Anda di halaman 1dari 28

Wawancara Psikiatrik

Suksmi Yitnamurti
1.Introduksi

Membangun -Posisi duduk,berhadapan,


rapport/sambung rasa kontak mata,tenang
Menyiapkan tata letak -Salam,
wawancara -perkenalan semua yg hadir,
-menjelaskan tujuan,
-menjamin rahasia
2.Keluhan utama
STRATEGI MENDAPAT INFO
Mempertahankan -pertanyaan tertutup &terbuka.
rapport/sambung rasa -mengatasi hambatan
Mengumpulkan bahan -mendengarkan pasien
-mengamati,mengartikan,memanfaatkan
informasi menyusun
bhs non verbal
diagnosis -stroke(umpan balik(+):
anggukan,beri semangat,dll
-bahasa yg dimengerti
-nada,irama
-jujur
-tidak menunjukkan bosan,lelah,tegang
-empati
-paham transferensi
-paham kontra-transferensi
3.Pengembangan

-Pertanyaan
Mempertahankan terbuka,memperdalam
rapport/sambung
rasa materi yang didapat
Mengumpulkan bahan -Memimpin wawancara,tetapi
informasi menyusun kesan tidak memaksakan
diagnosis banding kehendak
(tidak memutus pembicaraan,
mengalihkan topik)
4.Pemeriksaan psikiatrik

Mempertahankan
rapport/sambung
rasa

• klarifikasi materi yang sudah di dapat


• mengarah diagnosis/DD
5.Pemeriksaan Fisik&Neurologik

-Menggunakan kuesioner
Mempertahankan diagnosis
rapport/sambung rasa
-Menarik kesimpulan
Menentukan hubungan antara
fisik dan psikis
diagnosis/DD dengan
membuat resume
pemeriksaan dan
menentukan rencana
terapi
6.PENUTUP

-Memberi kesempatan untuk


Mempertahankan bertanya
rapport/sambung rasa -Menyampaikan saran dan
kesimpulan
TEHNIK WAWANCARA
STRATEGI MENDAPAT INFO
Suksmi Yitnamurti,dr,SpKJ(K)
Cara pasien mengungkapkan masalah
• 1.complaints (keluhan)
Mengeluarkan semua permasalahan

• 2.resistance (menutup masalah)


Mengeluarkan beberapa masalah

• 3.defenses(supaya dapat mengeluarkan


masalah yang memalukan)
1.complaining

• Tehnik pertanyaan terbuka (opening)


• Tehnik klarifikasi (clarification)
• Tehnik mengarahkan (steering)
1.1. TEHNIK PERTANYAAN
TERBUKA
Tehnik wawancara complaining
Tehnik Cara/definisi Respon pasien yg diharap
Open ended,px Pertanyaan terbuka Pembicaraan dengan berpusat topik
centered question kata kata pasien sendiri
Open ended, symptom Pertanyaan terbuka Pembicaraan dengan berpusat topik
centered question gejala pada pasien
Closed ended question Pertanyaan tertutup Pembicaraan dengan jawaban
pasti/ya dan tidak
1.2.TEHNIK KLARIFIKASI
Tehnik Cara/definisi Respon pasien yg diharap
Leading question Pertanyaan mengarahkan ke jawaban Menjawab pertanyaan sesuai
yg spesifik,diakhiri kata ya/tidak harapan searah bila akhir
pertanyaan diberi penekanan
“ya” /berlawanan arah bila akhir
pertanyaan diberi
penekanan‘tdk’
Meminta lbh spesifik Pertanyaan lebih fokus ke masalah yg Pasien menjelaskan
(spesification) lebih ingin diketahui,lebih tertutup maksudnya,bila pewwcr salah
Meminta lbh umum Pertanyaan masalah umum
(generalized)
Probing (menggali) Meminta memberi alasan dan merinci Menjawab pertanyaan lebih
untuk menilai gangguan isi pikir/ rinci.dan jelas
persepsi (waktu,tempat,frekuensi)dan
respon emosional
Meminta Meminta memberi jawaban yg tidak Memberi koreksi kesimpulan
menyimpulkan jelas,sirkumstansial,asosiasi long,flight yang dibuat pewawancara
(summarizing) of ideas supaya pewawancara dapat
merefleksikan apa yg dikatakan psn
Menghubungkan Eksplorasi hub tdk logis 2 hal dan emosi Memberi alasan hubungan dan
(interrelation) pasien menampilkan emosi pun
(bersalah,curiga,bermusuhan)
checks for symptoms mengajukan beberapa daftar gejala
untuk menilai adanya psikopatologi
1.3.TEHNIK MENGARAHKAN
Tehnik Cara/definisi Respon
Continuation -mendorong pasien untuk -Pasien bercerita dengan kata
Pernyataan untuk meneruskan terus bercerita kata nya sendiri
-gerak tubuh, mengangguk,
mempertahankan kontak
mata, dan kalimat

Echoing -Mengulang pernyataan Pasien bercerita pada bagian


Mengulang pernyataan pasien yg diharap muncul

Redirecting -mengarahkan ke topik Pasien kembali bicara topik


Mengarahkan pasien Pembicaraan semula semula

Transition
Mengalihkan pasien
Smooth mengarahkan pasien pindah Pasien dapat mengikuti
Cause-effect relationship topik secara halus dengan pembicaraan
memberikan kesan pada
Temporal relationship
pasien sbb-akibat,ada hub
waktu
accentuated menekankan dg menyatakan mulai yg Pasien memulai pembicaraan
perubahan topik baru,menyimpulkan yg lama topik baru
abrupt memperkenalkan topik yang Membicarakan topik baru
baru tanpa pemberitahuan sehingga sulit
lebih dahulu berbohong/memanipulasi gx
Tehnik Cara/ Definisi Respon yg diharapkan
expressing Menunjukkan penerimaan untuk pasien yang Pasien mau berkomunikasi
acceptance menunjukkan keengganan untuk berbicara namun
tidak secara jelas menyatakan penolakan
confrontation Menunjukkan untung rugi perilaku menghindar pasien memberi penjelasan
confrontation menggunakan pemenuhan kebutuhan apa yang Mau berkomunikasi karena
with diinginkan untuk pasien yang secara keras kepala kebutuhannya terpenuhi
consequences menolak berhubungan dengan pewawancara
exaggeration turunkan perhatian pasien dengan menempatkan Pasien juga terbantu untuk mengerti
kesalahan tersebut pada perspektif yang benar secara jelas bahwa tindakannya
Pasien akan merasa tenang jika tindakannya tidak melampaui nilai toleransi
dibandingkan dengan perilaku kriminal atau pewawancara yang dapat membuat
kekerasan yang berat. pewawancara menolak pasien.
Pasien akan merasa dimengerti dan
mau berbicara lebih banyak.

shifting Pewawancara tdk memaksa untuk terus bertanya


tentang hal yang tdk ingin dibicarakan namun
biarkan pasien tdk menjawabnya dan berpindah
topik kemudian coba masuk kembali ke pertanyaan
tsb dg cara lain
induction to -Pernyataan yang mengesankan bahwa Pasien dapat menceritakan tindak-
bragging pewawancara dapat menerima kenakalan pasien annya dengan ekspresi emosi yg
-Pada fase selanjutnya, pewawancara harus tipikal unt gg kepribadiannya.
menjelaskan pada pasien bahwa dengan mengerti
dan menerima perilaku pasien bukan berarti mendu-
kung pasien untuk melakukan tindakan antisosial
dan yg.pasien lakukan. Pewawancara hanya ingin
memberikan ruang dan perhatian pada pasien
RESISTEN

