DOSEN PEMBIMBING:
OLEH:
1. TIA TAHNIA
2. RAHMA WATI SAFITRI
3. SAHARA LAJINA DWI SIPA
4. ROMALUMITHA SIMATUPANG
5. TIARA ANASTASYA SIMATUPANG
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah anti korupsi yang
berjudul kasus korupsi saat membuat surat nikah.
Terima kasih saya ucapkan kepada bu Hamidah, SST, M. Kes yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumberdaya manusia, dan
pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman
kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan
negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya, namun termasuk
negara yang miskin. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan tetapi juga menyangkut
kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
apara tpenyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.
Bahakan saat ingin melaksanakan pernikahan tentunya memerlukan surat nikah yang
menjadi syarat utama agar pernikahan sah. Pengurusan surat nikah memang membutuhkan
proses yang panjang, namun tidak terlalu sulit jika diurus sendiri. Dilakukan secara berurutan
mulai dari RT, RW, Kelurahan hingga ke Kantor Urusan Agama (KUA). Dengan pengurusan
yang rumit maka banyak oknum oknum yang mengambil keuntungan pada masyarakat yang
mengambil jalan alternative, disinilah terjadinya korupsi dan suap yang dilakukan oleh pihak
KUA.
Jikalau kita ingin maju, maka tidak ada pilihan lain selain memberantas korupsi.
Jika tidak berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik
nadir yang paling rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara
kejurang kehancuran
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
B. Bagaimana syarat mengurus surat nikah?
C. Apa saja kasus yang pernah terjadi saat mengurus surat nikah?
D. Apa solusi yang dapat menghindari korupsi saat pembuatan surat nikah?
C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian korupsi
B. Untuk mengetahui proses surat nikah yang benar dan jujur
C. Untuk mengetahui kasus kasus kecurangan yang pernah terjadi
D. Untuk megetahui cara agar terhindar dari korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Setelah semua lampiran sudah masuk dalam amplop, saatnya berangkat. Jika kamu bekerja, mintalah waktu cuti
untuk mengurus karena ada kemungkinan mengurus surat akan menghabiskan waktu seharian bahkan lebih.
Calon pengantin pria
1. Surat pengantar dari RT/RW untuk diserahkan ke kelurahan setempat agar mendapat form
isian blangko N1, N2, N3 & N4
2. Datang ke KUA setempat untuk mendapatkan surat pengantar/ rekomendasi nikah (jika calon
istri beralamat lain daerah/ kecamatan)
3. Namun bila calon istri masih beralamat di daerah/ kecamatan yang sama, berkas calon
pengantin pria diserahkan ke pihak calon pengantin wanita
Calon pengantin wanita
1. Surat pengantar dari RT/RW untuk diserahkan ke kelurahan setempat agar mendapat form
isian blangko N1, N2, N3 & N4
2. Datang ke KUA setempat untuk mendaftar nikah dan pemeriksaan administrasi (bersama
wali dan calon pengantin pria)
3. Calon pengantin pria dan wanita sebelum pelaksanaan nikah akan mendapat penasihatan
perkawinan dari BP4.
KASUS I
(PENGALAAN MENGURUS DENGAN CARA YANG SALAH)
Pengalaman salah seorang warga masyarakat, dia berkisah rumahnya terbakar pada tahun 2019 yang
lalu, termasuk surat nikah dan buku nikahnya. karena menikah belum lama, ia mengaku belum
sempat mengcopy surat nikah dan buku nikah yang tersisa hanya sampulnya tersebut. Untuk itu, ia
berniat mengurus ke kepolisian agar mendapat surat keteragan sehingga bisa mengurus surat nikah
serta buku nikahnya di KUA.
Namun, ketika mengurus di KUA, dia mengalami pengalaman yang membuatnya kaget. Dia
mengatakan “kami dating ke KUA untuk duplikat surat nikah dan buku nikah ternyata dikenakkan
biaya untuk duplikat buku nikah Rp. 250, 000, 00. Padahal tertulis didinding KUA: duplikat buku
nikah= Rp.0”
Ketika ditanya petugas menjawab dia akan membantu pengurusan dokumennya tetapi ada biaya Rp.
250 ribu bila berbentuk buku. Sementara bila hanya berbentuk lembaran biayanya seikhlasnya alias
gratis.
KASUS II
(PENGALAMAN MENGURUS DENGAN CARA YANG BENAR)
Pengalaman ini dialami suami istri di salah satu keluarga. Mereka bengakatan saat
mengurus surat nikah dimeminta surat pengantar dari pihak RT/RW untuk
memulai tahapan awal proses pernikahan. Setelah itu,diharuskan memperoleh surat
pengantar dari kelurahan untuk diberikan kepada KUA dan diharuskan meminta
surat “numpang nikah” di tempat mempelai wanita. Mereka jga membawa surat
dari RT dan RW, foto 3x4 background biru 4 buah, terus ke kelurahan lalu ke
KUA, bawa juga domisili dari tempat tinggal, surat numpang nikah untuk calon
suami, juga KK dan KTP dari daerah asal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN