Anda di halaman 1dari 3

Pertama dan paling utama, tidak ada kata yang pantas dan indah selain lafadz alhamdulillah.

Sebagai simbol rasa syukur kita kepada Allah swt, dialah Allah yang selalu mencurahkan
nikmatnya kepada kita semua.

Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada seorang tokoh revolusioner beliau adalah
sang kekasih Allah, yang berpangkat Rasulullah dan bertitel habibulla. Yaitu putra dari Abdullah
Amina yakni Nabi Muhammad SAW.

Bapak, ibu dan teman - teman yang saya cintai. Terus terang saya merasa bangga ada hadir
disini.

Bapak ibu yang saya muliakan, insyaallah hari ini kita akan ngopi bareng, mau ngopi? Nah
ngopi itu ngobrol perkara iman.

Allah berkuasa merubah sifat dan merubah bentuk, contohnya tongkat nabi Musa yang Allah
ubah menjadi ular. Allah berkuasa merubah sifat tanpa merubah bentuk. Api yang membakar
tubuh nabi Ibrahim, tetap menyala-nyala seperti api, tapi sifatnya yang panas Allah berkuasa
ubah menjadi dingin.

Allah berkuasa turunkan air hujan, diminum sama sapi berubah jadi susu. Diminum sama ular
berubah menjadi racun. Diminum sama rusa berubah jadi kasturi. Diminum sama lebah
berubah jadi madu.

Allah yang berkuasa atas itu semua. Begitupula Allah SWT berkuasa memperjalankan
hambanya nabi besar Muhammad SAW.

Bapak ibu yang dirahmati ALlah, terus ngapain tuh Rasulullah ke sidratul muntaha? Ngapain?
Rasulullah SAW menerima perintah shalat lima waktu, yang kemudian shalat 5 waktu ini
diwajibkan untuk seluruh umat Islam di dunia tanpa terkecuali.

Oh, aku dokter, aku sibuk, pasienku butuh obat yah tetap sholat.

Aku artis loh, jam tayangnya padat yah tetap sholat.

Aku direktur, aku banyak jadwal ya tetap shalat.

Siapapun kamu, orang kaya kek, orang miskin kek, cantik kek, ganti kek, tua kek dan muda kek
tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan shalat. Harus shalat dan wajib shalat.

Loh iya kenapa? Karena kita butuh Allah, hidup dibumi ini butuh sandaran. Kalau bersandar di
tiang yang kokoh tiangnya ambruk, jatuh kita.

Kita bersandar pada orang kaya, terus dia bangkrut, oleng kita.

Tapi kalau kita bersandar dengan Allah, insyaallah kita akan selalu berada naungan rahmatnya
yang insyaallah akan bahagia dunia dan akhirat.

Saya tanya nih, sudah shalat lima waktu? Hayo jawab dong. Sebagai bahan intropeksi diri kah
yang shalatnya masih bolong-bolong atau ada yang shalatnya satu tahun sekali?

Insyaallah dengan melaksanakan shalat lima waktu kita akan terhindar dari perbuatan-
perbuatan tercela. Dengan shalat hati kita kita terbenti dalam hal shalat. Dengan shalat hati
kita pun tenang.

Semoga kita kelak selalu menjaga shalat kita, semoga kita dapat menjadi ahli ibadah. Semoga
Allah merahmati kita semua yang hadir di sini dan semoga Allah menempatkan kita di surganya
Allah.

Demikian ceramah dari saya, mohon maaf jika terdapat kesalahan ucapan dari saya. Dengan ini
saya akhiri, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Salam serta sholawat mari kita hanturkan untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Tidak lupa mengucapkan rasa syukur yang sudah sepatutnya dipanjatkan kepada Allah karena
atas izin-Nya bisa berkumpul di sini.

Di hari yang begitu cerah, izinkan saya untuk menyampaikan sebuah kisah menarik dari
seorang yang sangat cerdik, yaitu Abu Nawas. Adakah yang pernah mendengar tentang
kisahnya? Jadi, Abu Nawas adalah seorang pujangga yang sangat senang meminum khamr dan
bermain wanita.

Namun, beliau sangat dekat dengan khalifah Bani Abbasiyah bernama Harun Al-Rasyid dan
begitu cerdik. Dikisahkan suatu ketika Khalifah Harun sedang berjalan di pasar dan melihat Abu
Nawas membawa botol berisi anggur. Beliau pun bertanya kepada Abu, “Wahai Abu, Apakah
yang sedang kau bawa itu?”.

Abu Nawas pun menjawab sembari gugup, “Ini adalah susu, Baginda”. Harun Al-Rasyid pun
merasa bingung, “Bagaimana bisa susu yang berwarna putih menjadi merah seperti itu?”

Lalu, Ia menjawab, “Benar, Yang Mulia. Sebelumnya susu ini berwarna putih, namun karena
melihat Yang Mulia gagah nan rupawan, ia pun tersipu hingga merona dan berubah menjadi
merah.” Mendengar jawaban tersebut, Khalifah Harun Al-Rasyid pun tertawa dan berlalu
sembari menggelengkan kepalanya.

Ilmu yang bisa diambil dari kisah ini adalah sebagai seorang Muslim sudah sepatutnya untuk
cerdas nan cerdik dalam menghadapi suatu situasi yang sekiranya tidak menguntungkan. Walau
apa yang dilakukan Abu Nawas salah, namun dengan jawaban cerdasnya bisa membuat
Khalifah tertawa.

ekian ceramah yang bisa disampaikan. Mohon maaf bila terdapat kekeliruan ketika
menyampaikan materi. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, semoga kita berjumpa
lagi.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Berpisah dengan doi di waktu dhuha
Membuat rindu tak terukur
Pertama dan paling utama
Marilah kita mengucap syukur

Ucapan syukur tentu hanya kita haturkan kepada Zat Pencipta Alam Semesta, Zat Yang Maha
Menguasai, dan Zat Yang Maha merajai yaitu Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat
yang tak terhingga.

Shalawat dan salam tak lupa kita curah limpahkan kepada uswatun hasanah, qudwah hasanah
yaitu Baginda Muhammad SAW. Yang mana kalau kita pikir-pikir sifat-sifat Nabi Muhammad
SAW dibanding kita bedanya cuma sedikit. Ya, hanya sedikit wahai hadirin…

Kalau Nabi Muhammad SAW sedikit makan….., sementara kita sedikit-sedikit makan.
Kalau Nabi Muhammad SAW sedikit bicara…., sedangkan kita sedikit-sedikit bicara.
Kalau Nabi Muhammad SAW sedikit tidur…, tapi kita sedikit-sedikit tidur…
Jadi bedanya cuma : se-di-kit….”
Hehe….

Sore-Sore mandi di kali


Ada itik habislah sudah
Cukup sekian ceramah kali ini
Semoga manfaat dan membawa berkah

Anda mungkin juga menyukai