Anda di halaman 1dari 13

KISI KISI KEPDAS

1. Penghitungan IMT

STATUS GIZI IMT


Malnutrisi Berat < 16
Malnutrisi Sedang <= 16 - < 17
Malnutrisi Ringan >= 17 - < 18,5
Normal >= 18,5 - < 25
Gemuk >= 25 - <30
Obesitas >= 30

2. SOP Pemeriksaan Abdomen


Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan Fisik Abdomen
(Standard Operational Procedure Physical Examination Of Abdomen)
Nama       :
NIM        :
Jurusan    :
 VARIABEL YANG DINILAI NILAI
0 1 2
PERALATAN
1. Stethoscope
2. Meteran
3. Penlight
4. Pulpen

PENGKAJIAN
1. Jika klien mengeluh adanya rasa nyeri pada abdomen atau punggung
bawah, kaji karakteristik nyeri secara detail
2. Secara berhati-hati pantau pergerakan dan posisi klien, posisikan klien
senyaman mungkin untuk mengurangi rasa nyeri pada bagian tertentu.
3. Kaji kebiasaan BAB klien secara detail (frekuensi, konsistensi, serta
perubahan yang terjadi)
4. Kaji riwayat operasi ataupun trauma abdomen
5. Kaji apakah klien merasa mual, pernah muntah, atau keram perut,
khususnya 24 jam terakhir
6. Kaji akan adanya kesulitan menelan, sendawa, kembung, hematemesis,
melena, diare, atau konstipasi.
7. Kaji apakah pasien sedang mendapat pengobatan anti inflamasi /
antibiotic.
8. Tanyakan pasien tentang riwayat keluarga terhadap kanker, ginjal,
hipertensi, dan penyakit jantung.
9. Kaji pada klien wanita akan adanya kehamilan
10. Kaji riwayat kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup,
lingkungan, dan pekerjaan klien
11.Menjelaskan tanda dan gejala kanker kolon.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakseimbangan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. ketidakseimbangan pola nutrisi : melebihi kebutuhan
3. konstipasi

RENCANA KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan setelah klien menjalani prosedur tindakan:
1. Bagian perut  terasa lembut dan terlihat simetris, tidak ada massa atau
distensi teraba
2. Bising usus terdengar aktif pada keempat kuadran
3. Tidak ada keluhan dari klien selama prosedur tindakan
4. Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala kanker kolon

IMPLEMENTASI
1. Persiapkan klien :
a. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih terebih dahulu
b. Paparkan area abdomen
c. Posisikan klien pada posisi supine/dorsal recumbent    
d. Pertahankan komunikasi selama pemeriksaan kecuali saat auskultasi.
jelaskan tiap tindakan secara tenang dan perlahan
e. Minta klien untuk menunjukan jika ada bagian yang terasa sakit/nyeri.
2. Bagi daerah abdomen menjadi 4 quadran
3. Inspeksi kulit bagian abdomen, perhatikan warna, jaringan parut, ruam,
lesi, striae.
4. Jika terdapat ruam, tanyakan klein apakah pernah menyuntikan
insulin / heparin lewat abdomen.
5. Inspeksi kontur, simetris, distensi
6. Jika terdapat distensi abdomen,perhatikan apakah terjadi secara
menyeluruh, lihat pada sisi sebelahnya, ukur lingkar  abdomen dengan
meteran dan tandai dengan pulpen.
7. Auskultasi bising usus dengan menempatkan bagian diagfrahma dari
stethoscope di tiap kuadran,dengarkan kurang lebih 5 menit di setiap
kuadran.
8. Tempatkan bagian Bell pada stethoscope diatas bagian epigastric dan
kuadran yang lain untuk mendengarkan suara vaskuler.
9. Dengan klien berada pada posisi supine, lakukan perkusi disetiap
kuadran secara sistematis, tentukan area munculnya suara timpani dan
dullness
10.Dengan klien berada dalam posisi duduk,lakukan perkusi pada setiap
bagian costovertebra sepanjang garis scapula. Perhatikan jika klien
merasa nyeri.
11.Lakukan palpasi disetiap kuadran.
a.Perhatikan akan adanya distensi muscular, massa, sambil
memperhatikan akan adanya ekspresi ketidaknyamanan dari pasien.
b. Perhatikan jika abdomen terasa keras atau lembut saat dipalpasi
12.Palpasi bagian bawah abdomen akan distensi blader.
13.Jika massa terplapasi perhatikan ukuran, lpkasi, bentuk, konsistensi,
pergerakan, dan teksturnya.
14.Jika muncul nyeri,perhatikan lokasi, durasi dan karakteristik, serta
jenis nyeri.

