Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Istikomah

NIM : 19102030016

Matkul : UAS Retorika dakwah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,

Was sholatu wassalamu ‘ala,

Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,

Sayyidina wa maulana Muhammadin,

Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.

Ama ba’du.

Puji syukur senantiasa kita berikan kepada Allah SWT, tak ada upaya kita untuk menjumpai
kenikmatan, jika tanpa Ridho-Nya.

Sholawat serta salam mari kita berikan kepada Rasulullah, menjadi kebanggaan kita
menyenandungkan sholawat kepada Rasulullah. Jangan hanya mentang-mentang sudah kenal
lagu Korea, lalu kita lupa bersholawat.

Kepada Bapak Abu selaku dosen pengampu mata kuliah retorika dakwah yang saya hormati ,
hingga teman-teman yang saya sayangi.

Perkenankan saya mengutarakan isi hati saya untuk mencurahkan segenap rasa di dada. Bukan
bermaksud menggurui, apalagi mencari nilai tinggi, namun hanya mencari celah dakwah di era
yang mulai bubrah
Hadirin yang berbahagia,

Musim Corona, hati dirundung duka, semangat hilang entah kemana, ditambah UKT yang
belum dibayar, kini pikiran jadi buyar. Itu salah satu kalimat yang cocok untuk kondisi saat ini.
Siapa yang tak dirundung duka? jiwa raga menangis merenungi nasib. Belum lagi masalah
administrasi yang tetap ada, membelenggu pikiran.

Masa-masa sulit ini, menjadi beban yang kian terbayang-bayang, pandemi mengantarkan
manusia pada "new human". Merubah kultur, kebudayaan, hingga adat istiadat. Yang awalnya
arisan, kumpul-kumpul, kini diubah untuk menghindari perkumpulan. Tentu manusia
dihadapkan pada situasi baru yang belum ada sebelumnya. Namun, ditengah perekonomian
yang kian tak beraturan, kita sering sekali lalai akan "merasa cukup".

Merasa cukup atas pemberian yang telah Allah berikan. Selalu, manusia mengejar uang, harta,
namun sudah berapa kenikmatan yang telah kita rasakan hingga sekarang?. Itulah nafsu,
seberapa banyak pun harta kita akan senantiasa kurang. Cukup mudah bagi Allah untuk
memberikan pelajaran bagi kita untuk diingatkan kembali dengan rasa syukur.

Hadirin sekalian,

Perlu kita sadari, bahwa alam semesta ini telah bersinergi untuk membentuk keseimbangan.
Burung tetap bisa mencari makan, rantai makanan tetap ada, maka sungguh bukankah diri kita
sangat malu, jika berprasangka buruk kepada Allah, nauzubillah. Pak Rt makan telur dadar, yok
kita kembali sadar. Segala yang terjadi adalah kehendak Allah, maka sebagai hamba harus
senantiasa berbaik sangka atas yang Allah berikan. Meski ilmu perekonomian mengatakan,
akan terjadi kerugian besar, itu semua sangat indah jika Allah yang menghendaki.

Allah yang maha segalanya, sungguh tiada kesempurnaan yang abadi tanpa KuasaNya. Maka
dari itu, jangan mengharapkan dunia ini sempurna, tapi yakni kita punya Allah yang sempurna.
Saya berharap, segala kesulitan yang terjadi saat ini, bisa membawa kepada hati yang lapang,
fikiran yang luas. Senantiasa bersyukur atas apapun yang terjadi. Perlu kita sadari, sebagai
manusia kita memiliki sisi kelemahan untuk melihat kondisi ini, dengan baik. Kita tidak pernah
tahu atas skenario Allah.
Yok, kita kembali menundukkan kepala, merenungi segala keserakahan, nafsu, ketamakan yang
menggerogoti hati dan jiwa, hingga lupa untuk bersyukur. Semoga Allah menggolongkan kita
kepada orang yang senantiasa bersyukur. Upin Ipin makan kedondong, ayo kita perbaiki diri
dong.

Sekian tutur kata yang bisa saya sampaikan. Mari merias hari-hari ini dengan hati yang baik, hati
yang senantiasa mengharapkan ridho-Nya. Apabila banyak tutur kata yang kurang berkenan,
saya harturkan maaf yang sedalam-dalamnya.

Akhir kata, wabilahi Taufik wal hidaya wa ridho wa Inayah,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai