0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan7 halaman
1) Dokumen ini menceritakan pengalaman penulis melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan mengunjungi berbagai tempat suci seperti Ka'bah, Masjidil Haram, Bukit Arafah, dan Mina.
2) Penulis menggambarkan perasaan rindu yang mendalam kepada rumah Allah, Ka'bah, serta melakukan berbagai ritual haji seperti thawaf, sholat, dan berdoa dengan penuh penyesalan atas dosa
1) Dokumen ini menceritakan pengalaman penulis melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan mengunjungi berbagai tempat suci seperti Ka'bah, Masjidil Haram, Bukit Arafah, dan Mina.
2) Penulis menggambarkan perasaan rindu yang mendalam kepada rumah Allah, Ka'bah, serta melakukan berbagai ritual haji seperti thawaf, sholat, dan berdoa dengan penuh penyesalan atas dosa
1) Dokumen ini menceritakan pengalaman penulis melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan mengunjungi berbagai tempat suci seperti Ka'bah, Masjidil Haram, Bukit Arafah, dan Mina.
2) Penulis menggambarkan perasaan rindu yang mendalam kepada rumah Allah, Ka'bah, serta melakukan berbagai ritual haji seperti thawaf, sholat, dan berdoa dengan penuh penyesalan atas dosa
Gamis putih dan jilbab putihku masih tersimpan rapi
dilipatan baju paling bawah, aku punya 3 stel namun kusisakan 1 stel saja untuk kenangan. Yang 2 stel kukasihkan adik-adikku agar mereka segera menabung menuju baitullah. Masih teringat saat aku dititipi 3 wanita yang 2 sudah sepuh usia 70 an dan yang satu masih muda usia 40 an. Menjadi istri dari ketua rombongan tidaklah mudah. Sejak di tanah air para pembimbing yang semua bapak-bapak dibekali tehnik mengelola emosi. Terutama saat membimbing jamaah yang sudah sepuh dan yang muda namun belum punya pengalaman. Syukurlah segala kesulitan terlewati berkat pertolongan Allah.
Mulai datang di tanah suci kita umroh dulu di Miqod,
semua jamaah sudah memakai busana ihrom. Sepanjang jalan di dalam bus selalu membaca do'a dengan terus mengumandangkan lafadz" labbaik Allahumma labbaik...labbaik ka laa syariikalaka labbaik..innal hamda wani'mata laka wal mulk laa syarikalaq."
Sesampai di Makkah masuk masjid menuju ke rumah Allah
ka'bah kita mulai di maqom ibrahim dengan terus mengelilingi ka'bah membaca kalimat talbiyah. SubhanAllah, Alhamdulillah walaa ilaaha illallah Allahu Akbar. Thowaf dengan terus berjalan mengelilingi ka'bah sejumlah 7 kali putaran sambil terus berdo'a, jika bisa berkesempatan untuk mencium hajar aswad itu kesempatan yang luar biasa. Hajar aswad adalah batu hitam yang di ambil nabi Ibrahim dan Ismail sebagai batu pertama saat membangun ka'bah sebagai tempat kiblatnya ummat Islam sedunia.
Momen yang sangat menggetarkan jiwa, serasa kecil banget
aku dihadapan Allah, meski berjubel ummat sedunia aku berusaha menahan semua lelah dan betul nyata, tubuh serasa enteng saja bersama gelombang lautan manusia thowaf terlaksana dengan tuntas. Setelah itu aku dan suami bersama rombongan mencari maqom Ibrahim untuk sholat dan berdo'a.
Do'a yang kupinta saat itu, "ya Allah ampuni hambamu,
hilangkan semua duka lara, limpahkan rahmadMu kepada kami, ayah ibu kami, suami, anak-anak kami dan seluruh sahabat dan ummat muslim. Ya Allah berilah hambamu kekuatan untuk menjaga amanahmu, mendidik putra putri kami dan menjaga murid kami, karyawan kami dan tuntunlah hambamu di jalanMu selalu. Berilah kesehatan dan rizki yang halal, masukkan kami ke dalam golongan orang- orang yang beriman, Aamiin ya Robbal 'Alamin."
Aku bersimpuh,linangan air mata yang terus mengalir tak
bisa kubendung lagi. Mukena yang kukenakan basah dengan air mata. Gambaran dosa dan amalanku teringat semua, saat aku memarahi anak, menggerutu dengan suami, memarahi guru karena kesalahannya, saat aku membantah orang tuaku dan banyak lagi dosa dan noda selama aku diberi nyawa. Perbuatan buruk yang keluar dari emosi membuat aku semakin terlihat lemah bersimpuh di hadapan Allah. Aku pasrahkan jiwaku untuk memohon diberi kesempatan untuk memperbaiki.
Selesai berdo'a didepan ka'bah aku dan rombongan mencari
air zam-zam, tak lupa berdo'a agar air zam-zam menjadi penyejuk jiwa yang meronta. SubhanAllah betul- betul menyegarkan, air yang keluar dari hentakan kaki nabi Ismail AS bersama sang bunda Siti Hajar setelah berlarian bingung dari bukit Shofa ke bukit Marwa. Aku merasakan betapa lelahny saat itu Siti Hajar, tanpa suami dan tak ada satu orangpun yang menolong selain Allah.
Setelah semua ritual Thowaf terpenuhi, kami semua istirahat
duduk berlama-lama di masjid sambil menikmati bekal, menunggu adzan tiba, Begitulah esok harinya melanjutkan lagi syarat haji yaitu berlari kecil dari Shofa ke Marwa, mencukur rambut bagi laki-laki, bermalam di Muzdalifah, berdo'a di bukit Shofa dan Marwa kemudian ke padang Arofah bermalam di Mina, di sanalah kita meminta do'a sebanyak-banyaknya baru melempar jumrah 'Ula, Wustho dan Aqobah saat hari raya haji tiba. Sehabis melempar Jumroh bisa langsung Thowaf keliling ka'bah, bisa juga esok harinya.
Rentetan kegiatan haji memang membutuhkan tenaga extra,
semuanya hambaran kita menjalani kehidupan sehari-hari. Harus fokus, sungguh-sungguh punya targed dan ada evaluasi refleksi. Nutrisi yang memberi kekebalan atas cuaca yang jelas sangat beda dengan tanah air sangat disarankan tidak boleh diabaikan.
Perjalanan haji hampir 50 persen dikerjakan melalui jalan
kaki, jadi membutuhkan kekuatan fisik yang prima. Suka duka saat bermalam di Mina misalnya juga membutuhkan kesabaran tingkat dewa, mandi bergantian tidak boleh memakai wewangian, dengan ribuan orang yang berlatar belakang beda negara, budaya serta karakter. Aku dan rombongan selalu menjaga kesabaran dan kekuatan fisik, saling membantu dan menguatkan walau pada akhirnya ada yang meninggal di tengah perjalanan.
Apapun kondisiku saat ini, Allah maha tahu hambanya yang
selalu rindu Baitullah, disetiap lafadz do'aku selalu kuselipkan "ya Allah semoga aku ke rumah-Mu, ijinkan rinduku pada Baitullah terpenuhi."
Semoga kita selalu sehat.
Bionarasi
Khusnatul mawaddah lahir di kota kecil Bojonegoro Jawa
timur, suka menulis sejak duduk di bangku SLTA. Mempunyai 4 putra dan kini masih aktif bekerja di PAUD Attaqwa Mojokampung. Suka berorganisasi di Himpaudi, 'Aisyiyah, Forum baca masyarkat serta PKG. Hidup ini sementara memperbanyak saudara dan bersilaturrohim adalah kunci kebahagiaan. Illustrasi
Rindu Baitullah, semoga aku bisa ke rumah-Mu adalah
keinginan semua ummat muslim sedunia. Kekuatan do'a dan ihtiar merupakan syarat mutlak untuk menggapainya. Tak akan jemu dan menawarkan candu untuk berdo'a di depan ka'bah. Bisa tangisan menderu, penyesalan berbuat dosa serta menyesal tidak berbuat kebaikan. Semoga Allah kabulkan keinginan kita semua. Aamiin.