perilaku seperti menghindari kontak mata, menelan ludah berulang kali,


wajahnya merona, terlalu berlebihan mengontrol ekspresi emosi, tegang,
tidak bisa tenang, atau ketika pasien menggunakan bahasa yang
mengandung makna ganda atau tersembunyi, melakukan pengalihan,
mengurangi gejala, atau sering berpindah topik
Mekanisme defens
-Mekanisme defens membuat persepsi pasien terhadap diri dan
lingkungannya mengalami distorsi.
-Kondisi yang paling sulit untuk diatasi.
-Pada wawancara insight-oriented, terapis membantu pasien untuk
menyadari mekanisme defensnya, dengan tujuan pasien akan
mengubah perilaku defensifnya dengan perilaku yang lebih realistis.
-Mengatasi defens tidak sama dengan mengatasi resistensi. Pasien
yang menggunakan mekanisme defens tertentu biasanya tidak
menyadari hal tersebut dan tidak mempunyai kontrol terhadap
mekanisme defens yang ia gunakan. Perilaku patologi muncul dan
mempengaruhi wawancara.
-Mengatasi defens berarti menetralisir dampaknya dan tidak melakukan
interpretasi pada pasien. Teknik yang dapat dilakilan adalah: bypassing,
reassurance, distraction, confrontation, interpretation.
-Pada beberapa situasi, terapis mau tidak mau tetap harus
mengkonfrontasi atau menginterpretasi mekanisme defense yang
digunakan pasien untuk mempertahankan rapport dan mendapatkan
diagnosis.
-Pada berbagai wawancara psikodiagnostik, defenses dapat dibiarkan
jika tidak mempengaruhi pemenuhan kebutuhan informasi untuk terapis.
Macam mekanisme defenseDSM IV
• Acting out • Omnipotence
• Affiliation • Passive aggression
• Altruism • Projection
• Anticipation • Projective Identification
• Autistic Fantasy • Rationalization
• Denial • Reaction Formation
• Devaluation • Repression
• Displacement • Self-assertion
• Dissociation • Self-observation
• Help-rejecting complaining • Splitting
• Humor • Sublimation
• Idealization • Supression
• Intellectualization • Undoing
• Isolation of affect
Tehnik Cara/ Definisi Respon pasien yg
diharapkan
Reassurance -Hal ini sangat berguna pada pasien yang merasa -Pendekatan yang empatik akan
terbeban dengan masalah yang ia alami. membuat pasien merasa mempunyai
. dukungan.
-Menunjukkan kepada pasien mekanisme defensi -Bertujuan untuk menurunkan
dari sisi yang baik untuk pasien. kecemasan dan kecurigaan pasien
serta meningkatkan kepercayaan diri
pasien

Distraction -Berguna pada pasien dengan mood yang abnormal Perhatian pasien
seperti mania, depresi atau pasien dengan
intoksikasi. Pembicaraan pasien tidak bisa dihentikan
atau dialihkan
-Memberikan stimulus kuat untuk mendapatkan
perhatian pasien, seperti memanggil namanya,
berteriak, atau menyentuh pasien. Pertanyaan yang
diajukan harus singkat dan closed-ended.

Bypassing -Pewawancara seringkali bertemu dengan pasien Dilaporkan di status mental pasien
yang persepsi terhadap realitasnya sangat terdistorsi
-Akan lebih baik jika defensi yang dilakukan pasien
dibiarkan dan tidak ditanggapi namun dapat dibahas
di laporan status mental pasien.

