Tahap Wawancara Dan Strategi Mendapat Info
Tahap Wawancara Dan Strategi Mendapat Info
Suksmi Yitnamurti
1.Introduksi
-Pertanyaan
Mempertahankan terbuka,memperdalam
rapport/sambung
rasa materi yang didapat
Mengumpulkan bahan -Memimpin wawancara,tetapi
informasi menyusun kesan tidak memaksakan
diagnosis banding kehendak
(tidak memutus pembicaraan,
mengalihkan topik)
4.Pemeriksaan psikiatrik
Mempertahankan
rapport/sambung
rasa
-Menggunakan kuesioner
Mempertahankan diagnosis
rapport/sambung rasa
-Menarik kesimpulan
Menentukan hubungan antara
fisik dan psikis
diagnosis/DD dengan
membuat resume
pemeriksaan dan
menentukan rencana
terapi
6.PENUTUP
Transition
Mengalihkan pasien
Smooth mengarahkan pasien pindah Pasien dapat mengikuti
Cause-effect relationship topik secara halus dengan pembicaraan
memberikan kesan pada
Temporal relationship
pasien sbb-akibat,ada hub
waktu
accentuated menekankan dg menyatakan mulai yg Pasien memulai pembicaraan
perubahan topik baru,menyimpulkan yg lama topik baru
abrupt memperkenalkan topik yang Membicarakan topik baru
baru tanpa pemberitahuan sehingga sulit
lebih dahulu berbohong/memanipulasi gx
Tehnik Cara/ Definisi Respon yg diharapkan
expressing Menunjukkan penerimaan untuk pasien yang Pasien mau berkomunikasi
acceptance menunjukkan keengganan untuk berbicara namun
tidak secara jelas menyatakan penolakan
confrontation Menunjukkan untung rugi perilaku menghindar pasien memberi penjelasan
confrontation menggunakan pemenuhan kebutuhan apa yang Mau berkomunikasi karena
with diinginkan untuk pasien yang secara keras kepala kebutuhannya terpenuhi
consequences menolak berhubungan dengan pewawancara
exaggeration turunkan perhatian pasien dengan menempatkan Pasien juga terbantu untuk mengerti
kesalahan tersebut pada perspektif yang benar secara jelas bahwa tindakannya
Pasien akan merasa tenang jika tindakannya tidak melampaui nilai toleransi
dibandingkan dengan perilaku kriminal atau pewawancara yang dapat membuat
kekerasan yang berat. pewawancara menolak pasien.
Pasien akan merasa dimengerti dan
mau berbicara lebih banyak.
Distraction -Berguna pada pasien dengan mood yang abnormal Perhatian pasien
seperti mania, depresi atau pasien dengan
intoksikasi. Pembicaraan pasien tidak bisa dihentikan
atau dialihkan
-Memberikan stimulus kuat untuk mendapatkan
perhatian pasien, seperti memanggil namanya,
berteriak, atau menyentuh pasien. Pertanyaan yang
diajukan harus singkat dan closed-ended.
Bypassing -Pewawancara seringkali bertemu dengan pasien Dilaporkan di status mental pasien
yang persepsi terhadap realitasnya sangat terdistorsi
-Akan lebih baik jika defensi yang dilakukan pasien
dibiarkan dan tidak ditanggapi namun dapat dibahas
di laporan status mental pasien.
Confrontation menarik perhatian pasien pada perilaku tertentu Memperbaiki perilaku selama
dengan harapan pasien dapat menyadari perilaku wawancara
tersebut dan memperbaikinya selama wawancara
Tehnik Cara/definisi Respon pasien yg
diharapkan
Inter- -Pewawancara mengajukan makna dari pikiran dan perilaku Biasanya interpretasi mengikuti
pretation pasien. confrontation karena
-Menunjukkan pada pasien bahwa pewawancara mencoba pewawancara harus membantu
memahami perilaku yang pasien lakukan dan mengajak pasien pasien menyadari perilakunya
untuk mendiskusikan hal tersebut dan pasien bersedia
mendiskusikan hal tsb
Empat Waktu
aspek Waktu yang tepat untuk melakukan interpretasi adalah ketika
pasien menjadi tertarik dengan perilakunya sendiri
Sudut pandang
-Cara pewawancara mengajukan interpretasi sangat penting..
-Interpretasi yang dibuat berdasarkan sudut pandang
pewawancara akan membuat pasien merasa dikritik, tidak
nyaman, marah dan resisten.
-Interpretasi yang dibuat dari sudut pandang pasien lebih mudah
diterima oleh pasien.
Cakupan
-Interpretasi dapat dibuat berdasarkan suatu fokus perhatian,
seperti perilaku isolasi, atau isu yang lebih luas seperti gaya
hidup.
-Interpretasi yang luas akan merusak kepercayaan diri pasien
dan rapport antara pewawancara dengan pasien.
Dampak terhadap pasien
Interpretasi mempunyai dampak emosional pada pasien. Pasien
dapat merasa lebih cemas dan terbebani.
KASUS
• A pegawai swasta berusia 34 tahun ini sudah hampir satu tahun merasakan
keluhan penyakit yang sering berpindah-pindah. Dia mengeluh merasa
pegal-pegal, badannya terasa tidak enak, perut terasa penuh dan mual
serta sering merasa seperti keluar keringat dingin.
A juga sering merasa dadanya sesak bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia
pernah berobat di bagian penyakit dalam dan telah dilakukan beberapa tes,
namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas normal.
Pria itu tentunya tidak percaya hal tersebut, karena sebenarnya dia merasa
ada yang salah memang dengan dirinya. Oleh sejawat dokter ahli penyakit
dalam, A disarankan untuk datang ke bagian psikiatri/jiwa karena mungkin
ada problem psikis yang melatar belakangi keluhannya.
Dia pun sempat kesal karena saran itu, dia berkata “Memangnya saya gila
Dok?!”. Hal itu dikarenakan dia merasa kehidupannya baik-baik saja.
Bilapun ada masalah, A memang cenderung lebih menyimpannya sendiri
dan tidak pernah membicarakan dengan orang lain bahkan dengan istrinya
sekalipun.
PENUNTUN BELAJAR (perlu perbaikan,mampu,mahir/langkah,lancar,tdk)