Anda di halaman 1dari 2

<p>Petualangan hidup seorang manusia baru akan dimulai ketika ia sudah lepas dari ketergantungan

kedua orang tua. Orang tua telah mengajarkan kita banyak hal sebelum akhirnya kita siap menapaki
kehidupan yang nyata. Orang tua telah mengantarkan kita ditengah jalan dan separuh jalan lagi adalah
kesanggupan kita dalam menghadapinya.</p> <p>Tuhan telah menyiapkan separuh jalan untuk kita lalui.
Tinggal bagamaimana caranya untuk mencapai tujuan akhir. Manusia dibekali akal untuk berfikir dan hati
untuk merasakan. Dalam petualang hidup, tuhan telah menyediakan banyak hal. Jika takut berjalan
sendiri, ada orang-orang disekeliling yang sudah disiapkan untuk membantu kita.</p> <p>Tuhan maha
Asik, kita nikmati saja skenarionya,,</p>

<p>Bagiku hidup dimulai ketika kita paham, untuk apa kita dilahirkan. Seperti sebuah perjalanan panjang
menuju satu keabadian. Perjalanan yang tak akan pernah sanggup kita lalui sendirian. Melangkah sunyi,
ditengah keramaian, perasaan terasing dalam sebuah pesta pora yang berujung huru hara. Sungguh,
betapa sepinya hidup tanpa kehadiran peran-peran lain yang mewarnai setiap langkah hari demi hari.</p>
<p>Bagiku hidup bagaikan sebuah persinggahan dalam menjalani suatu perjalanan. Terkadang kita
berhenti sejenak melepas lelah, menatap sekitar, menyaksikan polah tingkah orang-orang yang sama
sekali tak kita kenal. Mempelajari sebuah rasa, sedih,marah, kecewa, tangis, bahagia, senyum, hampa dan
kosong.</p> <p>Kita melangkahkan kaki setapak demi setapak, perlahan menjejak. Dalam perjalanan
yang terkadang berbatu, terkadang mendaki dan terjal, menurun, tandus, penuh bunga. Bagaikan sebuah
pentas drama raksasa yang penuh aktor menyelami perannya masing-masing. Dengan skenario
diselembar kertas lusuh terlekat erat ditangan.</p>

<p>Terkadang kita tidak menyadari bahwa hidup hanyalah sebuah perjalanan yang suatu saat akan
berakhir. Banyak pula yang tidak menyadari bahwa angka-angka yang disebut dengan usia akan terus
bertambah, terus mengejar dan menghantui kita. Tanpa disadari, <em>“Apa yang sudah kita lakukan dari
sekian banyak waktu yang telah berlalu”.</em></p> <p>Disatu sisi kita punya dunia yang begitu
menggoda dengan segala pesonanya. Kita mengejar dunia dan menumpuk harta, menumpuk benda-benda
yang kita sukai untuk dijadikan koleksi. Dan begitulah seterusnya, memoles, mengelapnya dan sesekali
memandikannya dengan tujuan agar benda itu tidak rusak dan turun nilai jualnya.</p> <p>Belum merasa
hebat kalau belum ada orang yang memuji kita, dan begitulah manusia dengan segala ego dan
keangkuhannya. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki, padahal orang lain belum tentu
memiliki apa yang kita miliki. Selalu sibuk dengan benda-benda yang suatu saat kita tinggalkan, tetapi
lupa menghiasi jiwa yang begitu rapuh. Selalu sibuk memoles dunia, tetapi lupa dengan keabadian
akhirat.</p> <p>Kemewahan dunia membuat kita lupa dengan tujuan hidup kita yang sesungguhnya.
Kemewahan dunia telah membuat kita buta dengan sekeliling kita. Menganggap akhirat itu fana dan
dunia itu abadi. Menganggap akhirat tidak ada dan dunialah yang tampak begitu nyata. Bermaksud
memperkaya diri dengan segala kemewahan agar orang lain memandang kita, tanpa sedikitpun memberi
manfaat kepada orang lain.</p> <p>Apakah itu tujuan hidup? Tentu saja Tidak!!</p> <p>Sungguh nista
dan rapuhnya hidup ini jika mengartikannya hanya sebatas dunia saja. Betapa tidak menariknya dunia ini
jika yang ada dipikiran kita hanya kemewahan belaka, tanpa memikirkan nasib orang disekeliling kita
yang berada sangat jauh dibawah kita, mungkin dari segi ekonomi. Jika hidup adalah perjalanan, maka
yang kita butuhkan adalah sebuah kendaraan yang tangguh dan gesit untuk berjuang agar sesegara
mungkin mencapai tujuan.</p> <p>Jika hidup adalah perjuangan, maka berjuanglah untuk orang-orang
yang kita sayangi, kita cintai, serta mereka yang kita kasihi. Dengan memperjuangkan merekalah,
kemenangan hidup yang sebenarnya dapat diraih. Tanpa disadari, merekalah sebenarnya kendaraan yang
kita pakai untuk mengarungi kehidupan. Renungkanlah!!! Bahwa hidup bukan untuk dunia saja, tetapi
keabadian akhiratlah sebagai tujuan akhirnya.</p> <p>Makna hidup ada disepanjang jalan yang telah kita
lalui, dari apa yang kita dapatkan sampai dengan apa yang harus kita tinggalkan. Perjalanan hidup telah
membawa kita ke banyak tempat dan pada akhirnya kita pun tahu, bahwa hidup telah mengajarkan
tentang banyak hal. Dari apa yang tidak kita tahu, tidak paham, tidak mengerti menjadi semakin terang
benderang. Untuk itu nikmati saja alurnya dan tetap bersyukur terhadap apa yang kita miliki.</p>

reformasi/re·for·ma·si/ /réformasi/ n perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik,


atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara;

-- ekonomi perubahan secara drastis untuk perbaikan ekonomi dalam suatu masyarakat atau
negara: perdana menteri yang baru telah menyapu kalangan oposisi dan memberikan serangan telak
dengan -- ekonomi;
-- hukum perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam bidang hukum dalam suatu masyarakat atau
negara;
-- politik perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam bidang politik dalam suatu masyarakat atau
negara

Apa yang tepat untuk memprotes waktu

akut a 1 timbul secara mendadak dan cepat memburuk (tentang penyakit); 2 memerlukan pemecahan


segera; mendesak (tentang keadaan atau hal); gawat: penyediaan air bersih menjadi masalah yang
--; 3 kurang dari 90o (tentang sudut): sudut --

Anda mungkin juga menyukai