Anda di halaman 1dari 5

#NILAI KETAATAN ISTERI KEPADA SUAMI

(Oleh: KH. Hafidz Abdurrahman, MA)

Suatu ketika Rasulullah saw. melihat Fatimah r.a, puteri tercintanya itu sedang menggiling gandum
sambil menangis. Rasulullah pun menghampirinya, seraya bertanya mengapa dia menggiling gandum
sambil menangis. Dengan terbata-bata, Fatimah menuturkan kepada ayahandanya, bahwa pekerjaan
menggiling gandum dan semua pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya setiap hari membuat
dirinya bosan. Makanyanya ia menangis.

Mendengar cerita puteri kesayangannya itu Nabi saw. pun segera mengambil penggilingan gandum
tersebut sambil mengucapkan Bismillah. Ajaibnya, atas izin Allah SWT tiba-tiba penggilingan gandum
itu berputar sendiri. Lalu terdengar dari penggilingan yang terbuat dari batu itu BERTASBIH sambil
menggiling gandum yang dilemparkan Rasulullah saw. Tak begitu lama penggilingan itu berputar,
Rasulullah saw. memintanya berhenti. Atas izin Allah SWT seketika penggilingan itu pun berhenti
sendiri. Allahu akbar..

Nabi saw. pun menoleh ke arah Fatimah, puteri tercintanya itu seraya bersabda, Jika Allah
menghendaki, penggilingan itu akan berputar sendiri untuk puteri-Ku. Tapi itu terjadi karena Allah
menghendaki beberapa kebaikan yang ditulis dan beberapa kesalahan yang dihapuskan dari Fatimah
dan dinaikkan-Nya untuk puteri Nabi itu beberapa derajat lebih tinggi."

Nabi saw. pun tak lupa menyelipkan nasehat kepada putrinya, Fatimah, dengan menjelaskan beberapa
kebaikan (pahala) yang bakal diperoleh setiap wanita (isteri), jika dia ikhlas dengan penuh kesabaran
menjalankan tugas dan tanggung jawab kehidupan rumah tangganya. Nabi mengingatkan, Jika
seorang wanita melayani suaminya sehari semalam dengan baik, tulus, ikhlas serta dengan hati yang
benar, Allah akan mengampuni segala dosanya dan akan dicatat untuknya dari setiap helai bulu dan
rambut yang ada pada tubuhnya dengan seribu kebaikan dan dikaruniakan seribu pahala haji dan
umroh. (Hr. Abu Daud)

Rasulullah saw. bersabda kembali, Ketika seorang suami pulang ke rumah, kemudian isteri
menyambutnya dengan senyuman, dan bersegera mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan
suaminya, maka dosa-dosa mereka berdua serta merta berguguran sebelum kedua tangan mereka
dilepaskan. (Hr. Abu Daud)

Allahu Akbar..
Subhanallah, walhamdulillah, betapa mudah jalan menuju surga bagi seorang isteri. Betapa mudah bagi
seorang isteri mendapatkan ridha suaminya. Dengannya ridha Allah pun ia dapat.

Pesan Nabi kepada puterinya:

Fatimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan
menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat
wanita itu.

Fatimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya,
niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.
Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci
pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu
orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya
dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri.
Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai
Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

Fathimah, bila wanita mengandung, malaikat akan memohonkan ampunan untuknya, dan Allah
menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa
sakit saat akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Mujahidin di
jalan Allah. Jika dia melahirkan, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari
kandungan ibunya. Bila dia meninggal saat melahirkan, dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di
dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga.

manusia adalah makhluk yang mulia


Manusi Adalah Mahluk yang mulia

.
.
.() .
Alhamdulilah kita bersyukur kepada Allah atas segala limpahan nikmat yang diberikan Allah kepada kita, yakni
nikmat kesehatan.kelapangan waktu sehinga kita dapat hadir dalam pengajian ini. Dan marilah kita bertaqwa
kepada Allah taqwa dalam arti menjalankan perintah allah dan menjauhi segala larangan Allah, juga taqwa dalam
arti semangkin bertambahnya amal ibadah kita dan menolak dari perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah.
Khusus pada malam hari ini judul ceramah saya adalah Manusia adalah mahluk yang mulia di hadapan Allah.
Kita sebagai hamba Allah yang dimuliakanya melebihi mahluk-mahluk yang diciptakanya yang diberikan kepada
kita akal pikiran,yang dapat membedakan mana yang baik dan mana pula yang buruk, mana yang hak dan
manapula yang batil. Semua itu hanyalah dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada mahluk Allah yang lain
seperti binatang. Sebab itulah manusia disebut Mahluk yang berfikir sebagai mana sabdah nabi muhamad SAW
yang artinya Manusia adalah hewan yang berfikir Jadi jelas dalam hadis nabi tadi bahwa manusia adalah
binatang yang berfikir dan apabila manusia itu tidak berfikir dalam segala tindakanya dan apabila tingkah lakunya
saudah seperti binatang maka sudah sepantsnyalah manusia itu di sebut sebagai binatang karena dia tidak bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Allah telah mengangkat derajat kita mulai dari sesuatu yang hina
Allah ciptakan hinga menjadi wujud yang sangat indah seperti ini. Sebagai mana Firman AllahSWT Dalam surat
At-Tin ayat 4-6 yang berbunyi
<>
Yang artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian
Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Dari Ayat diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai manusia telah dimuliakan
Allah,Melebihi mahluk-mahluk Allah yang lain , Kalaulah kita sadari bahwa Allah menciptakan manusia itu dari
tanah sesuatu yang sangat hina lalu allah mengangkat derajat kita menjadi mahluknya yang sangat sempurna
diantara mahluk-mahluk yang lain dan allah memberikan kita Akal fikiran supaya kita berfikir manayang baik dan
mana yang buruk. Tetapi kita sebagai manusia sering sekali lupa akan segala nikmat yang di berikan allah dan
malah kita ingkar kepada allah. Negara kita sekarang sedang diuji dengan berbagai cobaan Baik bencana alam
maupun berbagai penyakit. Itu semua merupakan peringatan allah kepada kita sebagai umat muslim apakah kita
semangkin taat kepada allah ataukah kita semangkin ingkar kepada Allah, kalaulah kita semangkin ingkar kepada
Allah, allah akan menurunkan azabnya kepada kita dengan yang lebih dahsyat lagi, Dan marilak kita sebagai umat
muslim marilah kita memohon ampun kepada allah atas kelalaian yang sering kita lakukan dengan menjalankan
perintah Allah secara Kafah (utuh).
Kaum Muslimin dan Muslimat yang di rahmati AllahSWT.
Memang memelihara identitas kemanusiaan dan kemulian memang sangat sulit apalagi kita sebagai manusia biasa
yang mempunyai sifat salah dan lupa. Dan kita sering salah atri dalam mempertahankan nilai nilai kemanusiaan
dan kemuliaan ini. Bukan berarti orang yang banyak uangnya,hartanya berlimpah ,punya mobil mewah, punya
jabatan yang tingi itu telah tinggi derajatnya dari pada orang yang tidak punya apa-apa . Mungkin kalau dihadapan
manusia ia (derajatnya tingi) tetapi kalau dihadapan Allah belum tentu karena allah mengukur seseorang bukan
dari harta yang dimilikinya tetapi yang membendakan manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah tingkat
ketaqwaanya kepada allah.sebab itulah nabi Muhammad diutus kepada kita untuk menyempurnakan ahlak
sebagaimana sabdah nabi yang berbunyi:

Yang artinya: aku diutus kepermukaan bumi ini untuk menyempurnakan Ahklak
Sebagai Muslimdan muslimat kita yakin bahwa nabi Muhammad adalah manusia yang paling utama disisi Allah
beliau mulia bukan karena dimuliakan oleh manusiaatau pengikutmya yang rela ikut denganya, tetapi ia mulia
karena dimuliakan Allah. Dari sinilah marilah kita senantiasa benar-benar menjadi seorang mumin yang beriman
dan mencintai rasul dengan melaksanakan segala tuntunan dan sunahnya.Sebab hakikatnya mencinta Rasulullah
haruslah berisi pengertian dan kesadaran dalam diri setiap muslim untuk beriman dan mengamalkan segala
tuntunanya, baik yang wajib maupun yang disunahkanya.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah.
Kita menyadari bahwa dalam perjalanan hidup tidak sedikit persoalan yang kita hadapi baik yang nyata
maupun perkar yang meragukan, juga berbagai keadaan silih berganti kita hadapi baik suka-duka bahagia dan
derita datang dan pergi sudah kita alami. Kalaulah kiata takut untuk menghadapi persoalan hidup, buat apa kita
hidup didunia ini, toh hidup kita sia-sia saja kalau kita takut unuk mengadapi kehidupan dunia yang penuh dengan
tantangan hidup. Seharusnya kita sebagai umat islam harus berani menjalani kehidupan dunia dengan beriktiar
dan bertawakal kepada Allahdan haruslah kita sebagai umat islam harus beribadah, bukan saja dalam urusan
dunia tetapi Akhirat juga. Sebagaiman sabdah rasul Yang artinya: Bekerjalah kamu untuk urusan duniamu
seakan-akan kamu hidup selama-lamanya dan bekerjalah kamu untu urusan akhiratmu seakan akan kamu mati
besok pagi
Dari hadits diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hidup kita tidak terlepas dari iktiar dan
beribadah kepada Allah dan dengan tidak lupa bertawakal kepada Allah. Karena itulah kunci hidup yang
sebenarnya harus ada usaha dan harus ada pasrah kepada ketentuan Allah SWT. Dan Apabila kita gagal dalam
melakukan sesuatu padahal kita sudah berusaha dengan semaksimal mungkin maka marilah semua itu kita
kembalikan pada Allah dengan tidak lupa berusaha lagi, agar sesuatu yang kita usahkan itu berhasil kita raih.

Manusia: Makhluk Ciptaan Allah Yang Paling Sempurna

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan
dil autan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al Isra : 70). Menurut
Fathuddin Jafar, MA dalam bukunya SEI Empowernment Road to the Great Success dikatakan bahwa
manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya
seperti Malaikat, Iblis, Hewan, dsb.

Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena orientasi hidupnya terfokus pada
kerusakan dan penyesatan manusia dari jalan yang lurus. Kemuliaan Malaikat adalah karena mereka
tidak putus-putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan-Nya. Lain lagi dengan hewan. Hewan
adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya
sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tubuh manusia, akan tetapi memiliki nafsu atau syahwat
makan, minum dan biologis seperti manusia. Karena syahwat hewaniyahnya yang mendominasi dan
menggerakkan hidupnya maka setiap saat hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan
syahwat biologis Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya di atas bumi.

Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-
Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai
Khalifah-Nya di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab
itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: Sungguh Aku
mengetahui apa yang kalian tidak ketahui. (QS. Al-Baqarah : 30).

Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala
makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang
sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan
nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang demikian indah dan
dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan
tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka
memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-Nya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan. (QS. Al Isra : 70)

Namun demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-
kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan
kehendak yang telah dirancang Tuhan Pencipta.

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara optimal
tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan
Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi
penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari
binatang dan Iblis bilamana mereka kehilanan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki.
Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta
dan di dunia.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al Araf : 179).

Mari kita luruskan misi dan visi hidup kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan Pencipta Allah SWT,
semoga kita dapat tetap menjaga kemuliaan tersebut sehingga derajat kita tidak dipandang rendah baik
di Mata Tuhan maupun di antara makhluk ciptaan-Nya, amin. (Ibn S / Red & Admin/03/01/10).

Manusia Sebagai Makhluk Sempurna dan Makhluk Mulia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk
lainnya seperti Malaikat, Iblis, Hewan, dsb. Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah
berkehendak menjadikan Nabi Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah
kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya di bumi itu tentunya
berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat
mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: Sungguh Aku mengetahui apa yang
kalian tidak ketahui. (QS. Al-Baqarah : 30).
Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala
makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang
sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan
nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang demikian indah dan
dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan
tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka
memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-Nya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan. (QS. Al Isra : 70).
Ada beberapa indikasi dimuliakannya manusia, yaitu:
1. Peniupan ruh pada diri manusia. Allah SWT berfirman, Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalamnya ruh-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As-Sajdah: 9).
2. Allah memberikan manusia berbagai potensi seperti akal pikiran, kelebihan berbahasa dan keindahan
fisik. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (QS At-Tiin: 4)
3. Ditundukkannya alam semesta untuk manusia. Allah SWT berfirman, Apakah kamu tidak melihat
bahwasannya Allah menundukan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di
lautan dengan perintah-Nya, dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi dengan izin-
Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
(QS Al-Hajj: 65).
Dengan demikian Allah menciptakan gunung-gunung, lautan, sungai, binatang-binatang,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya hanyalah untuk kepentingan manusia. Karena Allah telah
menundukkan semua itu untuk manusia maka manusia pun dengan akal pikirannya bisa mengelola dan
memanfaatkan Semua itu untuk kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya. Allah benar-benar Maha
Pengasih dan Maha Pemurah kepada manusia.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara
optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan
Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi
penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari
binatang dan Iblis bilamana mereka kehilangan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki.
Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta
dan di dunia.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi
neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al Araf :
179).

Anda mungkin juga menyukai