EVALUASI
1. Bandingkan hasil pengkajian dengan hasil normal pengkajian
2. Minta klien untuk menjelaskan tanda dan gejala dari kanker kolon

DOKUMENTASI
1. Catat hasil pengkajian
2. Catat dan laporkan munculnya ketidaknormalan, kelainan pada hasil
pengkajian.

Referensi : Perry & Potter, 2006


Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan. tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
                                                                                                      Pekanbaru, ........................
.
                                                                                                                         Dosen Penguji

                                                                                                              
( ..................................... )

3. Kebutuhan dasar Maslow


4. SOP NGT
PROSEDUR
PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
keterampilan dalam melakukan pemasangan dan pemberian makanan melalui pipa
lambung (NGT)
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengukuran panjang selang NGT
b. Melakukan pemasangan pipa lambung
c. Melakukan pemberian makanan melalui pipa lambung

II. KONSEP TEORI


1. PENGERTIAN
Pemasangan selang nasogastrik (NG) meliputi penempatan selang plastik yang
lentur melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Selang mempunyai lumen pipa
yang memungkinkan baik pembuangan sekresi lambung dari dan memasukkan larutan
ke dalam lambung.
2. TUJUAN
1. Mengeluarkan cairan dan udara dari traktus gastrointestinalis
2. Mencegah/memulihkan mual dan muntah
3. Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik traktus gastrointestinalis
4. Mengatasi obstruksi mekanis dan perdarahan saluran cerna bagian atas
5. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam saluran cerna
6. Mengambil spesimen cairan lambung untuk pemeriksaan laboratorium
3. INDIKASI
1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (mis. Stenosis esofagus, tumor pada
mulut, tumor pada faring atau tumor pada esofagus)
3. Pasien dengan kesulitan menelan
4. Pasien paska bedah mulut, faring atau esofagus
5. Pasien yang mengalami hematemesis
6. Pasien IFO (Intoksikasi Fosfat Organik)
4. KONTRA INDIKASI
1. Klien dengan obstruksi pada rongga hidung, nasopharynx
2. Klien dengan radang tenggorokan

PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)

Nama :
NIM/Kelas :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Menyiapkan alat :
1. Sonde lambung steril
2. Mangkok berisi air hangat
3. Spuit 20 cc, 30 cc, 50 cc
4. Pinset anatomi 1 buah dan kain kasa secukupnya
5. Klem arteri
6. Plester, gunting
7. Lumbricant/ jelly
8. Stetoskop
9. Gelas ukuran
10. Serbet/tissue
11. Makanan cair/buah/air kacang hijau yang diperlukan dalam
tempatnya
12. Air matang dalam gelas
13. Obat-obatan yang diperlukan (dihaluskan dulu)
14. Bengkok
15. Korentang dalam tempatnya
16. Sampiran/sketsel
17. Perlak dan alasnya
18. Spatel lidah
19. Spuit 5cc/3cc
20. Handscoen steril
21. pH steril/ kertas lakmus
2 Persiapan perawat :
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan pada pasien.
2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau posisi
semi fowler.
3 Persiapan lingkungan :
1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
4 Mencuci tangan dan memakai handscoen
5 Lubang hidung dibersihkan
6 Letakkan bengkok di dekat pasien
7 Pengalas dipasang di dada pasien
8 Sonde lambung diukur dari hidung ke telinga lalu ke processus
xyphoideus lalu beri tanda(diplester).
9 Licinkan ujung pipa dengan lumbricant/ jelly
10 Jepit pangkal pipa/sonde dengan klem.
11 Masukkan sonde melalui hidung perlahan-lahan sampai pasien
disuruh menelan (kalau sadar)
12 Mengecek sonde apakah telah masuk ke lambung dengan cara
memasukkan udara menggunakan spuit 5cc/3cc kedalam lambung dan
diauskultasi dengan stetoskop atau dengan mengisap cairan lambung
dengan spuit dan mengukur tingkat keasaman lambung dengan pH strip
13 Pemberian diet sonde:
Memasang spuit 20 cc, 30 cc, atau 50 cc pada pangkal pipa/sonde
kemudian masukkan air matang ± 15 cc (sebelumnya pipa dijepit
dulu dengan klem)
14 Buka klem penjepit perlahan-lahan
15 Tuangkan/masukkan cairan selanjutnya secara terus menerus
sebelum spuit kosong

16 Masukkan obat sebelum makanan habis (bila ada)


17 Bila makanan habis sonde dibilas dengan air matang sampai
bersih kemudian sonde diklem.
18 Tutup pangkal sonde dengan kasa steril
19 Bila sonde dipasang permanen fiksasi dengan plester
20 Klien dirapikan dan diselimuti dengan baik
21 Mencuci tangan
22 Catat pada status pasien tindakan yang telah dilakukan, makanan
dan obat yang masuk
23 Bersihkan alat dan buang kotoran pada tempatnya
a. Lakukan irigasi teratur dengan volume cairan sedikit untuk
mempertahankan kepatenan.
b. Lakukan perawatan mulut lebih sering.
c. Berikan krim atau gliserin pada bibir untuk mempertahankan
kelembaban.
24 Evaluasi tindakan :
1. Sonde terpasang dengan tepat
2. Makanan dan minuman dapat masuk dan tidak terjadi aspirasi
TOTAL : Pekanbaru,
Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 ........./......../........
2x
= TTD

5. SOP Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan


SOP PENGUKURAN BERAT BADAN
DENGAN TIMBANGAN INJAK

1. Pengertian Pengukuran berat badan dengan timbangan injak adalah untuk


mengetahui berat badan orang yang dapat berdiri dapat digunakan
dalam menentukan status gizi nya
2. Tujuan Tujuan pengukuran berat badan adalah mengetahui berat badan
untuk menentukan status gizi
3. Prosedur Persiapan
1. Alat
a. Timbangan injak dalam satuan kg dengan ketelitian 0,1kg.
b. Buku catatan (KMS,Register,Rekam medik)
2. Bahan : -
4. Langkah-langkah 1.Meletakkan timbangan di tempat yang rata dan datar
2. Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
3. Posisikan tubuh diatas timbangan injak dengan pakaian
seminimal
mungkin
4. Baca dan catat berat badan sesuai dengan angka yang ditunjuk
oleh
jarum timbangan
5. Hal-hal yang perlu Pastikan jarum timbangan berada di angka nol
diperhatikan
6.Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Poli KIA– KB
3. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
7. DokumenTerkait 1. Rekam Medis pasien
2. Register konsultasi gizi

6. SOP Huknah
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH
ATAU TINGGI

Pengertian: Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu memenuhi


kebutuhan eliminasi fekal.
Indikasi : Pasien yang tidak bisa BAB dan persiapan pembedahan.
Tujuan : Melancarkan pengeluaran BAB dan mengosongkan feses supaya tidak
BAB saat operasi.

Persiapan tempat dan alat Alat-alat:


1. Selimut.
2. Irigator/slang karet.
3. Canul klem rectal.
4. Air hangat/ NaCl 0.9% (40,5-43,3 derajat Celcius) sebanyak 500 cc untuk
huknah rendah dan 1000 cc untuk huknah tinggi.
5. Bengkok.
6. Tissu.
7. Vaselin.
8. Pispot.
9. Botol berisi air cebok.
10. Handuk.
11. Kertas kloset.
12. Sarung tangan.
13. Perlak.
14. Sketsel.
15. Standar infus.

Persiapan pasien :
1. Menjelaskan pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi miring kiri (huknah rendah), miring kanan untuk huknah tinggi.

Persiapan Lingkungan : Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman.


7. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri
1. Pengertian : Pengukuran antropometri adalah pengukuran ukuran
tubuh yang meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas, lipatan kulit
tricep, dan lingkar otot lengan bagian tengah atas.

2. Tujuan : a. Mengetahui batas normal atau tidak normal ukuran tubuh


b. Menentukan status gizi
3. Peralatan : a. Timbangan berat badan
b. Pengukur tinggi badan
c. Pengukur lingkar lengan atas
d. Pita pengukur/metlin
e. Jangka skinfold
f. Kertas dan ballpoint
4. Langkah-langkah :
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Tahap kerja :
1) Pastikan standard fungsi alat sebelum digunakan
2) Timbang berat badan
a) Letakkan timbangan di tempat yang datar atau tidak
mudah bergoyang
b) Setel timbangan pada angka nol
c) Timbang klien (pakaian tipis atau minimal). Klien
berdiri di atas timbangan injak.
d) Lihat jarum timbangan sampai berhenti / di tengah-
tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri, baca angka
yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
e) Catat hasilnya
3) Ukur tinggi badan
a) Klien tidak memakai sandal / sepatu
b) Klien berdiri tegak menghadap ke depan, punggung,
pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
c) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun
d) Baca angka pada batas tersebut
e) Catat hasilnya
4) Ukur lingkar pergelangan tangan
a) Lingkarkan alat pengukur (metlin) pada pergelangan
tangan, tidak longgar dan tidak ketat.
b) Baca angka pada pertemuan dengan angka nol.
c) Untuk mengetahui perkiraan ukuran kerangka, bagi
tinggi badan dengan lingkar pergelangan tangan.
d) Catat hasilnya
5) Ukur lingkar lengan bagian tengah atas (MAC)
a) Relaksasikan lengan non dominan klien
b) Ukur lingkarnya pada titik tengah, antara ujung dari
prosesus acromial skapula dan prosesus olekranon ulna,
dengan menggunakan metlin, tidak longgar tidak ketat.
c) Baca angka pada pertemuan dengan angka nol.
d) Catat hasilnya.
6) Ukur lipatan kulit tricep (TSF)
a) Pegang lipatan panjang dari kulit dan lemak kira-kira
1 cm dari titik tangah MAC dengan ibu jari dan jari tengah.
Jepitan dari jangka lengkungan lipatan kulit standar
ditempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak.
b) Ukur area anatomi lain : bisep, skapula, dan otot
abdominal.
c) Catat hasilnya.
7) Ukur lingkar otot lengan bagian tengah atas
 Hitung dari pengukuran antropometrik MAC dan
TSF.
 MAMC = MAC – (TSF x 3,14).
 Catat hasilnya.
5. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. cuci tangan

Petunjuk : Demonstrasikan tindakan keperawatan pengukuran antropometri pada


probandus!
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK LABORATORIUM
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………
ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C. Tahap Kerja
1. Memastikan standard fungsi alat sebelum digunakan
2. Menimbang berat badan*
a. Meletakkan timbangan di tempat yang datar atau tidak
mudah bergoyang
b. Menyetel timbangan pada angka nol
c. Menimbang klien (pakaian tipis atau minimal). Klien
berdiri di atas timbangan injak.
d. Melihat jarum timbangan sampai berhenti / di tengahtengah
antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri,
membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan.
e. Mencatat hasilnya
3. Mengukur tinggi badan*
a. Menganjurkan klien untuk tidak memakai sandal / sepatu
b. Menganjurkan klien berdiri tegak menghadap ke depan, punggung, pantat dan tumit
menempel pada tiang pengukur
c. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
d. Membaca angka pada batas tersebut
e. Mencatat hasilnya
4. Mengukur lingkar pergelangan tangan*
a. Melingkarkan alat pengukur (metlin) pada pergelangan tangan, tidak longgar dan tidak ketat.
b. Membaca angka pada pertemuan dengan angka nol.
c. Membagi tinggi badan dengan lingkar pergelangan tangan, untuk mengetahui perkiraan
ukuran kerangka,.
d. Mencatat hasilnya
5. Mengukur lingkar lengan bagian tengah atas (MAC)*
a. Merelaksasikan lengan non dominan klien
b. Mengukur lingkaran pada titik tengah, antara ujung dari prosesus akromial skapula dan
prosesus olekranon ulna, dengan menggunakan metlin, tidak longgar tidak ketat.
c. Membaca angka pada pertemuan dengan angka nol.
d. Mencatat hasilnya.
6. Mengukur lipatan kulit tricep (TSF)*
a. Memegang lipatan panjang dari kulit dan lemak kirakira
1 cm dari titik tangah MAC dengan ibu jari dan jari
tengah. Menempatkan jepitan dari jangka lengkungan
lipatan kulit standar pada sisi lain dari lipatan lemak.
b. Mengukur area anatomi lain : bisep, skapula, dan otot
abdominal.
c. Mencatat hasilnya.
7. Mengukur lingkar otot lengan bagian tengah atas*
- Menghitung dari pengukuran antropometrik MAC
dan TSF.
- MAMC = MAC – (TSF x 3,14).
- Mencatat hasilnya.
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil / respon klien
2. Mendokumentasikan hasilnya
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan

8. Membantu Klien Makan Sendiri


9. Membantu Klien Yang Tidak Bisa Makan Sendiri(menyuapi)
10. Memberikan Makanan Lewat NGT
11. Kebutuhan Harga Diri/Aktualisasi Diri/Seksual
12. Pemenuhan Eliminasi Fekal dan Bowel
13. Memasang pot Pasien BAB
14. Memberikan Semprit Gliserin
15. Memberikan Huknah Tinggi atau Ringan
16. Tindakan Keperawaatan Dalam Pengeluaran Feses Secara Manual

Anda mungkin juga menyukai