Anda di halaman 1dari 27

KIMIA

ANALITIK

PENGANTAR

Silabus
1. Kimia analisis
1.1 Pengertian kimia analisis
1.2 Analisis kualitatf
1.3 Analisis kuantitatif
2. Identifikasi kation anion
2.1 Kation golongan I-II
2.2 Kation golongan III-IV
2.3 Kation golongan V
2.4 Identifikasi anion
3. Derajat keasaman
3.1 pH asam dan basa
3.2 pH buffer dan garam
4. Titrasi netralisasi
4.1 Titrasi volumetri
4.2 Asidimetri
4.3 Alkalimetri

5. Titrasi redoks
5.1 Iodometri
5.2 PermanganometrriometriI-IVionri
6. Titrasi pengendapan
6.1 Metode Mohr
6.2 Metode Volhard
6.3 Metode Fajans
7. Titrasi kompleksometri
7.1 Prinsip penetapan
7.2 Indikator
7.3 Penetapan Kadar Sampel
8. Gravimetri
8.1 Teknik pengendapan
8.2 Perhitungan gravimetri

Referensi

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro Bagian I dan II Edisi Kelima
R.A. Day dan A.L. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantiatif Edisi
Kelima.
S.M. Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Harrizul Rivai. Asas-asas Pemeriksaan Kimia.
M. Sodiq Ibnu, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I Edisi
Revisi (JiCA)
Robert L. Pecsok, dkk. 1976. Modern Methods of Chemical Analysis
Second Edition.
Douglas a. Skoog dan Donald m. West. 1982. Fundamentals of
Analitical Chemistry fourth edition.
Dan lain-lain

Apa isi di
dalam
kado
Berapa
banyak isi di
dalam kado

Ruang Lingkup Kimia Analitik


Kimia analitik merupakan cabang
dari ilmu kimia yang mempelajari
tentang
cara-cara
mengenal
(mengidentifikasi) dan penetapan
kadar suatu sampel

Prosedur kimia analitik biasanya


diklasifikasikan dengan dua cara :
1. Berdasarkan tujuan analisis
Analisis kualitatif
Analisis kuantitatif
2. Berdasarkan metode yang digunakan
Metode konvensional, meliputi : metode titrimetri
(volumetric ) dan gravimetric.
Metode modern / instrumental

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif


A. Analisis Kualitatif
Analisis ini mempelajari cara-cara indentifikasi
sesuatu, untuk menjawab APA terhadap jenis
zat yang dianalisis. Untuk analisis sampel
secara kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode, meliputi :
1. Metode Fisika
2. Metode Kimia

1. Metode Fisika
a. Organoleptik
Pengenalan suatu zat dengan cara ini
berdasarkan sifat-sifat fisik dari zat tersebut
yang dapat diamati
dengan pengunaan
pancaindra seperti :
Mata untuk mengamati bentuk dan warna
Hidung untuk penciuman bau
Jari tangan dan lidah untuk merasakan
tekstur

b. Tetapan Fisik

Jenis zat juga dapat diketahui dengan


jalan mengukur tetapan fisiknya
seperti titik lebur, titik didih, berat
jenis, indeks bias, putaran optic,
kekentalan dan sebagainya. Masingmasing
tetapan
ini
memiliki
karakteristik yang berbeda pada
setiap zat yang dianalisis.

c. Mikroskopi
Untuk zat yang berbentuk serbuk halus
atau berbentuk Kristal akan mudah
dikenali
dengan
pengamatan
menggunakan mikroskop. Contohnya :
pati beras, kentang, jagung dan
lainnya.

d. Uji Nyala
Untuk zat yang memiliki sektrum
warna yang berbeda jika dipanaskan,
maka dalam mengidentifikasi zat
tersebut dapat menggunakan uji
nyala. Dalam ujinyala prosedur yang
dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :

Sedikit bahan dibasahi dengan HCI pekat;


massa yang basah itu diambil sedikit
dengan kawat platina yang bermata kecil,
lalu dipanaskan di bagian luar api
pembakaran gas yang "tak berwarna".
Sebelum digunakan, kawat platina itu
sendiri dipijarkan sampai tidak mewarnai
api; untuk mempercepat, kawat itu
dicelupkan HCI pekat.

Macam kation dan warna api yang


ditimbulkannya

2. Metode Kimia
Pada metode ini, suatu zat dapat
memberikan reaksi yang spesifik (seperti
pembentukan gas, endapan, warna atau
perubahan-perubahan tertentu bila dibakar)
apabila ditambakan dengan pereaksi tertentu.
Contohnya
:
ion
karbonat
dengan
penambahan
pereaksi
asam
akan
membentuk gas CO2 yang mengeruhkan air
kapur.

B. Analisis Kuantitatif
Dalam analisis kuantitatif ini dibahas caracara penetapan kadar suatu sampel, atau
dengan kata lain analisis ini dapat menjawab
BERAPA kadar atau konsentrasi sampel
yang dianalisis.
Untuk zat yang dianalisis atau ditetapkan
disebut sebagai konstituen atau analit. Pada
umumnya metode ini hampir sama dengan
analisis kualitatif karena melibatkan proses
kimia dan fisika.

Analisis yang melibatkan proses kimia


meliputi
gravimetric
dan
volumetric,
sedangkan pada proses fisika umumnya
menggunakan prinsip interaksi materi
dengan energy pada proses pengukurannya.
Analisis dengan menggunakan metode fisika
sering juga disebut sebagai analisis
instrumental karena menggunakan pada
peralatan modern, seperti spektrofotometer,
polarimeter dan sebagainya.

Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel


terdiri atas empat tahapan pokok:

1. Pengambilan dan pencuplikan sampel


(sampling)
2. Mengubah analit menjadi bentuk yang dapat
diukur
3. Pengukuran, dan
4. Perhitungan dan penafsiran pengukuran
Nb. Untuk seorang pemula tahapan yang sering
dilakukan adalah pada poin c dan d.

Metode yang baik dalam suatu analisis


kuantitatif seharusnya memenuhi kriteria yaitu:
1. Peka (sensitive), artinya metode harus dapat
digunakan untuk menetapkan kadar senyawa dalam
konsentrasi yang kecil. Misalnya pada penetapan
kadar zat-zat beracun, metabolit obat dalam jaringan
dan sebagainya.
2. Presisi (Precise), artinya dalam suatu seri
pengukuran (penetapan) dapat diperoleh hasil yang
satu sama yang lain hampir sama.
3. Akurat (Accurate),
artinya metode dapat
menghasilkan nilai rata-rata (mean) yang sangat
dekat dengan nilai sebenarnya (true value).

4. Selektif, artinya untuk penetapan kadar


senyawa tertentu, metode tersebut tidak
banyak terpengaruh oleh adanya senyawa
lain yang ada.
5. Praktis, artinya mudah dikerjakan serta tidak
banyak memerlukan waktu dan biaya. Syarat
ini perlu sebab banyak senyawa-senyawa
yang tidak mantap apabila waktu penetapan
terlalu lama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan


metode analisis, yaitu :

1.
2.
3.
4.

Tujuan analisis
Macam dan jumlah bahan yang dianalisis
Ketepatan dan ketelitian yang diinginkan
Lamanya waktu yang diperlukan untuk
analisis, dan
5. Peralatan yang tersedia.

Dilihat dari informasi yang dicari,


tipe analisis kimia digolongkan atas :
1. Analisis proksimat (perkiraan)
Dalam analisis ini keberadaan kompenen
dalam suatu sampel belum dapat dinyatakan
dengan pasti, hanya perkiraan saja.
2. Analisis parsial
Analisis ini mencakup penetapan komponen
penyusun terpilih dalam sampel atau hanya
sebagian komponen dalam sampel yang
dianalisis.

3. Analisis penyusun runutan


Pada analisis ini komponen khusus
yang kuantitasnya sangat kecil yang
dianalisis.
4. Analisis lengkap
Analisis ini terjadi jika proporsi tiap
komponen dalam sampel ditetapkan.

Berdasarkan jumlah analit/konstituen yang


terdapat dalam suatu sampel, dibagi atas :

1. Konstituen utama (mayor), jika analit


>1% dari sampel
2. Konstituen kecil (minor), jika analit antara
0,01 1%
3. Konstituen runutan (trace), jika analit
< 0,01 % dari sampel

Berdasarkan pada ukuran/jumlah sampel yang


ingin ditetapkan, dikelompokkan menjadi:

1. Analisis makro, jika jumlah sampel 0,1 gram


2. Analisis semimikro, jika jumlah sampel
0,01-0,1 gram
3. Analisis mikro, jika jumlah sampel
0,001-0,01 gram
4. Analisis ultramikro, jika jumlah sampel 10 -6
gram.

Anda mungkin juga menyukai