Confrontation menarik perhatian pasien pada perilaku tertentu Memperbaiki perilaku selama
dengan harapan pasien dapat menyadari perilaku wawancara
tersebut dan memperbaikinya selama wawancara
Tehnik Cara/definisi Respon pasien yg
diharapkan
Inter- -Pewawancara mengajukan makna dari pikiran dan perilaku Biasanya interpretasi mengikuti
pretation pasien. confrontation karena
-Menunjukkan pada pasien bahwa pewawancara mencoba pewawancara harus membantu
memahami perilaku yang pasien lakukan dan mengajak pasien pasien menyadari perilakunya
untuk mendiskusikan hal tersebut dan pasien bersedia
mendiskusikan hal tsb
Empat Waktu
aspek Waktu yang tepat untuk melakukan interpretasi adalah ketika
pasien menjadi tertarik dengan perilakunya sendiri

Sudut pandang
-Cara pewawancara mengajukan interpretasi sangat penting..
-Interpretasi yang dibuat berdasarkan sudut pandang
pewawancara akan membuat pasien merasa dikritik, tidak
nyaman, marah dan resisten.
-Interpretasi yang dibuat dari sudut pandang pasien lebih mudah
diterima oleh pasien.
Cakupan
-Interpretasi dapat dibuat berdasarkan suatu fokus perhatian,
seperti perilaku isolasi, atau isu yang lebih luas seperti gaya
hidup.
-Interpretasi yang luas akan merusak kepercayaan diri pasien
dan rapport antara pewawancara dengan pasien.
Dampak terhadap pasien
Interpretasi mempunyai dampak emosional pada pasien. Pasien
dapat merasa lebih cemas dan terbebani.
KASUS
• A pegawai swasta berusia 34 tahun ini sudah hampir satu tahun merasakan
keluhan penyakit yang sering berpindah-pindah. Dia mengeluh merasa
pegal-pegal, badannya terasa tidak enak, perut terasa penuh dan mual
serta sering merasa seperti keluar keringat dingin.
A juga sering merasa dadanya sesak bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia
pernah berobat di bagian penyakit dalam dan telah dilakukan beberapa tes,
namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas normal.
Pria itu tentunya tidak percaya hal tersebut, karena sebenarnya dia merasa
ada yang salah memang dengan dirinya. Oleh sejawat dokter ahli penyakit
dalam, A disarankan untuk datang ke bagian psikiatri/jiwa karena mungkin
ada problem psikis yang melatar belakangi keluhannya.
Dia pun sempat kesal karena saran itu, dia berkata “Memangnya saya gila
Dok?!”. Hal itu dikarenakan dia merasa kehidupannya baik-baik saja.
Bilapun ada masalah, A memang cenderung lebih menyimpannya sendiri
dan tidak pernah membicarakan dengan orang lain bahkan dengan istrinya
sekalipun.
PENUNTUN BELAJAR (perlu perbaikan,mampu,mahir/langkah,lancar,tdk)

I.INTRODUKSI IV. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK


1. Membangun raport dan sambung rasa 1.Mempertahankan raport dan sambung
rasa
2.Menyiapkan tata letak 2.Mengumpulkan bahan informasi
wawancara,perkenalan,menyampaikan menyusun diagnosis
tujuan,memberi jaminan kerahasiaan
II.KELUHAN UTAMA V. PEMERIKSAAN FISIK DAN
NEUROLOGIK
1.Mempertahankan raport dan sambung 1.Mempertahankan raport dan sambung
rasa rasa
2.Mengumpulkan bahan informasi 2.Menentukan hubungan antara fisik dan
menyusun diagnosis psikis
III.PENGEMBANGAN KELUHAN LAIN VI. PENUTUP
1.Mempertahankan raport dan sambung 1.Mempertahankan raport dan sambung
rasa rasa
2.Mengumpulkan bahan informasi 2.Memberi kesempatan untuk bertanya
menyusun diagnosis banding
3.Menyampaikan saran dan kesimpulan
PERTANYAAN

1.Buat pasangan(sm 2-3) simulasi wawancara dr-


psn sesuai tahapan dan tehnik wawancara
Dengan menggunakan penuntun belajar
tersebut,terapkan pada kasus tersebut untuk
mendapat informasi seoptimal mungkin untuk
memperoleh diagnosa multiaksial dan tata
laksananya
2.Identifikasikan tahapan wawancara
3.Identifikasikan tehnik wawancara
4.Tulis dan presentasikan

Anda mungkin juga menyukai