Anda di halaman 1dari 15

TINGKAT KESUBURAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Semester IV
Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Tia Tahnia (P031915401035 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
D III KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan


salam kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai Suritauladan
sempurna untuk seluruh umat dalam menempuh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Atas karunia Nya, kami telah menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Makalah ini berjudul ”Tingkat Kesuburan” yang disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Semester IV di Poltekkes
Kemenkes Riau.
Makalah ini terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena nya kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah mencurahkan waktunya untuk membimbing kami, serta
semua pihak yang telah memberi arahan sehingga penulis mampu menyelesaikan
tugas Ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,
oleh karena itu saya mengharap saran dan kritik yang membangun untuk menjadi
lebih baik. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Amin Ya
Robbal ’Alamin.

Pekanbaru, April 2021


                                                                                                   Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang
merupakan bagian penting dan merupakan paling utama dalam upaya
mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi
merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa
dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita
dan pria serta generasi selanjutnya.
Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan
anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan
kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan
kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu,
apakah pasangan itu  fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama
sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu
sendiri maupun berlainan pasangan.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3
bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24
bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah
2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan,
makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru
menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak,
dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi
hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin
dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer, 
kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama
secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan
tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.
Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan
suami istri mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul
sekitar 2 juta pasangan infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu
akan terus meningkat.

B. Tujuan
1. Umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa
sajakah yang harus direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.
2. Khusus
a.    Mengetahui definisi  ferilitas dan infertilitas
b.    Mengetahui macam infertilitas
c.    Mengetahui prevalensi  infertil
d.    Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari  fertilitas dan  infertilitas ?
2. Apa saja penyabab terjadinya infertilitas ?
3. Bagaimana perkembangan masalah infertilitas sampai saat ini ?
4. Upaya-upaya apa sajakah yang harus dilakukan oleh bidan untuk
mengatasi masalah infertilitas ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi
pria dan wanita yang akan atau sudah berumahtangga. Hal ini di maksudkan
agar pasangan suami isteri dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya
dan mereka juga bisa meneruskan generasi mereka, yaitu menghasilkan
seorang anak. Lebih dari 80%  pasangan suami isteri yang mengalami
gangguan kesuburan dan ini banyak sekali terjadi pada negara yang sedang
berkembang. 7-15% diantaranya masih tergolong ke dalam usia 15 - 40 tahun
dengan rating tertinggi dialami oleh para wanita sebesar 40% sampai dengan
60%.
Tingkat kesuburan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.  Fertilitas.
Fertilitas adalah kemampuan  istri menjadi hamil dan melahirkan anak
hidup oleh suami yang mampu menghamilinya.
2.    Infertilitas
a.    Pengertian.
Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin
mempunyai anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena
adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami atau istri.
b.    Pembagian infertilitas
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)    Infertilitas primer
Infertilitas primer adalah pasangan usia subur yang telah melakukan
hubungan suami istri teratur 2-3 kali semingggu tanpa memakai alat
kontrasepsi selama 1 tahun tetapi belum terjadi kehamilan juga.
2)   Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah pasangan usia subur yang telah punya anak
dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi serta melakukan hubungan
suami istri teratur 2 – 3 kali tetapi belum hamil juga.
Infertilitas menurut WHO :

a. Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah


hamil meskipun senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun
untuk waktu sekurang-kurangnya 1 tahun.
b. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah
hamil tetapi kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12
bulan meskipun senggama tanpa perlindungan apapun.
c. Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk menjadi
hamil yang mungkin disebabkan oleh vekunditas yang menurun
pasangan suami istri.
d. Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen
untuk menjadi hamil atau menghamili meskipun telah diberi
terapi.
e. Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang
tidak pernah menghasilkan anak yang mungkin disebabkan oleh
vekunditas, kontrasepsi, dan abortus.

B. Penyebab
1.    Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada pria
a.   Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh
kelainan genetik seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi
kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
b.    Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi
sperma. Untuk merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan
hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon tersebut tidak
ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah
barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c.    Varikokel     
           Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah
Zakar. Hal ini biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada
bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada sebelah kiri.
d.    Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan  bawaan lahir karena tidak terbentuknya
sebagian saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan
terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat
disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang
disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat
perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e.    Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup.
Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa
menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan
darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan
terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju
dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.

f.    Kebiasaan Merokok


Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi
pada pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar
dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya,
muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna,
bahkan impotensi.

g.    Kebiasaan Minum Beralkohol


Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon
testoteron sehingga mengganggu produksi sperma.
h.    Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan
kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan
memiliki gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi
kesempatan untuk pembuahan.

i.    Pengaruh Obat


Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-
obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat
hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.

2.    Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada wanita

a.    Sumbatan pada saluran telur


Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan
pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS
dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan
sperma.

b.    Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak
semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan
pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.

c.    Kelainan lendir leher Rahim


•    Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
•    Terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.

d.    Berat Badan Tidak Seimbang


Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan
perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa
siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung
enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen.
Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan
andil besar terhadap ketidaksuburan.

e.    Faktor Usia


Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih
haid teratur kemungkinan ia masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan
potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25 tahun dan menurun
drastis pada usia di atas 38 tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada
pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50
tahun. Hasil penelitian menunjukkan hanya sepertiga pria berumur di atas
40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan di
banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada wanita, begitu masuk
usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di
usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45
tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita
mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse.
Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik
sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya
normal.

f.    Gaya Hidup Yang Penuh Stres


Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang
angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang
serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena
stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan
gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan
menurunnya frekuensi hubungan suami istri
g.    Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga
berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah
yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim
yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari
posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke
belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.

h.    Kelainan Rahim


Adanya kelainan  rongga rahim karena perlengketan, mioma atau
polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat
mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi
kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

C.    Perkembangan Masalah Infertilitas Hingga Saat Ini  


Masalah kesuburan dipengaruhi oleh budaya dan dapat
mempengaruhi populasi suatu negara. Selain itu tingkat kesuburan
masyarakat juga mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan
bagian penting dan merupakan upaya paling utama  dalam  mencapai
kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan
refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa,
dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan
pria serta generasi selanjutnya.
Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan
berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat
menusiawi dan normal apabila pasangan infertilitas mempunyai perasaan
yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi
menurut the national infertility asosiation menyebutkan beberapa gejala
yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa
lebih dari 2 minggu. Ada perubahan segnifikan dalam selera makan, sulit
tidur atau lebih banyak dari biasanya dan ketika bangun badan tetap
merasa lelah. Merasa khawatir dan curiga sepanjang waktu, kehilangan
ketertarikan dalam hoby. Mengalami masalah den gan konsentrasi, merasa
mudah marah atau sulit mengambil keputusan. Merasa tidak berguna,
frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan nafsu seksual dan lebih
senang menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.
Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup
sensitif bagi pasangan suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada
perceraian. Sepertinya sudah terbiasa , bila suatu pasangan infertil maka
perempuanlah yang paling di curigai, bahkan di vonis sebagai
penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena
kemungkinan ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah
pihak secara bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri sebesar
35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab lainnya 10%
(Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun,
meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun.
Hasil survei gagalnya kehamilan pada pasangan yang sudah menikah
selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada pria, 40 % karena
infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak
diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang menderita
infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS.
Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di
tangani baik secara program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).

D.    Upaya-Upaya Bidan Dalam Menangani Masalah Infertil


Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan
akibatnya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
a.    Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang perawatan kesehatan reproduksi dengan benar.
b.    Memberitahu teknik hubungan seks yang benar, contohnya: posisi
wanita dibawah dengan bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah
sampai di uterus.
c.    Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.
d.    Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan
kesuburan, misal : terong dan kecambah.
e.    Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3
kali dalam seminggu. 
f.    Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut
penyebab pasti infertilnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau
infertilnya.  Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi,
fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup
menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya
tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat
fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian
hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk
menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual
secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut
Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan
walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder, 
kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi
walaupun bersenggama.

B.    Saran
Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, penulis
merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, jadi penulis menyarankan
penulis selanjutnya agar dapat melakukan perbaikan. Penulis menyadari
bahwa penelitian ini belum dapat di generalisasikan bagi pasangan infertil.
Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi infertilitas
merupakan suatu krisis, individu yang mengalami kondisi ini merasakan
dampak yang besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Untuk itu
dalam praktik pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam
berkomunikasi atau dalam memberikan informasi serta memberikan
dukungan pada pasangan infertilitas ini. Makalah ini juga
direkomendasikan bagi praktik kebidanan komunitas dimana sebagai
bidan komunitas dapat melakukan pendekatan bagi pasangan infertilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi


Wanita. Jakarta : Arcan
Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai
Keturunan. Medan : FK USU
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Sastrawinata,Prof. R. Sulaiman. 2000. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset
Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Suparyanto,dr.2009. TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA
SUBUR TENTANG INFERTILITAS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BARENG JOMBANGhttp://dr-
suparyanto.blogspot.com/2009/12/tingkat-pengetahuan-pasangan-usia-
subur.html. diakses maret 2013
Nuari,Derry.2011.Gambaran Pengetahuan Pasangan Infertil tentang
Infertilitas di Desa.http://www.asuhan-keperawatan-
kebidanan.co.cc/2011/01/gambaran-pengetahuan-pasangan-infertil.html.
diakses maret 2013
Nurvita,Eva.2007. Mekanisme Koping Pasangan Infertil di Kecamatan
SingkilKabupaten aceh
Singkil.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14288/1/08E0073
0.pdf.  diakses  maret 2013

Anda mungkin juga menyukai