Anda di halaman 1dari 7

Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif I

Hari/tanggal : Rabu, 16 Januari 2019

Ruangan : Intensif Care Unit (ICU)

Tindakan Keperawatan / prosedur : Pemeriksaan fisik perkemihan

A. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : Tn. Y
2. Diagnosa Medis : CHF+HHD+IHD
3. Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektikan pola nafas, Ketidakefektifan perfusi jaringan
4. Data : Klien rujukan dari rumah sakit pelita insani dengan diagnosa CHF+HHD+IHD,
klien datang dengan penurunan kesadaran dengan GCS : E 2 V 2 M 2 = 6 (Sopor).

B. Tujuan tindakan
1. Memeriksa keadaan pasien terhadap tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan
perkemihan
2. Mengetahui ada tidaknya kelainan sistem perkemihan
3. Menentukan diagnosis pasien dengan penyakit atau masalah pada sistem perkemihan

C. Pelaksanaan
1. Tahap pra tindakan
a. Persiapan alat dan bahan
1) Stetoskop
2) Sarung tangan
b. Persiapan pasien
1) Beri salam, memperkenalkan diri dan panggil pasien dengan nama kesukaan.
2) Jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan perawat.
3) Jaga privasi pasien.
4) Atur posisi pasien (berbaring telentang) dengan badan bagian atas sedikit
terangkat.
5) Buat penerangan yang baik dalam ruangan.
6) Membebaskan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan
2. Tahap tindakan
- Cuci tangan
a. Inspeksi
1) Atur posisi yang tepat
2) Kaji daerah abdomen pada garis midklavikula kiri dan kanan atau daerah
costovetebralangle (CVA) atau lower edge rib cage
3) Perhatikan simetris atau tidak, apakah tampak adanya masa atau pulsasi
4) Di d a e ra h sub r ap i bi s a pa k ah t am p ak ad a n ya d i st en si

b. Auskultasi
1) Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diafragma stetoskop
2) Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan
3) Letakkan bagian bell (sungkup) stetoskop didaerah epigastrik (aorta), arteri
renalis dan bagian arteri iliaka. Apakah ada bunyi desiran (Bruits)

c. Perkusi
1) Klien posisi terlentang, lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah supra
pubis (penuh akan tedengar redup)
2) Untuk perkusi ginjal, klien dalam keadaan terlungkup atau duduk
3) Perkusi ginjal dilakukan dari arah belakang, karena posisi ginjal berada di
daerah belakang
4) Letakkan tangan kiri diatas CV A dan lakukan perkusi diatass tangan kiri
dengan menggunakan kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri ginjal

d. Palpasi
1) Hangatkan tangan sebelum palpasi
2) Lakukan palpasi kandung kemih pada daerah suprapubis. Laporkan hasil
3) Ginjal kiri : posisi pemeriksa ada disebelah kiri dan klienpadaposisi terlentang,
pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah pinggan di daerah CVA kiri, tangan
kanan berada dibawah lengkung iga kiri padagaris midklavikula
4) Instruksikan klien untuk menarik napas dan mengeluarkannya
5) Pada saat klien mengeluarkan napas, angkat bagian CVA kiri dengan tangan
kiri dan tangan kanan melakukan palpasi dalam
6) Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk) ukuran adanya nyeri tekan
7) Ginjal kanan : pemeriksaa dada bagian kanan klien
8) Tempatkan tangan kiri dibawah pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan
berada dibawah lengkung iga kanan
9) Lakukan manuver yang sama seperti pada palpasi ginjal kiri

PEMERIKSAAN PADA GINJAL


Ginjal terletak dalam rueng retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen secara
anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi
ginjal kanan normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri, karena ginjal kanan
terletak lebih bawah dari pada ginjal kiri, hal ini karena ginja kanan terdesak oleh hepar.

TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
a. Pasien tidur terlentang
pemeriksaan disebelah kanan.
b. Kaji daerah abdomen pada garis
mid klavikula kiri dan kanan atau
daerah costovetebral angle (CVA)
atau lower edge of rib cage.
c. Perhatikan simetris atau tidak Normal keadaan abdomen simetris
tampak ada masa dan pulsasi tidak tampak masa dan tidak ada
pulsasi
Bila tampak masa dan pulsasi
kemungkinan ada polikistik,
hidroneprosis ataupun nefroma

Auskultasi
a. Dengan menggunakan stetoskop Normal tidak terdengar bunyi
kita dapat mendengar apakah ada vaskuler aorta maupaun arteri
bunyi desiran pada aorta dan arteri renalis bila ada bunyi desiran
renalis kemungkinan, adanya RAS
(renalis arteri senisis)
nephrosclerotik
b. Gunakan sisi bel stetoskop, Bila tedengar bunyi desiran.
pemeriksa mendengarkan bunyi jangan melakukan palpasi cidera
desiran di daerah epigastrik di area pada suatu aneurisma dibawah
ini kita bisa mendengarkan bunyi kulit dapat terjadi sebagai
aorta. akibatnya
c. Dengar pula pada daerah kuadran
kiri dan kanan atas karena pada
area ini terdapat arteri renalis kiri
dan kanan.

Perkusi
Pasien dalam posisi terlungkup atau
posisi duduk perkusi dilakukan dari
arah belakang karena posisi ginjal Normal tidak menghasilkan nyeri
berada didaerah belakang. Letakan tekan bila ada nyeri tekan diduga
tangan kiri diatas CVA dan lakukan ada inflamasi akut
perkusi diatas tangan kiri dengan
menggunakan kepalan tangan untuk
mengevaluasi nyeri tekan ginjal.

Palpasi
a. Ginjal setinggi dibawah
diaphragm sehingga tersembunyi
dibawah lekung iga
b. Untuk ginjal kiri dilakukan
pemeriksa berada pada sisi kanan
pasien posisi terlentang.
Pemeriksa meletakan tangan kiri
di bawah pinggang di CVA kiri,
tangan kanan berada dibawah iga
kiri pada garis mid di bawah
klavikula
c. Intruksikan pasien menarik nafas
dalam dan mengeluarkan dengan
lengkap
d. Pada saat pasien menarik napas,
angkat bagian CVA kiri dengan
ta, gan kiri dan tangan kanan Pada keadaan normal ginjal tidak
melakukan palpasi kanan dalam teraba, apabila ginjal teraba dan
e. Bila ginjal teraba rasakan kontur mendasar dengan kenyal,
(bentuk), ukuran dan adanya nyeri kemungkinan adanya polikistik
tekan. maupaun hidroneposis.
f. Untuk ginjal kanan tempatkan
tangan kiri dibawah pinggang di Bila dilakukan penekanan pasien
daerah CVA kanan, tangan kanan mengeluh sakit, hal ini tanda
berada dilenggkungan iga kanan kemungkinan adanya peradangan
g. Lakukan maneuver yang sama
seperti pada palapasi ginjal kiri

PEMERIKSAAN URETER
Ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar, harus digunakan diagnostik lain seperti
BNO,IVP, USG, CT Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien dapat dijadikan petunjuk
adannya masalah pada ureternya, seperti pasien mengeluh sakit di daerah abdomen
yang menjalar kebawah, hal ini yang disebut dengan kolik dan biasanya behubungan
dengan adanya distensi ureter dan spasme ureter dan adanya obstruksi karena batu
PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH

TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
a. Perhatikan bagian abdomen bagian Normalnya kandungan kemih
bawah, kandungan kemih adalah terletak dibwah simpisis pubis. tetapi
organ berongga yang mampuh setelah membesar organ ini dapat
memebesar untuk mengumpulkan dilihat distensi pada area supra pubis
dan mengeluarkan urin yang dibuat
ginjal
b. Didaerah supra pubis apakah
adanya distensi

Perkusi Bila kandungan kemih penuh maka


Pasien dalam posisi terlentang, akan terdengar bunyi dullness/redup
perkusi dilakukan mengetukan pada
daerah kandung kemih daerah supra
pubis
Pada kondisi normal urin dapat
Palpasi dikeluarkan secara lengkap dan
Lakukan palpasi kandungan kemih kandungan kemih tidak teraba. Bila
pada daerah supra pubis ada obstruksi dibawah ada produksi
urin normal maka urin tidak dapat
dikeluarkan pada kandung kemih
sehingga akan terkumpul pada
kandung kemih. Hal ini
mengakibatkan distensi kandungan
kemih yang bisa dipalapasi didaerah
supra pubis

PEMERIKSAAN URETRA DAN MEATUS URETRA


Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksan penunjang seperti BNO,
CYSTOCOPY, yang bisa diidentifikasi adalah urin yang keluar.
Karakteristik urin
1) Jumlah perhari
Oliguria : 100-400cc/hari
Anuri : Urin output sampai 100cc/hari
Total Anuri : Urin output 0cc/hari
Polyuria : Urin output lebih dari 1500cc/hari
2) Dysuria sakit pada saat mengeluarkan urin
3) Warna (merah, kuning)
4) Baunya
5) Pola buang air kecil yang mengalami perubahan
6) Kemampuan mengontrol buang aur kecil
Urgency : tiba-tiba sangat mendesak ingin bak
Hesistensy : kesulitan pada saat memulai dan mengakhiri bak
Dribling : urin keluar secara menetes
Incontinensia urin : urin keluar dengan sendirinya tidak biasa dikontrol
Retensi urin
7) Nocturia bak pada malam hari

PEMERIKSAAN MEATUS URETRA


Peralatan yang digunakan : sarung tangan
Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Untuk warna apakah
ada kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar.

PEMERIKSAAN PROSTAT MELALUI ANUS


Pemeriksaan prostat untuk mengidentifikasi pembesaran kelenjar prostat bagi pasien
laki-laki yang mempunyai keluhan yang mengarah pada hypertrhepy prostat.
Prostat merupakan kelenjar yang berkapsul yang beratnya kira-kira 20 gram yang
melingkari urethra pria dibawah leher kandung kemih akibat pembesaran kelenjar
prostat. Berdampak penyumbatan partial atau sepenuhnya pada saluran kemih bagian
bawah.
Peralatan yang digunakan:
1) Selimut
2) Sarung tangan steril
3) Pelumas

TEHNIK TEMUAN
a. Bantu pasien mengatur posisi dorsal
rekumben atur paha berotasi keluar,
lutut fleksi dan tutuplah bagian tubuh
yang tidak diperiksa
b. Nampakan bagian pantat dan anjurkan
pasien untuk memusatka perhatian
c. Kenakan sarung tangan dan beri
pelumas pada jari telunjuk kemudian
perlahan-lahan masukan jari telunjuk
ke dalam anus dan rectum
d. Lakukan palapsi pada dinding anterior Normal kelenjar prostat dapat
untuk mengetahui kelenjar prostat teraba dengan diameter 4cm dan
tidak nyeri tekan

3. Tahap pasca tindakan


a. Evaluasi pasien
Kaji KU, TTV
b. Evaluasi tindakan
Evaluasi hasil yang didapat dan bandingkan dengan keadaan normal

Mengetahui Martapura, Januari 2019


Pembimbing Klinik Mahasiswa,

Anda mungkin juga menyukai