Hartina pakeman basa nyaeta ungkara anu kekecapan jeung hartina geus matok turta teu bisa dirobah deui. Atau
susunan kata yang kata-kata dan artinya sudah paten dan tidak bisa diubah lagi.
1. Babasan
Babasan atau ungkapan nyaeta ungkara anu pararondok mangrupa kecap kantetan anu
ngagambarkeun sifat jelema. Artinya susunan kata yang pendek, berupa kata majemuk, biasanya
hanya dua kata yang isinya menggambarkan sifat manusia.
Kecap kantetan artinya kata majemuk yang terdiri dari dua kata atau lebih. Kalimah kantetan yaitu
kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat atau lebih. Ngantet hartina kata atau kalimat majemuk
yang nyambung.
Contoh babasan antara lain peujit koreseun, heuras genggerong, gurat batu, amis budi, dan lain-lain.
2. Paribasa
Paribasa atau peribahasa hartina ungkara anu leuwih panjang batan babasan. Paribasa mangrupa
kalimah, eusina jero ngandung pepeling jeung falsafah hirup. Artinya ungkara paribasa lebih panjang
dari babasan, berupa kalimat, mengandung makna yang dalam biasanya berisi pepatah/nasihat dan
filsafat hidup.
Contoh paribasa antara lain hade gogog hade tagog, cul dogdog tinggal igel, dan sebagainya.
Selengkapnya silakan baca: 555 Paribasa Sunda dan Artinya.
Babasan Paribasa
Artinya menggambarkan sifat manusia Artinya berisi nasihat atau filsafat hidup
Dilihat dari tingkatan budaya, babasan dan paribasa termasuk pada tingkat karsa. Isinya mengandung
maksud mencapai kedamaian, ketentraman, keadilan, dan perlindungan dalam menempuh peubahan
budaya dari masa ke masa.
Dilihat dari isinya, babasan dan budaya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu wawaran luang,
pangjurung laku hade, dan panyaram lampah salah.
1. Wawaran luang
Contoh:
Uyah mah tara tees ka luhur, artinya tabiat anak tidak akan jauh dari tabiat orangtuanya.
Umur gagaduhan banda sasampiran, artinya umur dan harta benda hakikatnya milik Allah SWT.
Wiwirang di kolong catang nya gede nya panjang, artinya mengalami kejadian yang
memalukan.
Uncal tara ridueun ku tanduk, artinya punya ilmu pengetahuan tidak akan berat/susah
membawanya.
Unggah balewatangan, artinya dibawa ke pengadilan.
2. Pangjurung laku hade
Kudu bisa ngeureut neundeun, artinya harus bisa mengatur rejeki supaya cukup dan bisa
menabung.
Kudu boga pikir rangkepan, artinya harus waspada atau ada rasa curiga.
Kudu hade gogog hade tagog, artinya harus baik bahasa dan perilakunya.
Kudu nepi memeh indit, artinya harus direncanakan matang-matang.
Kudu bisa kabula kabale, artinya harus bisa membawa diri.
Panyaman lampah salah mengandung maksud larangan atau melarang berperilaku salah. Contohnya:
Ulah unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan, artinya jangan takut, harus jadi pemberani.
Ulah kumeok memeh dipacok, artinya jangan menyerah sebelum dicoba.
Ulah incah balilahan, artinya jangan meninggalkan atau pindah tapi harus tetap setia.
Ulah nyeungceurikan upih ragrag, artinya jangan menghina orang yang sudah tua sebab kita
juga akan mengalaminya.
Ulah cara ka kembang malati kudu cara ka kembang picung, artinya jangan cepat bosan, tapi
harus setia selamanya.
3. Pamali
Kata pamali sering diartikan larangan karuhun atau orangtua agar tidak melakukan suatu perbuatan
karena akan ada akibatnya.
Jika dilihat sepintas, kapamalian seperti tidak masuk akal tetapi jika ditelusuri lagi sesuai dengan
kearifan lokal karena mengandung etika dan bisa ditarsirkan secara logis.
Contoh pamali:
4. Kila-kila
Kila-kila adalah totonden (tanda-tanda) alam terhadap apa-apa yang akan terjadi. Orang tua Sunda
jaman dulu kehidupannya sangat dekat dengan alam.
Contoh kila-kila:
5. Cacandran
Cacandran adalah cerita karuhun yang menggambarkan negara atau kejadian di zaman yang akan
datang.
Contoh cacandran:
Cianjur katalanjuran
Sumedang ngarangrangan
Ciamis amis ku maneh
Galunggung ngadeg tumenggung
Sukapura ngadaun ngora
Bandung heurin ku tangtung
5. Uga
Uga adalah ramalan. Ramalan bukan hanya milik orang Sunda, tetapi di suku lain juga ada. Hanya
istilahnya saja yang berbeda.
Contoh uga:
Jumlah ungkapan dan peribahasa Sunda yang ditulis di atas adalah beberapa peribahasa yang sering
diucapkan dalam percakapan sehari-hari.