Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nailil Hidayati Maulidika

Kelas : PSIK 4B
NIM : 2019012192

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan

A. Definisi
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan adanya gangguan pada sistem perkemihan. Sistem perkemıhan merupakan
sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang
harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun. Proses
eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi urine(buang air kecil) dan eliminasi alvi
(buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra. Ginjal,
Uretra, kandung kemih adalah organ-organyang menyusun saluran kemih. Fungsi utama
dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya
sebagai urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit pada organ
dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya menganggu biokimia
dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga kehidupan
B. Tujuan
a. Mengetahui keadaan fungsi sistem perkemihan;
b. Mengetahui ada tidaknya kelainan sistem perkemihan;
c. Menentukan diagnosis pasien dengan penyakit atau masalah pada sistem perkemihan.
C. Indikasi
a. Pasien dengan suspect gagal ginjal
b. Pasien dengan suspect kelainan sistem perkemihan
c. Pasien dengan gangguan sistem perkemihan lain
D. Alat dan Bahan
a. Stetoskop
b. Sarung tangan atau Handscoen
E. Prosedur
a. Tahap Pra-Interaksi
1. Membaca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Validasi program pengobatan klien
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat
5. Pastikan ruangan periksa dalam keadaan hangat dan cukup penerangan
6. Privasi ruangan (biasanya dengan menutup sampiran)
b. Tahap Orientasi
1. Berikan salam terapeutik kepada klien
2. Tanyakan identitas kepada klien
3. Jelaskan secara singkat apa tindakan, tujuan, prosedur, dan lama waktu tindakan
kepada klien dan keluarga
4. Memberi kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
5. Tanyakan ketersediaan klien untuk melakukan tindakan
c. Tahap Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Dekatkan alat kepada klien
3. Mengatur posisi klien dengan klien
4. Membebaskan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan
5. Melakukan Inspeksi sebagai berikut:
a) Atur posisi yang tepat
b) Kaji daerah abdomen pada garis midklavikula kiri dan kanan atau daerah
costovetebralangle (CVA) atau lower edge rib cage
c) Perhatikan simetris atau tidak, apakah tampak adanya masa atau pulsasi
d) Di daerah subrapibis apakah tampak adanya distensi
6. Melakukan auskultasi sebagai berikut :
a) Siapkah stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diafragma stetoskop
b) Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan
c) Letakkan bagian bell (sungkup) stetoskop didaerah epigastrik (aorta), arteri
renalis dan bagian arteri iliaka. Apakah ada bunyi desiran (Bruits)
7. Melakukan perkusi sebagai berikut :
a) Klien posisi terlentang, lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih,
daerah supra pubis (penuh akan terdengar redup)
b) Untuk perkusi ginjal, klien dalam keadaan terlungkup atau duduk
c) Perkusi ginjal dilakukan dari arah belakang, karena posisi ginjal berada di
daerah belakang
d) Letakkan tangan kiri diatas CV A dan lakukan perkusi di atas tangan kiri
dengan menggunakan kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri ginjal
8. Melakukan palpasi sebagai berikut:
a) Hangatkan tangan sebelum palpasi
b) Lakukan palpasi kandung kemih pada daerah suprapubis. Laporkan hasil.
c) Ginjal kiri : posisi pemeriksa ada di sebelah kiri dan klien pada posisi
terlentang, pemeriksa meletakkan tangan kiri di bawah pinggang di daerah
CVA kiri, tangan kanan berada di bawah lengkung iga kiri pada garis
midklavikula.
d) Instruksikan klien untuk menarik napas dan mengeluarkannya
e) Pada saat klien mengeluarkan napas, angkat bagian CVA kiri dengan tangan
kiri dan tangan kanan melakukan palpasi dalam
f) Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk) ukuran adanya nyeri tekan
g) Ginjal kanan: pemeriksaan dada bagian kanan klien
h) Tempatkan tangan kiri dibawah pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan
berada dibawah lengkung iga kanan
i) Lakukan manuver yang sama seperti pada palpasi ginjal kiri
d. Tahap Terminasi
1. Mengobservasi dan mengevaluasi hasil
2. Merapihkan alat
3. Membuat kontrak selanjutnya dengan klien
4. Berpamitan dengan klien dan keluarga
5. Mencuci tangan
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai