Anda di halaman 1dari 17

i

TUGAS SEMESTER
(TERMODINAMIKA)

“Pencegahan dan Penanggulangan Virus Corona


Berdasarkan Aspek-Aspek Termodinamika”

Oleh :
Nengah Nitriani A 202 19 029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
ii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas dan patut penulis ucapkan, selain memanjatkan
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul
“Pencegahan dan Penanggulangan Virus Corona Berdasarkan Aspek-Aspek
Termodinamika”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun tulisan ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Palu, Januari 2021

Penulis
1

Pencegahan dan Penanggulangan Virus Corona Berdasarkan Aspek-Aspek


Termodinamika :

1. Suhu
Suhu adalah sebuah besaran yang menyatakan tingkatan panas atau dingin suatu
benda. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer. Alat untuk mengukur suhu
terutama suhu badan yaitu thermal scanner camera, helm pintar dan cincin oura.
Disadari atau tidak, peran teknologi sudah sangat membantu masyarakat dalam
melakukan pencegahan virus corona. Perkembangan teknologi yang semakin maju
dinilai memiliki dampak positif dalam menghambat penyebaran virus corona.
a. Thermal Scanner Camera
Adapun kontribusi thermal scanner camera untuk menghentikan jumlah
penderita atau angka penyebaran virus corona ialah dengan upaya pencegahan.
Beberapa bandara di dunia saat ini telah memanfaatkan teknologi thermal scanner
untuk mencegah virus corona. Thermal scanner camera merupakan suatu kamera yang
berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh manusia. Jadi ketika manusia memiliki suhu
tubuh yang tinggi atau demam tinggi, maka akan diketahui oleh petugas bandara.
Cara kerja alat ini adalah dengan mendeteksi suhu tubuh dengan mengenali dan
menangkap berbagai tingkat cahaya inframerah. Cahaya ini tidak dapat dilihat oleh
mata, tetapi dapat dirasakan sebagai panas jika memiliki intensitas yang cukup tinggi.
Semakin panas suatu objek maka akan semakin banyak radiasi inframerah yang akan
dihasilkan.
Di Indonesia sendiri Kementrian Kesehatan telah mengandalkan kamera ini
untuk mendeteksi wabah virus corona yang masuk ke wilayah Indonesia. Pada dasarnya
pengecekan suhu tubuh yang dilakukan bandara dilaksanakan setelah penumpang turun
dari pesawat. Namun secara intensif, Kementrian Kesehatan mengusulkan untuk
melakukan pengecekan di pesawat sebelum para penumpang turun untuk mencegah
penyebaran virus corona.
Salah satu tanda virus corona adalah demam yang tinggi. Manusia bisa
dikatakan demam ketika suhu tubuh sudah melewati rata-rata suhu tubuh normal yakni
37,5o. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi secara langsung gejala awal dan tanda tanda
seseorang terjangkit virus corona.
2

Ada 2 macam kamera thermal scanner yang digunakan pada bandara yaitu
kamera yang dapat di genggam oleh tangan atau thermal scanner gun dan thermal
scanner yang lengkap beserta layar dan kamera pemantau suhu tubuh.

Gambar 1. Thermal Scanner Gun Gambar 2. Thermal Scanner Camera

Sumber :
Rina, D. (2020). Pencegahan Penyebaran Virus Corona di Bandara Menggunakan Artificial
Intellegence. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi), 5(1), 94-100.

b. Helm Pintar
Helm pintar ini diperuntukan untuk petugas kepolisian dan unit kontrol yang
bekerja untuk mengendalikan wabah COVID-19.

Gambar 3. Penggunaan Helm Pintar

Bukan hanya melindungi kepala saat berkendara, helm pintar yang satu ini pada
dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan thermal scanner. Aparat kepolisian di
Chengdu, Provinsi Sichuan, China pun menggunakan alat tersebut untuk mendeteksi
suhu tubuh warga.
3

Helm pintar ini diklaim mampu mendeteksi suhu tubuh lebih cepat, yaitu
mencapai 100 orang dalam 2 menit saja. Perangkat tersebut juga mampu mendeteksi
suhu abnormal secara tepat waktu, akuran dan efektif.
Health.detik.com mengutip dari South China Morning Post (SCMP), helm pintar
atau biasa disebut helm 'robocop' N901 besutan perusahaan yang berbasis di Shenzhen
ini dirancang untuk mengukur suhu tubuh di dalam kerumunan. Kamera inframerah
yang dipasangkan pada helm bisa mendeteksi dengan cepat hingga jarak lima meter.
Helm yang terinspirasi dari robocop ini dilengkapi pemindai kode QR dan fitur
pengenalan wajah. Kacamata yang terpasang pun menggunakan teknologi Augmented
Reality (AR) dengan berbagai pilihan konektivitas seperti WiFi, Bluetooth, dan jaringan
5G. Ini adalah perangkat yang sangat cerdas dan dirancang khusus untuk mengatasi
banyak tantangan dalam pencegahan Pandemi.
Sumber:
Reyhan, A.D. (2020). China Keluarkan Helm Robocop untuk Lawan Wabah Covid-19. (online),
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4926716/keren-china-keluarkan-helm-robocop-
untuk-lawan-wabah-covid-19

c. Cincin Oura
Cincin oura adalah pelacak kesehatan berbasis jari yang dapat membantu
mengawasi tingkat aktivitas, tidur, dan suhu tubuh. Sumbangsih cincin oura dalam
menaggulangi Covid-19 diklaim mampu membaca suhu tubuh melalui tiga sensor, serta
memiliki sensor accelerometer (untuk mengukur akselerasi) dan giroskop (alat untuk
mengukur gerakan sudut). Cincin melacak suhu tubuh pengguna secara terus menerus,
serta pola tidur, detak jantung, dan tingkat aktivitas mereka. Seperti diketahui, demam
adalah gejala umum dan awal yang dapat menunjukkan COVID-19.

Gambar 4. Cincin Oura


4

Salah satu keunggulan oura adalah memonitor kualitas tidur. Tanpa menerima
instruksi apa-apa, ia bisa mendeteksi secara otomatis ketika Anda sudah terlelap. Selagi
Anda mendengkur, Oura akan memonitor laju jantung, pola pernafasan maupun
parameter lainnya yang diperlukan untuk menganalisa kualitas tidur secara akurat.
Cincin ini pernah dipakai para pemain dan staff NBA saat bertanding di Orlando.
Cincin Oura terbuat dari bahan titanium dan berfungsi untuk mengukur dan mencatat
data mulai dari saat kita tidur dan suhu tubuh hingga detak jantung dan fungsi
pernapasan. Karena itu, cincin ini disebut sebagai cincin kesehatan.
Sumber:
Miftah, L. (2020). Cincin Kesehatan Oura Mampu Deteksi Corona Virus. (online),
https://teknologi.id/technology/cincin-kesehatan-oura-mampu-deteksi-corona-virus-ini-kata-ceo

2. Teori Kinetik Gas


Kaitan teori kinetik gas terhadap pencegahan Virus Corona yaitu dengan cara
inaktivasi virus. Tindakan untuk menonaktifkan virus sehingga ia tidak lagi menjadi
infeksius disebut inaktivasi virus. Berbagai ahli melakukan penelitian untuk
menghambat penyebaran virus tersebut diantaranya melakukan inaktivasi virus.
Lin & Marr (2019) dalam artikelnya menyatakan bahwa kelembaban relatif
(Relative Humidity/RH) mempengaruhi perkembangan mikroorganisme, termasuk
virus. Dalam kehidupan sehari-hari, udara di sekitar diistilahkan dengan udara kering
atau lembab, keadaan ini disebut kelembaban udara. Kelembaban udara ini disebabkan
oleh kandungan uap air di udara. Semakin banyak uap air di suatu tempat, semakin
lembab udara di tempat tersebut. Kelembaban udara ini biasanya dinyatakan dengan
kelembaban relatif, yang merupakan perbandingan tekanan parsial air terhadap tekanan
uap jenuh pada temperatur tertentu.
𝐓𝐞𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐫𝐬𝐢𝐚𝐥 𝐇𝟐 𝐎
Kelembaban Relatif = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐞𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐔𝐚𝐩 𝐉𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐇𝟐 𝐎

Sumber:
Lin, K., & Marr, L. C. (2019). Humidity- Dependent Decay Of Viruses, But Not Bacteria, In
Aerosols And Droplets Follows Disinfection Kinetics. Environmental Science & Technology,
54(2), 1024-1032.

