Anda di halaman 1dari 3

POLITEKNIK SOP Pemeriksaan Fisik Gangguan Eliminasi Bowel

KESEHATAN No Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


DEPKES Dokumen 1/3 Poltekkes Kemenkes Kaltim,
KALTIM
Jl. Wolter.
Monginsidi
no 38
Samarinda
1. Tujuan 1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
3. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannya.
2. Ruang Indikasi :
Lingkup Kontraindikasi :
3. Acuan
4. Definisi
5. Prosedur Komponen Ya Tdk
Fase orientasi:
a. Salam terapetiuk
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik/waktu/tempat
Fase kerja :
Persiapan alat
1. Handscoon disposable
2. Masker (jika perlu)
3. Stetoskop
Cara kerja
1. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
2. Menjaga privasi klien dengan menutup sampiran, jendela dan
pintu.
3. Mencuci tangan
4. Atur posisi pasien dengan supine
5. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
a) Perhatikan integritas kulit pada abdomen ( anemis,
sianosis, atau normal )
b) Perhatikan kontur dan kesimetrisan abdomen (
convex atau concave ) adakah pembesaran hati atau
limfa dan apakah ada spider navi serta
memperhatikan apakah ada massa atau lesi pada
abdomen.
c) Perhatikan pergerakan abdomen berhubungan
dengan peristaltik. Peristaltis terlihat pada orang
yang sangat kurus. Peristaltis yang tampak pada
orang normal menunjukkan obstruksi usus.
Auskultasi
a) Mendengar suara bising usus di setiap kuadran
dengan menggunakan stetoskop. Bising usus normal
sebanyak 5- 35 x/menit dan terjadi setiap 5 sampai
15 detik. Hipoaktif apabila suara bising usus sangat
lemah dan jarang (1 x/menit) menunjukan
penurunan motilitas usus yang berhubungan dengan
ileus paralitik. Hiperaktif (setiap 3 detik) atau
borborygmi, menunjukkan peningkatan motilitas
berhubungan dengan diare, obstruksi usus awal, dan
penggunaan laksatif. Ketiadaan bising usus (tidak
terdengar selama 3-5 menit) menunjukkan
penghentian motilitas usus.
b) Auskultasi bunyi vaskular lainnya di abdomen.
Letakkan stetoskop pada aorta, arteri renal dan iliaka
arteri.
Palpasi
a) Palpasi ringan bertujuan untuk mendeteksi massa,
area spasme muskular atau kekakuan serta area yang
nyeri. Palpasi dalam bertujuan untuk menentukan
ukuran dan bentuk organ serta massa abdomen.
Normalnya pada saat melakukan palpasi abdomen
teraba tenderness, relax dan halus serta tegangannya
konsisten.
Perkusi
a) Melakukan perkusi pada setiap kuadran abdomen.
Perkusi bertujuan untuk menentukan bunyi timpani
(gas pada usus dan perut) dan redup (penurunan atau
ketiadaan resonan karena massa dan cairan).
6. Pemeriksaan Pada Rektum dan Anus
Pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi atau sims.Saat
pasien mengejan, perlahan masukkan jari ke dalam anus hingga
kedalam rektum, keetika jari memasuki kanalis ani, perhatikan
adanya nyeri, nyeri tekan , atau massa.
Inspeksi
a) Perawat mengamati daerah perianal untuk melihat
adanya tanda-tanda inflamasi, perubahan warna,
lesi, lecet, fistula, konsistensi, dan hemoroid.
Palpasi
a) Perawat melakukan palpasi dinding rektum dan
rasakan adanya nodul, massa, nyeri tekan, serta
bentuk dan ukuran.
7. Pemeriksaan Pada Feses
Amati feses klien dan catat konsistensi, bentuk, bau, warna, dan
jumlahnya. Amati pula unsur abnormal pada feses.
8. Merapikan pasien
9. Merapikan alat
10. Mencuci tangan
11. Dokumentasi

Fase terminasi :
Evaluasi :
a. Respon subjektif
b. Respon objektif
S i k a p:
- Hati-hati
- Sabar dan jangan tergesa-gesa
- Bersikap sopan dan ramah

Anda mungkin juga menyukai