Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang


terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik,tetapi juga dengan budaya manusia .
Hubungan erat manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya
manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar
tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan merupakan usaha manusia ,
perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari kedepannya.

Pengertian kearifan lokal dilihat dari kamus bahasa Inggris Indonesia,terdiri dari dua kata
yaitu Kearifan (Wisdom) dan Lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Dengan kata lain maka dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan,nilai-
nilai.pandangan-pandangan setempat yang bersifat bijaksana.

Dalam disiplin Antropologi dikenal istilah lokal genius yang merupakan istilah yang mula
pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para Antropolog membahas secara panjang lebar
pengertian local genius ini.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan bersifat Heterogen. Masyarakatnya
terdiri dari beragam etnik,suku dan agama. Suku bangsa yang mencapai puluhan ribu
jumlahnya menjadi aset yang sangat penting sehingga Indonesia termasuk negara yang kaya
akan dengan budaya.

Kebudayaan juga menjadi sumber nilai dan norma yang berperan penting dalam mengatur
tatanan kehidupan bermasyarakat yang beradab dan beradat bahkan diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi .Diantara sekian banyak suku diIndonesia ,satu diantaranya
adalah suku Minangkabau yang mendiami wilayah provinsi Sumatera Barat.

Budaya dan adat istiadat Minangkabau memiliki bentuk dan corak yang beragam
pula,salah satunya adalah kebiasaan menggelar petatah-petitih pada acara-acara tertentu.
Petatah-petitih pada hakikatnya bukan hanya sekedar tradisi atau budaya,lebih dari itu
didalamnya terkandung berbagai jenis nilai-nilai universal,termasuk juga pendidikan

1
B.Tujuan Penelitian.

Kegiatan penelitian yang kami laksanakan ini memiliki beberapa tujuan,yaitu:

1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan kearifan lokal

2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan petatah-petitih

3.Mengetahui apa saja jenis-jenis dari petatah-petitih

4.Mengetahui macam-macam petatah-petitih

5.Mengetahui bentuk-bentuk dari petatah-petitih

C.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas,maka manfaat penelitian adalah :

1.Manfaat Teoeritis

Penelitian ini bermanfaat memberikan gambaran mengenai persepsi guru terhadap


penerapan kearifan lokal. Penelitian ini diharapkan dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian persepsi guru-guru terhadap penerapan kearifan
lokal.

2.Manfaat Praktis

a.Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan guru terhadap penerapan kearifan
lokal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan yang sesuai diharapkan.

b.Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis,khususnya dalam


penerapan kearifan lokal di sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan
bangsa tersebut mampu menyerap,bahkan mengelolah kebudayaan yang berasal dari
luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Identitas dan kepribadian tersebut
tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi
pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengelolah kebudayan
dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga
dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “local
knowledge”atau kecerdasan setempat local genius. Berbagai strategi dilakukan oleh
masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaanya.

B.Pengertian Petatah-Petitih

Petatah-Petitih merupakan dasar hukum bagi adat minangkabau dalam segala tindakan
yang akan dilakukan,mencakup segala aspek kehidupan dimasyarakat Minangkabau seperti
politik,ekonomi,sosio-budaya,pertahanan dan keamanan. Petatah-Petitih adat tidak mungkin
dijabarkan pengertiannya secara harfiah menurut pengertian logika. Kalau kita artikan secara
harfiah menurut pengertian logika,maka hasilnya akan bertentangan dengan logika itu sendiri.
Untuk dapat memahami dengan benar kita harus mampu membaca pengertian yang tersirat
dalam Petatah-Petitih tersebut selain membaca yang tersurat.

Petatah artinya pahatan kata,dan yang dimaksud dengan pahatan kata itu adalah patokan
hukum adat yang menjadi sumber peraturan yang mengatur segala hubungan dan sangkutan
pergaulan hidup dalam masyarakat minang. Petatah juga bisa disebut orang dengan petatah
tetapi asal katanya besarasal dari tatah yang berarti patokan,pahatan,bukan dari patah.

