Pada bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien ......... dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Diruang ICU RSUD
Jendral Ahmad Yani Tahun 2022”. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 07-10
Februari 2022 didapatkan 1 subyek pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi. Asuhan keperawatan ini sendiri dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan
pelaksanaan sesuai proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Adapun hasil pengumpulan data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dimana data atau informasi tentang pasien yang
dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan. Hasil
pengkajian dari penulis adalah sebagai berikut:
Breathing (B)
RR 35x/menit
Takipnea
Terpasang ventilator dengan mode volume SIMV, FIO2 80%, PEEP 5
Tampak ada pernafasan cuping hidung
Tampak ada otot bantu pernafasan
Tampak retraksi dinding dada
Circulation (C)
Akral teraba hangat
CRT 2 detik
Tekanan Darah 180/100 mmHg
Gambaran EKG : Sinus Ritme 90 x/menit
Nadi 90x/menit
MAP 129
Suhu 370C
Terdapat drain kepala produksi ± 100 cc
Mukosa bibir kering dan pucat
Disability
- Kesadaran : Composmentis (Penuh)
- GSC (E : 4, M : 5, V : ETT)
- Pupil Isokor dengan ukuran 2 mm
- Refleks cahaya terhadap pupil (+)
- Kekuatan tonus otot : bagian ektremitas kanan lemah
- Kekuatan otot :
2222 0000
2222 0000
IWL :
07 Februari 2022, IWL : 575 ml/hari (24 jam)
08 Februari 2022, IWL : 600 ml/hari (24 jam)
- Pasien belum BAB setelah dilakukan tindakan operasi
Kebutuhan - Pasien bedrest total
Aktivitas dan - Aktivitas atau kegiatan pasien (Mandi, mengganti pakaian, makan melalui
Istirahat NGT) dibantu oleh perawat
Pengkajian Head To Toe
Kepala - Bentuk kepala asimetris, terdapat benjolan, kulit kepala tampak kotor,
adanya nyeri tekan, terdapat luka jahitan pada kepala bagian kanan, adanya
dolor (nyeri) pada luka jahitan pasien, daerah sekitar jahitan tampak
kemerahan (Dulor), terpasang drain dengan keluaran 100 cc/hari (24 jam)
darah
- Pada bagian mata simetris, refleks pupil peka terhadap cahaya (+/+), ukuran
pupil 2 mm, pupil isokor, konjungtiva ananemis, sklera non ikterik
- Telinga :
Bentuk simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada sekret dan
cairan, tidak adanya nyeri tekan, adanya pernafasan cuping hidung
- Hidung :
Bentuk simetris, tidak adanya polip, tidak ada sekret dan cairan, tidak ada
kelainan, terpasang NGT
- Mulut :
Mukosa bibir kering, tidak ada lesi dan stomatitis, bibir tampak pucat,
terpasang OPA
- Gigi :
Lengkap, tidak ada pendarahan pada rahang ataupun gusi
Leher Tidak adanya pembengkakan dan pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
kelainan, luka, dan jejas. Tidak ada nyeri tekan saat di sentuh, dan tidak ada
peningkatan JVP.
Dada/Thorax - Inspeksi : Pergerakan dada simetris, tidak ada jejas, lesi, dan luka, bentuk
a. Paru-paru dada simetris, ada retraksi dada, dan ictus cordis tidak terlihat
b. Jantung - Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Paru (Sonor) dan Jantung (Pekak)
- Auskultasi : Irama nafas teratur, tidak ada bunyi nafas tambahan
Abdomen - Inspeksi : Bentuk simetris dan normal
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kulit teraba hangat
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising Usus normal dengan peristaltik 12x/menit
Genetalia Tidak ada kelainan, tidak ada luka, genetalia tampak bersih
Ekstremitas
a. Atas - Terpasang IVFD D5 ½ NS 500 ml dengan 20 tpm
- Terpasang spyringe pump dengan obat Nicardipin 5 ml/jam
- Tidak ada edema, luka, dan jejas
- Pada bagian tangan kanan pasien sulit untuk digerakan
- Pada bagian tangan kiri bisa di gerakan, namun sulit untuk diangkat
- Gerakan pada ekstremitas atas terbatas
- Terpasang restrain pada tangan kanan dan kiri
-
Pada bagian kaki kanan pasien sulit untuk digerakan
-
Tidak ada edema, luka, dan jejas
b. Bawah -
Gerakan pada ekstremitas atas terbatas
-
Terpasang restrain pada kaki kanan dan kiri
Kekuatan otot 2222 0000
2222 0000
Neurologi Syaraf Kranial :
Sensorik dan motorik
Nervus I : Tidak terkaji dikarenakan pasien terpasang ventilator dan NGT
Nervus II : Tidak ada masalah penglihatan pada pasien
Nervus III : Pasien dapat menggerakan mata dan berkedip, refleks pupil
terhadap cahaya (+/+) dengan diameter 2 mm
Nervus IV : Pasien dapat menggerakan kedua mata ke arah bawah,
Nervus V : Klien tidak dapat menggerakan rahang dikarenakan terpasang
ETT dan OPA
Nervus VI : Pasien dapat menggerakan kedua mata untuk melihat ke
samping
Nervus VII : wajah pasien simetris
Nervus VIII : Pasien bisa mendengar yang dikatakan oleh perawat
Nervus IX: Tidak bisa dikaji dikarenakan terpasang ventilator mode volume
SIMV dan OPA
Nervus X : Tidak dapat dikaji dibagian lidah dikarenakan terpasang OPA,
sistem pencernaan dan bagian jantung baik
Nervus XI : Pasien tidak dapat menggerakan kepala, bahu dan melakukan
tahanan
Nervus XII : Tidak terkaji dikarenakan pasien terpasang OPA
Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Medis Terkini
Radiologi Laboratorium Terapi Medis
Hasil Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah a. IFVD D5 ½ NS 500 ml dengan 20
Pemeriksaan CT- pada 06 Februari 2022 tpm
Scan pada 30 Hematologi b. Nicardipin 5 cc/jam (Sprynge
Januari 2022 a. Leukosit 15,19 103/µL (5-10) Pump)
a. ICH gangila b. Eritrosit 4,48 103/µL (4,37-5,63) c. Metamizole 3x500 mg (IV)
basalis sinitra c. Hemoglobin 13,2 g/dL (14-18) d. Kalnex 3x500 mg (IV)
yang d. Hematokrit 43,4 % (41-54) e. Piracetam 3x 500 mg (IV)
menyebabkan e. MCV 92,1 fL (80-92) f. Ranitidine 2x50 mg (IV)
slight f. MCH 29,9 pg (27-31) g. Caftriaxone dosis 1x2 gram (IV)
herniasi g. MCHC 30,9 g/dL (32-36) h. Fluimucyl 3x100 mg (IV)
subfaicine h. Trombosit 158 103/µL (150-450) i. Nebu Ventolin 3x2,5 mg
l.k. 2 mm i. RDW 13,5 % (12,4-
b. Lacunar 14,4)
infarct j. MPV 11,20 fL (7,3-9)
putamen
dextra Imunology
Rapid Antigen SARS Cov 2 (-)
Hasil
pemeriksaan
Foto Thorax
pada 30 Januari
2022
a. Pulmo dalam
batas normal
b. Cardiomegal
i dan
elongatio
aortae
sugestif
HHD
2. Analisis Data
Tabel 4.2 Analisis Data
No Data Pendukung Masalah
1. Data Subjektif : - Bersihan jalan nafas tidak efektif
Data Objektif :
a. Pasien tampak lemah
b. Adanya sumbatan jalan nafas berupa sekret yang
tertahan
c. Suara nafas tambahan snoring
d. Terpasang Oropharyngeal Airway (OPA)
e. RR 35x/menit
2. Data Subjektif : - Pola nafas tidak efektif
Data Objektif :
a. Respirasi Rate (RR) 35x/menit
b. SPO2 99%
c. Terpasang ventilator dengan mode volume SIMV,
PIO2 80%, PEEP 5
d. Tampak ada pernafasan cuping hidung
e. Tampak ada retraksi dinding dada
f. Tampak ada otot bantu pernafasan
3. Data Subjektif : - Perfusi Serebral tidak efektif
Data Objektif :
1. Pasien tampak lemah
2. Kesadaran composmentis
3. GCS E4M5VETT
4. Tekanan Darah 180/100 mmHg
5. Sinus Ritme 90x/menit
6. MAP 129
7. Suhu tubuh 370C
8. Riwayat Post Operasi Craniotomy pada tanggal 05
Februari 2022
9. Drain kepala ± 100 cc
10. Hasil CT-Scan pada 30 Januari 2022
ICH gangila basalis sinitra yang menyebabkan
slight herniasi subfaicine l.k. 2 mm
Lacunar infarct putamen dextra
4. Data Subjektif : - Nyeri akut
Data Objektif :
a. Skala Nyeri 5
b. Nadi 90x/menit
c. Tekanan darah 180/100 mmHg
d. Nyeri yang dirasakan hilang timbul
e. Terdapat luka pasca operasi pada kepala bagian
kanan dan terpasang drain
f. Pasien tampak merintih saat bagian kepala yang di
jahit disentuh
5. Data Subjektif : - Gangguan Integritas kulit
Data Objektif :
a. Adanya luka jahitan pada kepala bagian kanan
b. Terpasang drain pada kepala
c. Daerah sekitar jahitan tampak kemerahan (Dulor),
6. Data Subjektif : - Gangguan Mobilitas fisik
Data Objektif :
a. Pasien tampak lemah
b. Klien tampak sulit menggerakan ektremitas atas dan
bawah bagian kanan
c. Pada bagian ektremitas bagian kiri bisa digerakan
namun tidak dapat diangkat
d. Kekuatan otot
2222 0000
2222 0000
7. Data Subjektif : - Defisit Perawatan Diri : Mandi,
Data Objektif : Berpakaian, dan Makan
a. Pasien tampak lemah bedrest total ditempat tidur
b. Semua aktivitas pasien (mandi, berpakaian, dan
makan) dibantu oleh perawat
Masalah/Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. sekresi yang tertahan
2. Pola nafas tidak efektif b.d. gangguan neurologis
3. Perfusi Serebral tidak efektif d.d. efek samping tindakan
4. Nyeri Akut b.d. Agen Pencedera Fisik
5. Gangguan Integritas Kulit
6. Gangguan Mobilitas Fisik b.d. Penurunan kekuatan otot
7. Defisit Perawatan Diri : mandi, berpakaian, makan b.d. Kelemahan
8. Gangguan Komunikasi Verbal b.d. Hambata Fisik (Terpasang Intubasi)
Berdasarkan analisis data diatas di dapatkan 7 (tujuh) masalah keperawatan
dengan 2 gangguan kebutuhan oksigenasi yang dialami oleh subyek asuhan yaitu
bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif.
3. Rencana Keperawatan
Setelah menemukan diagnosis keperawatan pada subyek asuhan tersebut, penulis
kemudian membuat rencana tindakan keperawatan. Namun pada penulisan KTI ini
berfokus pada masalah kebutuhan oksigenasi yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif
dan pola nafas tidak efektif. Adapun rencana tindakan yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Pemantauan Tekanan
Intrakranial
1. Identifikasi penyebab
peningkatan TIK (Misalnya lesi
menempati ruang, gangguan
metabolisme, edema serebral,
peningkatan tekanan vena,
obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi
intrakranial idiopatik)
2. Monitor peningkatan tekanan
darah
3. Pertahankan posisi kepala dan
leher
4. Nyeri Akut b.d. Agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
pencedera fisik keperawatan 3x24 Observasi
diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
menurun dengan kriteria
intensitas nyeri
hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
a. Skala nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non
b. Nadi dalam keadaan verbal
normal 4. Identifikasi faktor yang
c. Tekanan darah dalam memperberat dan memperingan
keadaan normal nyeri
d. Merintih saat bagian 5. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
kepala yang di jahit
disentuh menurun
Terapeutik
e. Sikap protektif saat
1. Berikan teknik nonfarmakologis
bagian kepala disentuh untuk mengurangi rasa nyeri
menurun (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
5. Gangguan Integritas Setelah dilakukan asuhan Perawatan Integritas Kulit
Kulit b.d. keperawatan 3x24 Observasi
diharapkan integritas kulit 1. Monitor karakteristik luka (mis:
meningkat dengan kriteria drainase, warna, ukuran, bau
hasil : 2. Monitor tanda–tanda infeksi
a. Luka jahitan membaik
b. Kerusakan lapisan kulit Terapeutik
menurun 1. Berikan terapi TENS (Stimulasi
syaraf transkutaneous), jika
c. Tidak terpasang drain
perlu
pada kepala
d. Dolor (nyeri) pada luka Kolaborasi
jahitan pasien menurun 1. Kolaborasi pemberian
e. Daerah sekitar jahitan antibiotik, jika perlu
tampak kemerahan
(Dulor) menurun,
f. Kulit kepala bersih
6. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilisasi
Fisik b.d. Penurunan keperawatan 3x24 Observasi
kekuatan otor diharapkan mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
meningkat dengan kriteria
2. Identifikasi toleransi fisik
hasil : melakukan pergerakan
a. Tampak kelemahan 3. Monitor kondisi umum
menurun
b. Kesulitan menggerakan Terapeutik
ektremitas atas dan 1. Fasilitasi melakukan
bawah bagian kanan pergerakan
menurun
c. Kekuatan otot kanan
meningkat
d. Gerakan terbatas
menurun
7. Gangguan Komunikasi Setelah dilakukan asuhan Promosi Komunikasi Verbal :
Verbal b.d. Hambata keperawatan 3x24 Defisit Berbicara
Fisik (Terpasang diharapkan komunikasi Observasi
Intubasi) verbal meningkat dengan 1. Monitor kecepatan, tekanan,
kuantitas, volume, dan diksi
kriteria hasil :
bicara.
a Kemampuan berbicara
meningkat Teraupetik
b Bicara pelo menurun 1. Gunakan metode komunikasi
c Tampak bicara lambat alternatif (misalnya. Menulis,
dan tidak jelas menurun mata berkedip, papan
komunikasi gambar dan huruf,
isyarat tangan, dan komputer)
2. Sesuaikan gaya komunikasi
dengan kebutuhan (misalnya.
Berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama,
tunjukkan satu gagasan atau
pemikiran sekaligus bicaralah
dengan perlahan sambil
menghindari teriakan, gunakan
komunikasi tertulis, atau
meminta bantuan keluarga
untuk memahami ucapan
pasien)
3. Ulangi apa yang disampaikan
pasien
Edukasi
1. Anjurkan berbicara perlahan