Flu dapat berkembang baik di daerah sub tropis pada musim dingin dan di
musim hujan pada daerah tropis. Penularan patogen yang dikeluarkan oleh orang yang
5

terinfeksi dapat menular melalui media udara. Ketika dilepaskan, virus yang berada di
dalam partikel udara bertindak sebagai koloid, yaitu aerosol (zat padat atau zat cair yang
terdispersi dalam gas). Virus harus tetap hidup agar bisa menginfeksi orang yang rentan
(dalam kondisi tidak fit). Untuk mematikan virus, maka kesehatan reproduksi virus
harus dirusak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati, Dedi, Ziadatul (2020)
kinetika disinfeksi (proses pengurangan jumlah kemungkinan mikroorganisme)
menggunakan mekanisme inaktivasi virus yang bergantung pada kelembaban
menggunakan model bakteriofage (sebagai model pathogen) dalam aerosol tersuspensi.
Sumber:
Nurhayati, E., Rizaldi, D. R., & Fatimah, Z. (2020). Pencegahan Penyebaran Covid-19 Melalui
Inaktivasi Virus dalam Kajian Kinetika, Termodinamika dan Kesetimbangan. Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan, 5(2), 102-107.

Hasil penelitian terhadap kemungkinan ketahanan hidup (viabilitas) bakteri dan


virus, bahwa efek RH berpengaruh terhadap viabilitas bakteri dan virus baik dalam
aerosol maupun droplet. Viabilitas bakteri tertinggi berbanding lurus dengan RH,
viabilitas tertinggi berada di RH tinggi dan terendah di RH rendah. Sedangkan virus
memiliki viabilitas yang tinggi pada RH rendah dan RH tinggi, sementara pada RH
menengah mengalami kerusakan. Hal tersebut sesuai dengan pengamatan yang
dilakukan pada penyakit menular tertentu, seperti influenza, yang insidennya paling
tinggi di musim dingin di daerah beriklim sedang, ketika RH dalam ruangan rendah, dan
selama hujan musim di daerah tropis, ketika RH sangat tinggi (Tamerius, et al. 2011).

Gambar 4. Viabilitas Virus dan Bakteri terhadap Kelembaban Relatif

Sumber:
Tamerius, J. et al. (2011). Global influenza seasonality: reconciling patterns across temperate
and tropical regions. Environmental health perspectives, 119(4), 439-445.
6

Lin & Marr (2019) juga melakukan eksplorasi kinetika penguapan tetesan dan
evolusi konsentrasi zat terlarut dalam tetesan penguapan. Kesimpulannya bahwa
tekanan osmotik, yang dihasilkan dari peningkatan konsentrasi garam ketika aerosol dan
droplet menguap, dapat menyebabkan bakteri terinaktivasi. Sementara, tekanan osmotik
dapat menyebabkan penyusutan dan hilangnya aktivitas vaksin dari virus. Peran
oksidan seperti ozon, H2O2 , atau radikal hidroksil menonaktifkan virus dengan cara
memecah genom dan kapsid. Fenomena proses penguapan tersebut dapat dijelaskan
dengan dasar teori kinetik. Dalam larutan molekul-molekul air berada dalam keadaan
tarik-menarik satu sama lain, gaya ini membuat molekul air berdekatan pada fase cair.
Jika terjadi kenaikan temperatur, molekul-molekul air akan bergerak lebih cepat yang
berarti energi kinetiknya meningkat. Molekul air yang mempunyai energi kinetik tinggi
mampu melawan gaya tarik molekul lain, mengakibatkan molekul tersebut dapat
terlepas dari ikatan molekul lain, dan berubah menjadi fase gas. Akan tetapi, jika
molekul tidak memiliki tingkat yang memadai untuk berubah menjadi fase gas, maka ia
akan tertarik kembali ke permukaan air. Peristiwa tersebut dapat diterangkan melalui
persamaan berikut:
𝟑 𝟑
𝐄𝐤 = 𝐍𝐤𝐓 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐄𝐤 = 𝐧𝐑𝐓
𝟐 𝟐
Keterangan:
Ek : Energi kinetik translasi rata-rata gas (J)
k : Tetapan Boltzman (1,38 x 10 -23 J/K)
T : Temperatur mutlak gas (K)
n : Jumlah mol gas
R : Konstanta gas ideal (8,31 J/mol.K)

Sumber:
Lin, K., & Marr, L. C. (2019). Humidity- Dependent Decay Of Viruses, But Not Bacteria, In
Aerosols And Droplets Follows Disinfection Kinetics. Environmental Science & Technology,
54(2), 1024-1032.

3. Radiasi Sinar Ultraviolet


a. Robot AUMR
Sinar Ultraviolet adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari
matahari. Sinar ultraviolet bisa dihasilkan oleh atom-atom dan molekul dalam loncatan
7

listrik. Matahari merupakan sumber utama dari sinar ultraviolet. Sinar matahari
memiliki tiga jenis ultraviolet, salah satunya adalah ultraviolet C. UVC adalah sinar
ultraviolet yang mampu menghancurkan bakteri, kuman, dan juga virus. UVA memiliki
panjang gelombang yang paling kecil sekitar 315-400 nanometers, (Wikipedia, 2020).
Sumber:
Wikipedia. (2020). Ultraungu. (online), https://id.wikipedia.org/wiki/Ultraungu

Salah satu penerapan sinar ultraviolet untuk mencegah virus corona yaitu pada
alat Robot disinfeksi dengan sinar ultraviolet yang berfungsi untuk mendisinfeksi
ruangan isolasi menggunakan sinar UVC atau Ultra Violet type-C. Disinfeksi adalah
proses pembunuhan atau pengurangan jumlah mikroorganisme ke tingkat bahaya yang
lebih rendah. Robot tersebut bernama 'Autonomous UVC Mobile Robot' (AUMR) yang
diciptakan oleh Telkom University dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di
Bandung. Robot pemancar sinar ultraviolet-C (UVC) untuk membunuh virus corona
SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dan bakteri lainnya.

Gambar 5. Robot AUMR


(Koleksi Telkom University dan LIPI Bandung)

Sumber :
Salim, Natasya. (2020). Inovasi Berbasis Teknologi dari Indonesia Untuk Membantu
Menangani Penyebaran Virus Corona. (online), https://www.abc.net.au/indonesian/2020-05-
15/inovasi-teknologi-karya-indonesia-di-tengah-pandemi-corona/12244778

Lalu bagaimana AUMR ini bekerja? Ketika organisme biologi terpapar sinar
UV dalam kisaran 200 nm dan 280 nm, maka sinar tersebut akan diserap oleh DNA,
RNA dan protein. Penyerapan tersebut akan menyebakan pecahnya dinding sel protein
dan tentunya kematian organisme tersebut. Penyerapan sinar UVC oleh DNA dam RNA
(khususnya basa timin) diketahui menyebabkan inaktivasi untai ganda DNA atau RNA
8

melalui pembentukan dimer timin. Jika cukup dimer ini diproduksi dalam DNA maka
akibatnya proses replikasi DNA akan terganggu dan tentunya sel tidak dapat
mereplikasi.
Robot ini nantinya dapat beroperasi hingga kurun waktu 5 jam, untuk sistem
kerja UVC nya bisa berlangsung sekitar 1 jam. Kontrol terhadap robot ini bisa
dilakukan dalam beberapa mode, bisa menggunakan remote control, autonomous
control mode dengan melakukan line tracking atau laser range navigation. Robot ini
juga sudah dilengkapi sensor ultrasonic untuk menghindari menabrak benda di
sekitarnya.
9

Sumber :
Telkom University. (2020). Robot Aumr Pertama Di Indonesia. (online),
https://telkomuniversity.ac.id/en/robot-aumr-pertama-di-indonesia/
10

b. Paparan Sinar UV Terhadap Total Bakteri Pada Uang Kertas Yang Beredar
Dimasa Pandemi Covid-19
Corona Virus Disease(COVID-19) telah menjadi pandemi global dunia.
Indonesia telah menetapkan pandemi ini sebagai bencana nasional. Tercatat kasus
positif dan kematian yang mengalami peningkatan setiap hari. Hal ini menjadi daftar
panjang dampak pandemi COVID-19 bagi kehidupan. Hasil studi yang telah dilakukan
pada virus corona jenis Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) melaporkan bahwa
virus corona dapat hidup hingga 72 jam pada kertas (Kompas.com, 2020). Berdasarkan
kesamaan struktural di antara berbagai jenis virus corona, masuk akal bila hal ini
berlaku pula pada jenis COVID-19.
Penularan kemungkinan bisa terjadi jika seseorangmenyentuh permukaan uang
kertas, kemudian langsung menyentuh mata, hidung, atau mulut, tanpa mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun terlebih dahulu, hal itu dapat membiarkan virus masuk
ke dalam tubuh. Sehingga diperlukan studi lebih lanjut terkait teknik sterilisasi yang
bisa digunakan untuk uang kertas yang beredar agar terhindar dari kuman termasuk di
dalamnya adalah bakteri dan virus.
Beberapa solusi telah di rancang untuk mencegah cepatnya penularan virus ini,
salah satunya dengan membuat produk sterilisator dan hand sanitizer. Namun masih
terdapat perdebatan terkait efektifitas penggunaan sinar UV sebagai bahan produk
kebersihan yang ditawarkan. Penelitian yang dilakukan oleh Elisanti, dkk (2020)
bertujuan untuk mengetahui efektifitas paparan sinar UV dan pemakaian antiseptik
untuk membunuh kuman. Hasil penelitian menunjukan bahwa paparan sinar UV selama
10 detik diketahui mampu mengurangi jumlah bakteri sebesar 64,21% jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perlakuan).
Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyadi, dkk
yang melakukan pengujian berupa penyinaran UV 38 watt selama 1 menit, dengan jarak
45 cm pada media NA yang mengandung bakteri Bacillus sp (adalah bakteri
kontaminan) di dapatkan koloni sebanyak 18 buah, penyinaran selama 5 menit
didapatkan jumlah koloni 5 buah dan penyinaran 10 menit tidak ada koloni yang
tumbuh. Jika dibandingkan dengan media kontrol yang tidak di beri paparan sinar UV
diketahui terjadi pertumbuhan koloni yang sangat penuh atau tidak dapat dihitung
(Ariyadi & Sinto Dewi, 2009).
11

Sumber:
 Kompas.com. (2020). Studi: Lama Waktu Virus Corona Bisa Bertahan Hidup di Permukaan Benda.
(online), https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/12/153000765/studi--lama-waktu-virus-corona-
bisa-bertahan-hidup-di-permukaan-benda?page=all
 Elisanti, A. D., Ardianto, E. T., Ida, N. C., & Hendriatno, E. (2020). Efektifitas Paparan Sinar Uv Dan
Alkohol 70% Terhadap Total Bakteri Pada Uang Kertas Yang Beredar Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2(2), 113-121.
 Ariyadi, T., & Sinto Dewi, S. (2009). Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bacillus sp. Sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal Kesehatan, 2(2), 20–25.

Sinar ultraviolet (UV) merupakan salah satu sinar yang memiliki daya radiasi
yang bersifat letal bagi organisme. Karena bersifat letal, maka radiasi UV sering
digunakan pada tempat yang memiliki kondisi aseptik. Sinar UV memiliki panjang
gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm, sedangkan efisiensi tertinggi untuk
mengendalikan mikroorganisme yaitu pada titikpanjang gelombang 365 nm. Sinar UV
memiliki daya penetrasi yang sangat rendah, selapis kaca yang tipis diibaratkan mampu
menahan sebagian besar sinar UV, sehingga sinar UV hanya efektif untuk
mengendalikan mikroorganisme pada permukaan yang terpapar langsung atau berada
pada permukaan medium yang transparan terhadap sinar UV. Penyerapan maksimal
sinar UV di dalam sel mirkoorganisme terjadi pada asam nukleat, sehingga di duga
mekanisme perusakan sel oleh sinar UV terjadi pada ribosom, hal ini yang
menyebabkan terjadinya mutasi atau kematian sel (Kumparan.com, 2020).
Sumber:
Kumparan.com. (2020). UV Sterilizer? Mari Kenali Manfaat dan Kegunaannya. (Online),
https://kumparan.com/babyologist/uv-sterilizer-mari-kenali-manfaat-dan-kegunaannya-
27431110790553290

4. Zat Murni
Zat murni (zat tunggal) adalah zat yang memiliki komposisi konstan (homogen)
dan memiliki sifat yang sama (konsisten) di seluruh bagiannya. Salah satu contohnya
adalah air. Air murni diperoleh dengan cara penyulingan (destilasi), tujuan dari destilasi
yaitu memperoleh cairan murni dari cairan yang telah tercemari zat terlarut, atau
bercampur dengan cairan lain yang berbeda titik didihnya. Cairan yang dikehendaki
dididihkan hingga menguap kemudian uap diembunkan melalui kondensor, sehingga
uap mencair kembali.
Di tengah maraknya wabah virus corona, menjaga kesehatan tubuh menjadi hal
yang sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu cara untuk menghindari infeksi virus
adalah dengan menghidrasi tubuh menggunakan air distilasi. Air minum distilasi
12

merupakan air minum yang bebas dari segala bahan mineral dan logam sehingga air ini
nyaris tidak memiliki rasa ketika diminum. Orang-orang percaya meminum air ini dapat
membantu membersihkan tubuh dari bahan kimia yang tidak berguna.
Perlu diketahui bahwa di dalam air terdapat mineral organik dan non-organik.
Tubuh hanya dapat menyerap jenis mineral organik sedangkan dalam proses distilasi
ini, mineral-mineral yang dihilangkan adalah yang bersifat non-organik saja karena
tidak dapat diserap oleh tubuh. Air ini diperoleh melalui proses pemanasan dengan suhu
lebih dari 110 derajat celcius yang menghasilkan uap air H 2O murni. Uap tersebut
kemudian didinginkan kembali dalam bentuk cairan (air murni). Proses pemurnian
inilah yang menyebabkan virus, bakteri, dan mineral non-organik hilang. Selain itu, air
distilasi memiliki pH seimbang (berkisar antara 6-8) dan tidak mengandung bahan
pengawet apapun sehingga air jenis ini benar-benar murni sebab telah melewati proses
penyulingan yang baik.
Air distilasi lebih murni karena menggunakan teknologi filtrasi yang
menyeluruh. Alat yang digunakan pada penelitian Khotimah, dkk (2018) adalah
serangkaian alat distilasi. Rangkaian alat distilasi yang ditunjukan pada Gambar 6
terdiri dari 3 alat utama antara lain:
a) Thermocouple
b) Kolom distilasi
c) Kondensor

Gambar 6. Rangkaian Alat Destilasi

Sumber :
Khotimah, H., Anggraeni, E. W., & Setianingsih, A. (2018). Karakterisasi Hasil Pengolahan Air
Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, 1(2), 34-38.
13

Adapun manfaat atau keuntungan dari meminum air distilasi bagi tubuh seperti
menurut dr. Alvin Nursalim SpPD adalah sebagai berikut:
1. Tidak Mengandung Mineral dan Logam
Air jenis ini tidak mengandung mineral, logam, dan bahan kontaminan
berbahaya lainnya. Air distilasi lebih murni dan beberapa orang meyakini bahwa air ini
dapat membersihkan tubuh.
2. Mengurangi Risiko Penyakit
Biasanya bakteri penyebab penyakit tidak dapat bertahan pada air dalam proses
distilasi. Oleh sebab itu, metode distilasi menjamin tidak ada kuman atau bakteri yang
tersisa setelah proses distilasi.
3. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Menghidrasi diri merupakan salah satu cara untuk mendukung sistem kekebalan
tubuh. Meminum air distilasi dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhinya
karena air distilasi bebas dari kontaminasi bahan berbahaya. Dengan menjaga kekebalan
tubuh, penyakit dan virus tidak mudah menyerang.
4. Mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya
Proses distilasi menjamin air terbebas dari berbagai bahan kontaminan, termasuk
bahan kimia berbahaya. Dengan meminum air distilasi, tubuh akan terbebas dari
berbagai jenis bahan berbahaya.
Apabila ingin terhindar dari bakteri dan virus penyebab penyakit, pastikan untuk
mengonsumsi air putih murni yang cukup. Untuk mendapatkan manfaat dari air minum
yang sudah melalui proses distilasi dilakukan dengan menggunakan 4 tahap teknologi
penjernihan air. Dimulai dari proses (i) demineralisasi untuk menghilangkan kadar
garam dan mineral non-organik, (ii) reverse osmosis untuk menyaring berbagai molekul
dan ion, (iii) distilasi atau penyulingan untuk memisahkan air dan bahan kimia atau
polutan non-organik, dan (iv) ozonisasi untuk memastikan air benar-benar terbebas dari
mikro-polutan.
Sumber:
Detik News. (2020). Manfaat Air Distilasi untuk Kesehatan hingga Cegah Penyakit dan Virus.
(Online), https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-4924263/manfaat-air-distilasi-untuk-
kesehatan-hingga-cegah-penyakit-dan-virus.
14

DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi, T., & Sinto Dewi, S. (2009). Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp. Sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal Kesehatan,
2(2), 20–25.

Detik News. (2020). Manfaat Air Distilasi untuk Kesehatan hingga Cegah Penyakit dan
Virus. (Online), https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-4924263/manfaat-air-
distilasi-untuk-kesehatan-hingga-cegah-penyakit-dan-virus.

Elisanti, A. D., Ardianto, E. T., Ida, N. C., & Hendriatno, E. (2020). Efektifitas Paparan
Sinar Uv Dan Alkohol 70% Terhadap Total Bakteri Pada Uang Kertas Yang
Beredar Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2(2),
113-121.

Khotimah, H., Anggraeni, E. W., & Setianingsih, A. (2018). Karakterisasi Hasil


Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, 1(2), 34-38.

Kompas.com. (2020). Studi: Lama Waktu Virus Corona Bisa Bertahan Hidup di
Permukaan Benda. (online),
https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/12/153000765/studi--lama-waktu-
virus-corona-bisa-bertahan-hidup-di-permukaan-benda?page=all

Kumparan.com. (2020). UV Sterilizer? Mari Kenali Manfaat dan Kegunaannya.


(Online), https://kumparan.com/babyologist/uv-sterilizer-mari-kenali-manfaat-
dan-kegunaannya-27431110790553290

Lin, K., & Marr, L. C. (2019). Humidity- Dependent Decay Of Viruses, But Not
Bacteria, In Aerosols And Droplets Follows Disinfection Kinetics. Environmental
Science & Technology, 54(2), 1024-1032.

Miftah, L. (2020). Cincin Kesehatan Oura Mampu Deteksi Corona Virus. (online),
https://teknologi.id/technology/cincin-kesehatan-oura-mampu-deteksi-corona-
virus-ini-kata-ceo

Nurhayati, E., Rizaldi, D. R., & Fatimah, Z. (2020). Pencegahan Penyebaran Covid-19
Melalui Inaktivasi Virus dalam Kajian Kinetika, Termodinamika dan
Kesetimbangan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 102-107.

Reyhan, A.D. (2020). China Keluarkan Helm Robocop untuk Lawan Wabah Covid-19.
(online), https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4926716/keren-china-
keluarkan-helm-robocop-untuk-lawan-wabah-covid-19

Rina, D. (2020). Pencegahan Penyebaran Virus Corona di Bandara Menggunakan


Artificial Intellegence. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi),
5(1), 94-100.

Salim, Natasya. (2020). Inovasi Berbasis Teknologi dari Indonesia Untuk Membantu
Menangani Penyebaran Virus Corona. (online),
15

https://www.abc.net.au/indonesian/2020-05-15/inovasi-teknologi-karya-
indonesia-di-tengah-pandemi-corona/12244778

Tamerius, J. et al. (2011). Global influenza seasonality: reconciling patterns across


temperate and tropical regions. Environmental health perspectives, 119(4), 439-
445.

Telkom University. (2020). Robot Aumr Pertama Di Indonesia. (online),


https://telkomuniversity.ac.id/en/robot-aumr-pertama-di-indonesia/

Wikipedia. (2020). Ultraungu. (online), https://id.wikipedia.org/wiki/Ultraungu

Anda mungkin juga menyukai