Anda di halaman 1dari 14

PGP Angkatan 8 Kab.

Lebak

Ruang Kolaborasi
1.
Kelas A Kelompok 2
IIN HENDRASAH Fasilitator :
2. MUHAMAD RIDWAN DWI YOGA PENY HADYANTI
3. ENDI JULIYANA
4. TINA ERIANA Pengajar Praktik :
5. FADILAH HEVIANSYAH ROSDIANA

Modul 1.1 Refleksi Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara 1.1.a.5.2


Tugas Ruang Kolaborasi - modul 1.1
Pertanyaan ??
1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan


sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan
karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai
anggota masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda?

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang


menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda
sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah
Anda yang dapat diterapkan ?
1.Apa kekuatan konteks sosio-
kultural di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD?
Pemikiran Ki Hajar
Dewantara
1.Bangga atas apa yang kita punya, 4. Pendidikan tidak atas dasar
tidak usah meniru orang lain. perintah/hukuman/paksaan, tetapi
ketertiban/kedamaian/tata
2.Pembelajaran konstektual (dekat tentram.
dengan kehidupan siswa). 5. Pendidikan sebagai upaya untuk
memajukan pertumbuhan budi
3.Alat, usaha dan cara pendidikan pekerti (kekuatan batin, karakter),
harus sesuai dengan kodrat dan pikiran (intelek) dan tubuh anak.
keadaannya. (Kodrat keadaan 6. Pendididikan adalah taman bermain
tersimpan dalam adat istiadat setiap 7. Pendidikan adalah tempat persemean
rakyat) benih-benih kebudayaan
Konteks Sosial-
Kultural

1.Sosio
kutural = gagasan atau sistem yang
4. Kearifan lokal = gagasan-gagasan setempat
mengukur tingkah laku manusia
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik,dan tertanam serta diikuti
2.Masyarakat hukum adat = masyarakat oleh anggota masyarakatnya
yang masih menjaga aturan-aturan adat 5. Tatali paranti karuhun = ujaran-ujaran tidak
dalam mempertahannkan hidup dan tertulis yang menjadi bagian dari kehidupan
kehidupan sesui adat leluhur. keseharian dikomunitas adat kesepuhana,
dipercaya untuk mawas diri dalam menjalani
3.Masyarakat adat kasepuhan = sebuah kehidupan, kebaikan dan ketertiban.
model sistem kepemimpinan dari suatu 6. Permain tradisional = sondah, bebentengan,
komunitas yang berazaskan adat susumputan.
kebiasaan para orang tua (sepuh atau 7. Budaya Gotong Royong.
kolot).
Masyarakat Adat Kasepuhan
• Keturunan Prabu Siliwangi yang mendiami wilayah kaki Gunung Halimun
• Dalam kesehariannya menjalankan pola perilaku sosio-budaya tradisional yang
mengacu pada karakteristik Sunda pada abad ke-18
• Masyarakat Kasepuhan tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Lebak-
Banten.
• Jumlah Kasepuhan terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Cibeber-Lebak,
yaitu:
1. Kasepuhan Cisungsang
2. Kasepuhan Cicarucub
3. Kasepuhan Citorek.
4. Kasepuhan Cisitu,
5. Kasepuhan Cibadak, dan
6. Kasepuhan Ciherang.
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan
sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya daerah asal yang relevan menjadi
penguatan karakter murid sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada
konteks lokal sosial budaya di daerah Anda ?
Masyarakat Adat Kesepuhan Hubungan Kontekstual
Tatali Paranti karuhun

Pemikiran KHD 1. Konsep budi pekerti yang


1. Dalam tata cara hidup bersosial: “hiji ucap, dua
tekad, tilu lengakah” dikehendaki oleh KHD
‘ucap' yang berarti perkataan, perkataan seseorang ternyata sama dengan
dapatmencerminkan seperti apa orang tersebut, jadi
setiap perkataan mendeskripsikan identitas 1. Pendidikan konsep diri yang dianut
seseorang itu tadi. Sebagai contoh, masyarakat adat
mengenal istilah pamali, yaitu sebuah larangan untuk sebagai upaya oleh masyarakat
tidak melakukan sesuatu yang karena sifatnya dapat kasepuhan. Hanya
merugikan. Sebagai sebuah larangan, pamali untuk memajukan perbedaan bahasa atau
mempunyai konsekuensi bagi pelanggarnya yaitu
kabendon (bencana). pertumbuhan istilah saja. Ini menujukkan
‘lampah' atau perbuatan, sejatinya antara apa yang
diucapkan harus sesuai dengan apa yang dilakukan, budi pekerti bahwa pemikiran KHD
perbuatan juga mendeskripsikan pribadi seseorang. memang berasal dari
‘tekad’ yaitu berkaitan dengan keteguhan
dankeyakinan masyarakat adat dalam melestarikan
(cipta, rasa, falsafah budaya Indonesia.
apa yang menjadi keyakinannya karsa, raga)
Masyarakat Adat Kesepuhan Hubungan Kontekstual
Tatali Paranti karuhun

Pemikiran KHD 2. Nilai-nilai baik dan positif


yang berasala dari budaya
2.Secara harfiah nenek moyang harus tetap
berartimengikuti, mentaati, 2. Bangga atas digunakan dan harus dijada
serta memahmi tuntunan apa yang kita agar tidak luntur. Dalam
mengajar harus
rahasia seperti yang punya, tidak memperhatikan kodrat
dilakukan leluhur yang
usah meniru alam/keadaan. Menyesuaikan
merupakan landasan moral dengan kondisi lingkungan,
dan etika orang lain. bersumber dari kearipan
lokal atau belajar
konstekstual.
Masyarakat Adat Kesepuhan Hubungan Kontekstual
Permainan tradisional

3. Kita harus menciptakan


3. Terdapat bebepara Pemikiran KHD susasan belajar yang
permaianan tradisional yang menyenangkan agar siswa
sering dimainkan oleh anak- 3. Pendidikan dapat dengan bebas
anak. Dalam bermain ini anak
tampak terlihat senang dan
adalah taman mengeskpresikan susanan
bermain. batinnya sehingga tujuan
bahagia. Selain itu permainan
pembelajaran tercapai.
ini dapat menumbuhkan nilai
Hal ini dapat dilakukan
empati, kekompakan,
sportifitas. melalui permainan
(game).
Masyarakat Adat Kesepuhan Hubungan Kontekstual
Gotong Royong

4. Gotong royong menjadi


4. Dalam kehidupan bermasayarakat Pemikiran KHD kegiatan pembiasaan di
di daerah kesepuhan kegiatan gotong sekolah. Karena
royong sudah menjadi bagian 4.Pendidikan adalam mencerminkan nilai
kehidupan sehari-hari, dan sudah
melekat pada jiwa masyarakatnya. terpat bebudayaan yang tinggi.
Hampir setiap acara atau kegiatan persemaian benih- Dengan bergotong royong,
kemasyarakatan dilaksanakan secara benih kebudayaan saling membantu
kerjama-sama (bergotong royong / pekerjaan menjadi lebih
kuriat)
ringan dan mudah
dilakukan.
Masyarakat Adat Kesepuhan Hubungan Kontekstual
Tatali Paranti karuhun

5. Zaman terus berkembang, begitupun


Pemikiran KHD dengan kemajuan di bidang IPTEK.
Pesatnya perkembanngan teknologi
5. Pendidikan harus menutut agar Pendidikan bersifat
dinamis. Pendidikan zaman sekarang
menyesuaikan pada
5. Tali Piranti Karuhun: kodrat zaman.
harus mengarah pada kemampuan siswa
untuk menguasai teknologi.
“Kudu bisa ngigeulan Bersikap selektif Tetapi tidak semua yang datang dari
zaman” terhadap pengaruh dari luar berdampak positif bagi kita, dan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
dunia luar Termasuk kemajuan teknologi. Kita
harus dapat memilah dan memilih,
mengambil yang bermanfaat dan
membuang yang tidak berpaedah.
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas
atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda
yang dapat diterapkan ?

• Teori Pendidikan KHD : Seorang anak dilahirkan bagaikan selembar kertas putih yang sudah tertulis
penuh, tetapi tulisan-tulisannya masih suram. Pendidikan berperan menebalkan segala tulisan yang suram
berisi baik sehingga menjadi budi pekerti yang baik, dan menghapus tulisan jahat sehingga menjadi hilang
dan tidak tampak.
• Salah satu karakteristis yang melekat pada masyarakat adat kesepuhan adalah kesederhaan, baik dalam
berpikir, bersikap, dan bertindak. Ini sesuai dengan filosofis hidup mereka yaitu hirup sacukuna (hidup
secukupnya)
• Peserta didik yang berasal dari masyarakat kesepuhan, jika diibaratkan kertas yang berisi tulisan, maka
tulisan berisi baik lebih banyak dari tulisan berisi jelek. Potensi-potensi baik sudah melekat pada diri
merekaHal ini dikarenakan mereka terlahir dan hidup dari lingkungan yang sarat dengan ajaran moral dan
etika. Nilai-nilai luhur yang diterapkan oleh mayarakat adat menjadi pedoman dalam keseharian. Sehingga
dalam mendidiknya pun lebih mudah, lebih nurut, tidak neko-neko.
Contoh : Saat diaadakan kegaiatan kerja bakti di sekolah, peserta didik yang berasal dari mayarakat
kesepuhan lebih antusias terhadap kegiatan, dibandingan siswa non masyarakat keseuhan. Dari mulai
persiapan membawa perkakas kebersihan dan keterlibatan dalam kerja bakti lebih aktif.

Karakter Postif Pendukung Penghabat Solusi


Sederhana, santun, patuh, Mudah diarahkan Tidak kritis Menerapkan pemebelajara 4C
empatik
“Tilu sapamulu
dua sakarupa
nu hiji eta-eta keneh”

Guru Bergerak
Indonesia Maju
Haturnuhun….

Anda mungkin juga menyukai