Anda di halaman 1dari 7

RESUME HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

(Pemeriksaan Fisik Sistem Urinari ,Irigasi Bladder)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pengampu :

Ns. Triana Arisdiani, M.Kep,Sp.Kep. MB

Hendra Adi P , S.Kep.Ns.,M.Kep

Ahmad Asyrofi S.Kep.Ns. M.Kep, Sp.Kep. MB

Disusun oleh;

Henny Mufidatun Nahar SK118022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


Pemeriksaan Fisik Sistem Urinaria

A. DEFINISI
Memeriksa keadaan pasien terhadap tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan
perkemihan berkaitan dengan penyakit.
B. INDIKASI
1. Pasien dengan suspect gagal ginjal
2. Pasien dengan suspect kelainan sistem perkemihan
3. Pasien dengan gangguan sistem perkemihan lain
C. PERSIAPAN ALAT
- Stetoskop
- Sarung tangan
D. Prosedur Tindakan
a. Tahap Prainteraksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan,fantasi dan kekuatan diri
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
4. Membuat rencana dengan pasien
5. Menyiapkan alat
6. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam teraupetik dan tersenyum kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Melakukan evaluasi dan validasi (kognitif,afektif,psikomotor)
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
6. Menjelaskan peran perawat dan klien
7. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
8. Menjelaskan tujuan
9. Melakukan kontrak waktu dan tempat yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan
10. Menjelaskan kerahasiaan
11. Memberikan kesempatan untuk bertanya
12. Menanyakan kesediaan klien
c. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien dengan tepat
2. Membebaskan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan

Inspeksi :
1. Atur posisi yang tepat
2. Kaji daerah abdomen pada garis midklavikula kiri dan kanan atau daerah
costovetebralangle (CVA) atau lower edge rib cage
3. Perhatikan simetris atau tidak, apakah tampak adanya masa atau pulsasi
4. D i da er ah s u br ap ib is ap ak ah   t am pa k   ad an ya d is te ns i

Auskultasi :
1. Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diafragma stetoskop
2. Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan
3. Letakkan bagian bell (sungkup) stetoskop didaerah epigastrik (aorta), arteri renalis dan bagian
arteri iliaka. Apakah ada bunyi desiran (Bruits)

Perkusi:
1. klien posisi terlentang, lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah supra pubis
(penuh akan tedengar redup)
2. untuk perkusi ginjal, klien dalam keadaan terlungkup atau duduk
3. Perkusi ginjal dilakukan dari arah belakang, karena posisi ginjal berada di daerah belakang
4. Letakkan tangan kiri diatas CV A dan lakukan perkusi diatass tangan kiri dengan menggunakan
kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri ginjal

Palpasi :
1. Hangatkan tangan sebelum palpasi
2. Lakukan palpasi kandung kemih pada daerah suprapubis. Laporkan hasil
3. Ginjal kiri : posisi pemeriksa ada disebelah kiri dan klien padaposisi terlentang,
pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah pinggan di daerah CVA kiri, tangan kanan
berada dibawah lengkung iga kiri padagaris midklavikula
4. Instruksikan klien untuk menarik napas dan mengeluarkannya
5. Pada saat klien mengeluarkan napas, angkat bagian CVA kiri dengan tangan kiri dan tangan
kanan melakukan palpasi dalam
6. Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk) ukuran adanya nyeri tekan
7. Ginjal kanan : pemeriksaa dada bagian kanan klien
8. Tempatkan tangan kiri dibawah pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan berada
dibawah lengkung iga kanan
9. Lakukan manuver yang sama seperti pada palpasi ginjal kiri
1. PEMERIKSAAN PADA GINJAL
Ginjal terletak dalam rueng retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen secara
anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi ginjal
kanan normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri, karena ginjal kanan terletak lebih
bawah dari pada ginjal kiri, hal ini karena ginja kanan terdesak oleh hepar.

TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
a. Pasien tidur terlentang pemeriksaan c. Normal keadaan abdomen
disebelah kanan. simetris tidak tampak masa dan
b. Kaji daerah abdomen pada garis tidak ada pulsasi
mid klavikula kiri dan kanan atau Bila tampak  masa dan pulsasi
daerah costovetebral angle (CVA) kemungkinan ada polikistik,
atau lower edge of rib cage. hidroneprosis ataupun nefroma
c. Perhatikan simetris atau tidak
tampak ada masa dan pulsasi Normal tidak terdengar bunyi
vaskuler aorta maupaun arteri
renalis bila ada bunyi desiran
kemungkinan, adanya RAS
(renalis arteri senisis)
nephrosclerotik
Bila tedengar bunyi desiran.
jangan melakukan palpasi cidera
pada suatu aneurisma dibawah
kulit dapat terjadi sebagai
Auskultasi akibatnya
a. Dengan menggunakan stetoskop
kita dapat mendengar apakah ada
bunyi desiran pada aorta dan arteri
renalis

b. Gunakan sisi bel stetoskop,


pemeriksa mendengarkan bunyi Normal tidak menghasilkan nyeri
desiran di daerah epigastrik di area tekan bila ada nyeri tekan diduga
ini kita bisa mendengarkan bunyi ada inflamasi akut
aorta.

c. Dengar pula pada daerah kuadran


kiri dan kanan atas karena pada area
ini terdapat arteri renalis kiri dan
kanan.

