampu kepala vii. Kom kecil/ sedang viii.Tetes telingga ix. Cairan pencuci luka dan disinfektan b. Non Streril i. Perlak + alas perlak / underpad ii. Handschone / gloves bersih iii. Sketsel / tirai 1. Neerbeken / bengkok 2. Petugas yang melaksanakan a. Dokter b. Perawat c. Bidan 3. Langkah-langkah a. Operator memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien menandatangani Informed concern. b. Operator menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien c. Operator memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung atau memakai lampu kepala d. Operator menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke telingga/ hidung antara lain : i. Benda Padat Biji-bijian dan Benda kotak a) Operator memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam) b) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut. c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian. d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal. ii. Binatang 1) Lintah a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut. b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah c) Operator memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam) d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal 2) Serangga a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar srangga tersebut. b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi serangga, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan serangga c) Bila belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal 6. Bagan Alir 7. Hal-hal yang “CATATAN : Untuk pasien anak kecil, operator harus memegang erat perlu diperhatikan pasien agar pergerakan pasien dpat dikendalaikan sehingga alat dapat dimassukan dengan tepat dan benar 8. Unit Terkait 1. Ruang Tindakan 2. Poli Umum 3. Apotek 9. Dokumen Terkait 1. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997 2. Kedaruratan Medik / 2000. 3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005 4. Pedoman Kegiatan Operator Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006. 5. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007. 10. RekamanHistorisPeru Tanggal mulai No. Yang dirubah Isi perubahan bahan diberlakukan