Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan Topik 5

Praktikum Pemeriksaan Fisik pada Sistem Pencernaan Normal

1. Definisi
Sistem pencernaan merupakan system pada tubuh manusia yang berperan penting dalam
memastikan bahwa semua makanan dan cairan yang kita konsumsi dipecah menjadi nutrisi dan
bahan kimia yang berguna. Pada sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan atau rangkaian
struktur dan organ yang dilalui makanan dan cairan selama proses pencernaan. Sehingga, menjadi
bentuk yang dapat diserap ke dalam aliran darah dan didistribusikan ke jaringan.
Pemeriksaan fisik system pencernaan sendiri adalah tindakan untuk mengkaji bagian tubuh
pasien yang termasuk dalam system pencernaan, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada
system tersebut, guna menegakkan suatu diagnosa.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui adanya gangguan pada system pencernaan
b. Untuk membantu dalam penegakan diagnosis
c. Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengobatan
d. Untuk mengetahui lokasi penyakit, nyeri, luka, maupun perdarahan
e. Untuk mengetahui intensitas dan kwalitas sakit.
3. Persiapan Alat
a. Hanscoon
b. Spatel lidah
c. Stetoskop
d. Pen light
4. Persiapan Pasien
a. Buat pasien merasa nyaman pada posisi supinasi, dengan sebuah bantal dibawah kepala dan
bisa juga di bawah lutut pasien. Pastikan pasien merasa rileks.
b. Minta pasien untuk memposisikan kedua tangannya di samping badan atau menyilang di atas
dada. Karena, ketika tangan berada di atas kepala dinding abdomen meregang dan kencang
yang akan mengganggu saat palpasi.
c. Jaga privasi pasien. Tutupi bagian tubuh pasien yang tidak diperiksa.
d. Minta pasien buang air kecil dan buang air besar terlebih dahulu untuk mengosongkan bledder
dan colon.
5. Persiapan Diri Perawat
a. Menggunakan APD
b. Mencuci tangan
6. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap awal
1) Membersiapkan alat
2) Perkenalkan diri pada pasien meliputi nama dan tugas
3) Konfirmasi identitas pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien
4) Jelaskan secara singkat menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien bagaimana
prosedur akan dilakukan dan tujuannya.
5) Minta persetujuan pasien untuk dapat memulai pemeriksaan
6) Minta pasien untuk berbaring di tempat tidur
7) Tanyakan kepada pasien apakah pasien merasakan nyeri pada bagian tertentu sebelum
pemeriksaan dimulai
b. Tahap kerja
Inspeksi
1) Perhatikan tanda-tanda klinis yang menunjukkan adanya kondisi patologi (misalnya
kebingungan, nyeri, bekas luka yang terlihat, distensi abdomen, pucat, ikterus,
hiperpigmentasi, edema, cachexia, hernia)
2) Perhatikan telapak tanan pasien apakah terlihat pucat, terdapat eritema dan Dupuytren’s
contracture
3) Perhatikan tanda pada kuku termasuk koilonychia dan leukonychia
4) Kaji adanya finger clubbing
5) Kaji adanya asterixis
6) Kaji dan bandingkan temperature kedua tangan
7) Palpasi dan kaji nadi radialis
8) Palpasi adanya Dupuytren’s contracture
9) Perhatikan lengan pasien apakah ada memar, ekskoriasi, dan bekas jejak jarum
10) Perhatikan ketiak untuk mengetahui adanya acanthosis nigricans dan rambut rontok
11) Perhatikan mata apakah terdapat tanda-tanda yang menunjukkan patologi gastrointestinal
(misalnya pucat konjungtiva, ikterus, arcus kornea, xanthelasma, cincin Kayser-Fleischer,
injeksi perilimbal)
12) Periksa mulut untuk mencari tanda-tanda yang menunjukkan patologi gastrointestinal
(misalnya stomatitis sudut, glositis, kandidiasis rongga mulut, dan ulserasi aphthous)
13) Palpasi untuk limfadenopati di fosa supraklavikularis (berikan perhatian khusus pada fosa
supraklavikula kiri untuk nodus Virchow)
14) Periksa dada untuk tanda-tanda yang menunjukkan patologi gastrointestinal (misalnya
spider nevi, ginekomastia, dan rambut rontok)
15) Periksa perut pasien untuk mencari tanda-tanda patologi gastrointestinal .
 Perhatikan kulit area perut, warna kulit, suhu, luka, dilatasi vena, dan ruam atau
ekimosis .
 Perhatikan umbilikus, lihat kontur dan lokasi, adanya inflammation atau tonjolan yang
menunjukkan hernia ventral.
 Perhatikan kontur abdomen apakah datar, bulat, menonjol, atau skafoid (sangat cekung
atau berlubang). Perhatikan apakah bagian panggul membengkak, atau adakah tonjolan
lokal, juga perhatikan daerah inguinal dan femoralis. Apakah abdomen simetris? Apakah
ada organ atau massa yang terlihat Hati atau limpa yang membesar bisa turun di bawah
tulang rusuk.
 Gerak peristaltik. Amati perut selama beberapa menit jika di adanya obstruksi usus.
Biasanya, gerakan peristaltik terlihat pada orang yang sangat kurus.
 Denyut nadi. Denyut aorta normal sering terlihat di epigastrium

Auskultasi
1) Auskultasi abdomen untuk menilai suara usus
2) Auskultasi di atas aorta untuk mendengarkan bisingnya
3) Auskultasi di atas arteri ginjal untuk mendengarkan bisingnya

Gambar 1 : Titik-titik yang di auskultasi


Perkusi
1) Perkusi 4 regio abdomen

Gambar 2 : 4 Regio abdomen

2) Perkusi hati untuk mengidentifikasi batas hati

Gambar 3 : Area Perkusi Liver

3) Perkusi limpa

Gambar 4 : Area Perkusi Limpa


4) Perkusi adanya tenderness pada ginjal

Gambar 5 : Perkusi contovertebral angel tenderness

5) Perkusi kandung kemih


6) Menilai shifting dullness

Palpasi
1) Periksa apakah pasien mengalami sakit perut sebelum melakukan palpasi (jika demikian,
area ini harus diperiksa terakhir)
2) Lakukan palpasi ringan perut pada sembilan region

Gambar 6 : Palpasi Ringan dan Palpasi Dalam

3) Lakukan palpasi dalam perut pada sembilan region


4) Palpasi liver
Gambar 7 : Palpasi Liver

5) Palpasi gallbladder
6) Palpasi limpa

Gambar 8 : Palpasi Limpa Pasien Posisi Supinasi dan Pasien Miring ke Kanan

7) Palpasi ginjal

Gambar 9 : Palpasi Ginjal


8) Palpasi aorta

Gambar 10 : Palpasi Aorta

9) Palpasi bladder
c. Tahap akhir pelaksanaan
1) Rapikan kembali alat-alat
2) Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai
3) Berterima kasih kepada pasien atas watunya
4) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
7. Kontraindikasi pemeriksaan fisik
Pada pasien dengan keluhan tertentu, seperti nyeri perut pada kolesistitis, perlu diinformasikan
mengenai kemungkinan nyeri bertambah berat saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Namun,
perlu disampaikan bahwa nyeri tersebut tidak memperburuk klinis pasien dan tidak akan
menyebabkan penyakit bertambah parah.
8. Evaluasi
Evaluasi respon pasien
9. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil temuan
Daftar Pustaka

Bickley, L., & Szilagyi, P. (2017). Bate's Guide to Physical Examination and History Taking, Twelve Edition.
Philadelphia: Wolters Kluwer.

Potter, L. (2021, February 25). geekymedics.com. Retrieved March 17, 2021, from Clinical Examination :
Abdominal Examination – OSCE Guide: https://geekymedics.com/abdominal-examination/

Rogers, K. (2011). The Digestive System. New York: Britannica Educational Publishing.

Anda mungkin juga menyukai