Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEDUNGREJO
JL. Raya Muncar No. 10 Telp. (0333) 593128 Rogojampi 68472
Email :

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KEDUNGREJO


NOMOR : 188.4/ /429.112.1…/2020

TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN ANASTESIA DI PUSKESMAS

KEPALA PUSKESMAS KEDUNGREJO

Menimbang : a. bahwa Anestesi adalah tindakan yang dilakukan untuk


menghilangkan sensasi sehingga tindakan perawatan luka
dan atau tindakan yang memerlukan dapat dilakukan.
b. anestesi terbagi dua yaitu umum dan local. Anestesi local
adalah menghilangkan sensasi pada daerah local yang akan
mendapat perawatan luka;
c. bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan
manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas
yang efektif dan efisien;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana
pada huruf a dan b tersebut diperlukan pedoman atau
acuan untuk melaksanakan Perencanaan Tingkat
Puskesmas di Puskesmas Kedungrejo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009


tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019
Tentang Sistem Informasi Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KEDUNGREJO TENTANG


PEDOMAN PERENCANAAN DI PUSKESMAS KEDUNGREJO;
KESATU : Kebijakan Perencanaan di Tingkat Puskesmas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Menuangakan tentang pedoman yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Rogojampi
Pada tanggal : 03 Januari 2020

KEPALA PUSKESMAS KEDUNGREJO

drg. AI NURUL HIDAYAH


PEMBINA
NIP. 19780717 200604 2 015
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
KEDUNGREJO;
NOMOR : 188.4/ /429.112.13/2020;
TANGGAL : 03 JANUARI 2020

PEDOMAN PERENCANAAN PUSKESMAS


BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan.Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota Agar Puskesmas dapat mengelola
upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya,
maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan
yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai
siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima)
tahunan maupun rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis
situasi saat itu (evidence based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses
selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan/program yang disusun, kemudian melakukan pengawasan dan
pengendalian diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (Corrective
Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan melalui penilaian
kinerja Puskesmas. Pemahaman akan pentingnya manajemen Puskesmas, telah
diperkenalkan sejak tahun 1980, dengan disusunnya buku-buku pedoman
manajemen Puskesmas, yang terdiri atas Paket Lokakarya Mini Puskesmas (tahun
1982), Pedoman Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984) dan Pedoman Microplanning
Puskesmas (tahun 1986). Paket Lokakarya Mini Puskesmas menjadi pedoman
Puskesmas dalam melaksanakan lokakarya Puskesmas dan rapat bulanan
Puskesmas dan triwulanan lintas sektor. Pada tahun 1993, Pedoman Lokakarya Mini
dilengkapi cara pemantauan pelaksanaan dan hasil-hasil kegiatan dengan
menggunakan instrument Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Pedoman
Stratifikasi Puskesmas (tahun 1984), digunakan sebagai acuan Puskesmas dan
dinas kesehatan kabupaten/kota, untuk dapat meningkatan peran dan fungsinya
dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pedoman Microplanning
Puskesmas (tahun 1986), digunakan untuk acuan menyusun rencana 5 (lima) tahun
Puskesmas, yang diprioritaskan untuk mendukung pencapaian target lima program
Keluarga Berencana (KB)-Kesehatan Terpadu, yang terdiri atas Kesehatan Ibu Anak
(KIA), KB, gizi, imunisasi dan diare.Dengan adanya perubahan kebijakan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, diantaranya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable Development Goals (SDG’s),
dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, maka pedoman
manajemen Puskesmas perlu disesuaikan dengan perubahan yang ada. Melalui
pola penerapan manajemen Puskesmas yang baik dan benar oleh seluruh
Puskesmas di Indonesia, maka tujuan akhir pembangunan jangka panjang bidang
Kesehatan yaitu masyarakat Indonesia yang sehat mandiri secara berkeadilan,
dipastikan akan dapat diwujudkan. Pedoman Manajemen Puskesmas diharapkan
dapat memberikan pemahaman kepada kepala, penanggungjawab upaya kesehatan
dan staf Puskesmas di dalam pengelolaan sumber daya dan upaya Puskesmas agar
dapat terlaksana secara maksimal. Pedoman Manajemen Puskesmas ini juga dapat
dimanfaatkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dalam rangka pelaksanaan
pembinaan dan bimbingan teknis manajemen kepada Puskesmas secara
berjenjang. siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
b. TUJUAN PEDOMAN
Untuk menjamin bahwa siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas berjalan
secara efektif dan efisien, ditetapkan Tim Manajemen Puskesmas yang juga dapat
berfungsi sebagai penanggungjawab manajemen mutu di Puskesmas. Tim terdiri
atas penanggung jawab upaya kesehatan di Puskesmas dan didukung
sepenuhnya oleh jajaran pelaksananya masing-masing. Tim ini bertanggung jawab
terhadap tercapainya target kinerja Puskesmas, melalui pelaksanaan upaya
kesehatan yang bermutu.
c. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Ini meliputi TIM Perencanaan di Puskesmas Kedungrejo.
d. RUANG LINGKUP PEDOMAN
1. perencanaan;
2. penggerakkan dan pelaksanaan;
3. pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja; dan
4. dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen Puskesmas
e. BATASAN OPERASIONAL
1. Perencanaan
A. PENYUSUNAN RENCANA LIMA TAHUNAN
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan
membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien, perlu
disusun rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Dengan adanya Rencana
Lima Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan dapat lebih
terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di
Puskesmas maka diharapkan pengembangan program/kegiatan tetap berjalan
sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada.
B. PENYUSUNAN RENCANA TAHUNAN
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun
mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun berjalan (N) berdasarkan
hasil kajian pencapaian kegiatan tahun ebelumnya (N-1), dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir
bulan Januari tahun berjalan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

a. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Standar ketenagaan sebagaimana tersebut merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar
Puskesmas dapat terselenggara dengan baik. Belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu
dan tempat praktik bidan desa. Serta jumlah dan jenis kebutuhan ideal tenaga di Puskesmas
ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja.yang dapat di ilustrasikan
sesuai dengan KMK Nomor 43 Tahun 2019
JUMLAH STANDAR
NO JENIS TENAGA MINIMAL
1 Dokter dan/atau dokter layanan primer 2
2 Dokter gigi 1
3 Perawat 8
4 Bidan 7
5 Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku 1
6 Tenaga sanitasi lingkungan 1
7 Nutrisionis 2
8 Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis 1
kefarmasian
9 Ahli teknologi laboratorium medik 1
10 Ahli teknologi laboratorium medik 1
11 Tenaga administrasi keuangan 1
12 Tenaga ketatausahaan 1
13 Pekarya 1
b. DISTRIBUSI KETENAGAAN
A JUMLAH SDM BERDASARKAN JENIS TENAGA DAN STATUS KEPEGAWAIAN
STATUS KEPEGAWAIAN
NON PNS
NO JENIS TENAGA TOTAL
PNS PPPK KONTRAK
LAIN2
DAERAH
1 Dokter 1 0 1 2
2 Dokter Spesialis Bidang
Layanan Primer 0 0
3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat/ Perawat Gigi 7 0/1 7 15
5 Bidan 13 4 17
6 Tenaga Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku dan/atau
kelompok tenaga kesehatan
masyarakat lainnya 1 1
7 Tenaga Sanitasi Lingkungan 1 1
8 Nutrisionis 1 1
9 Apoteker 1 1
10 Tenaga Teknis Kefarmasian 1 1
11 Ahli Teknologi Laboratorium
Medik 1 1
12 Tenaga Sistem Informasi
Kesehatan 0 0
13 Tenaga Administrasi
Keuangan 0 0
14 Tenaga Ketatausahaan 1 1
15 Pekarya 1 1
16 Lain-lain, sebutkan 0
17 1) Tenaga Kesehatan
Tradisional 0
18 2) Adminitrasi Loket 3 3
19 3) Entemolok 1 1
20 4) Penyuluh Kesehatan 1 1
21 5) Sopir Ambulan 1 1
22 5) Tenaga Kebersihan 1 3

TOTAL 23 3/1 17 3 50

Sedangkan secara spesifik dalam Sistem Informasi Puskesmas dikelola oleh Tim
Pengelola yang diketuai oleh pejabat yang menangani ketatausahaan Puskesmas.
yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas. Anggota Tim Pengelola sebagaimana
dimaksud paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas: tenaga non kesehatan yang
memiliki kompetensi sistem informasi; tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
epidemiologi atau statistik

c. JADWAL KEGIATAN
Disesuaikan dengan Siklus Manajemen Puskesmas sesuai dalam Gambar dibawah
ini :
Gambar 1. Siklus manajemen Puskesmas Berdasarkan Buku Manajemen Pusksmas
Depkes RI

BAB III
STANDAR FASILITAS
a. DENAH RUANGAN
b. STANDAR FASILITAS
No Nama Ruang Keterangan
Ruang Kantor
1 Ruang Adminitrasi
2 Ruang Kantor Untuk pelayanan
3 Ruang Kepala Puskesmas
4 Ruang rapat/ Diskusi Dapat digunakan untuk Kegiatan lain
dalam mendukung pelayanan
Kesehatan (Ruang multifungsi)
Ruang Pelayanan
5 Ruang Pendaftaran dan Rekam Terdapat pemisahan/prioritas antrian
Medis pendaftaran bagi ibu hamil, penyandang
disabilitas dan lansia.
6 Ruang pemeriksaan umum
7 Ruang Tindakan dan gawat
darurat.
8 Ruang Kesehatan ibu dan KB
9 Ruang Kesehatan anak dan Dapat digunakan untuk pemeriksaan
imunisasi anak sakit (MTBS) dan pemeriksaan
Tumbuh kembang.

10 Ruang Pemeriksaan Khusus Dapat digunakan untuk memeriksa


pasien yang beresiko menularkan
penyakit dan pasien yang memerlukan
akses khusu seperti TB, HIV/AIDs dan
lain-lain

11 Ruang Kesehatan gigi dan mulut


12 Ruang Komunikasi Informasi dan Dipergunakan juga untuk konsultasi dan
Edukasi (KIE) konseling
13 Ruang Farmasi Sesuai dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
14 Ruang persalinan Letak ruang bergabung di area rawat
inap jumlah tempat tidur berdasarkan
analisis kebutuhan pelayanan
persalinan dan ketersediaan sumber
daya.

15 Ruang rawat pasca persalinan Jumlah tempat tidur bedasarkan analisis


kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya. Ibu dan bayi
di rawat gabung dalam satu ruang.
Letak ruang bergabung di area rawat
inap.

16 Ruang rawat inap Dibedakan antara laki-laki, perempuan


dan anak

17 Kamar mandi/ WC (laki-laki dan Dikondisikan untuk dapat digunakan


perempuan terpisah) oleh penyandang disabilitas dan lansia

18 Ruang Laboratorium Sesuai dengan Standar Pelayanan


Laboratorium di Puskesmas

Penunjang
19 Rumah dinas tenaga kesehatan Rumah dinas merupakan rumah jabatan
tenaga Kesehatan dan berjumlah paling
sedikit 3 (tiga) unit.

20 Ruang tunggu Diprioritaskan untuk ibu hamil,


penyandang disabilitas dan lansia.
21 Ruang ASI
22 Ruang cuci linen
23 Ruang sterilisasi
24 Ruang penyelenggaraan Memiliki fungsi sebagai tempat
makanan (dapur / pantry) pengolahan dan penyajian makanan
25 Ruang jaga petugas
26 Gudang umum
27 Parkir kendaraan roda 2 dan 4
serta garasi untuk ambulans dan
Puskesmas keliling

Sehingga dapat disimpulkan Setiap Puskesmas harus tersedia sarana dan


prasarana Sistem Informasi Puskesmas. Yang mencakup instrumen pencatatan dan
pelaporan, komputer dan perangkat pendukungnya.
Bagi Puskesmas yang melaksanakan Sistem Informasi Puskesmas secara
elektronik harus memiliki aplikasi, jaringan internet, dan jaringan lokal (LAN). Aplikasi
sebagaimana dimaksud paling sedikit sesuai dengan standar format Sistem Informasi
Puskesmas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 tahun
2019
Aplikasi dalam Sistem Informasi Puskesmas harus saling terhubung antarprogram dan
terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan nasional

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
a. LINGKUP KEGIATAN
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
3. Survei lapangan;
4. Laporan lintas sektor terkait; dan
5. Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya;
Untuk mendukung penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas dilakukan
klasifikasi dan kodifikasi data Puskesmas. dilakukan terhadap:
a. diagnosis penyakit dan tindakannya;
b. wilayah administrasi;
c. identitas Puskesmas;
d. jejaring Puskesmas;
e. sumber daya manusia;
f. obat dan alat kesehatan; dan
g. sarana dan prasarana Puskesmas.
b. METODE
1. Data dan informasi dari penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas harus
dimanfaatkan Puskesmas untuk:
a. Mendukung manajemen Puskesmas, yang meliputi perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian
kinerja Puskesmas;
b. Pemantauan untuk deteksi wabah;
c. Pemantauan masalah kesehatan;
d. Penyusunan profil Puskesmas; dan
e. Pelaporan data program kesehatan yang diselenggarakan melalui
komunikasi data.
2. Data dan informasi dari penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas harus
dimanfaatkan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota untuk:
a. melakukan bimbingan teknis secara terintegrasi antar program-program
kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas;
b. menyusun perencanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan
kesehatan di tingkat pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
c. menyampaikan laporan secara berjenjang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Ketentuan mengenai mengenai pemanfaatan data
dan informasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
c. LANGKAH KEGIATAN
1.Data dan informasi dalam penyeleggaraan Sistem Informasi Puskesmas disimpan
pada tempat yang aman. dapat dilakukan secara elektronik dan/atau secara
nonelektronik.
2. Penyimpanan data dan informasi sebagaimana dimaksud : Rekam medis dan
dokumen hasil kunjungan keluarga disimpan dalam satu berkas keluarga. disusun
berdasarkan nomor kepala keluarga menurut desa/kelurahan.
3. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota wajib menyimpan laporan Puskesmas
dalam pangkalan data.
4. Pangkalan data sebagaimana dimaksud dapat diakses oleh pengelola program di
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota setempat.
5. Penyimpanan laporan Puskesmas dalam pangkalan data sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ditujukan untuk:
a. meningkatkan mutu penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas;
b. mengembangkan Sistem Informasi Puskesmas yang efisien dan efektif. Yang
dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. pemantauan dan evaluasi.

BAB V
LOGISTIK
Logistik dalam pengelolaan Sumber daya manusia di Puskesmas Kedungrejo meliputi :
1. Piranti Lunak, antara lain :
Jaringan internet, website, link pelaporan, dan sistem informasi elektronik lainnya.
2. Piranti keras, antara lain
Komputer, printer, ATK .

Ditetapkan di : Rogojampi
Pada tanggal : 03 Januari 2020

KEPALA PUSKESMAS KEDUNGREJO

drg. AI NURUL HIDAYAH


PEMBINA
NIP. 19780717 200604 2 015

Anda mungkin juga menyukai