Anda di halaman 1dari 5

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM

PERKEMIHAN
Dosen Pengampu : Fitri Septiyani Suparma.S.Kep.Ners,.

Disusun oleh :
Muhammad Bertrans Artha Vidia W (029PA22031)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES) YAPKESBI
2023
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan adanya


gangguan pada sistem perkemihan

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan fungsi sistem perkemihan;


2. Mengetahui ada tidaknya kelainan sistem perkemihan;
3. Menentukan diagnosis pasien dengan penyakit atau
masalah pada sistem perkemihan.
1. Pasien dengan suspect gagal ginjal
INDIKASI 2. Pasien dengan suspect kelainan sistem perkemihan
3. Pasien dengan gangguan sistem perkemihan lain

PERALATAN 1. Handscoen bersih 1 buah


2. Stetoskop 1 buah

PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi


1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Persiapan Pasien
1. Beri salam, perkenalkan diri dan panggil pasien
sesuai dengan identitas
2. Jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
3. Jaga privasi pasien
4. Atur posisi pasien pada posisi supinasi dan nyaman
C. Tahap Orientasi
1. Inspeksi
• Pasien tidur terlentang, pemeriksa berada di
sebelah kanan
• Kaji daerah abdomen pada garis mid clavicula
kiri dan kanan
• Perhatikan simetris atau tidak, serta apakah
tampak ada masa dan pulsasi
2. Palpasi
Palpasi Ginjal
• Posisikan pasien terlentang, dan buka abdomen
dari prosesus sifoideus sampai ke simfisis pubis.
• Berdiri di sisi kanan pasien, letakkan tangan kiri
dibawah punggung, ditengan antara tepi kostal
bawah dan puncak iliaka.
Gambar
• Kemudian, letakkan tangan kanan diatas
abdomen pasien, tepat diatas posisi tangan kiri.
Tekuk sedikit kearah tepi kostal.
Gambar
• Untuk mempalpasi tepi kanan bawah ginjal kiri,
tekan ujung-ujung jari kanan sekitar 4 cm di atas
puncak iliaka kanan pada garis midinguinal;
tekankan ujung-ujung jari kiri ke
atas dalam sudut kostavertebral.
• Berikan instruksi kepada pasien untuk menarik
napas dalam sehingga bagian bawah ginjal kanan
dapat bergerak ke bawah diantara kedua tangan.
Jika ginjal bergerak, perhatikan bentuk dan
ukuran dari ginjal. Normalnya, ginjal terasa
lembut, padat keras dan tidak elastis.
• Tanyakan kepada pasien apakah tindakan yang
dilakukan menimbulkan rasa tidak nyaman.
• Unuk mengkaji ginjal kiri, pindahlah ke sisi kiri
pasien dan posisijan tangan seperti yang
digambarkan diatas, tetapi dengan perubahan
berikut : letakkan tangan kanan 5cm diatas
puncak iliaka kiri.
• Kemudian beri tekanan dengan kedua tangan
pada saat pasien berinhalasi. Jika ginjal kiri dapat
dipalpasi, bandingkan dengan ginjal kanan.
Normalnya, ginjal tersebut harus memiliki
ukuran yang sama.

Palpasi Kandung Kemih


• Cari tepi kandung kemih dengan menekan ke
dalam garis tengah sekitar 2,5 sampai 5 cm diatas
simfisis pubis. Setelah kandung kemih
terpalpasi, catat ukuran, lokasinya, serta periksa
adanya benolan, massa, dan nyeri tekan.
• Kandung kemih normalnya terasa keras dan
relatif lembut. (Ingatlah bahwa kandung kemih
orang dewasa mungkin tidak dapat dipalpasi).
Selama palpasi dalam, pasien dapat melaporkan
adanya urgensi untuk berkemih/ sebuah respon
yang normal.
Gambar
3. Perkusi
Perkusi Ginjal
• Posisikan pasien duduk tegak, perkusi setiap
sudut kostavertebral (sudut di atas setiap ginjal
yang tepinya dibentuk oleh kurva lateral dan
kebawah dari iga terbawah dan kolumna
spinalis).
• Untuk melakukan perkusi menengah, letakkan
telapak tangan kiri diatas sudut kostavertebral,
dan dengan perlahan pukul telapak tangan
dengan kepalan tangan kanan.
• Untuk melakukan perkusi tumpul, dengan
perlahan pukulkan kepalan tangan kanan diatas
setiap sudut kostavertebral. Selama perkusi,
pasien normal akan merasakan sensasi seperti
dipukul atau ditekan, tetapi tiak ada nyeri tekan.

Perkusi Kandung Kemih


• Kemudian, gunakan perkusi menengah, perkusi
area diatas kandung kemih, dimulai 5 cm diatas
simfisis pubis.
• Untuk mendeteksi perbedaan bunyi, perkusi ke
arah dasar kandung kemih.
Perkusi normalnya menghasilkan bunyi timpani.
(Diatas kandung kemih berisi urin, perkusi
menghasilkan bunyi pekak).
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Merapikan alat
4. Mencuci tangan

DOKUMENTASI 1. Catat semua tindakan yang telah dilakukan


2. Catat hasil pengkajian dan respon pasien
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOAP
4. Tanda tangan dan nama perawat

Anda mungkin juga menyukai