Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PEGADAIAN SYARIAH ERHN.ID


TAHUN 2019

JUDUL KASUS: ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI GADAI


SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH ERAHN.ID

Oleh :
Isro’ Noviyani
Nim: 15520045

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
judul “Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah Pada Erahn.id”. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang telah membantu tersusunnya
laporan ini dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. selaku rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Ibu Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., M.Si selaku ketua jurusan akuntansi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Ibu Hj. Meldona, SE., MM., Ak selaku dosen pembimbing lapangan PKLI
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Raga Bhirhatihin AlFath, S.Kom., MM selaku pimpinan sekaligus
pemilik dari Erahn.id
5. Rekan- Rekan pegawai yang selalu membantu dalam proses PKLI
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik itu berupa meteril
maupun moril.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan serta
mendengarkan keluh kesah selama pembuatan laporan ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam mengerjakan laporan ini sehingga lporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa lporan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan. Mengingat keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Oleh kerena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
demi sempurnanya laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 12 February 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perusahaan...................................................................................1

1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan........................................................................4

1.3. Struktur Organisas................................................................................................5

1.4. Ruang LingkupPerusahaan...................................................................................7

1.4.1. Analisis Kompetensi dan Peluang Pasar.......................................................8

1.4.2. Business Model Canvas..............................................................................12

1.4.3. Skema dan Ilustrasi Penawaran Investasi...................................................19

BAB II PEMAPARAN HASIL IDENTIFIKASI

2.1. Latar Belakang Hasil Identifikasi Perusahaan....................................................21

2.2. Identifikasi Masalah............................................................................................23

BAB III PEMBAHSAN DAN KESIMPULAN

3.1. Landasan Teori....................................................................................................25

3.1.1. Pengertian Akuntansi..................................................................................25

3.1.2. Pengertian Akuntansi Gadai Syariah..........................................................25

3.1.3. Rukun dan Syarat Ketentuan Rahn.............................................................26

3.1.4. Ketentuan Umum Pelaksanaan Akad Rahn................................................27

3.1.5. Penjelasan PSAK No.107...........................................................................29


3.1.6. Penjelasan Fatwa DSN MUI No.25............................................................30

3.1.7. Pencatatan Akuntansi Rahn........................................................................31

3.1.8. Mekanisme Oprasional Erahn.id.................................................................33

3.1.9. Perhitungan Biaya Ijaroh Erah.id................................................................34

3.1.10. Hal-hal diperjanjikan dalam Rahn..............................................................36

3.1.11. Penerapan Akuntansi Gadai Syariah...........................................................37

3.1.12. Pegadaian Syariah Menurut Perspektif Islam.............................................40

3.2. Kesimpulan...........................................................................................................42

3.3. Saran.....................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................44

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nisbah Investasi di Erahn.id

Tabel 2. Equivalent Rate Perbandingan Nisbah / Bunga Deposito Perbankan

Tabel 3. Rumus Perhitungan Ijaroh di Erahn.id


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Erahn.id

Gambar 2. Skema Alur Rahn di Erahn.id

Gambar 3. Perjanjian Akad Rahn di Erahn.id

Gambar 4. Surat Bukti Rahn di Erahn.id


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Penilaian PKL

Lampiran 2. Format Penilaian DosenPembimbing Lokasi PKL

Lampiran 3. Format Penilaian Pelaksanaan Seminar Hasil PKL

Lampiran 4. Buku Kegiatan Harian Pelaksanaan PKL di Lapangan

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Harian Selama di Lapangan

Lampiran 6. Kartu Kendali Pembimbing PKL

Lampiran 7. Dokumentasi PKL

Lampiran 8. Nilai KKM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Era baru ekonomi Indonesia saat ini sudah berada di era ekonomi digital. Banyak
startup digital mulai bermunculan di Indonesia, baik yang bergerak di bidang jasa
maupun jual beli saat ini menggunakan internet untuk menyediakan layanan jasa yang
efektif dan efisien bagi masyarakat. Perkembangan teknologi saat ini tidak bisa
dibendung, banyak negara di dunia yang saat ini berlomba untuk mengembangkan
produk-produk berbasis teknologi. Di Amerika sendiri bahkan ada sebuah tempat
yang dijuluki Silicon Valley sebagai pusat dari berdirinya usaha-usaha digital di
Amerika seperti Google, Facebook, Apple, dan lain-lain.
Sektor ekonomi digital sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya
sociotechnopreneurship, technopreneurship, dan juga financial technology. Dalam
bidang financial technology juga sudah berkembang pesat di Indonesia, mulai
bermunculan produk-produk berbasis funding maupun lending seperti iGrow,
pinjam.co.id, IjadFarm, kitabisa, dan lain-lain. Banyaknya startup yang berdiri
tersebut karena untuk mempermudah akses keuangan masyarakat yang sering kali
dipersulit oleh pihak perbankan untuk mendapatkan tambahan dana.
Berkembang pesatnya ekonomi digital juga turut serta diikuti oleh perkembangan
pesat di bidang ekonomi islam di Indonesia. Saat ini berbagai macam usaha dengan
berlandaskan syariat islam mulai bermunculan di Indonesia. Namun dengan mulai
berkembang pesatnya ekonomi islam dan ekonomi digital tersebut, masih belum ada
perusahaan yang fokus untuk mengintegrasikan kedua hal tersebut menjadi peluang
bisnis. Padahal jika perusahaan tersebut menggabungkan keduanya bukan tidak
mungkin bisa berkembang lebih pesat lagi.
Masih sedikitnya perusahaan syariah yang menggunakan perkembangan ekonomi
digital tentu menjadi peluang yang bagus untuk dikerjakan. Saat ini perusahaan
syariah
yang berbasis lending masih sangat sedikit karena masih terbatas pada perbankan
syariah.
Melihat peluang ini, erahn.id datang sebagai salah satu perusahaan yang
menyediakan fasilitas pembiayaan syariah berbasis digital. Seperti namanya erahn.id
memang difokuskan untuk pembiayaan gadai syariah. Saat ini masih belum ada
pembiayaan gadai syariah yang berbasis digital, maka dari itu ini merupakan peluang
tersendiri bagi erahn.id untuk memasuki pasar di era ekonomi digital.
Nama erahn.id sendiri sebenarnya berasal dari pemecahan electronic rahn di
mana kata rahn merupakan istilah akad untuk gadai. Ulama’ mazhab Syafi’i dan
mazhab Hambali mendefinisikan arti kata rahn sendiri yaitu menjadikan materi
(barang) sebagai jaminan hutang yang dapat dijadikan pembayar hutang apabila orang
yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya itu. Konsep seperti ini sangat adil
karena tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Bahkan di dalam Al Quran sendiri
sudah dijelaskan detail tentang konsep rahn yang tertulis di surat Al Baqarah ayat 283
yang berbunyi :

‫هلال‬
َ &َ‫َؤ ِدِّ الَّ ِذي ا ْؤت َمانَتَ&ه َيت‬ ‫ُك ْم‬ ‫ض ْ ن أ‬ ‫ْم ت ِتب ِ ه‬ َ‫عل سف‬ ‫و ِإ ْن ْن‬
‫ق‬ ‫ة‬ ْ
‫نأَ و ْل‬ ‫ِم ضا فَ ْلي‬ ‫ْع‬ ‫ِ م ِإ َ ب‬ ‫ى ٍر ِجدُ&وا ولَ ا كا ر ان قب &ُو‬ ‫ُت ْم‬
‫ض‬ ‫ع‬ ْ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ك‬
‫ن‬
‫َ َ ها فَ ِإنَّه ِث ْلب وهلل َ&ت ْع َمل&ُون ع ِلي ٌم‬ ‫رَّبه َت ْكُ&ت ُموا ال‬
‫َما‬ ‫ْكتُ& ْم ٌم ه ا‬ ‫والَ َهاَدة م‬
‫ءا‬ ‫ش ْن‬
‫و‬

Artinya : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang melakukan kegiatan
muamalah seperti melakukan hutang piutang maka harus ada barang yang menjadi
jaminan karena itu akan meminimalkan resiko dalam proses muamalah tersebut.
Islam sangat menjunjung tinggi keadilan, maka dari itu konsep gadai ini sangat sesuai
dengan prinsip-prinsip islam.
Selain dari ayat Al Quran tersebut, Nabi Muhammad SAW juga telah
mencontohkan praktik gadai tersebut yang tertulis dalam hadits berikut :

‫ح ِديد‬
ْ ‫صل َّ ُلل ْي ِه سل شتَ َعا ْ ُه َلى أَ& َج و ه د‬ َ‫َّ ن النَّ ِبي أ‬
‫و ع ّ َم ا َرى ًما ن و ِد ٍل يٍ& ِإ َر نَه ْرعا ن‬ ‫ّى ا‬
‫ط‬ َ‫ل‬
‫م‬ ‫م‬

Artinya : “Rasulullah SAW pernah membeli makanan dari seorang Yahudi


dengan cara menangguhkan pembayarannya, lalu beliau menyerahkan baju besi
beliau sebagai jaminan” (Shahih Muslim).
Dari ayat Al Quran maupun hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
praktik gadai merupakan praktik muamalah yang sangat sesuai syariah karena
merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan apabila melakukan kegiatan hutang
piutang karena tidak ada resiko apapun untuk kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian. Dengan melihat hal itu tentu peluang bisnis di bidang gadai syariah
merupakan sesuatu yang sangat menjanjikan, oleh karena itu erahn.id datang
mengambil peluang tersebut. Dengan hadirnya erahn.id di tengah masyarakat
diharapkan mampu mempermudah masyarakat untuk memperoleh tambahan dana
dengan proses yang cepat tetapi juga sesuai syariat Islam.
Didukung oleh tim yang memliki pengalaman dan kemampuan yang mumpuni,
erahn.id memiliki keyakinan mampu menjadi perusahaan gadai syariah berbasis
Fintech terkemuka di Indonesia dan dunia.
1.2. VISI, MISI DAN TUJUAN
 Visi :

Menjadi lembaga bisnis yang berdakwah di lingkup global

 Misi :
1. Mengutamakan kemaslahatan umat
2. Melakukan kegiatan bisnis yang sesuai dengan kaidah islam
3. Memberikan pelayanan maksimal yang berorientasi kepada
kepuasan pelanggan
4. Memberikan edukasi mengenai bisnis syariah
5. Meningkatkan pemasaran untuk dapat berdakwah tentang bisnis syariah di
lingkup global
 Tujuan Bisnis :
1. Memperoleh profit atau laba dari hasil penyaluran pembiayaan gadai
2. Memperoleh profit atau laba bukan dengan cara menyulitkan pelanggan
3. Memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar tentang bisnis syariah
4. Menyisihkan sebagian hasil usaha untuk dapat membantu memperkecil
ketimpangan sosial ekonomi
5. Membuka lapangan pekerjaan bagi seluruh masyarakat, terutama masyarakat
Kota Malang, Jawa Timur
1.3. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur pada dasarnya merupakan ciri organsasi yang berfungsi untuk


mengendalikan atau membedakan semua bagiannya. Adanya struktur organisasi di
Erahn.id akan memudahkan organisasi dalam mengendalikan prilaku pegawai.
Dengan demikain dapat menciptakan efektifitan dan efesiensi organisasi.

Gambar. 1 Struktur Organisasi Erahn.id


 Jobs Description :
a. Chief Executive Officer (CEO)
- Merancang dan mengomunikasikan visi perusahaan
- Membangun hubungan dengan investor
- Mengatur pembiayaan dan anggaran
- Menguraikan strategi bisnis perusahaan
- Mengukur trend pasar
- Merekrut anggota tim
b. Chief Operational Officer (COO)
- Memenuhi segala kebutuhan operasional perusahaan
- Sebagai penghubung antara anggota tim dengan CEO
- Mengatur keseluruhan bisnis inti
- Melakukan pengukuran kinerja bisnis dengan pengumpulan data
dan analisa data (Data Science)
c. Chief Creative Officer (CCO)
- Optimalisasi media sosial yang dimiliki perusahaan
- Melakukan creative campaign
- Mendesain branding perusahaan
d. Mitra Bisnis/ Business Partner
- Penghubung antara perusahaan dengan calon end user/ customer
- Membantu analisa karakteristik calon end user/ customer dengan
mengumpulkan data customer yang bertransaksi melalui mitra bisnis
e. Freelance Engineer
- Mengerjakan segala kebutuhan IT yang dibutuhkan
perusahaan sewaktu-waktu
- Koordinasi langsung dengan CEO
1.4. RUANG LINGKUP

1.4.1. Profil Perusahaan

Nama Usaha : erahn.id


Jenis Usaha : Financial Technology
Alamat Usaha : Jl. Simpang Wilis Indah, Gading Pesantren blok 1 no 13
Malang
No Telpon : 0858-5961-9314
Instagram : erahn.id
Facebook : Erahn id
Website : www.erahn.id

erahn.id merupakan salah satu usaha di bidang Islamic Fintech yang


menyediakan fasilitas pembiayaan gadai syariah. Berasal dari pemecahan kata
electronic rahn di mana bisnis ini akan menyediakan layanan pembiayaan dengan
gadai berbasis teknologi yang dapat membuat prosesnya lebih cepat, mudah, dan
efisien. Hal tersebut menjadi nilai tambah tersendiri karena saat ini masih belum
ada usaha pegadaian syariah yang berbentuk Fintech. Bisnis ini didirikan oleh
Raga Birhatihin karena melihat kondisi di lapangan masih banyak masyarakat
yang membutuhkan pinjaman dana tetapi banyak yang dipersulit oleh bunga dari
pihak perbankan maupun usaha pemberi pinjaman lain.
Karena bisnis ini yang bergerak di bidang gadai syaraiah tentu membuat bisnis
ini memiliki resiko yang kecil seperti resiko kredit macet ataupun gagal bayar. Hal
ini dikarenakan konsep gadai syariah yang memang menjunjung tinggi keadilan
sehingga tidak ada pihak yang nantinya merasa dirugikan dan bahkan kegiatan
muamalah dalam Al Quran maupun Hadits yang berupa hutang piutang juga
ditunjukkan dalam bentuk praktik gadai.
Dengan visi usaha yaitu menjadi lembaga bisnis yang berdakwah maka yang
menjadi orientasi bisnis ini bukan pada keuntungan (profit) tetapi kemaslahatan
umat. Bisnis ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya
bermuamalah sesuai syariat, selain itu bisnis ini juga akan membantu memperkecil
jarak ketimpangan ekonomi di Indonesia dengan beberapa kegiatan sosialnya.
Segmen pasar bisnis ini sangat luas yaitu seluruh masyarakat yang sudah
memiliki Kartu Tanda Penduduk dapat mengajukan pembiayaan gadai di erahn.id.
Selain itu dengan pengajuan yang cukup simpel tanpa melalui proses OJK
Checking dan proses akad yang maksimal 30 menit mampu memberikan
kemudahan bagi masyarakat yang saat ini sulit jika akan mengajukan pembiayaan
gadai di pegadaian ataupun perbankan pada umumnya.

1.4.2. Analisis Kompetensi dan Peluang Pasar


a. Gambaran Umum Bisnis
Bisnis ini terfokus pada pembiayaan gadai syariah. Bisnis gadai syariah ini
memiliki beberapa tahap pengembangannya. Di tahap awal, bisnis gadai syariah
akan memiliki brand tersendiri yang bernama erahn.id. Pada tahap tersebut akan
memfokuskan untuk personal branding dengan melakukan pemasaran yang masif
baik itu direct marketing maupun indirect marketing. Proses tersebut diharapkan
dapat merubah cara pandang masyarakat untuk mulai suka dengan bisnis syariah
melalui kemudahan yang diberikan ketika melakukan pengajuan pembiayaan
gadai. Hal ini dilakukan karena bisnis ini tidak hanya profit oriented melainkan
juga fokus untuk melakukan edukasi pengembangan pengetahuan masyarakat
tentang muamalah islam. Ketika bisnis ini sudah mencapai target yang sudah
diproyeksikan untuk tahap awal, maka akan melakukan pengembangan di tahap
kedua. Tahap kedua dari bisnis ini yaitu kemitraan. Bisnis ini akan menyediakan
sebuah market place bagi para pemilik usaha gadai. Nantinya akan ada dua usaha
yaitu www.gadaisyariah.com yang akan fokus sebagai market place dan
www.erahn.id yang fokus pada penjualan produk pembiayaan gadai. Manajerial
untuk kedua bisnis tersebut sudah berbeda karena akan difokuskan untuk masing-
masing usaha. Visi, misi, serta tujuan bisnis tidak akan berubah karena itu hanya
sebuah pengembangan bisnis untuk mecapai visi yang telah ditentukan di awal.
Pembentukan sebuah market place di tahap kedua pengembangan bisnis ini
didasari oleh sudah dikenalnya prinsip pembiayaan gadai syariah oleh
masyarakat melalui penjualan yang dilakukan oleh erahn.id di tahap awal,
sehingga bisnis ini dapat menjadi sebuah platform untuk memfasilitasi para
pemilik usaha gadai untuk menerapkan prinsip gadai syariah karena mitra yang
bergabung wajib menggunakan Standar Operasional (SOP) dari
gadaisyariah.com.

b. Gambaran Umum Pasar


Segmentasi pasar dari bisnis ini adalah seluruh masyarakat baik itu yang
berada di usia produktif maupun yang sudah non produktif. Hal ini dikarenakan
pada zaman sekarang kebutuhan akan pembiayaan sangat tinggi. Menurut data
dari OJK, per bulan Oktober 2017 pertumbuhan pembiayaan syariah cukup baik
yaitu berada di level 15,75% year on year dengan total saluran pembiayaan
sebesar Rp 281,83 triliun. Pembiayaan tersebut didominasi oleh penggunaan
akad murabahah sebesar 54,03% dari total pembiayaan. Perkembangan tersebut
diproyeksikan akan tumbuh sekitar 10% - 12% di tahun 2018.
Melihat data tersebut dapat menunjukkan trend perkembangan lembaga
keuangan syariah cukup baik dan akan terus meningkat kedepannya. Namun
lembaga keuangan syariah yang sedang berkembang pesat tersebut didominasi
oleh jenis perbankan maupun lembaga keuangan yang fokus untuk memberi
pembiayaan ke usaha mikro, padahal tingkat NPF (Non Performing Financing)
untuk pembiayaan mikro terbilang cukup tinggi dan selalu berada di atas 5%. Hal
itu tentu akan mempengaruhi perkembangan lembaga keuangan syariah untuk
beberapa tahun yang akan datang. Maka dari itu, lembaga keuangan syariah perlu
membuat suatu produk yang dirasa aman untuk menahan laju NPF dan juga
dapat membantu meningkatkan penyaluran pembiayaan. Pembiayaan gadai
merupakan salah satu solusi karena pembiayaan gadai merupakan pembiayaan
yang minim
resiko sedangkan lembaga keuangan syariah masih sedikit yang ada produk
pembiayaan gadai.
Pembiayaan gadai syariah saat ini masih sedikit yang melakukan. Lembaga
pegadaian syariah milik pemerintah juga masih belum maksimal dalam
penyaluran pembiayaannya padahal lembaga pegadaian konvensional selalu
ramai orang. Hal ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi bisnis ini untuk dapat
menggebrak pasar usaha pembiayaan syariah dan mampu memperoleh minimal
10% market share pembiayaan syariah. Hal ini dikarenakan bisnis ini
menawarkan kemudahan dalam pengajuan pinjaman seperti fasilitas jemput bola
dan layanan 24 jam, selain itu kategori barang yang dapat digadaikan juga sangat
banyak dengan nilai taksiran yang dapat mencapai 96% dari harga pasar. Bisnis
ini juga tidak hanya menyediakan fasilitas pinjaman melainkan juga memberikan
edukasi wawasan tentang bisnis syariah kepada masyarakat sehingga diyakini
bisnis ini akan cepat berkembang.

c. Proyeksi bisnis
Tahun Target Outstanding Keterangan
Pertama 10 M Siklus bisnis baru dimulai, pengenalan
brand, tahun percobaan masih tahap
inkubasi bisnis dan fokus pada riset untuk
trial and error
Kedua 30 M Tahap kedua bisnis mulai dijalankan di
mana gadaisyariah.com dan erahn.id sudah
pecah manajerial dan fokus di masing-
masing bisnis. Target tersebut realistis
karena ada 2 bisnis yang berjalan dan juga
masyarakat sudah mengenal baik konsep ga
dai syariah melalui pemasaran yang
dilakukan erahn di tahun pertama
Ketiga 60 M Siklus bisnis mulai memasuki
perkembangan pesat dan sudah on the
track.
Di tahap ini mulai melakukan perluasan
usaha di lingkup jawa timur dan juga pada
tahap ini mulai memikirkan pengembangan
usaha agar lebih inovatif selain itu juga
memikirkan untuk pembukaan kantor
cabang masing-masing bisnis.
Keempat 90 M Siklus bisnis semakin membaik, brand
sudah dikenal masyarakat luas dan target di
tahap ini pulau Jawa sudah terdistribusi
merata.
Kelima 140 M Di tahap kelima ini target bisnis sudah
skala nasional dan di proyeksikan kenaikan
jumlah outstanding setiap tahun minimal
sebesar 50M dari tahun sebelumnya.

d. Analisis SWOT

 Strength (Kekuatan)
Keunggulan yang dimiliki bisnis e-Rah dan juga gadaisyariah yaitu sama-
sama menawarkan kemudahan dalam pengajuan pinjaman dengan proses
transaksi maksimal 30 menit. Selain itu bisnis ini juga tidak memberatkan
konsumen dalam pengajuan pinjaman karena biaya admin dan juga biaya jasa
penitipan yang rendah, selain itu gratis biaya perpanjangan waktu. Konsep
syariah pada bisnis ini juga merupakan kekuatan tersendiri karena masih jarang
usaha gadai syariah di Indonesia. Keunggulan yang lain dari bisnis ini juga
terdapat fitur e-learning karena visi dari bisnis ini untuk dapat menjadi lembaga
bisnis yang berdakwah, maka dari itu erahn.id serta gadaisyariah memfasilitasi
masyarakat untuk belajar tentang ilmu-ilmu ekonomi islam.
 Weakness (Kelemahan)
Bisnis erahn.id dan juga gadaisyariah terbatas pada usaha gadai dan
penyediaan marketplace. Bisnis ini tidak ada fasilitas pinjaman dengan
memakai akad lain selain Rahn dan juga tidak ada fasilitas untuk berinvestasi.
 Opportunity (Peluang)
Masih sedikitnya perusahaan pegadaian yang menggunakan prinsip syariah
serta menawarkan kemudahan dalam proses pengajuan pinjaman, selain itu
masih sedikitnya pelaku usaha financial technology yang terjun di usaha
pegadaian.

 Threat (Ancaman)
Salah satu faktor yang menjadi ancaman dari bisnis ini adalah banyaknya
pelaku usaha financial technology yang menawarkan pinjaman dana dengan
variasi mekanisme yang beragam.

1.4.3. Business Model Canvas

a. Customer Segments
 erahn.id memiliki segmen pasar yang luas yaitu seluruh masyarakat yang
berada di wilayah Malang untuk tahap awal pengenalan produk dan
setelahnya mencakup seluruh Indonesia. erahn.id tidak membedakan
segmentasi pasar dari segi apapun baik itu demografi, maupun tingkah
laku karena bisnis ini tidak memerlukan analisa 5C. Syarat utama untuk
melakukan pengajuan pinjaman yaitu telah memiliki Kartu Tanda
Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
 gadaisyariah juga memiliki segmen pasar yang luas yaitu seluruh
perusahaan pegadaian. Perusahaan pegadaian yang bermitra dengan
gadaisyariah nantinya akan dipromosikan melalui web gadaisyariah
sebagai market place mereka tetapi prosedur dan standar operasional
mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh gadaisyariah.
b. Value Proposition
 Usaha berbasis syariah
Saat ini perusahan pegadaian semakin banyak akan tetapi masih
jarang yang menggunakan akad syariah. Maka dari itu erahn.id ingin
memberikan fasilitas gadai yang sesuai dengan syariat agama islam dan
juga ingin mengubah kebiasaan masyarakat agar selalu bertransaksi
sesuai syariat. Dampak dari itu diharapakan banyak pelaku usaha
pegadaian konvensional yang beralih ke pegadaian syariah dan akan
difasilitasi sebuah market place oleh gadaisyariah yang tentunya juga
berbasis hukum-hukum syariah islam.
 Kemudahan akses pinjaman
Kemudahan yang bisnis ini berikan yaitu terkait layanan s erah terima
barang di mana ada 2 cara yaitu yang pertama pihak erahn.id yang
mendatangi alamat calon konsumen untuk melakukan akad di rumahnya
atau tempat yang sudah dijanjikan, kedua pihak konsumen yang
mendatangi kantor erahn.id untuk melakukan akad di kantor. Untuk
waktu SLA (Service Level Agreement) maksimal 30 menit sehingga
konsumen tidak perlu menunggu lama. Kemudahan ini juga berlaku di
gadaisyariah yang merupakan platform market place perusahaan gadai
karena Standar Operasional gadaisyariah juga tidak berbeda dengan
erahn.id.
 Pengelolaan usaha selama 24 jam
Baik erahn.id maupun gadaisyariah merupakan usaha berbasis web
sehingga keseluruhan proses yang menjalankan adalah komputer,
begitupun layanan konsumen. Konsumen dapat mengisi formulir
pengajuan gadai selama 24 jam dan dapat menanyakan hal-hal yang
kurang jelas untuk proses pengajuan gadainya melalui call center yang
tersedia di web.
 Kemudahan menjadi mitra usaha
erahn.id maupun gadaisyariah tentu akan membuat semua
masyarakat yang ingin bergabung menjadi lebih mudah. Tawaran untuk
bermitra di erahn.id adalah menjadi marketing dengan konsep freelance.
Jadi mitra tersebut mendapatkan hasil ketika mitra itu ada transaksi yang
masuk sehingga waktu kerjanya fleksibel dan ibu rumah tangga pun dapat
menjadi mitra dari erahn.id. Untuk tawaran bermitra dari gadaisyariah
yaitu menjadi pelaku usaha gadai yang mengisi platform market place
yang sudah disediakan oleh gadaisyariah. Tidak ada syarat khusus yang
pasti harus mengikuti standar operasional dari gadaisyariah karena
konsep bisnis ini mengusung konsep syariah.
 e-Learning
masing-masing bisnis baik itu erahn.id maupun gadaisyariah akan
memberikan layanan edukasi di masing-masing web sehingga masyarakat
yang mengakses web tersebut dapat belajar tentang konsep-konsep
muamalah dalam islam juga. Hal ini dilakukan untuk mendukung visi
bisnis ini agar dapat menjadi lembaga bisnis yang berdakwah.
 Adanya konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Bisnis ini mengusung konsep syariah yang berarti juga harus
melakukan apa yang sudah di amanahkan oleh Allah yaitu untuk
menyisihkan sebagian dari hasil usaha untuk orang lain. Maka dari itu
bisnis ini akan menyisihkan sebagian dari hasil usaha untuk mengadakan
program-program berbasis sosial.
c. Channel
 Advertising
Strategi yang digunakan dalam mengiklankan bisnis ini baik itu erahn.id
maupun gadaisyariah antara lain :
1. Media pamflet yang disebarkan di lokasi segmen pasar
2. Media banner yang dipasang di lokasi-lokasi strategis sesuai dengan
target pasar
 Website
www.erahn.id dan juga www.gadaisyariah.com adalah alamat website
dari kedua bisnis yang akan dijalankan. Untuk tahap pertama yaitu
menggunakan alamat website www.gadaisyariah.com yang akan
langsung di direct link ke www.erahn.id. Hal ini dilakukan agar website
erahn.id dapat mencapai SEO sehingga berada di top ten google. Hal itu
tentu akan mempercepat pengenalan produk erahn.id bagi masyarakat
luas. Nantinya di website erahn.id ada beberapa fitur diantaranya fitur e-
Learning, fitur pengenalan produk, fitur taksiran online, pengisian
formulir online, informasi agen/mitra terdekat, dan juga call center.
Sedangkan di website gadaisyariah lebih simpel hanya berisi fitur e-
Learning, pengenalan produk, pilihan mitra perusahaan gadai, dan
pengenalan masing-masing perusahaan gadai yang bermitra. Hal itu
karena gadaisyariah hanya sebatas market place bagi para pelaku usaha
pegadaian.
 Sosial Media
Bisnis ini akan aktif dalam pengenalan usaha melalui beberapa sosial
media diantaranya instagram, facebook, dan youtube.
 Promotion Program
Promotion program ini dilakukan dalam rangka pengenalan produk
melalui acara-acara bersama dengan masyarakat seperti mengikuti
perkumpulan arisan ibu-ibu PKK, perkumpulan PWRI, dan kegiatan-
kegiatan sejenis lainnya. Sehingga diharapkan masyarakat dapat cepat
mengenal konsep bisnis ini.
d. Customer Relationship
 Member Card
Untuk menjaga loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen maka
dibuat member card bagi konsumen yang sudah melakukan tiga kali
pengajuan pinjaman. Tetapi bisnis ini juga akan melakukan beberapa
promo seperti member card gratis tanpa harus melakukan pengajuan
gadai selama minimal tiga kali.
 Call Center 24 jam
Adanya layanan call center yang tersedia selama 24 jam diharapkan
mampu memfasilitasi dan mempermudah konsumen dalam proses
pengajuan gadai maupun mengenali produk apabila informasi yang
ditampilkan di website dirasa kurang.
 Layanan ambil barang dan akad di rumah
Layanan tersebut merupakan salah satu value proposition yang bisnis ini
berikan agar mampu memudahkan konsumen dalam pengajuan gadai.
Konsumen hanya perlu duduk di rumah dan mengakses di website untuk
melakukan pengajuan gadai, lalu petugas erahn.id yang akan
mendatangi konsumen tersebut untuk melakukan akad di tempat.
e. Key Partnership
 Investor
Membangun hubungan baik dengan investor melalui agreement yang
bermaksud untuk bekerja sama dengan perusahaan agar menjadi partner
yang sama-sama diuntungkan.
 Pelaku usaha pegadaian
Membangun hubungan dengan para pelaku usaha pegadaian yang ingin
bergabung menjadi mitra usaha dari gadaisyariah.
 Agen/mitra usaha
Membangun hubungan dengan para agen/mitra usaha dari erahn.id
untuk dapat menyatukan visi bisnis sehingga dapat saling
menguntungkan kedua belah pihak.
f. Key Resources
 Kantor
Bisnis ini memiliki kantor yang terletak di jalan simpang wilis indah,
gading pesantren blok 1 no 13 Malang
 Tenaga kerja

Sementara tim yang membangun bisnis ini berjumlah 4 orang dan akan
meningkat seiring perkembangan bisnis.

 Keuangan
Dalam membangun bisnis ini, rencana modal didapatkan dari modal
pribadi dan juga dari investor. Tentunya bisnis ini juga memberikan
banyak benefit kepada investor.
g. Key Activities
 Pemasaran
Proses pemasaran dilakukan oleh team marketing perusahaan sesuai
dengan segmen pasar. Segmen pasar mencakup seluruh lapisan
masyarakat dengan syarat sudah mempunyai kartu tanda penduduk.
 Operasional
Di dalam perusahaan terdapat team operasional dibagi menjadi 3 bagian
antara lain, penjaga keamanan, kasir dan juru taksir. Dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
 Monitoring
Bertugas untuk mengawasi dan melakukan evaluasi terhadap kepatuhan
SOP setiap bagian termasuk memaintenance nasabah.
h. Cost Structure
Rincian biaya yang akan dikeluarkan bisnis ini dapat dibagi menjadi :
 Fixed Cost
Biaya tetap bisnis ini meliputi biaya promosi dan operasional.
Operasional ini terdiri dari biaya listrik, biaya keperluan administrasi,
biaya telepon, dan biaya operasional lainnya.
 Variable Cost
Biaya variabel dari bisnis ini meliputi gaji pegawai, share profit kepada
para pemegang saham dan juga investor, dan juga biaya untuk
melakukan program CSR. Gaji pegawai masuk biaya variabel karena
bisnis ini masuk pada kategori usaha start up di mana perlu
pengembangan terlebih dahulu sehingga untuk gaji pegawai juga
menyesuaikan siklus bisnis.

i. Revenue Stream
Aliran pendapatan (Revenue Stream) dari bisnis ini didapatkan melalui :
 Biaya admin yang berkisar 3-6% dari nilai outstanding yang disesuaikan
dengan kategori barang gadai
 Pembayaran jasa titip (ujroh) per bulan sebesar 3% dari nilai outstanding
 Biaya perpanjangan waktu jatuh tempo 2,5% dari nilai outstanding
untuk setiap perpanjangan

Pendapatan dari hasil tersebut nantinya akan diputar kembali untuk


mengembangkan bisnis setelah dikurangi biaya-biaya yang sudah dituliskan
pada bagian cost structure. Untuk biaya admin yang berkisar antara 3-6%
tersebut akan disisihkan sebesar 1% yang akan disedekahkan sebagai bentuk
amal jariyah dari konsumen yang mengajukan gadai di erahn.id maupun
melalui gadaisyariah nantinya.
1.4.4. Skema dan Ilustrasi Penawaran Investasi

Tabel 1. Nisbah investasi di erahn.id


Jangka Waktu Penempatan Dana Nisbah (Investor : erahn.id)
1 bulan 40 : 60
1 tahun 47,5 : 52,5
2 tahun 55 : 45
3 tahun 67,5 : 32,5

Tabel 2. Equivalent Rate Perbandingan Nisbah / Bunga Deposito Perbankan


erahn.id Bank Konvensional Bank Syariah
12% – 24% p.a 3% – 6% p.a 3% – 7% p.a
(setara 1,2% - 2% per (setara 0,25% -0,5% per (setara 0,25% - 0,6%
bulan) bulan) per bulan)

Keterangan :
1. Investasi di erahn.id pembagian nisbah sesuai dengan jangka waktu penempatan
dana.
2. Penghitungan rate nisbah dilakukan per bulan tetapi akan diakumulasikan per
tahun dan akan diserahkan beserta dana yang disetor sesuai dengan jangka waktu
penempatan dana.
3. Untuk jangka waktu penempatan selama 1 bulan, nisbah bagi hasil akan
diserahkan secara bulanan tetapi dana yang disetor akan diserahkan setelah 1 tahun
berjalan.

Keuntungan Investasi di erahn.id :

1. Investor berhak melihat dan memberikan solusi untuk perkembangan bisnis


erahn.id karena sifatnya kerjasama usaha.
2. Investasi lebih menarik dengan nilai rate nisbah yang lebih tinggi dari nisbah
ataupun bunga deposito perbankan saat ini.
3. Tidak ada nilai minimal dalam penyetoran dana awal di mana perbankan
mewajibkan ada nilai minimal setoran dana untuk deposito.
4. Mendukung perkembangan bisnis Financial Technology yang saat ini
pertumbuhannya terlihat signifikan.
5. Mendukung berdirinya bisnis di bidang Islamic Financial Technology yang saat
ini belum banyak dilirik orang lain.
6. Turut ikut serta dalam mendakwahkan Ekonomi Islam kepada masyarakat.
7. Turut ikut serta mengurangi ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia.
BAB II
PEMAPARAN HASIL INDENTIFIKASI

2.1. LATAR BELAKANG HASIL IDENTIFIKASI KASUS


Kebutuhan manusia merupakan salah satu aspek psikologis yang menggerakan
makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar bagi setiap indvidu
untuk berusaha. Pada zaman yang modern ini kebutuhan manusia semakin beragam
dan meningkat, hal ini mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam hal menentukan
mana kebutuhan primer dan skunder. Dari sekian banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi, membuat masyarakat tidak terlepas dari alat untuk memenuhinya yaitu
uang. Ditengah perekonomian yang tidak stabil ini, masyarakat harus selalu mengatur
perekonomiannya dengan cara megubah segala rencana yang telah dibentuk dan
selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan dana dengan cepat. Untuk mengatasi
kesulitan dana, dimana dana yang dibutuhkan dapat terpenuhi tanpa menjual barang
berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barang berharganya ke lembaga
tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Lembaga keuangan berperan penting dalam pengembangan dan pertumbuhan
masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi
yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan para
pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui mekanisme kredit dan
menjadi tumpuan investasi mekanisme saving.
Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bidang usahanya hanya
bergerak dibidang keuangan. Lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah
Bank Sentral, Bank Umum, dan BPR, sedangkan lembaga keuangan bukan bank
yaitu asuransi, leasing, modal ventura, pegadaian, dana pensiun, pasar modal, reksa
dana, kartu kredit dan lembaga pembiayaan konsumen.
Saat ini terdapat lembaga keuangan yang menawarkan poduk tanpa bunga
pinjaman. Lembaga kuangan tersebut ialah lembaga keuangan yang berprinsip
syariah yang sekarang mulai berkembang. Menurut pasal 1 angka 12 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 yang di maksud dengan prinsip Syari’ah adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syari’ah. Dalam konsep
syariah, Al-Quran mengajarkan untuk menghindari pemungutan bunga dalam setiap
transaksi karena hal itu termasuk dalam riba’. Oleh karena itu, saat ini lembaga
keuangan indonesia mulai menerapkan sistem syariah yang jauh dari riba’, sehingga
membuat masyarakat lebih ringan dalam meggunakan produk pembiayaan syariah.
Salah satu lemabaga tesebut yaitu pegadaian. Pegadaian syariah akhir-akhir ini
mengalami kemajuan yang begitu cepat, hal tersebut terlihat dai banyaknya outlet
pegadaian syariah yang dibuka. Dengan produk unggulannya yaitu Rahn (Gadai
Syariah) tanpa bunga pinjaman, nasabah tentunya dapat dimudahkan dalam proses
pengembalian kewajiban. Hanya saja pegadaian syaraiah memberlakukan biaya sewa
tempat barang jaminan yang dititipkn sesuai dengan aturan Standar Akuntansi
Keuangan No.107 Tentang Ijaroh.
Mengingat erahn.id adalah salah satu perusahaan Startup yang menjalankan
usahanya dibidang jasa pegadaian berbasis syariah online, yang mana perusahaan
yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran pinjaman atas dasar gadai
syariah (Rahn) dan berjalan belum genap setahun. Maka penulis tertarik ingin
mempelajari lebih lanjut apakah penerapan akuntansi gadai syariah yang dilakukan
erah.id telah sesuai dengan Standar Akuntansi No.107 Tentang Ijaroh dan fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN) No.25/DSN-MUI/III/2002.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis akan membahas laporan tugas
praktek kerja lapangan dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Gadai
Syariah (Rahn) Pada Erahn.id”
2.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKLI) yang bertempat di Erahn.id salah
satu pegadaiain syariah pertama yang berbasis online di Kota Malang tepatnya berada
di Jl. Simpang Wilis, Gading Pesantren, Klojen. Praktek kerja lapangan ini
berlangsung selama 30 hari mulai dari tanggal 22 Desember sampai dengan 22
Januari. Seperti yang telah diketahui bahwa Erahn.id adalah salah satu pegadaian
syariah yang berbasis online. Seiring berjalannya waktu Erahn.id mulai meluncurkan
produk barunya yaitu crowdfanding atau bisa disebut dengan Investasi Syariah tidak
hanya itu Erahn.id juga melayani jasa Pick Up. Jasa Pick Up ini ditawarkan untuk
nasabah-nasabah yang tidak bisa bertransaksi di Erahn.id.
Adapun mekanisme oprasional dalam erahn.id sama seperti pegdaian-pegadaian
pada umumnya yaitu sebagai berikut nasabah yang mempunyai marhun datang,
erahn.id selaku murtahin, nasabah mengisi formulir permintan gadai syariah (Rahn),
dan menyerahkan barang kepada pihak erahn.id (murtahin) untuk ditaksir. Setelah
pihak erahn.id (murtahin) mentaksir nilai dari marhun (Agunan), maka pihak erahn.id
(murtahin) memberikan informasi besarnya marhum bih yang akan diterima nasabah
(rahin). Jika nasabah menyetujui besarnya marhun bih yang akan didapatkan, pihak
merahn.id langsung memberikan marhun bih kepada rahin dan menyimpan marhun
digudang penyimpanan.
Adapun biaya-biaya yang dikenakan oleh pihak Erahn.id yaitu biaya
administrasi, biaya sewa tempat (Ijaroh), dan biaya pemeliharaan dan perawatan.
Untuk biaya pemeliharaan dan perawatan tergantung pada marhun. Sedangkan biaya
sewa ijaroh dihitung berdasarkan jenis marhunnya seperti elektronik 1,5%, Logam
Mulia 2,7%, dan perhiasan 2,4% dari harga taksiran dihitung per satu bulan.
Sedangkan biaya administrasi yang di dikenakan oleh erahn.id sebesar Rp.35.000.
Pada saat terjadinya rahn erahn.id memberikan surat bukti rahn kepada nasabah
untuk ditandatangani. Ketika pihak erhan.id menerima angsuran dan pelunasan
ataupun transaksi-transaksi lainnya erahn.id ini tidak membuat jurnal umum atas
transaksi yang dilakukan hanya saja erahn.id membuat laporan mutasi atas keluar
masuknya uang.
Apabila terjadinya tunggakan atau jatuh tempo erhan.id ini terlebih dahulu
menghubungi nasabah untuk kejelasan dari pembayaran apakah akan diperpanjang
untuk pembayaran angsurannya jika nasabah ingin memperpanjang maka nasabah
harus membayar biaya adminstrasi perpanjangan. Jika nasabah memang tidak bisa
melunasinya erahn.id akan menjual barang yang digadaikan tersebut dan hasil dari
pejualan barang ini dipakai untuk menutupi kewajiban nasabah yang masih tertunggak.
Berdasarkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) data yang saya
dapatkan merupakan data yang sesuai dengan tema ataupun tentang pembahasan yang
telah disampaikan tersebut. Dimana penerapan akuntansi gadai syariah pada Erahn.id
belum sesuai dengan Standar Akuntansi No.107 Tentang Ijaroh dan telah sesuai fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN) No.25/DSN-MUI/III/2002. kekurangan yaitu pihak
Erahn.id tidak membuat jurnal umum atas transaksi-transaksi yang dilakukan baik
penrimaan angsuran, pada saat pelunasan dan transaksi lainnya. Seharusnya pihak
Erahn.id terlebih dahulu membuat jurnal umum namun disini pihak erahn.id hanya
membuat laporan mutasi dan laporan pendapatan.
BAB III
PEMBAHASAN & KESIMPULAN

3.1. LANDASAN TEORI


3.1.1. Akuntansi
Secara bahasa akuntansi berasal dari kata accounting yang berarti menghitung
atau mempertanggung jawabkan. Secara umum akuntansi adalah suatu proses
mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengelompokkan, mengelola dan menyajikan
suatu data dan kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan sebagai suatu pengambilan keputusan bagi pihak yang menggunakannya
( Rudianto, 2012)

3.1.2. Akuntansi Gadai Syariah


Gadai atau al-rahn (‫ )الرهن‬secara bahasa dapat diartikan sebagai (al stubut,al
habs) yaitu penetapan dan penahanan. Istilah hukum positif di indonesia rahn
adalah apa yang disebut barang jaminan, agunan, rungguhan, cagar atau cagaran, dan
tanggungan. Azhar Basyir memaknai rahn (gadai) sebagai perbuatan menjadikan
suatu benda yang bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan uang,
dimana adanya benda yang menjadi tanggungan itu di seluruh atau sebagian utang
dapat di terima. Dalam hukum adat gadai di artikan sebagai menyerahkan tanah
untuk menerima sejumlah uang secara tunai, dengan ketentuan si penjual (penggadai)
tetap berhak atas
pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali (Nurhayati, 2008).
Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu
hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang
yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seseorang yang berpiutang tersebut memberikan kekuasaan yang telah diserahkan
untuk melunasi utang apabila pihak yang berpiutang tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo (Mutaqien, 2009).
Jadi rahn adalah menjamin utang dengan barang, di mana utang dimungkinkan
bisa dibayar dengannya, atau dari hasil penjualannya.Rahn juga dapat diartikan
menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan
demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya (Ismail, 2011).
Pegadaian syariah sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarkat guna
menetapkan pilihan dalam pembiayaan. Biasanya masyarakat yang berhubungan
dengan pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan
pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Oleh karena itu, barang
jaminan pegadaian dari masyarakat ini memiliki karakteristik barang sehari – hari
yang mempunyai nilai (Muhammad dan Sholikhul, 2003).

3.1.3. Rukurn dan Syarat Ketentuan Rahn

Demi terlaksananya suatu perjanjian gadai yang dilakukan, ada beberapa rukun dan
syarat yang harus dipenuhi yaitu (Soemitra, 20015):

1. Ijab Qabul (sighat)

Hal ini dapat dilakukan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan, asalkan di dalamnya
terkandung maksud adanya perjanjian gadai di antara para pihak. Sebab, gadai
merupakan perjanjian yang melibatkan harta sehingga perlu dimanifestasikan dalam
bentuk pernyataan tersebut seprti halnya jual beli, karena gadai sendiri itu tak jauh
berbeda dengan akad jual-beli.

2. Aqid atau orang yang berakad

Aqid adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (Sighat), aqid terdiri dari dua
pihak yaitu pihak pertama orang yang menggdaiakan (Rahin). Pihak kdeua, Murtahin
(orang-orang yang menerima gadai). Disyaratkan keduanya adalah ahli tasaruf
(berhak
membelanjakan harta) dan tidak diperselisihkan lagi bahwa sifat orang-orang yang
menggadaikan adalah ia tidak dilarang untuk bertindak. Maka dari itu tiap-tiap orang
yang boleh menggadaikan boleh menerima gadai.

3. Marhun atau Adanya barang yang diakadkan

Pada dasarnya benda yang boleh untuk dijual juga boleh untuk digadaikan. Begitu
juga sebaliknya sesuatu yang boleh digadaikan juga boleh dijual-belikan. Oleh karena
itu barang yang dijadikan jaminan harus mempunyai nilai dan manfaat dalam keadaan
biasa, tidak dalam keadaan terpaksa

4. Marhun Bih (Utang)


 Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin
 Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat dimanfaatkan,
maka tidak sah
 Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya

3.1.4. Ketentuan Umum Pelaksanaan Rahn dalam Islam

Menurut Sholikhul Hadi (2003) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan ar-rahn antara lain:

a. Kedudukan Barang Gadai.

Selama ada di tangan pemegang gadai, maka kedudukan barang gadai hanya
merupakan suatu amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadai.

b. Pemanfaatan Barang Gadai.

Pada dasarnya barang gadai tidak boleh diambil manfaatnya baik oleh pemiliknya
maupun oleh penerima gadai. Hal ini disebabkan status barang tersebut hanya sebagai
jaminan utang dan sebagai amanat bagi penerimanya. Apabila mendapat izin dari
masing-masing pihak yang bersangkutan, maka barang tersebut boleh dimanfaatkan.
Oleh karena itu agar di dalam perjanjian gadai itu tercantum ketentuan jika penggadai
atau penerima gadai meminta izin untuk memanfaatkan barang gadai, maka hasilnya
menjadi milik bersama. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari harta benda
tidak berfungsi atau mubazir.

c. Resiko Atas Kerusakan Barang Gadai

Ada beberapa pendapat mengenai kerusakan barang gadai yang di sebabkan tanpa
kesengajaan murtahin. Ulama mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa
murtahin (penerima gadai) tidak menanggung resiko sebesar harga barang yang
minimum. Penghitungan di mulai pada saat diserahkannya barang gadai kepada
murtahin sampai hari rusak atau hilang.

d. Pemeliharaan Barang Gadai

Para ulama’ Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan barang
gadai menjadi tanggungan penggadai dengan alasan bahwa barang tersebut berasal
dari penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan para ulama’ Hanafiyah
berpendapat lain, biaya yang diperlukan untuk menyimpan dan memelihara
keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam kedudukanya
sebagai orang yang menerima amanat.

e. Kategori Barang Gadai

Jenis barang yang biasa digadaikan sebagai jaminan adalah semua barang bergerak
dan tak bergerak yang memenuhi syarat sebagai berikut:

 Benda bernilai menurut hukum syara’


 Benda berwujud pada waktu perjanjian terjadi
 Benda diserahkan seketika kepada murtahin
 Pembayaran atau Pelunasan Utang Gadai.
Apabila sampai pada waktu yang sudah di tentukan, rahin belum juga membayar
kembali utangnya, maka rahin dapat dipaksa oleh marhun untuk menjual barang
gadaianya dan kemudian digunakan untuk melunasi hutangnya.

f. Prosedur Pelelangan Gadai

Jumhur fukaha berpendapat bahwa orang yang menggadaikan tidak boleh menjual
atau menghibahkan barang gadai, sedangkan bagi penerima gadai dibolehkan
menjual barang tersebut dengan syarat pada saat jatuh tempo pihak penggadai tidak
dapat melunasi kewajibanya.

3.1.5. PSAK No. 107


Dalam penentuan biaya dan pendapatan sewa di gadai syariah biasanya pihak
pegadaian melakukan berdasarkan PSAK No. 107 yang terkait. Adapun ketentuan
atas pencatatan pengakuan dan pengukuran serta penyajian dan pengungkapan pihak
pegadaiansyariah melakukan berdsarkan PSAK No. 107 adalah sebagai berikut:
a. Pengakuan dan pengukuran
Terdapat beberapa ketentuan untuk pengakuan dan pengukuran yang dijelaskan
dalam PSAK No.107, yaitu:
1. Pinjaman/ kas dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya.
2. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas asset (sewa
tempat) telah diserahkan kepada penyewa (Rahin).
3. Pengakuan biaya penyimpanan diakui pada saat terjadinya.

3.1.6. Fatwa Dewan Standar Nasional MUI No.25/DSN-MUI/III/2002


Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan sebuah lembaga yang berada
dinaungan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dipimpin oleh ketua umum MUI,
fungsi utama Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah mengawasi produk-produk
lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat islam. Adapun Gadai Syariah
(Rahn), menurut Fatwa Dewan Standar Nasional MUI No.25/DSN-MUI/III/2002.
Adapun poin-poinnya sebagai berikut :
1. Hukum :
Bahwa pinjama dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang dalam
bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
2. Ketentuan Umum :
Pertama : Murtahin mempenyai hak untuk menahan marhun (Barang) sampai
semua hutang Rahin (yang menggadikan barang) dilunasi.
Kedua : Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya,
Marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin rahin, dengan
tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya
pemeliharaan dan perwatannya.
Ketiga : Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya
dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi keajiban rahin.
Keempat : Besarnya biaya pemeliharaan dan penympanan marhun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
Kelima : Pinjaman Marhun
 Pertama : Apabila jauh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin
untuk segera melunasi hutangnya.
 Kedua : Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka
marhun dijual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
 Ketiga : hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutangnya,
biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan.
 Keempat : kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan
kekurangannya menjadi kewajiban rahin.
3. Ketentuan penutup :
Pertama : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Kedua : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagai mana mestinya.

3.1.7. Pencatatan Akuntansi Rahn


a. Bagi pihak yang menerima gadai (murtahin)
Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda terima atas
barang :
 Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Jurnal:
Dr. Piutang xxx
Kr. Kas xxx

 Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan


penyimpanan Jurnal:
Dr. beban xxx
Kr. Kas xxx

 Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan


membuat tanda serah terima barang
Jurnal:
Dr. Kas xxx
Kr. Piutang xxx
 Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang
dijual oeh pihak yang menggadaikan Penjualan barang gadai jika nilainya sama
dengan piutang
Jurnal:
Dr. Kas xxx
Kr. Piutang xxx

b. Bagi pihak yang menggadaikan


Pada saat menyerahkan aset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima tas
penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatan akuntansi atas barang yang
digadaikan
 Pada saat menerima uang pinjaman :
Jurnal:
Dr. Kas xxx
Kr. Utang xxx
 Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Jurnal:
Dr. Beban xxx
Kr. Kas xxx
 Ketika dilakukan pelunasan atas hutang
Jurnal:

Dr. Beban xxx


Kr. Kas xxx
 Jika pada saat jatuh tempo hutng tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai
dijual pada saat penjualan barang gadai.
Jurnal:
Dr. Kas (utang) xxx
Dr. Akumulasi Penyisutan (apabila aset tetap) xxx
Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx
Kr. Keuntungan (apabila untung) xxx
Kr. Aset xxx

 Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang


menggadai Jurnal :
Dr. Utang xxx
Kr. Kas xxx

3.1.8. Mekanisme Oprasional Pegadaian Syariah Erahn.id


Adapun mekanisme oprasional Pegadaian Syariah pada umumnya gambarannya
sebagai berikut nasabah datang ke outlet pegadaian membawa syarat yang diperlukan
setelah itu nasabah menyerahkan barang bergerak kemudian pegadaian menaksir nilai
pinjaman berdasarkan barang yang digadaikan kemudian pegadaian menyimpan
barang yang digadaikan ke tempat yng disediakan oleh pegadaian dan pegadaian
syariah dibenarkan mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang
disepakati kedua belah pihak, maka pegadaian syariah akan memperoleh keuntungan
dari biaya sewa tempat yang dipungut dan bukan tambahan berupa bunga dan biaya
sewa modal yang diperhitungkan sesuai pinjaman. Sehingga disini dikatakan proses
pinjam meminjam hanya sebagai “Lipstik” yang akan menarik minat konsumen untu
menyimpan barangnya dipgadaian. Sedangkan Mekanisme oprasional yang ada di
Erahn.id sebagai berikut
Gambar.2 Skema Alur Rahn di Erahn.id
Rahin yang mempunyai marhun datang di pegadaian syariah selaku murtahin,
rahin mengisi formulir permintan gadai syariah (Rahn), dan menyerahkan marhum
kepada pihak murtahin untuk ditaksir. Setelah pihak murtahin mentaksir nilai dari
marhun (Agunan), maka pihak murtahin memberikan informasi besarnya marhum bih
yang akan diterima rahin. Jika rahin menyetujui besarnya marhun bih yang akan
didapatkan, pihak murtahin langsung memberikan marhun bih kepada rahin dan
menyimpan marhun digudang penyimpanan.
Karakteristik yang sangat ditonjolkan dalam produk ini ialah tidak adanya bunga
yang dipungut atas besarnya pinjaman yang diberikan kepada rahin. Adapun biaya-
biaya yang terdapat dalam produk gadai syariah (Rahn) yaitu biaya administrasi,
biaya sewa tempat (Ijaroh), dan biaya pemeliharaan dan perawatan. Untuk biaya
pemeliharaan dan perawatan tergantung pada marhun. Sedangkan biaya sewa ijaroh
dihitung berdasarkan jenis marhunnya seperti elektronik 1,5%, Logam Mulia 2,7%,
dan perhiasan 2,4% dari harga taksiran dihitung per satu bulan. Sedangkan biaya
administrasi yang di dikenakan oleh erahn.id sebesar Rp.35.000.

3.1.9. Perhitungan Biaya Ijaroh Di Erahn.id


Erahn.id menamakan biaya sewa yaitu biaya jastip (Jasa Titip). Biaya jastip yang
dikenakan oleh pihak Erahn.id atas barang yang digadaikan nasabah. Biaya jastip
dapat dihitung setelah barang yang digadaikan ditaksir oleh erahn.id.
Tabel 3. Rumus Perhitungan Ijaroh di Erahn.id
No Jenis Marhun Perhitungan Tarif

1. Logam Mulia Taksiran 2,7% x Harga taksiran =


jumlah jastip /bln

2. Perhiasan Taksiran 2,4% x Harga taksiran =


jumlah jastip /bln

3. Elektronik Taksiran 1,5% x Harga taksiran=


jumlah jastip /bln

Keterangan :
Harga Taksiran : nilai suatu barang/ harga barang
Taksiran % : ketentuan dari pihak Erahn.id

Contoh : penaksiran tarif ijaroh Logam mulia : 2,7% x Rp. 2.000.000 (Harga Taksiran)
= Rp.54.000 (jastip per bulan)
Nasabah bagas mengambil pinjaman selama 2 bulan : 2x Rp. 54.000 = Rp.108.000
Jadi total jastip yang harus dibayar nasabah bagas sebesar Rp. 108.000

Dari rumus diatas jelas bahwa pihak erahn.id menetapkan biaya ijarah bukan dari
jumlah pinjaman nasabah, karena yang dihitung adalah besarnya nilai harga taksiran
yang digunakan pihak pegadaian dalam menghitung ijarah, sedangkan taksiran 2,7%,
2,4%, dan 1,5% adalah penentu taksiran standar yang digunakan oleh erah.id.
Ketentuan – ketentuan tarif ijarah sebagai pembentuk laba perusahaan sebagai
berikut :
1. Tarif jastip dihitung dari nilai Harga Taksiran.
2. Jangka waktu gadai ditetapkan maksimal 4 bulan. Perhitungan tarif jastip
dihitung sejak pinjaman rahn sampai dengan tanggal melunasi pinjaman.
3. Rahin dapat melunasi sebelum jatuh tempo.
4. Tarif jastip dan pemeliharaan (biaya ijarah) dibayar pada saat melunasi pinjaman.

3.1.10. Hal- hal yang diperjanjikan dalam Rahn di Erahn.id

Gambar. 3 Perjanjian Akad Rahn Erahn.id

Dalam gambar diatas dapat diringkas hal-hal yang harus diperjanjikan dalam akad
rahn di Erahn.id sebagai berikut :
1. Rahin dengan ini mengakui telah menerima pinjaman dari murtahin sebesar nilai
pinjaman dan dengan jangka waktu pinjaman sebagaimana tercantum dalam surat
buku rahn.
2. Murtahin dengan ini mengakui telah menerima barang milik rahn yang
digadaikan kepada murtahin, dan karenanya murtahin berkewajiban
mengembalikannya pada saat rahin telah melunasi pinjaman dan kewajiban-
kewajibannya lainnya.
3. Atas transaksi rahn tersebut diatas, rahin dikenakan biaya administrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Jika nasabah lalai melakukan pembayaran kewajibannya berdasarkan akad induk.
3.1.11. Penerapan Akuntansi Gadai Syariah sesuai PSAK dan Fatwa DSN MUI
DSN No.25/DSN-MUI/III/2002
a. Pada saat terjadi akad rahn
Erahn.id mengakui pembiayaan gadai syarah (Rahn) pada saat terjadi
penandatanganan kedua belah pihak yaitu pihak Erahn.id (Murtahin) dan
pihak nasabah (Rahin) pada surat bukti rahn yang menyerahkan pinjaman
(Marhum bih) sebesar nominal yang telah disepakati bersama.

Gambar. 4 Surat Bukti Rahn di Erahn.id

Pada saat yang sama, barang yang telah diterima pihak Erahn.id diukur
jumlah pembiayaan yang telah diberikan pada saat penyerahan pinjaman
(Marhum bih) tersebut. Dan untuk biaya administrasi dibayar dimuka yang
dikenakan kepada pihak nasabah (Rahin), diakui sebagai pendapatan biaya
administrasi. Pengakuan tersebut sesuai dengan Fatwa DSN MUI No.25/DSN-
MUI/III/2002tentang rahn poin ke-4 bahwa besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumalah pinjaman.
b. Pada saat penerimaan angsuran atau cicilan
Pembayaran marhum bih dalam pembiayaan rahn dapat dilakukan pada
saat jatuh tempo yaitu per empat bulan setelah akad berlangsung, dan bisa
juga dilakukan dengan cara mengangsur marhun bih sesuai dengan akad pada
awal transaksi. Apabila terdapat penerimaan angsuran atau pembayaran
merhum bih, maka pihak Erahn.id seharusnya mengakuinya sebagai
pengurangan pokok pembiayaan dan mengakui pendapatan sewa atas ijaroh
yang telah dibayarkan oleh nasabah. Namun jika jumlah yang dibayarkan
kurang dari besarnya angsuran yang seharusnya dibayar, maka terlebih dahulu
pihak Erahn.id mengakuinya sebagai pendapatan ijaroh atas jasa yang telah
diberikan dan sisanya diakui sebagai pengurangan marhun bih. Dalam PSAK
No.107 tentang Ijaroh terdapat ketentuan untuk pengakuan dan pengukuran
pendapatan, yaitu pengakuan biaya penyimpanan diakui pada saat terjadinya.
Disini Erahn.id tidak mengakui setiap penerimaan dalam konsep dasar Kas,
karena pihak erahn.id sendiri tidak membuat jurnal umum pada saat
penerimaan angsuran.

c. Pada saat perpanjangan pembiayaan rahn


Terdapat suatu kondisi dalam pembiayaan rahn dimana nasabah tidak bisa
melunasi kewajiabannya dalam jangka waktu jatuh tempo, pada saat ini pihak
Erahn.id akan memberikan perpanjangan masa pembayaran marhun bih sesuai
dengan kesepakatan nasabah. Jadi saat ini nasabah dikenakan biaya admin
perpanjangan, pembayaran tersebut dilakukan saat pelunasan beserta
pembayaran biaya ijaroh dan marhun bih tetap sama jumlahnya. Sama seperti
fatwa DSN MUI No.25/DSN-MUI/III/2002tentang rahn poin ke-4 pada
pembahasan ketentuan terkait marhun bih bahwa hutang tidak boleh ditambah
karena perpanjangan jangka waktu pembayaran. Dikejadian ini pihak Erahn.id
dan nasabah membuat kesepakatan baru untuk biaya ijaroh dan waktu
perpanjangan pembayaran marhun bih oleh nasabah.
d. Pada saat terjadi penebusan atau pembayaran lunas marhun bih
Nasabah akan membayar marhun bih secara lunas ditambah dengan biaya
ijaroh atas penyimpanan marhun (Agunan) milik nasabah dalam waktu
tertentu. Dalam PSAK No. 107 Terdapat ketentuan untuk pengakuan dan
pengukuran, yaitu pendapatan sewa selama akad diakui pada saat manfaat atas
aset (Marhun) telah diserahkan kepada nasabah. Pada saat ini, pihak Erahn.id
tidak mengakui penerimaan kas pada potongan pokok piutang (Marhun bih),
dan juga tidak mengakui pendapatan ijaroh karena pihak erahn.id tidak
membuat jurnal umum atas transaksi pelunasan.

e. Pada saat terjadi pelelangan marhun (agunan)


Nasabah pada kondisi ini tidak bisa melunasi kewajiban dalam jangka
jatuh tempo serta sudah diberikan perpanjangan masa pembayaran tetapi
masih belum dapat memenuhi kewajibannya, maka akan dipringati oleh
Erahn.id. Jika nasabah belum dapat melunasinya, maka pihak erah.id akan
melakukan lelang terhadap marhun milik nasabahtersebut. Hal ini sejalan
dengan Fatwa DSN MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn pada
pembahasan penjualan marhun poin ke-1 bahwa apabila jatuh tempo, pihak
gadai syariah harus memperingatikan nasabah untuk segera melunasinya. Poin
ke-2 menjelaskan apabila nasabah tetap tidak bisa melunasi hutangnya, maka
marhun (agunan) dijual paksa melalui lelang sesuai syariah. Dan saat marhun
(agunan) dilelang pihak Erahn.id mengakuinya sebesar jumlah pinjaman
setelah dikurangi biaya- biaya yang terkait saat proses pembiayaan rahn
(jangka waktu empat bulan). Jika marhun (agunan) yang dilelang mempunyai
kelebihan setelah dikurangi pokok marhun bih dan biaya ijaroh, maka
kelebihannya akan diberikan kepada nasabah sebagai hasil keuntungan
penjualan marhun (agunan) milik nasabah. Apabila hasil lelang marhun
kurang dari pokok marhun bih, maka kekurangannya diakui sebagai kerugian
piutang ijaroh dan harus dibayarkan oleh nasabah. Akan tetapi untuk hal ini
belum pernah terjadi dalam proses transaksi di Erahn.id.
3.1.12. Pegadaian Syaraih Menurut Persepktif Islam
Sebagaimana halnya dengan jual-beli, gadai diperbolehkan, karena segala
sesuatu yang boleh dijual boleh digadaikan. Dalil yang melandasi gadai telah
ditetapkan dalam Al-qur’an dan Hadits. Ayat Al-qur’an yang dapat dijadikan dasar
hukum perjanjian gadai adalah QS. Al-Baqarah ayat 283, diantaranya adalah :

‫ضة‬
ُ‫ ِجد َف ِر ٰهن ْقب‬c‫ْم َت‬ ‫و إن ْنتٰلى سَف‬
‫ ْو م‬c‫كا ِت ًبا‬ َ‫ْوا و ل‬ ‫مك ع ر‬
“jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang).”(QS. Al-Baqarah : 283)
Firman Allah : ( ‫“ ) إن َو ْنتٰلى ر‬Jika kamu dalam perjalanan”. Yakni, sedang
‫سَف‬ ‫مك ع‬
melakukan perjalanan dan terjadi hutang piutang sampai batas waktu tertentu, (ً‫ ْوا با‬cُ‫ ِجد‬cَ‫ت‬
‫ِت كا‬
ْ ‫“ ) م لَ َو‬sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis.” Yaitu seorang penulis
yang menuliskan transaksi untukmu. Ibnu Abbas mengatakan: “Atau mereka
mendapatkan seorang penulis, tetapi tidak mendapatkan kertas, tinta atau pena, maka
hendaklah ada
barang jaminan yang dipegang oleh pemberi pinjaman. Maksudnya, penulisan itu
diganti dengan jaminan yang dipegang oleh si pemberi pinjaman.” Firman Allah
Ta’ala: ( ُ‫“ )هن ِر فَٰ ْقب‬Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang
‫ضة‬ ‫( ْو م‬oleh
yang berpiutang).” Ayat ini dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan bahwa
jaminan harus merupakan sesuatu yang dapat dipegang. Sebagaimana yang menjadi
pendapat imam syafi’i dan jumhur ulama. Dan ulama lain menjadikan ayat tersebut
sebagai dalil bahwa barang jaminan itu harus berada ditangan orang yang
memberikan gadai.
Yang menjadi landasan hukum atau dasar daripada akad Gadai (Rahn) selain Al-
Qur’an ialah beberapa hadits yang menjelaskan tentang akad Gadai sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda :
‫غ ْن وعلَ غ ْر ُم ُه‬ ‫ لَه‬,ُ‫ِ رهَنه‬ ‫لَّ ِذي‬cَ‫ِب ا‬ ‫م ْن‬ ‫ْهن ق اَل‬ َ‫ْغل‬ :‫ْي ِه وسلَّ َم‬
‫ ْي ِه‬,ُ‫ُمه‬ ‫ه‬ ‫صا ِح‬ ‫َّر‬ َ‫عل‬
‫( َل‬
‫ا‬ ‫لُ‪ c‬ل َّ‬ ‫صل‬ ‫ّى‬ ‫ول ا رس‬ ‫‪ِ -‬ل ل ّ‬ ‫ال‪ :‬ال‬ ‫وع ْنه‬
‫ي‪ِ ,‬ك و جال قَا أَ‪َّ c‬ن اَ‪ْ c‬ل َم حُفو أَ ِبي دَ‪c‬ا ُودَ‪ c‬و غ ْي ِر ِه سال‬ ‫رقُ اَ‪c‬ل‪c‬دَ‪ّc‬ا َواهُ‪ c‬ر َ‬
‫ْر‬ ‫ع ْند‬ ‫ت‪ََّ .‬ل ظ‬ ‫) ِن وا ْل ُم‪ ,‬حا ِر ه‬
‫ط‬
“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia
memperoleh manfaat dan menanggung resikonya.” (HR. Al-Hakim, al-Daraquthni
dan Ibnu Majah).
Nabi bersabda :
‫ ِ ر‬cَّ‫و ن الد‬ َّ‫ا ْي وسل‬
‫م هو‬ ‫َفَق ِت ِه‬ ‫ْ ه ُر ي‬ ‫رسول ا‬ ‫ْي َرة‬ ‫ ِبي‬cَ‫عن أ‬
َ‫ ل‬,‫ا ب ن َن ْر نًا‬cَ‫إذ‬ ‫ْ ر َ ك ال ظ‬ ‫َم‬ ‫ِه‬ َّ ‫ل‬ َّ ‫ل‬ ‫َقال ه‬
ِ
‫َب‬ ‫كا‬ ‫ عَل‬cُ‫ل‬ ‫ل‬ ‫َر‬
‫صل‬
‫ّى‬
cُ‫وعل َى ال ْ و َي َ ب ا نل ََّفَقة‬ ‫م هو‬ ‫نب ََف َق ِت ذ‬ ‫ُيش َر‬
‫ِذي ر ب ر‬ ,‫ِه ب ا َن ْر ًنا‬
‫ش‬ ‫َك‬ ‫كا‬
“Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh dinaiki dengan menanggung
biayanya dan binatang ternak yang digadaikan dapat diperah susunya dengan
menanggung biayanya. Bagi yang menggunakan kendaraan dan memerah susu wajib
menyediakan biaya perawatan dan pemeliharaan”.
Pada dasarnya para ulama’ telah bersepakat bahwa gadai itu boleh. Para Ulama’
tidak pernah mempertentangkan kebolehannya demikian pula landasan hukumnya.
Jumhur Ulama’ berpendapat bahwa gadai disyari’atkan pada waktu tidak bepergian
maupun pada waktu bepergian. Berdasarkan al-Qur’an dan Hadist diatas menunjukan
bahwa transaksi atau perjanjian gadai dibenarkan dalam Islam bahkan Nabi pernah
melakukannya. Namun demikian perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam
dengan melakukan Ijtihad (Syafi’i Antonio, 2001).
Jadi dari ayat dan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa transaksi dalam
menggadaikan barang di perbolehkan dalam islam asalkan sesuai dengan syariat yang
telah ditetapkan. di Erahn.id transaksi yang dilakukan telah sesuai dengan syariat dan
telah sesuai dengan fatwa DSN MUI tentang pegadaian (Rahn) tanpa ada
pengambilan bunga atau endapatan lebih diluar jastip.
3.2. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya
mengenai penerapan akunatansi sgadai syariah pada Erahn.id maka bisa diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Perhitungan dalam menaksir ijaroh di erahn.id telah sesuai dengan Fatwa
DSN MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 bahwa tidak mengambil biaya ijaroh
dari jumlah pinjaman melain kan dari harga barang saat ini.
2. Pada saat penerimaan angsuran di erahn.id tidak mengakui peneriman karena
erahn.id tidak membuat jurnal umum atas transaksi penerimaan angsuran hal
ini belum sesuai dengan PSAk No.107 tentang ijaroh pada ketentuan untuk
pengakuan dan pengukuran pendapatan.
3. Pada saat perpanjangan angsuran Erahn.id memberikan waktu perpanjangan
sesuai dengan kesepakatan dan mengenakan biaya admin perpanjangan dan
jumlah pembiayaan marhun bih tetap sesuai jumlahnya hal ini telah sesuai
dengan Fatwa DSN MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 poin ke-4 tentang hutang
tidak boleh ditambah.
4. Pada saat pelunasan pihak erahn.id tidak mengakui penerimaan kas pada
potongan pokok piutang dan tidak mengakui pendapatan ijaroh karena
erahn.id tidak membuat jurnal umum atas transaksi pelunasan gadai. Hal ini
belum sesuai dengan PSAK No. 107 tentang ijaroh pada ketentuan
pendapatan sewa diakui pada saat agunan diserahkan ke nasabah.
5. Pada saat pelelangan pihak erahn.id akan memperingati kenasabah pada saat
jatuh tempo untuk melunasi hutangnya hal ini telas sesuai dengan Fatwa DSN
MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 point ke-1 tentang pihak gadai harus
memperingati nasabah untuk segera melunasi hutangnya.
3.3. SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada pihak erahn.id walaupun pegadaian ini masih
baru berjalan belum lama, ada baiknya pihak eran.id membuat jurnal umum atas
transaksi-transaksi pengakuan dan pengukuran yang dilakukan dan menerapkan
PSAK No. 107 tentang ijaroh, serta peningkatan pelayanan yang baik dapat membuat
masyarakat terkesan setia dengan erahn.id.
DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an. 2013. Al- Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. Jakarta.
Dewan Syariah Nasional MUI. 2014. Fatwa No. 92/DSN-MUI/IV/2014 Tentang
Pembiayaan yang Disertai Rahn. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
107 Tentang Ijarah. Salemba Empat, Jakarta.
Ismail, 2011. Perbankan Syariah, Jakarta: Prenada Media Group.
Muttaqien, Dadan, 2009, Aspek Legal Lembaga Keungan Syari’ah, cet 1, Yogyakarta:
Safira Insani Press.
Muhammad dan Sholikhul Hadi, 2003, Pengadaian Syari’ah, Jakarta:
Salembadiniyah. Sri Nurhayati dan Wasilah, 2008, Akuntansi Syariah di Indonesia,
Jakarta: Salemba Empat.
Soemitra, Andri. 2015. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Edisi ke-1. Cetakan ke-
5. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Syafi’i Antonio Muhammad, 2001, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani.
LAMPIRAN
Lampiran 7

Foto Bersama pengurus-pengurus Erahn.id

Foto pengurus Erahn.id


Foto Bukti Rahn

Foto Berita Acara Serah Terima Barang


Foto Kuasa Pengambilan Jaminan
Lampiran 8

Anda mungkin juga menyukai