1. Penghitungan IMT
PENGKAJIAN
1. Jika klien mengeluh adanya rasa nyeri pada abdomen atau punggung
bawah, kaji karakteristik nyeri secara detail
2. Secara berhati-hati pantau pergerakan dan posisi klien, posisikan klien
senyaman mungkin untuk mengurangi rasa nyeri pada bagian tertentu.
3. Kaji kebiasaan BAB klien secara detail (frekuensi, konsistensi, serta
perubahan yang terjadi)
4. Kaji riwayat operasi ataupun trauma abdomen
5. Kaji apakah klien merasa mual, pernah muntah, atau keram perut,
khususnya 24 jam terakhir
6. Kaji akan adanya kesulitan menelan, sendawa, kembung, hematemesis,
melena, diare, atau konstipasi.
7. Kaji apakah pasien sedang mendapat pengobatan anti inflamasi /
antibiotic.
8. Tanyakan pasien tentang riwayat keluarga terhadap kanker, ginjal,
hipertensi, dan penyakit jantung.
9. Kaji pada klien wanita akan adanya kehamilan
10. Kaji riwayat kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup,
lingkungan, dan pekerjaan klien
11.Menjelaskan tanda dan gejala kanker kolon.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakseimbangan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. ketidakseimbangan pola nutrisi : melebihi kebutuhan
3. konstipasi
RENCANA KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan setelah klien menjalani prosedur tindakan:
1. Bagian perut terasa lembut dan terlihat simetris, tidak ada massa atau
distensi teraba
2. Bising usus terdengar aktif pada keempat kuadran
3. Tidak ada keluhan dari klien selama prosedur tindakan
4. Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala kanker kolon
IMPLEMENTASI
1. Persiapkan klien :
a. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih terebih dahulu
b. Paparkan area abdomen
c. Posisikan klien pada posisi supine/dorsal recumbent
d. Pertahankan komunikasi selama pemeriksaan kecuali saat auskultasi.
jelaskan tiap tindakan secara tenang dan perlahan
e. Minta klien untuk menunjukan jika ada bagian yang terasa sakit/nyeri.
2. Bagi daerah abdomen menjadi 4 quadran
3. Inspeksi kulit bagian abdomen, perhatikan warna, jaringan parut, ruam,
lesi, striae.
4. Jika terdapat ruam, tanyakan klein apakah pernah menyuntikan
insulin / heparin lewat abdomen.
5. Inspeksi kontur, simetris, distensi
6. Jika terdapat distensi abdomen,perhatikan apakah terjadi secara
menyeluruh, lihat pada sisi sebelahnya, ukur lingkar abdomen dengan
meteran dan tandai dengan pulpen.
7. Auskultasi bising usus dengan menempatkan bagian diagfrahma dari
stethoscope di tiap kuadran,dengarkan kurang lebih 5 menit di setiap
kuadran.
8. Tempatkan bagian Bell pada stethoscope diatas bagian epigastric dan
kuadran yang lain untuk mendengarkan suara vaskuler.
9. Dengan klien berada pada posisi supine, lakukan perkusi disetiap
kuadran secara sistematis, tentukan area munculnya suara timpani dan
dullness
10.Dengan klien berada dalam posisi duduk,lakukan perkusi pada setiap
bagian costovertebra sepanjang garis scapula. Perhatikan jika klien
merasa nyeri.
11.Lakukan palpasi disetiap kuadran.
a.Perhatikan akan adanya distensi muscular, massa, sambil
memperhatikan akan adanya ekspresi ketidaknyamanan dari pasien.
b. Perhatikan jika abdomen terasa keras atau lembut saat dipalpasi
12.Palpasi bagian bawah abdomen akan distensi blader.
13.Jika massa terplapasi perhatikan ukuran, lpkasi, bentuk, konsistensi,
pergerakan, dan teksturnya.
14.Jika muncul nyeri,perhatikan lokasi, durasi dan karakteristik, serta
jenis nyeri.
EVALUASI
1. Bandingkan hasil pengkajian dengan hasil normal pengkajian
2. Minta klien untuk menjelaskan tanda dan gejala dari kanker kolon
DOKUMENTASI
1. Catat hasil pengkajian
2. Catat dan laporkan munculnya ketidaknormalan, kelainan pada hasil
pengkajian.
( ..................................... )
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
keterampilan dalam melakukan pemasangan dan pemberian makanan melalui pipa
lambung (NGT)
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengukuran panjang selang NGT
b. Melakukan pemasangan pipa lambung
c. Melakukan pemberian makanan melalui pipa lambung
Nama :
NIM/Kelas :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Menyiapkan alat :
1. Sonde lambung steril
2. Mangkok berisi air hangat
3. Spuit 20 cc, 30 cc, 50 cc
4. Pinset anatomi 1 buah dan kain kasa secukupnya
5. Klem arteri
6. Plester, gunting
7. Lumbricant/ jelly
8. Stetoskop
9. Gelas ukuran
10. Serbet/tissue
11. Makanan cair/buah/air kacang hijau yang diperlukan dalam
tempatnya
12. Air matang dalam gelas
13. Obat-obatan yang diperlukan (dihaluskan dulu)
14. Bengkok
15. Korentang dalam tempatnya
16. Sampiran/sketsel
17. Perlak dan alasnya
18. Spatel lidah
19. Spuit 5cc/3cc
20. Handscoen steril
21. pH steril/ kertas lakmus
2 Persiapan perawat :
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan pada pasien.
2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau posisi
semi fowler.
3 Persiapan lingkungan :
1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4 Mencuci tangan dan memakai handscoen
5 Lubang hidung dibersihkan
6 Letakkan bengkok di dekat pasien
7 Pengalas dipasang di dada pasien
8 Sonde lambung diukur dari hidung ke telinga lalu ke processus
xyphoideus lalu beri tanda(diplester).
9 Licinkan ujung pipa dengan lumbricant/ jelly
10 Jepit pangkal pipa/sonde dengan klem.
11 Masukkan sonde melalui hidung perlahan-lahan sampai pasien
disuruh menelan (kalau sadar)
12 Mengecek sonde apakah telah masuk ke lambung dengan cara
memasukkan udara menggunakan spuit 5cc/3cc kedalam lambung dan
diauskultasi dengan stetoskop atau dengan mengisap cairan lambung
dengan spuit dan mengukur tingkat keasaman lambung dengan pH strip
13 Pemberian diet sonde:
Memasang spuit 20 cc, 30 cc, atau 50 cc pada pangkal pipa/sonde
kemudian masukkan air matang ± 15 cc (sebelumnya pipa dijepit
dulu dengan klem)
14 Buka klem penjepit perlahan-lahan
15 Tuangkan/masukkan cairan selanjutnya secara terus menerus
sebelum spuit kosong
6. SOP Huknah
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH
ATAU TINGGI
Persiapan pasien :
1. Menjelaskan pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi miring kiri (huknah rendah), miring kanan untuk huknah tinggi.