3
Pepatah-Petitih berarti juga merupakan peribahasa,kata kiasan,atau juga disebut juga
dengan kata-kata halus.

C.Perkembangan Petatah-Petitih di Minangkabau

Pada mulanya Petatah-Petitih hanya dikenal sebagai sastra lisan yang banyak
digunakan,karena orang orang minangkabau khususnya para penghulu mahir dalam
menggunakan Petatah-Petitih. Pada tahapan berikutnya barulah Petatah-Petitih ini ditulis
dalam bentuk naskah,dengan huruf Arab Melayu baru kemudian Latin.

Petatah-Petitih yang berbentuk naskah tersimpan di Leiden dan Jakarta. Dan pada tahapan
berikutnya barulah Petatah-Petitih yang berbentuk naskah tersebut dibukukan. Salah satunya
adalah naskah yang tersimpan Museum Nasional ( sekarang Perpustakaan Nasional) Jakarta
telah disunting oleh Edwar Djamaris dan diterbitkan dalam bentuk buku puisi Indonesia lama
berisi nasihat.

D.Jenis-Jenis Petatah Petitih

Petatah petitih itu terbagi menjadi dua jenisnya :

1.Petatah Petitih untuk Filsafat

Contohnya:”bulek aia dek pambuluah,bulek kato dek mufakaik”.

2.Petatah Petitih untuk Pembicaraan

Contohnya:ma lai datuak sungguah pun datuak nan surang nan taimbau ambo
sarapek kaji mandatang,walaupun rundiang nan akan ambo sampaikan,tentang jodah nan
katongah,lah bairik urang tongah,lah apo urang topi,aia nan tatuang mintak diminum,nasi
nan katangah mintak dimakan.

E.Macam-Macam Petatah-Petitih

a,Mamang adalah kalimat yang mengandung pengertian pegangan hidup,suruhan,anjuran


atau larangan. Misalnya,”anak dipangku kamanakan dibimbiang”. Maksudnya,seseorang laki
laki berkewajiban memangku anaknya,disamping itu ia berkewajiban membimbing
kemenakannya.

4
b.Pameo adalah kalimat yang artinya bertentangan atau tidak mungkin terjadi. Misalnya:
bak menanti urang dahulu,bak mangaja urang kudian, Artinya bagai menunggu orang yang
sudah dahulu,bagai mengejar orang yang terlambat.

F.Bentuk Petatah-Petitih

a.Pakaian

Contohnya: adat dipakai baru,jikok kain dipakai usang. Artinya adat digunakan
baru,kalau kain digunakan lama.

Bentuk:Folklor lisan,merupakan foklor yang bentuknya memang murni lisan. Petatah-petitih


ini sebagai Pameo dalam mengamalkan ajaran adat.

b.Sumbang Pergaulan

Sumbang bagi perempuan bergaul dengan laki laki baik dengan family sekalipun.
Pergaulan yang dimaksud oleh adat juga diukur dengan mungkin dan patut atau melampaui
batas. Bagi perempuan yang masih gadis,sangat sumbang bergaul
duduk,berbicara,ketawa ,berpergian bersama dengan laki laki yang bukan familynya. Begitu
juga dengan perempuan yang sudah bersuami.

Seperti kata pituah adat: jan dibauakan antimun jo durian,jan dipadakekkan api jo
rabuak. Artinya:Selalu hati-hati terhadap pergaulan muda-mudi,karena pergaulan bebas akan
mengakibatkan rusaknya moral antara keduanya.

c.Sumbang Tanyo.

Adat mengatakan : murah kato takatoan,suliek kato jo timbangan mangango mako


mangecek. Artinya:berkata-kata ini sangat mudah baik bertanya dan berbicara biasa,tetapi
tidak disadari pertanyaan kita itu menyingggung perasan orang lain.

d.Sumbang Jawek

Sumbang jawab ini tidak kurang pula mengundang perbuatan-perbuatan yang amoral bagi
laki-laki yang tidak sopan. Karenanya,diminangkabau,berkata-kata itu merupakan sesuatu
yang perlu didikan dan pelajaran,yang akhirnya dapat dipergunakan untuk berhubungan
secara baik dengan orang lain. Contohnya:”baguno lidah tak batulang,Kato Gadang

5
timbangan kurang”. Artinya:Pembicaraan yang dikeluarkan secara angkuh dan
sombong,tidak memikirkan orang lain akan tersinggung.

e.Sumbang Makan

Dalam acara makan basamo kaum perempuan dan kaum laki-laki menikmati hidangan
secara berkelompok. Kaum laki-laki duduk bersama laki-laki,kaum perempuan duduk
bersama kaum perempuan duduk dilantai beralaskan tikar.

Pada saat mengambil makanan disarankan untuk mengambil makanan yang terhidang
didepan saja,tidak dibenarkan untuk menjangkau makanan yang jauh dari hadapan. Saat
sedang mengunyah makanan tidak dibenarkan mengeluarkan suara bunyi mancapak. Begitu
juga pada saat minum,sebaiknya meneguk tampa suara dan tidak langsung dihabisknan dalam
sekali waktu.

Petatah-petitihnya:aia nan tatuang mintak diminum,nasi nan katangah mintak dimakan.


Artinya:Air yang digelas minta diminum dan nasi yang dihidangkan mintak dimakan.

f.Musyawarah

Ada beberapa petatah petitih orang minang tentang musyawarah yang menjadi
nasihat,serta arahan bagi semua orang,terutama mengenai betapa pentingnya memecahkan
masalah secara bersama-sama.Diantaranya:

“ Bulek aia dek pambulua,bulek kato dek mufakaik”. Artinya kesepakatan yang dicapai
melalui musyawarah dan mufakat.

“Tarandam-randam indak basah,tarapuang-apuang indak hanyuik.” Artinya Sebuah


permasalahan berlarut larut yang terjadi di masyarakat,tanpa adanya inisiatif untuk
menyelesaikan.

“Anjalai pamaga koto,tumbuah sarumpun jo lagundi,kalau pandai bakato-kato,umpamo


santan jo tangguli”. Artinya Seseorang yang selalu bertutur kata dengan baik dan enak
didengar,sehingga pendapatnya dalam musyawarah selalu duhargai karena ilmunya.

6
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa kearifan lokal merupakan
suatu kepribadian atau identitas dari sebuah daerah. Di Sumatera Barat tepatnya di
Minangkabau terdapat sebuah kearifan local yang biasa disebut dengan Petatah-petitih,yang
mana petatah-petitih ini mempunyai banyak makna,diantaranya petatah-petitih dapat kita
artikan sebagai peribahasa atau kalimat-kalimat halus. Petatah-petitih ini sering digunakan
ketika acara adat seperti:Batagak Penghulu,Perkawinan,Sunatan,dan berbagai upacara adat
lainnya. Petatah-petitih ini mempunyai dua kegunaan,diantaranya adalah sebagai filsafat,dan
juga digunakan sebagai pembicaraan.

Sekian yang dapat kami simpulkan.

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang telah kami laksanakan ada beberap saran yang ingin penulis
sampaikan,Diantaranya:

1.Untuk tetap melestarikan dan menjaga Kearifan Lokal di Indonesia terutamanya di


Sumtera Barat,agar anak cucu kita dapat merasakannya.

2.Mengembalikan minat para generasi sekarang untuk bersemangat dalam belajar Petatah-
petitih.

3.Untuk generasi sekarang,supaya mengurangi nongkrong-nongkrong tanpa ada


manfaat,lebih baik berkumpul dan belajar bersama Datuak-datuak tentang adat dan budaya
kita,karena siapa lagi yang akan menggantikan mereka selain kita,dan kapan lagi kalau bukan
sekarang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ajisman, Efrianto, & Undri. (2018). Sejarah dan Diaspora Masyarakat Minangkabau.
Sumatera Barat: Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat.

Arzakhri, V. (2006, Mei 1). Petatah Petitih. (E. Warman, Interviewer)

Institute, T. W. (2013). Kearifan Lokal. Makalah Kearifan Lokal , 5-10.

Majolelo, Y. S. (2004). Petatah Petitih Minangkabau. Padang: Createspace.

Payakumbuh, S. 4. (2023). Kearifan Lokal. Modul Kearifan Lokal , 1-6.

Penghulu, H. I. (1984). 1000 Petatah Petitih. Bandung: Remadja.

8
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai