Anda di halaman 1dari 25

Epidemiologi Penyakit

Ginjal Kronis

M. Atoillah

Ginjal

Definisi
Proses

patofisiologis dengan etiologi yang


beragam yang mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif, yang pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Gagal ginjal : keadaan klinis yang ditandai
penurunan fungsi ginjal irreversibel,
memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi
ginjal

Kriteria
Glomerular

filtration rate (GFR) atau laju filtrasi


glomerulus sebesar <60mL/menit/1.73m 2 dalam
>3 bulan dengan atau tanpa adanya kerusakan
ginjal
ATAU
Kerusakan ginjal dalam >3 bulan, dengan atau
tanpa adanya penurunan GFR dengan
manifestasi :
Kelainan patologis
Tanda-tanda kelainan ginjal termasuk pada
pemeriksaan laboratorium darah

Stadium PGK

Urin abnormal
(GFR 90 ml/menit)

Kerusakan ringan
(GFR 60 - 89 ml/menit)
PGK moderat
(GFR 30 - 59
ml/menit)
PGK berat
(GFR 15 - 29 ml/menit)

ESRD
(GFR < 15 ml/menit)

Risk Factors for


Adverse Outcomes of CKD

AJKD 2002: 39(2)

Potential Risk Factors for


Susceptibility to and
Initiation of CKD

AJKD 2002: 39(2)

Prevalence of Individuals at
Increased Risk for CKD

AJKD 2002: 39(2)

ETIOLOGI
Penyebab

terbanyak GGK

Nefropati

DM
Hipertensi
Glomerulonefritis
Penyakit ginjal herediter
ginjal

polikistik
sindroma alport
Uropati

obstruki
Nefritis interstitial

Penyebab terbanyak GGK


Di

Indonesia, penyebab PGK yang


menjalani hemolisis tahun 2000 terbanyak
adalah :
Glomerulonefritis

(46%)
Nefropati diabetik (18,6%)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Batu saluran
kencing (BSK) (12,85%)
Nefrosklerosis hipertensi (8,46%)
Ginjal polikistik, dsb (13,65%)

Epidemiologi
Jumlah

penderita ESRD meningkat


sangat cepat, dengan biaya yang semakin
mahal
Deteksi dini terhadap penyakit ginjal serta
intervensi yang memadai menurun :
Human

suffering
Financial costs associated with ESRD

Epidemiologi
Di AS

data tahun 1995-1999 menyatakan


insiden PGK diperkirakan 100 kasus per 1
juta penduduk pertahun, dan angka ini
meningkat 8% pertahunnya.
Di Malaysia, diperkirakan 1800 kasus baru
gagal ginjal pertahunnya.
Di negara-negara berkembang lain
insiden PGK diperkirakan sekitar 40-60
kasus per juta penduduk pertahun.

Patofisiologi
Pada

awalnya tergantung penyakit yang


mendasarinya
Terjadi pengurangan massa ginjal hipertrofi
struktur dan fungsi nefron yang masih tersisa
Maladaptasi sklerosis nefron yang masih
tersisa.
Penurunan fungsi nefron
Progresivitas dipengaruhi albuminuria,
hipertensi, hiperlipidemia, dislipidemia.

Patofisiologi
Pada

stadium dini terjadi daya cadang ginjal


(renal reserve) GFR normal atau meningkat
Perlahan tapi pasti terjadi penurunan fungsi
nefron yang progresif, ditandai peningkatan
kadar urea (BUN) dan kreatinin serum.
Pada GFR 60% belum terdapat keluhan tetapi
telah terjadi peningkatan BUN dan kreatinin
Pada GFR 30% terdapat keluhan nokturia,
badan lemah, mual, nafsu makan berkurang,
penurunan berat badan.

Patofisiologi
Pada

GFR di bawah 30%, terdapat


keluhan nyata anemia, hipertensi,
gangguan metabolisme fosfor dan
kalsium, pruritus, mual, muntah.
Pada GFR <15% terjadi komplikasi yang
lebih serius, dan memerlukan terapi
pengganti (renal replacement teraphy)
gagal ginjal.

GEJALA GAGAL GINJAL


KRONIS
Ginjal

merupakan organ dengan daya


kompensasi tinggi. Jaringan ginjal sehat akan
mengambil alih tugas dan pekerjaan jaringan
ginjal yang sakit dengan meningkat perfusi
darah ke ginjal dan filtrasi. Bila jaringan ginjal
yang rusak mencapai 75-85% maka daya
kompensasi tak lagi mencukupi sehingga timbul
gejala uremia oleh karena terjadi penumpukan
zat-zat yang tak bisa dikeluarkan dari tubuh oleh
ginjal yang sakit.

Gejala :

Sebagian besar tidak menunjukkan gejala hingga 2/3


massa ginjal rusak. Seringkali tidak dapat dikenali
dari pemeriksaan fisik atau riwayat penyakit
sebelumnya. Beberapa gejala umum :
Letargi progresif, anoreksia, muntah
Hipertensi dan atau gagal jantung
Anemia yang tidak jelas sebabnya
Kelainan biokimia

Consequences of renal impairment

Bone disease

Haematological

secondary hyperparathyroidism
osteomalacia
adynamic
aluminium toxicity
anaemia (erythropoietin)
bleeding tendency (platelet function,anaemia etc try ddavp)

Endocrine

GH, Prolactin, LH, reduced testosterone

Consequences of renal impairment cont.

Electrolyte & fluid balance

Cardiovascular

inability to dilute or concentrate urine appropriately


acidosis (non anion gap)
hyperkalaemia
hypertension
heart failure
pericarditis

Gastrointestinal

anorexia, nausea, vomiting, diarrhoea

Consequences of chronic renal failure (3)

Dermatological

Neurological

pigmentation, pruritis, ecchymoses


peripheral neuropathy
restless legs
stupor, coma and fits

Psychological

depression
anxiety

Menurunkan progresivitas PGK


Kontrol

tekanan darah hingga <130 /80

Diet
Mencegah Anaemia
Penuhi

Calcium and Phosphate


Cegah Dyslipidaemia
Cegah Acidosis
Cegah merokok

Optimal CKD Patient Care


Deteksi dini
PGK
Interventions that
delay progression

Prevention of uremic
complications

Modification of
comorbidity

Preparation for
RRT

ACE inhibitors

Malnutrition

Cardiac disease

Education

BP control

Anemia

Vascular disease

Informed choice of
RRT

Blood sugar
control

Osteodystrophy

Neuropathy
(in diabetics)

Protein restriction

Acidosis
Retinopathy
(in diabetics)

Timely access
placement
Timely initiation of
dialysis

Diit untuk penderita GGK

Mencukupi kebutuhan kalori sesuai dengan kegiatan


penderita yaitu 35 kalori/kg BB/hr, untuk menghindari
katabolisme masukan bahan essensial (asam amino
esensial, lemak esensial)
Membatasi metabolit yang harus di ekskresi oleh
ginjal, membatasi protein, garam dan air.
Protein sebanyak 0,3 0,6 mg/kgBB/hr
Garam tergantung keadaan penderita (edema atau
tidak) sebanyak 1-4 gr/hr.
Cairan sebanyak 500 cc ditambah urine dan cairan
yang hilang dengan cara lain selama 24 jam
sebelumnya.

Diit untuk penderita GGK


Kelebihan

air akan tertimbun dan menyebabkan


edema tungkai. Kelebihan air yang mendadak
akan menyebabkan edema paru (sesak).
Kelebihan NaCl akan mempercepat edema, bila
kekurangan NaCl akan menyebabkan hipotensi
dan rasa lemah.
Menghindari gangguan elektrolit (K+)

Membatasi buah-buahan. Bila terjadi


hiperkalemi akan menyebabkan aritmia dan
fibrilasi jantung.

Anda mungkin juga menyukai