Perkusi
Pasien dalam posisi terlungkup
atau posisi duduk perkusi
dilakukan dari arah belakang
karena posisi ginjal berada
didaerah belakang. Letakan tangan
kiri diatas CVA dan lakukan
perkusi diatas tangan kiri dengan
menggunakan kepalan tangan
untuk mengevaluasi nyeri tekan
ginjal.

Palpasi
a. Ginjal setinggi dibawah diaphragm
sehingga tersembunyi dibawah
lekung iga
b. Untuk ginjal kiri dilakukan
pemeriksa berada pada sisi kanan Pada keadaan normal ginjal tidak
pasien posisi terlentang. Pemeriksa teraba, apabila ginjal teraba dan
meletakan tangan kiri di bawah mendasar dengan kenyal,
pinggang di CVA kiri, tangan kemungkinan adanya polikistik
kanan berada dibawah iga kiri pada maupaun hidroneposis.
garis mid di bawah klavikula
c. Nitruksikan pasien menarik nafas Bila dilakukan penekanan pasien
dalam dan mengeluarkan dengan mengeluh sakit, hal ini tanda
lengkap kemungkinan adanya
d. Pada saat pasien menarik napas, perandangan
angkat bagian CVA  kiri dengan ta,
gan kiri dan tangan kanan
melakukan palpasi kanan dalam
e. Bila ginjal teraba rasakan kontur
(bentuk), ukuran dan adanya nyeri
tekan.
f. Untuk ginjal kanan tempatkan
tangan kiri dibawah pinggang di
daerah CVA  kanan, tangan kanan
berada dilenggkungan iga kanan
g. Lakukan maneuver yang sama
seperti pada palapasi ginjal kiri

d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan.
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak waktu
4. Dokumentasi
5. Cuci tangan.
IRIGASI BLADDER
A. Definisi
Irigasi Kandung Kemih merupakan suatu sistem irigasi tertutup , yang mengalirkan
cairan kedalam kandung kemih secara kontinu atau intermeten menggunakan larutan
irigasi steril pada pasien post operasi genitourinari. Prosedur ini Lazim dilakukan
pada pasien yang menjalani pembedahan genitourinari, karena mereka beresiko
membentuk bekuan darah yang dapat menghambat kateter urin.
B. Indikasi
1. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
2. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine
3. Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama
4. Klien dengan inkontinentia urine
C. Persiapan Alat
- Larutan irigasi steril (NaCl)
- Selang irigasi dengan klem
- Spuilt 50-60 ml
- Folley Chateter
- Kom Steril
- Kapas antiseptik/alkohol
- Selimut mandi
- Handscoon steril
- Balon (sebagai vesika urinaria)
D. Prosedur Tindakan
a. Tahap Prainteraksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien
2. Mengeksplorasi perasaan,fantasi dan kekuatan diri
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
4. Membuat rencana dengan pasien
5. Menyiapkan alat
6. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam teraupetik dan tersenyum kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Melakukan evaluasi dan validasi (kognitif,afektif,psikomotor)
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
6. Menjelaskan peran perawat dan klie
7. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
8. Menjelaskan tujuan
9. Melakukan kontrak waktu dan tempat yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
10. Menjelaskan kerahasiaan
11. Memberikan kesempatan untuk bertanya
12. Menanyakan kesediaan klien
c. Tahap Kerja
1. Atur posisi klien agar nyaman dan tidak menghambat aliran selang
2. Memasang kateter dengan tehnik steril
3. Memastikan semua urine keluar semua bersamaan darah
4. Lepas urine bag dan masukkan spuit yang berisi NaCl 50-60 ml ke selang urine
bag
5. Posisikan selang urine ke baskom dan liat output cairan yang keluar
6. Masukkan spuit yang berisi NaCl 50-60 ml ke selang urine bag (prosedur diulangi
sampai benar sampai cairan bewarna jernih)
7. Kaji abdomen bawah terhadap tanda distensi kandung kemih
8. Buang alat yang terkontaminasi, lepas sarung tangan dan cuci tangan
9. Catat jumlah cairan yang digunakan sebagai irigasi, jumlah yang keluar dan
konsistensi drainase/cairan
d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan.
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak waktu
4. Dokumentasi
5. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai