Anda di halaman 1dari 9

Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Wa lillaa-hil Hamd.

Ma’aasyiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

 Alhamdulillah. Puji syukur sedalam-dalamnya, dengan penuh rasa haru kita haturkan kepada
Rabbul ‘Izzah, Allah SWT., yang telah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua,
yang memanjangkan usia kita dengan berkah dan salamah sehingga pada pagi ini kita dapat
bersimpuh di hadapan-Nya, di masjid tercinta ini untuk melahirkan rasa syukur atas segala
karunia dan anugerah.

Shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda agung Habiibina Muhammad SAW.,
keluarganya, sahabat-sahabatnya dan seluruh penerus risalahnya hingga akhir zaman. Semoga
sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada mereka dan kepada kaum Muslimina wal
Muslimat, wal Mu’minina wal Mu’minat al-ahya’i minhum wal amwat, fi jami’il jihat, terutama
kepada kita yang hadir di masjid ini beserta keluarganya, semoga kelak di hari qiyamat kita
dikumpulkan bersama-sama mereka, minan Nabiyyiina, wash-Shiddiiqiina, wasy-Suhadaa’i, wash-
Sholihin, di bawah panji-panji La-ilaha illalla-h, Muhammadurrasululla-h Shallalla-hu Alaihi wa Alihi
Wa Sallam.

Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Wa lillaa-hil Hamd.

Ma’asyiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

Sejak tadi malam hingga saat ini, di setiap tanggal 1 Syawal kaum Muslimin seluruh dunia
mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil, mengungkapkan rasa dan persaksian, bahwa Dialah
Rabb yang Maha Agung, sekaligus menyadarkan kepada setiap hati yang beriman, betapa
lemahnya manusia dihadapanNya dan betapa kuasa dan perkasanya Dia Yang Maha Agung itu
dihadapan seluruh makhluk-Nya. Harta, jabatan, kemuliaan yang disandang oleh siapapun di
dunia, tiadalah berarti sama sekali bila disandingkan dengan keagungan Allah SWT., Alla-hu
Akbar. Alla-hu Akbar. Alla-hu Akbar. Wa lilla-hil Hamd.

Suasana syahdu menyadarkan kita kepada hakikat penciptaan dan pemeliharaan: bahwa Dia
adalah pencipta diri ini, dari mulai keberadaannya hingga keadaannya. Siang dan malam
digerakkan dan didiamkan olehNya. Alam semesta berada dalam kendaliNya. Jikalau kesadaran
seperti ini terpelihara dalam hati kita,  niscaya tidak ada diantara kita menjadi orang sombong, iri,
dengki dan hasud kepada sesama manusia, bebal, malas, bodoh, tidak taat dan tidak tahu malu
dihadapan Rabbnya.

Inilah perasaan hati, suara fitrah manusia, kalimat suci, walaupun – karena kesibukan, dosa-dosa
dan nafsu rendah kita-, kalimat suci tersebut sering terabaikan, sehingga suaranya begitu lemah,
hanya sayup-sayup seperti terdengar dari kejahuan. Suara suci itulah yang saat ini sontak
menggetarkan hati, terlebih saat dikumandangkan takbir Idul Fitri, Allahu Akbar ,Allahu Akbar,
Allahu Akbar. Allahu Akbar walillahil hamd.

Kalimat suci tersebut jika benar-benar tertancap dalam jiwa kita maka hilanglah segala
ketergantungan hati kita kepada unsur-unsur lain selain Allah, tiada tempat menitipkan harapan
dan tiada tempat mengabdi kecuali hanya kepada Allah SWT semata.

Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Wa lillaa-hil Hamd.

Ma’asyiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

Tentunya masih membekas kuat dalam jiwa kita, hasil dari apa yang telah dimudahkan Allah
Ta’ala untuk kita amalkan bersama, sejak  bulan Rajab, bulan Sya’ban dan kemudian masuk bulan
Ramadhan, dimana Allah telah membentangkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita
semua, sehingga kita mampu melaksanakan azam kita, acara rutin yang kita niati dilaksanakan
pada setiap tahun di pondok pesantren yang kita cintai ini, berkat izin-Nya, Alhamdulillah tahun ini
bisa kita laksanakan dengan sempurna.

Selama tiga bulan lebih kita mencelupkan jasmani dan ruhani di dalam godokan “kawa
candradimuka”, melaksanakan mujahadah dan riyadloh di jalan-Nya semata-mata berharap ridho-
Nya, berharap mendapatkan peningkatan kuwalitas hidup lahir batin untuk bekal perjalanan
panjang, menggapai cita-cita dan harapan, melaksanakan kuwajiban kemanusiaan, sebagai
suami kepada istrinya, sebagai istri kepada suaminya, sebagai orang tua kepada anak-anaknya,
sebagai anak kepada orang tuanya dan juga sebagai warga masyarakat kepada lingkungannya,
berjalan panjang menghadapi tantangan dan rintangan hidup yang datangnya seakan tidak
berkesudahan, dengan bekal tersebut supaya iman kita tidak mudah tergoyahkan oleh rayuan
zaman.

Sekarang, di pagi yang suci ini, ibarat orang menanam, tentunya kita harus dapat menikmati buah
yang dipetik saat masa panen tiba, mendapatkan kepekaan hati dan rasa, peningkatan kasih
sayang kepada sesama, kemampuan berbagi dan memaafkan kesalahan manusia, terutama
kecemerlangan matahati karena hijab yang selama ini mendinding rongga dada telah dirontokkan,
sehingga kita mampu merasakan kenikmatan bermunajat, menjadikan hati lebih khusu dalam
berdoa, seakan tanpa penghalang dengan-Nya, maka seakan tanpa sebab air mata berlinang
deras ketika hati tersentuh gema suara takbir yang membahana.

Namun demikian, kita tetap harus waspada, karena ada tantangan yang menghadang di depan.
Setelah Ramadhan berlalu, ketika kesibukan pikiran dan hati telah kembali seperti semula, seperti
sebelum kita masuk bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan yang penuh berkah, bisakah hal-hal
positif tersebut kita pertahankan? Bahkan kalau bisa kita tingkatkan? Ataukah malah sebaliknya,
kita akan terpuruk dan kembali seperti pada fase-fase sebelum Ramadhan?

Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Allaa-hu Akbar. Wa lillaa-hil Hamd.

Ma’asyiral Muslimi-n Rahimakumulla-h.

Untuk menghadapai tantangan zaman tersebut, supaya iman tidak mudah memudar tergerus
romantikan zaman, ada hal yang pantas kita renungkan, siapakah sosok dibalik ajaran mulia
tersebut?. Ajaran yang telah kita ikuti selama ini, thoriqoh yang telah kita yakini, jika ajaran
tersebut dilaksanakan oleh seorang muslim niscaya akan menjadikannya insan mulia, menjadi
manusia yang dicintai tidak hanya oleh makhluk bumi saja namun juga penghuni langit yang
dimuliakan. Sosok tersebut adalah Rasulllah Salallahu alaihi wa alihi wa sallam, yang ajarannya
kemudian dilanjutkan oleh Ulama pewaris Nabi, guru-guru kita terutama guru Mursyid kita yang
telah tiada henti membimbing ibadah kita. Berkat usaha mulia mereka itulah kita hari ini berkumpul
dalam satu gerbong perjalanan dalam lindungan agama yang haq, benteng yang kokoh, yakni
dienul Islam. Seorang Nabi dan para pengikutnya yang mengajarkan kalimah Laa- ilaaha illallaa-h
Muhammadurrasuulullaa-h. Kalimat yang dengannya kita dapat membuka pintu Surga.

Ini juga merupakan ungkapan suci yang harus selalu terpatri dalam jiwa kita, sebagai rasa syukur
kepada mereka, atas jerih payah yang telah mereka usahakan selama hidupnya, dengan rasa
syukur ini tentunya kita akan mendapatkan tambahan kemanfaatan, diantaranya supaya iman dan
yakin yang sudah ada selalu terjaga sampai akhir zaman, karena tanpa bersyukur kepada
manusia berarti kita tidak mersyukur kapada Allah SWT.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. 3X


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memudahkan
langkah kita menuju tempat ini. Semoga Allah menerima segala amal ibadah
kita selama bulan Ramadhan, baik yang berupa puasa, shalat wajib dan
shalat sunnah, tadarrus al-Qur’an, zakat, infaq, dan shadaqah, serta I’tikaf di
sepuluh hari terakhir. Semoga kita semua mendapat pahala Lailatul Qadar.
Suatu pagi di hari raya idul fitri, sesaat sebelum Rasulullah saw
hendak menuju mushalla, tanah lapang untuk melaksanakan shalat Id, beliau
mendapati sekelompok kawanan anak-anak yang sedang asyik bermain-
main. Semua mereka nampak riang gembira, kecuali seorang anak yang
duduk menyendiri dengan wajah yang murung. Rasulullah mendekati anak
tersebut dan menanyakan gerangan apa yang menjadikannya bermuram
durja. Sambil terisak, anak tersebut menceritakan bahwa beberapa tahun
yang lalu ayahnya telah meninggal sedang ibunya tidak mempedulikan
nasibnya.Ia hidup sebatang kara.
Mendengar penuturan anak tersebut Rasulullah saw segera mengajak
masuk ke rumahnya, memadikannya lalu memberinya pakaian terbaik
untuknya. Tak hanya itu, Rasulullah bertanya, maukah kamu jika sejak
sekarang ini Muhammad sebagai ayah angkatmu, Fathimah sebagai bibimu
dan Ali bin Abi Thalib sebagai pamanmu? Seorang bocah yang tadinya
bermuram durja kini mendadak bahagia. Yang tadinya kusam dan tak terurus
kini wangi dan berpakaian rapi. Itulah yang dilakukan Rasulullah pada saat
idul fitri.
Al-Qur’an telah merekam secara nyata bagaimana besarnya kasih
sayang Rasulullah kepada sesama. Allah SWT berfirman :
َ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,


berat terasa olenya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin”. (At-Taubah: 128)

Saat ini kita telah berada di tempat ini, apakah sebelum berangkat
tadi kita telah memastikan bahwa tidak seorang bocahpun di sekitar kita
yang menangis gara-gara tidak bisa merayakan idul fitri pada hari ini?
Apakah kita sudah memastikan bahwa tidak ada fakir miskin di
sekitar kita yang di pagi ini belum makan karena tidak memiliki simpanan
beras untuk dimasak?
Apakah kita telah memastikan bahwa semua orang di sekitar kita
telah memiliki baju yang layak untuk pesta dan merayakan hari raya?
Wahai saudara-saudara yang saat ini telah melaksanakan shalat Id,
Allah mengancam kita yang melaksanakan shalat tapi kurang peduli
terhadap sesama dengan neraka wail. Orang-orang seperti itu bahkan disebut
sebut sebagai pendusta agama. Bukankah Allah telah berfirman
َ

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang


yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan
(menolong) dengan barang berguna)”. (Al-Ma’un 4 – 7)
Ancaman ayat di atas, bukan ditujukan kepada orang-orang kafir,
orang-orang munafiq, dan orang-orang musyrik. Ayat di atas ditujukan
secara jelas kepada kita yang melaksanakan shalat tapi kurang peduli
terhadap nasib anak yatim, fakir miskin, kaum dhu’afa dan mustadh’afin.
Apakah kita telah memiliki kepedulian terhadap para janda tua di
lingkungan sekitar kita? Jangan-jangan mereka sedang sakit saat ini. Jangan-
jangan mereka belum makan di hari ini. Jangan-jangan mereka belum
memiliki pakaian yang layak untuk menyambut hari raya idul fitri. Kita
semua diingatkan oleh Rasulullah saw dengan sabdanya:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai


pertanggung jawaban atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)
Tanggung jawab pemimpin itu tidak mudah dan sederhana.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar


Wahai para orangtua, ibu dan bapak sekalian

Allah telah mengamanatkan putra dan putri kepada kita, marilah kita
mendidik mereka dengan sungguh-sungguh dan benar. Waktu kita tidak
banyak. Anak-anak kita akan segera beranjak dewasa, apa yang telah kita
berikan kepada mereka. Allah akan meminta pertanggung jawaban kita di
akherat. Pastikan bahwa anak-anak kalian telah memiliki aqidah yang benar,
menjalankan syari’at secara tepat, dan berkhlaq mulia serta luhur. Pastikan bahwa anak-anak
kalian telah pandai membaca al-Qur’an, kalua memungkinkan, jadikan mereka sebagai penghafal
dan penjagaQur’an.

“Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an”.


(HR.BukharidanAbuDawud)

Jangan ragu menegur dan mengingatkan dengan keras apabila


mendapati anak-anak kita lalai menjalankan shalat. Ingat! Bahwa tarkush-
shalah (meninggalkan shalat) itu dosa besar. Jangan sampai anak-anak kita
tercatat sebagai penghancur tiang agama.

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-


nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menmui kesulitan". (Maryam: 59)
Untuk itu, jangan pernah bosan mengingatkan anak-anak kita,
bahkan yang sudah dewasa untuk menjalankan shalat.

"Dan perintahkan kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah


kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa". (Thaha:
132)
Selain bekal agama yang kuat sebagai pondasi hidup, ajari anak-anak
kita menjadi calon-calon pemimpin. Ibu dan bapak adalah madrasah
(sekolah) pemimpin yang pertama. Ajari mereka zuhud sehingga kelak tidak
rakus terhadap dunia saat menjadi pemimpin. Ajari mereka tawadhu agar
mereka lebih santun kepada orang lain, terutama rakyat kecil dan lemah.
Ajari mereka untuk berani, berani mengambil tanggung jawab dan berani
menanngung risiko. Bekali mereka sikap sidiq (jujur) dan amanah. Jadikan
anak-anak kita sebagai calon-calon pemimpin Islam yang hebat, yang siap
memimpin Indonesia menuju ridha Allah swt.

Allahu Akbar Walillahil Hamd


Ayyuhasy-syabab,wahai para pemuda
Kalian adalah calon-calon pemimpin masa depan. Tak lama lagi
kalian akan menggantikan generasi tua. Bersiaplah untuk memimpin
Indonesia lebih maju, lebih modern, lebih beradab, dan lebih sesuai dengan
syari’at Islam. Belajarlah sungguh sungguh, karena hanya orang yang berilmu saja
yang mendapatkan amanah untuk memimpin bangsa ini. Belajarlah agama
baik-baik karena hanya agama saja yang bisa menuntun kalian ke jalan yang
benar. Belajarlah sains dan tehnologi karena berbagai kemudahan hidup dan
kesejahteraan serta kemajuan hanya bisa dicapai dengannya. Pelajari
berbagai keterampilan hidup karena kalian akan menghadapi tantangan
hidup dan persaingan global yang lebih berat dan lebih keras.
Singsingkan lengan, jangan bermalas-malasan. Tinggalkan segala
bentuk kelalain dan permainan yang tidak perlu dan melenakan. Jangan
terbuai dengan tontonan televisi. Jangan hanyut dengan gadget dan media
social. Waktumu sangat sempit untuk mempersiapkan diri. Pepatah arab
mengatakan:

Hari ini kalian masih remaja. Besok kalian akan dewasa


Jangan biarkan kepemimpinan Indonesia kepada pemuda dan remaja
yang tidak mengenal agama. Jadilah kalian pemimpin dan pembela Islam di
negeri yang tercinta. Bekali diri kalian dengan al-Qur’an sebagai pedoman
dan penunjuk jalan. Teladani Rasulullah sebagai pemimpin yang sukses.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Satu hal lagi, jika kalian ingin menjadi pemimpin, jangan sekali-kali
berbuat sesuatu yang terhina, melanggar hukum dan etika. Indonesia
membutuhkan pemimpin yang bersih dan memiliki track record yang
positif.
Subhanallah Walhamdu lillah Walaa Illaha Illallah Allahu Akbar
Ayyuhaz-Zu’ama wal umara, wahai para pemimpin dan tokoh masyarakat,
terutama pemimpin muslim
Mari kita jaga marwah dan harga diri sebagai muslim. Jangan pernah
sedikitpun melakukan korupsi. Perbuatan itu hina dan merugikan rakyat
banyak. Selain itu, delik tersebut akan dijadikan sebagai senjata untuk
membungkam kita untuk amar ma’ruf nahi munkar. Perbuatan tersebut akan
menjadi alat yang paling efektif untuk menyandera kita
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Pada dasarnya kita cinta dengan kebenaran, kebaikan, ketaatan, dan keluhuran. Itulah fitrah kita
yang suci. Fitrah itulah yang perlu kita recharge (isi kembali) dalam ibadah puasa, agar kita
memiliki energi tambahan untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat.
Semoga Allah swt menerima amal puasa kita dan amal-amal lain yang kita lakukan dalam bulan
Ramadhan, sehingga kita termasuk hamba-Nya yang kembali kepada kesucian fitrah kita, yaitu
kembali kepada Allah, dan berhasil memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu.

‫ َواَدْ َخ َل َنا َو ِا َّيا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة ِع َبا ِد ِه‬, َ‫الغا ِن ِم ْين‬


َ َ‫سالِ ِك ْين‬
َّ ‫اء ِز ْينَ ال‬ ِ ‫اء ِد ْينَ ال َف‬ َ َ‫َج َع َل َنا هللاُ َو ِا َّيا ُك ْم مِن‬
ِ ‫الع‬
‫س َع ِن‬ َ ‫اف َم َقا َم َر ِّب ِه َو َن َهى ال َّن ْف‬َ ‫ َوَأ َّما َمنْ َخ‬. ‫الر ِج ْيم‬ َّ ‫ان‬ِ ‫ش ْي َط‬
َّ ‫هلل مِنَ ال‬ ِ ‫ اَ ُع ْو ُذ ِبا‬. َ‫صالِ ِح ْين‬
َّ ‫ال‬
‫ا ْل َه َوى * َفِإنَّ ا ْل َج َّن َة ه َِي ا ْل َمْأ َوى‬
َّ ‫الر َح ْم َواَ ْن َت َخ ْي ُر‬
َ‫الرا ِح ِم ْين‬ ْ ‫اغف ِْر َو‬ ْ ‫َوقُلْ َر ِّب‬
Ya Allah, ya Tuhan kami, jadikanlah hari Raya kami ini sebagai hari kebahagiaan. Jadikan amal-
amal kami sebagai sebagai amal shalih yang mencerahkan hidup kami. Ya Allah, sebagaimana
Engkau telah kumpulkan kami di tempat ini, maka rekatkan pula hati kami untuk bersedia
mengikuti tuntunan yang Engkau tunjukkan dalam Kitab-Mu dan sunnah Rasul-Mu. Satukan hati
kami, perbaiki persoalan-persoalan yang terjadi di depan kami, tuntun kami menuju jalan
keselamatan, jauhkan kami dari keburukan dan marabahaya, baik yang sedang terjadi di depan
mata atau yang masih tersembunyi dari penglihatan kami.

’Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap hamba-hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh di
tempat yang suci yang penuh rakhmat, menyebut namaMu yang agung, berzikir, bermunajat
kepadaMu dengan takbir, tahmid, dan tahlil.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, sayangilah para ustadz, guru-guru kami, lindungi dan
bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati jalannya.
Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta
karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau  biarkan setan musuhMu menggerogoti
persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan
syari’atMu di atas bumi yang tidak sejengkalpun melainkan milikMu.
Duhai yang Maha Menyelamatkan, Engkau pelindung kami, Engkau pemberi petunjuk orang-
orang bingung, Engkau pemberi kecukupan orang yang kekurangan, Engkau pemberi ketenangan
orang yang gelisah.
Ya Allah, yang sakit Engkau sembuhkan, yang lupa Engkau ingatkan, yang gelisah Engkau
tenteramkan, yang sedih Engkau gembirakan, yang meminta Engkau beri dan kabulkan.
Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami, suami, isteri kami,
belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka.
Ya Allah, yang mengetahui segala keburukan aib dan maksiat, ampuni seburuk apapun masa lalu
kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami.
Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari harta haram,
makanan haram, perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad yang bersih.
Ya Allah, bukakanlah lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan masa lalu kami.
Ya Allah Tuhan yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah
berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar
pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan
kami berbakti kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka
mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke
haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta
pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan nikmat tanpa
bersama kedua orang tua kami.
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak,
hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi
ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.’’
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak,
hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi
ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.’’
Ya Allah…..Entah berapa lama lagi umur yang tersisa.
Mungkin ada di antara kita ada yang sisa usianya masih puluhan tahun, mungkin ada juga yang tinggal
beberapa tahun, mungkin ada yang di antara kita beberapaminggu lalu akan pulang. Atau mungkin juga esok
hari, ajal kita sudah tiba. Ajal tidak bisa dimajukan atau ditunda. Bila saat malaikat maut datang menjemput,
tidak ada yang bisa menolak dan tidak ada yang bisa lari. Dan bila saat ajal kita tiba, semoga kita sudah
benar-benar dalam kondisi yang siap. Mudah mudahan bila waktunya tiba, Allah sudah mengampuni semua
dosa-dosa kita.
Mudah-mudahan orang tua kita pun ridho karena sudah kita muliakan dan bahagiakan.
Mudah-mudahan saat nyawa kita dicabut, orang-orang yang kita sakiti sudah memaafkan kita.
Dan semoga ketika kita meninggalkan dunia ini, Allah ijinkan kita untuk bersih dari hutang dan tidak ada sesuatu yang
haram yang melekat di tubuh.
Semoga ketika dicabut nyawa kita, tubuh kita sudah terbasuh wudhu dan menyebut nama Allah di akhir
hidup kita.
“Barangsiapa yang di akhir hidup menyebut nama Allah, La ilaa ha illallah. Allah akan menjamin untuknya
surga.”
Jika kita sudah menjadi mayat, maka tubuh kita akan kaku dan dingin. Jika kita meninggal tidak ada lagi
amal yang bisa kita lakukan.
Mata tidak lagi bisa membaca Al-Qur’an, mulut sudah terkatup tidak ada lagi nikmatnya dzikrullah.
Kening tidak akan lagi bisa bersujud dan tidak akan ada lagi tahajud yang bisa ditunaikan.
Jika tangan kita sudah kaku, kita idak lagi bisa bersedekah, tidak bisa lagi membelai anak dan cucu.
Kaki jika sudah dibungkus kafan, tidak lagi bisa melangkah mencari ilmu, sholat ke masjid, dan
bersilaturahmi.
Mudah-mudahan orang yang mengurus jenazah kita adalah orang-orang yang ikhlas. Dan semoga kita
dikafani dengan kain kafan yang halal.
Biasanya kita hanya menyangka orang lain yang meninggal akan dikubur. Tetapi, bayangkan bahwa yang
akan dikubur adalah tubuh kita.
Tubuh kita dimiringkan, ditutup papan, dan ditabur tanah. Sesudah kubur kita penuh, tinggallah nisan yang
dipasang.
Semua orang pada akhirnya akan sendirian di dalam tanah.
Orang-orang yang kita cintai mungkin beberapa saat ada di atas kubur kita. Tapi satu per satu akan pulang
ke rumahnya masing-masing.
Lalu pada akhirnya kita akan sendirian di dalam kubur. Kita harus siap jika ini akan terjadi besok lusa.
Robbana dzolamna anfusana, wa illam taghfirlana wa tarhamna lanaku nanna minal khosirin. Allahumma
inna nas aluka tawbatan nasuha, wataubatan qoblal maut.
Wa rahmatan indal maut. Wa maghfiratan ba’dal maut. Allahumma hawwin Alaina fii sakaratil maut.
Allahumma inna nas aluka husnul khotimah, wan a udzubika min su’ir khotimah.
Wahai Zat yang Maha Mendengar, ampuni sebusuk apapun hidup yang pernah kami jalani. Ampuni
kedzaliman kami kepada orang tua.
jangan biarkan orang tua kami menyesal melahirkan kami. Berikan kesempatan sisa umur kami
membahagiakan ibu dan bapak kami.
Ya Allah, ampuni dan sayangi orang tua kami, muliakan sisa usianya dan jadikanlah ahli surga.
Ya Allah, ampuni guru-guru kami dan para ulama yang menjadi jalan untuk kami bisa mengenal jalanMu.
Muliakan pula keluarga dan keturunannya.
Ya Rabb berikan kesembuhan bagi yang sedang sakit. Ya Allah, ampuni hamba-hambamu yang berbuat baik
kepada kami.
Ampuni saudara-saudara kami yang pernah menyakiti kami. Ya Allah ampuni hamba-hambamu yang
pernah kami sakiti selama ini.
Allahummaghfirlil mukminina wal mukminat, wal muslimina wal muslimat al ahya iminkum wal akhwat. Ya Allah
jadikan saat ini saat mustajab, tapi Engkau yang menggenggam pertemuan ini. Engkau maha mendengar maha
mengabulkan. Kabulkan doa-doa kami, Ya Allah.

Anda mungkin juga menyukai