Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN KEPERAWATAN ANAK

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pengampu :

Ns. Titi Astuti, M. Kep., Sp.Mat

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Ilyas Indra Prayoga 2014401019


2. Aria Bella Fanela 2014401005
3. Elgalenia Marta Saputri 2014401012
4.Indri Rufaidah 2014401020
5. Lintang Indah Cahyani 2014401023
6. Annisa Gustiana 2014401040
7. Assyfa linara Jauhari 2014401006
8. Hanif Andalas 20144010

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AKADEMIK 2022/20223


Kasus :

Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan normal dengan usia gestasi 32
minggu. Hasil pengkajian: bayi tampak lemah, reflek hisap dan menelan lemah, frekuensi napas 60
x/menit. Ibu mengatakan ASI sudah keluar.
Pertanyaan:

1. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan kasus?


2. Bagaimanakah cara mendapatkan ASI dan memberikan ASI yang tepat sesuai kasus tersebut?
3. Tuliskan SOP tindakan pemasangan OGT, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
4. Jelaskan perbedaan teknik pengukuran kedalaman selang gastrik antara anak (metode NEMU)dan
dewasa (metode NEX)?

Penyelesaian :

1. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan refleks menghisap bayi d.d bayi tampak lemah,
refleks hisap dan menelan lemah.

2. ASI dapat diperoleh dengan cara diperah atau dipompa. Pemberian ASI yang tepat pada kasus
diatas adalah dengan menggunakan Orogastric Tube (OGT), karena bayi belum mempunyai
kekuatan dan koordinasi untuk minum secara efektif dari payudara ibu, bayi masih lemah,
refleks hisap dan menelan lemah maka perlu digunakan Orogastric Tube (OGT) untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan OGT.

Orogastric tube (OGT) adalah selang kecil dan


panjang yang dimasukkan melalui mulut , yang
Pengertian
turun ke tenggorokan langsung ke perut .
1. Untuk memasukan makanan cair atau obat-
obatan cair atau padat yang dicairkan.

2. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan


Tujuan gas yang ada dalam lambung

3. Mengirigasi lambung karena perdarahan


atau keracunan dalam lambung

4. Mencegah atau mengurangi mual dan


muntah setelah pembedahan atau trauma.

Untuk pasien dengan masalah salauran


pencernaan atas (stenosis esoagus, tumor mulit
atau faring atau juga esofagus dll),pasien yang
Indikasi tidak mampu menelan, pasien pasca operasi pada
hidung faring atau esofagus.

1. Verifikasi Order

TAHAP PRA INTERAKSI 2. Siapkan lingkungan: jaga privasi

3. Persiapan pasien

PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan bersih

2. Sabun cuci tangan-hand scrub

3. Bengkok

4. Makanan cair yang hangat (ASI)

5. Air hangat
6. Stetoskop

7. Spuit 20-60 cc

8. Tissue

ORIENTASI 1. Beri salam (Assalamu'alaikum,


memperkenalkan diri, memanggil nama pas
yang disukai, menanyakan umur, alamat)

2. Kontrak waktu prosedur

3. Jelaskan tujuan prosedur

4. Memberi pasien/ keluarga kesempatan untuk


bertanya

5. Meminta persetujuan pasien/keluarga

6. Meyiapkan lingkungan dengan menjaga


privacy

7. Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur


pasien

TAHAP KERJA 1. Mencuci tangan dengan 6 langkah

2. Memasang sarung tangan

3. Mengkaji adanya alergi makanan, bising


usus,masalah-masalah yang berkaitan dengan
pemberian makanan melalui ogt (muntah,
diare, konstipasi, distensi abdomen)

4. Posisikan kepala bayi dalam posisi semi


fowler atau ekstensi

5. Mengecek penempatan/kepatenan OGT (pilih


salah satu atau dua teknik)

a) Mengukur pH. Sekresi lambung memiliki


pH5. Sekresi usus kecil biasanya akan
memiliki pH>6. pH yang lebih dari 6 juga
dapat terjadi dengan penempatan selang di
pernapasan atau esofagus. Jika pH maka
diperlukan pengkajian tambahan

b) Observasi cairan yang diaspirasi dari


selang.

 Sekresi lambung (biasanya berwarna hijau


rumput atau jernih dan tidak berwarna serta
dapat memiliki cabikan mukosa berwarna
cokelat atau putih. Sekresi juga dapat
berwarna cokelat jika ada darah.

 Sekresi usus (sering kali berwarna empedu,


kuning emas terang hingga hijau
kecoklatan. Mereka lebih tipis dan lebih
translusen (tembus cahaya) dibandingkan
sekresi lambung.

 Sekresi pernapasan (dapat berwarna putih,


kuning, kuning jerami, atau jernih)

6. Memasukkan udara ke dalam selang sambil


mengauskultasi suara (auskultasi lambung)

7. Periksa tanda eksternal pada selang dan


panjang selang eksternal untuk menentukan
apakah selang tampak berpindah atau salah
tempat

8. Mengukur pH. Sekresi lambung memiliki


pH5. Sekresi usus kecil biasanya akan
memiliki pH>6. pH yang lebih dari 6 juga
dapat terjadi dengan penempatan selang di
pernapasan atau esofagus. Jika pH maka
diperlukan pengkajian tambahan

9. Klem selang jika air dalam spuit sudah habis,


jangan biarkan udara masuk ke dalam selang.

10. Masukan makanan (ASI) yang telah


disediakan ke dalam spuit 20-60 cc

11. Sambungkan ujung spuit dengan pangkat


selang OGT, tinggikan spuit 45 cm dari atas
abdomen hingga ASI masuk, biarkan ASI
mengalir dengan bantuan gravitasi

12. Kecepatan aliran dari pemberian makan dapat


dipercepat atau diperlambat dengan cara
meninggikan atau merendahkan spuit

13. Pantau toleransi anak terhadap pemberian


makan

14. Ulangi langkah (8-12) hingga makanan (ASI)


habis.

15. Ulangi langkah 7

16. Bersihkan mulut dan hidung bayi

17. Ganti plester fiksasi jika kotor, basah atau


tidak dapat merekat lagi

18. Sendawakan bayi agar tidak gumoh dengan


cara yang sama dengan bayi yang diberi
makan dengan botol dot atau payudara.

19. Posisikan bayi menghadap ke kanan dengan


kepala sedikit ditinggikan sekitar 30 derajat
selama sekitar 1 jam setelah pemberian
makan untuk memfasilitasi pengosongan
lambung dan mengurangi resiko aspirasi dan
regurgitasi

20. Membersihkan alat yang telah digunakan

21. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan


TAHAP TERMINASI 1. Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)

2. Simpulkan kegiatan

3. Penkes singkat

4. Kontrak waktu selanjutnya

5. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan


kesembuhan pasien

DOKUMENTASI 1. Mencatat nama dan umur pasien

2. Mencatat kondisi pasien

3. Mencatat respon pasien

4. Perbedaan teknik pengukuran kedalaman selang gastrik antara anak (metode NEMU)dan dewasa
(metode NEX).

 Pada dewasa: pengukuran dilakukan dengan metode nose-ear-xiphoid (NEX), yaitu dengan
membentangkan selang dari nasal tip ke lobus telinga bagian bawah, lalu menuju processus
xiphoideus sternum.

 Pada anak: pengukuran dilakukan dengan metode nose-ear-mid-umbilicus (NEMU), yaitu


dengan membentangkan ujung selang dari nasal tip ke lobus telinga bagian bawah, lalu
menuju ke titik pertengahan antara processus xiphoideus dengan umbilikus.
 Pemilihan Ukuran Nasogastric Tube
Selang nasogastrik dengan ukuran disesuaikan dengan usia pasien. Pasien dewasa biasanya
membutuhkan selang berukuran 16-18 French. Untuk menghitung ukuran yang (dalam
satuan French), tambahkan usia anak dengan 16, lalu hasil yang didapat dibagi dengan 2.
Misalnya pada pasien berusia 6 tahun, maka ukuran nasogastric tube yang tepat adalah 11
French ([6+16]/2)= 11)
Ukuran NGT dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1. Dewasa ukurannya 16-18 French
2. Anak-anak ukurannya 12-14 French
3. Bayi ukuran 6 French

Daftar Pustaka

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/gastroentero-hepatologi/pemasangan-
nasogastric-tube/teknik

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan

https://id.scribd.com/document/401125295/SOP-OGT

Kyle,Terri.2016.Buku Ajar Keperawatan Pediatri VOL.2 Edisi.2.Jakarta:ECG

Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai