Anda di halaman 1dari 3

SIANOSIS PADA BAYI BARU LAHIR

1. Definisi Sianosis adalah suatu keadaan dimana kulit dan/ atau membran mukosa
berwarna kebiruan akibat penumpukan deoksihemoglobin (hemoglobin yang
mengandung oksigen) pada pembuluh darah kecil di area tersebut.
Berdasarkan lokasinya, sianosis dibagi menjadi 2 yaitu: sianosis perifer dan
sianosis sentral. Sianosis perifer; didapatkan kebiruan pada tangan atau kaki,
berhubungan dengan meningkatnya ekstraksi oksigen di perifer sedangkan
saturasi arteri normal. Sedangkan sianosis sentral didapatkan kebiruan pada
lidah dan bibir yang berhubungan dengan desaturasi arteri.
Sianosis perioral merupakan hal yang umum ditemukan, terutama pada bayi
yang pucat atau ketika bayi atau anak kecil kedinginan. Akrosianosis atau warna
biru di tangan dan kaki namun warna kemerahan di seluruh bagian tunuh yang
lain juga merupakan hal yang umum ditemukan dan seringkali normal.
Sianosis terjadi bila terdapat deoksigenasi hemoglobin sebanyak 4-5 g/dL.
Masalah pada kardiopulmonal merupakan penyebab tersering sianosis sentral.
Sianosis akibat penyakit jantung bawaan dapat sukar dibedakan secara klinis
dengan sianosis yang disebabkan oleh penyakit pernapasan.
Episode sianosis juga dapat merupakan tanda-tanda hipoglikemia, bacteremia,
meningitis, syok, atau sirkulasi janin persisten.
Sianosis lokal dibedakan dari ekimosis oleh adanya pemucatan sementara (pada
sianosis) yang terjadi paska penekanan.
Sianosis sering ditemukan pada pasien yang mengalami :
1. Asfiksia
2. RDS (Respiratory Distress Syndrome)
3. TTNB (Transient Tachipneu of Newborn)
4. MAS (Meconeal Aspiration Syndrome)
5. Penyakit Jantung Bawaan (Sianotik)
6. Sepsis Neonatorum
7. Hipotermia/ Hipoglikemia
2. Anamnesis Riwayat kehamilan dan persalinan : Usia kehamilan (preterm), gawat janin (DJJ
menurun atau meningkat), hasil pemeriksaan CTG (cardiotokografi) /NST (non
stress test), warna ketuban (keruh, hijau, atau mekoneal), persalinan dengan
tindakan (SC atau vakum), ibu dengan infeksi (demam, TORCH), ibu dengan DM
dan/ atau HT (tidak terkontrol), bayi langsung menangis atau tidak, penolong
persalinan, penggunaan obat sedatif ibu, riwayat kelainan kongenital pada anak
sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital (denyut nadi, laju pernapasan, suhu aksila)
Apgar skor dan Down skor
Inspeksi:
Bayi tampak letargi, observasi kebiruan mulai dari kepala-kaki dan kulit-mukosa
(bibir, lidah, sekitar mulut, ujung-ujung kaki tangan, badan, kepala), tanda distress
napas (pernapasan cuping hidung, retraksi, merintih), tanda masalah jantung
(dada membesar, jari tabuh).
Pemeriksaan fisik dada (paru dan jantung)
Inspeksi, perkusi, palpasi, auskultsi (suara napas, rhonki, wheezing, bunyi jantung,
murmur, gallop)
4. Pemeriksaan penunjang Saturasi oksigen, Darah Lengkap, Gula Darah Acak, Elektrokardiogram, x-ray
(foto polos/ baby gram), echocardiografi, Analisis Gas Darah (AGD)
5. Kriteria Diagnosis Jika sianosis diikuti pernapasan yang cenderung menjadi cepat, mungkin disertai
dengan retraksi rongga dada (tanda distress napas), mungkin disebabkan paru.
Jika sianosis diikuti pernapasan tidak teratur, lemah, dan cenderung lambat,
mungkin disebabkan depresi system saraf pusat.
Jika sianosis bertahan beberapa hari tanpa disertai tanda kesukaran bernapas,
mungkin penyakit jantung bawaan sianotik.
6. Diagnosis Kerja Observasi Sianosis
7. Diagnosis Banding

8. Terapi Oksigenasi dan/ atau ventilasi


Suplementasi oksigen sederhana, ventilasi tekanan positif (VTP), CPR untuk
kondisi apneu, intubasi, (sesuai alur standar resusitasi bayi baru lahir ),
implementasi CPAP, koreksi gula darah rendah, skema penanganan hipotermi,
atau skema penanganan bayi infeksi, atau rujuk ke fasilitas lebih lengkap
9. Kepustakaan Karen J. Marcdante et al. 2011. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak Esensial, edisi
keenam. Edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan, diadaptasi dan diedit oleh IDAI:
Singapura
Berhrman et al. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Editor edisi Bahasa
Indonesia: Samik Wahab, Prof, DR, dr, Sp.A (K).

Anda mungkin juga menyukai