Anda di halaman 1dari 6

1.

Pantun Nasihat
Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberi imbauan dan anjuran terhadap seseorang
ataupun masyarakat. Karena itulah, tema isi pantun yang paling banyak dijumpai berjenis pantun
nasihat. Pantun yang satu ini memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan
didikan.
Contoh:
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua

2. Pantun Jenaka
Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu
dan menarik. Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar ataupun
membacanya. Tidak jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk menyampaikan sindiran akan
kondisi masyarakat yang dikemas dalam bentuk ringan dan jenaka.
Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa

3. Pantun Agama
Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia
dengan pencipta-Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral
dan didikan kepada pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik
karena memegang nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
Contoh:
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang

4. Pantun Teka-teki
Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni
diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan
dan mengakrabkan kebersamaan.
Contoh:
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan
Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan
kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk
menyampaikan perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.
Contoh:
Jelas sudah muram si duda
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa

6. Pantun Anak
Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak. Tentu
saja isinya lebih ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil.
Tujuan awal dari jenis pantun yang satu ini adalah untuk mengakrabkan anak dengan pantun,
sekaligus memberikan didikan moral bagi mereka.
Contoh:
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan

7. Pantun klasik modern-melayu


Wahai ananda kuntum pilihan
Syarak dan sunnah jangan abaikan
Berbuat baik janganlah segan
Supaya engkau dirahmati Tuhan

Makna yang terkandung dalam pantun di atas adalah agar kita selalu berbuat baik. Sebab dengan
banyak berbuat baik Tuhan akan merahmati kita. Rahmat adalah kasih sayang. Jadi jika berbuat
baik, kita mendapatkan kasih sayang Tuhan. Misalnya kita sering membantu teman, temanpun
tidak akan segan membantu kita. Bantuan dari teman merupakan kasih sayang Tuhan. Oleh
karena itu selalu berbuat baik agar Tuhan selalu menyanyangi kita. Berbuat baiklah pada orang
tua; pada kakak dan adik, saudara-saudara, dan teman. Hormati guru di sekolah. Semua itu
adalah perbuatan baik yang bisa kamu lakukan agar Tuhan sayang padamu.

8. Jika angin berputar-putar


Layang-layang tak terkejar
Jika adik ingin pintar
Rajin-rajilah belajar

Makna pantun pada bait kedua adalah nasehat agar kita rajin belajar. Dengan belajar kita
bertambah pintar. Tanpa belajar pasti menjadi bodoh. Orang-orang yang rajin belajar tidak hanya
pintar, mereka juga tekun. Tekun belajar dan bekerja menjadikan kita mudah meraih masa depan
cerah. Bermainlah sepuasnya. Tetapi jangan melupakan belajar. Kadang-kadang belajar dan
sekolah sangat susah, akan tetapi di waktu dewasa kita akan senang. Seperti yang diungkapkan
pepatah dalam bentuk pantun.
9. berakit rakit ke hulu
berenang renang ke tepian
bersakit sakit dahulu
bersenang-senang kemudian

Maknanya Lebih baik bersusah-susah belajar, kemudian bersenang-senang dan bahagia di masa
depan. Mari kita lanjutkan lagi dengan pantun-pantun lainnya.

10. Air tajin dalam wadah


Dalam mulut ada ludah
Rajinlah beramal ibadah
Agar hidupmu menjadi mudah

Maknanya Pantun nasehat berisikan pesan orang tua kepada anak agar anaknya rajin
mengerjakan amal ibadah. Dengan beribadah, hidup ini menjadi mudah. Orang yang rajin
beribadah diberi ketentraman dalam hati. Jiwanya juga sangat khusu’. Mereka juga sangat
bahagia dalam menjalani hidup ini. Oleh karena itu, siapapun jangan pernah melupakan ibadah
kepada Tuhan. Karena manfaat dari ibadah itu kita sendiri yang merasakannya. Sedangkan orang
yang tidak mau beribadah hatinya pasti susah. Pikirannya resah. Jiwanya gelisah.

11. Air melurut ke tepian mandi


Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk

Maknanya Jadilah orang yang rendah hati seperti padi. Padi semakin tunduk apabila berisi.
Begitu pula seharunya kita, semakin pandai, semakin pintar, semakin kaya, semakin rendah
hati.Jangan sebaliknya, semakin pandai justru semakin sombong. Atau semakin kaya semakin
angkuh.
12. Naik perahu di haluan
Air beriak di bagian bawah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pohon tidak berbuah

Maknanya Pantun nasehat di atas mengisyaratkan agar kita rajin menuntut ilmu. Setelah
memiliki ilmu, kita mesti mengamalkannya. Sebanyak apapun ilmu yang dimiliki, jika tidak
diamalkan diibaratkan pohon yang tidak berbuah. Maka dari itu, berusahalah untuk
mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan.

13. Ke hulu membuat pagar,


Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

Maknanya Pantun Melayu klasik di atas menekankan agar kita mencari guru untuk belajar.Pada
dahulu, biasanya anak-anak belajar agama untuk bekal di dunia maupun di akhirat. Dengan
belajar agama, mereka semakin arif, budiman, dan berakhlak baik. Setiap sore anak-anak pergi
ke surau, mengaji pada ustadz. Mengapa kita harus belajar? Pantun di atas mengatakan agar kita
tidak menyesal di kemudian hari. Orang-orang yang kurang berilmu biasanya sempit hidupnya,
dangkal pemikirannya. Sebaliknya orang yang berilmu lapang hidupnya, dalam pikirannya, dan
bijaksana sikapnya.
PERIBAHASA DAN MAKNANYA

1. Bagai air di atas daun talas : orang yang tidak tetap hati atau bingung dan mudah terombang
ambing dalam suatu keadaan.
2. Bagai kumbang putus tali : sesuatu yang lancar jalannya, tanpa rintangan/hambatan.
3. Bagai ayam bertelur di lumbung padi : orang yang senang tiada khawatir kekurangan apapun.
4. Bagai mencencang air tak putus : mengerjakan pekerjaan yang mustahil dan tidak mungkin
untuk dikerjakan.
5. Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah : jika ada dua orang besar (penguasa)
sedang berselisih, maka yang menjadi korban dan menderita adalah orang kecil (rakyat).
6. Gajah mati karena semut : orang yang berkuasa dikalahkan oleh orang lemah.
7. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading : orang besar (ternama)
bila mati meninggalkan jasa yang besar (dikenang), jika baik ya baik yang dikenang jika buruk
ya buruk yang dikenang.
8. Bagai anak ayam kehilangan induk : kesusahan karena berpisah (kehilangan) panutan.
9. Bagai anjing mengunyah tulang : orang yang selalu bersungut-sungut (marah).
10. Bagai harimau menyembunyikan kuku : orang yang menyembunyikan kelebihannya
(kekuatannya).
11. Bagai cacing kepanansan : keluh kesah orang yang mendapat masalah besar (keadaan yang
sangat sulit).
12. Bagai batu jatuh ke lubuk : orang yang sudah meninggalkan tempatnya dan tidak mungkin
kembali lagi.
13. Seperti biduk dikayuh hilir : menyuruh orang yang hendak pergi.
14. Seperti bunga dadap, sungguh merah, berbau tidak : sesuatu yang tampaknya bak dan indah,
tetapi sebenarnya biasa saja.
15. Seperti durian dengan mentimun : lawan yang sangat tidak sebanding, satu pihak sangat kuat
sedangkan lawannya sangat lemah.

Anda mungkin juga menyukai