– Peralatan Elektronika
adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan
masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di
dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-
komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi
komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor,
Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.
A. Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili
dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan
Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
1. Resistor yang Nilainya Tetap
2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable
Resistor ataupun Potensiometer.
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut
dengan LDR atau Light Dependent Resistor
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut
dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang
dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi
Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada
rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam
Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah
Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya
maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster
dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut
adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif
yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian
Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan
Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1. Induktor yang nilainya tetap
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.
D. Dioda (Diode)
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2
Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai
penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang
ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan
Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan
sebagai Sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai
pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering
disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan
tegangan yang diberikan.
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus,
sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal,
Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe
Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
F. IC (Integrated Circuit)
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan
bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga
bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC
juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media
penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai
Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang
sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut
sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi
termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.
G. Saklar (Switch)
Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran
listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam
peralatan Elektronika.
Tambahan :
1. PENGANTAR
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya
berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang. Gambarnya harus jelas, mudah
dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya
digambar dengan garis tunggal agak tipis. Saluran-saluran listriknya, karena lebih penting, digambar
lebih tebal. Supaya gambarnya rapi,
harus dipilih tebal garis yang tepat.
2. DENAH BANGUNAN
Denah bangunan adalah suatu gambar yang menunjukkan lokasi dari berbagai ruangan dan
kegunaannya, jendela, pintu, tangga, gang dan sebagainya pada suatu rumah tinggal tertentu. Denah-
denah sebaiknya digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50 tergantung pada ukuran kertas yang
digunakan dan pada luasnya bangunan. Gambar 1 memperlihatkan sebuah contoh denah dari suatu
rumah tinggal sederhana.
3. LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM INSTALASI BANGUNAN
(Lihat Lampiran)
4. GAMBAR INSTALASI
Gambar instalasi adalah suatu gambar yang meliputi:
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana
kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lain-
lain;
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan alat pengendalinya seperti hubungan lampu dengan
sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan alat pengatur kecepatannya, yang merupakan
bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir;
Gambar 1
3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir 2) dan PHB yang bersangkutan,
ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut;
4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
5. CARA MEMBUAT GAMBAR INSTALASI
Petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat dipakai sebagai pedoman :
1. Gambarlah denah bangunannya.
2. Nyatakanlah penggunaan tiap-tiap ruangan dalam gambar, misalnya ruangan duduk, dapur dan
seterusnya.
3. Tentukanlah letak perlengkapan hubung baginya. Perlengkapan hubung bagi (PHB) harus dipasang di
tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk rumah.
4. Gambarlah penempatan titik-titik lampu dan sakelar-sakelarnya serta hubungan antara sakelar dengan
lampu yang dilayaninya. Sakelar untuk penerangan umum selalu ditempatkan di dekat pintu sehingga
kalau pintunya dibuka sakelarnya dapat langsung dijangkau.
5. Gambarlah penempatan kotak-kotak kontak dindingnya. Secara umum kotak kontak dinding
sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut ruangan. Kotak kontak dinding yang dipasang di
tengah-tengah dinding, besar kemungkinannya akan tertutup atau terhalang oleh suatu perabot
sehingga kurang berfungsi.
Sumber : http://royansyah-putra.blogspot.co.id/2013/02/gambar-instalasi-listrik-rumah-tinggal.html
6. DIAGRAM GARIS GANDA DAN DIAGRAM GARIS TUNGGAL
Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap penghantar digambar dengan garis tersendiri
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan diagram garis ganda untuk
sebuah sakelar kutub satu dengan satu titik lampu.
Gambar 4b.
* Hubungan Sakelar Seri
Sakelar seri berguna untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah lampu atau dua buah
kelompok lampu secara bergantian atau bersamaan.
Gambar 5a.
Gambar 5b.
* Hubungan Sakelar Tukar (Hotel)
Sakelar tukar digunakan untuk melayani satu lampu atau kelompok lampu dari dua tempat. Untuk itu
digunakan dua sakelar tukar.
Gambar 6a
Gambar 6b.
Diposting oleh Operator Warnet di 09.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Gambar Teknik
RABU, 03 JANUARI 2018
B. STANDARDISASI
1. Pengertian dan Fungsi Standar
Standardisasi merupakan peraturan yang mengandung petunjuk dan larangan dalam memproduksi
suatu
produk agar dipatuhi sehingga menghasilkan produk yang sama/saling terkait.
Orang - orang yg terkait dalam bidang gambar teknik mesin antara lain pembuat gambar, operator
mesin, baik dalam industri dan pelajar yang sedang belajar memerlukan suatu standardisasi agar
tidak
terjadi kesalahpahaman dalam memproduksi suatu produk. Sehinnga suatu gambar yang dibuat di
buat
orang lain atau bahkan di luar negeri dapat kita mengerti karena masih dalam satu ikatan
Standardisasi.
Umumnya negara-negara di dunia sudah dan tergabung dalam standardisasi internasional (ISO)
termasuk
Indonesia.
Fungsi standardisasi gambar teknik secara umum ialah :
1. Memudahkan komunikasi teknis antara perancang/pembuat gambar dengan pengguna gambar.
2. Memberikan kepastian kepada kepada pembuat dan pembaca gambar dalam menggunakan
aturan-
aturan gambar menurut standar.
3. Menyeragamkan aturan-aturan agar menjadi lebih sederhana sehingga menjadi solusi umum.
4. Memudahkan kerjasama antar perusahan/industri dalam suatu wilayah dan antar negara.
5. Menjadi pedoman bagi negara-negara yang belum menggunakan standardisasi secara
internasional
Sehingga di dapatlah ukuran standar A0 (1189 x 841), kemudian untuk mendapatkan
ukuran kertas
lainnya tinggal membagi dua ukuran panjang dari ukuran sebelumnya.
Berikut pembagiannya :
2. Etiket dan Garis tepi.
Etiket merupakan kepala gambar yang berisikan informasi tentang gambar baik itu nama/judul
gambar, skala, proyeksi, ukuran gambar, tanggal, bahan, nama pembuat dan pemeriksa, dsb
Garis tepi merupakan batas daerah gambar yang mana gambar tidak boleh melewati garis tepi.
Tiap tiap kertas gambar memilki batas garis tepi yang berbeda-beda.
3. Pensil
Pensil yang digunakan dalam menggambar teknik umumnya terdiri atas pensil biasa dan pensil
mekanittk
Setiap pensil memiliki tingkat kekerasan tertentu, mulai dari yang lunak sampai yang keras.
Berikut tingkat kekerasan sebuah pensil :
Keterangan :
H = Hard (Keras) semakin besar angkanya maka pensil semakin keras
B = Bold (Hitam) semakin besar angkanya maka pensil semakin hitam
HB = Hard Black (Setengah Hitam)
F = Firm (Tetap, digunakan untuk menulis tampa skala)
5. Penggaris
6. Jangka Sorong
7. Meja gambar
Jenis-jenis garis :
Proyeksi
Perspektif
Potongan
Penunjukkan ukuran
Toleransi
Hal di atas mutlak diperlukan untuk bisa membaca, mengerti dan membuat gambar teknik mekanik
dengan benar
1. JENIS-JENIS GARIS
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan sesuai dengan maksud
dan
tujuannya. Pada dasarnya, jenis-jenis garis dibagi menjadi 3 bentuk :
1. Garis nyata, yaitu garis kontinu
2. Garis gores, yaitu garis pendek-pendek dengan jarak antara
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya
Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan tebalnya, garis
dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-masing kegunaannya. Di
bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel keterangannya
Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya
Konsep proyeksi
Konsep proyeksi
Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang sama
seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk
benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut
pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang
dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah
buatlah pandangan sesedikit mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan,
dengan catatan keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat
gambar 3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan
dengan kondisi yang sulit dibaca).
Gambar proyeksi
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan
paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari
pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau
yang lainnya sepanjang semua informasi bentuk tercakup dalam gambar proyeksi
tersebut.Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan
dengan soal-soal latihannya :
Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan
untuk membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar
berada di bawah tingkat kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya
dilakukan pada tahap awal pengajaran, untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang
dalam pembacaan bentuk gambar 3 dimensi (perspektif).
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam
konsep, yang didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
“Kamar-kamar” yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut disebut kwadran,
yang berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama, kwandran kedua sampai
keempat, apabila benda diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan pada bidang
proyeksi di dalamnya, maka cara seperti ini disebut cara pandang (cara proyeksi) kwadran
pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya apabila benda diletakkan pada
kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksinya, maka cara tersebut
dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara konsep, proyeksi sudut kedua dan keempat
pun bisa digunakan, tetapi pada prakteknya yang sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi
sudut pertama dan ketiga.
Benda seperti yang tampak pada gambar 12a diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi
seperti pada gambar 12b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan
A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar
sebagai titik atau garis pada bidang proyeksi. Pada gambar 12b tampak juga proyeksi benda
pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah C pada bidang proyeksi sebelah kanan ,
menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi
atas, dan menurut arah F pada bidang depan. Setelah terbentuk semua proyeksi (gambar
12b), bentangkan semua bidang proyeksi menjadi bidang-bidang 2 dimensi (gambar 13a).
Gambar 12a Gambar12b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai
patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan,
pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan
pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat
di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan
garis-garis proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga
“Cara E” karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman,
Swiss, Prancis, Rusia dsb.
Benda yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai
bidang-bidang proyeksi, seperti pada gambar 14a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan
tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh
anak panah.
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan
lain diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 14a, Sisi peti dibuka
menjadi satu bidang proyeksi lainnya menurut gabar 14b. Hasil lengkapnya dapat dilihat
pada gambar 14c. Dengan pandangan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di
atas, pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D diletakkan di kanan,
pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F dapat diletakkan di
kiri atau kanan. Susunan proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan
disebut juga “Cara A” karena cara ini telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang
banyak mempergunakan cara ini adalah Jepang, Australia, Canada dsb.
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar
2 dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar perspektif
relatif lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan pertama adalah
menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita bisa membayangkan bentuk
benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah, walaupun kita sanggup membayangkan
bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali kita kesulitan dalam
menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil pembacaan kita ke
atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu apabila kita
sanggup melakukannya.
Kemampuan untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak diperlukan
secara umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan proyeksi).
Kemampuan membuat gambar diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang yang tugasnya
memang membuat/mencipta gambar teknik, seperti misalnya drafter, designer, atau copies.
Tetapi kemampuan membaca gambar diperlukan oleh lebih banyak orang yang tugasnya
berkaitan dengan bidang engineering. Oleh karenanya pelatihan gambar perspektif harus
dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan perspektif ini sangatlah sedikit (untuk
tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang terbaik adalah dengan dengan banyak
mengerjakan latihan-latihan soal. Di bawah ini adalah beberapa contoh aplikasi gambar
perspektif, pelajari dengan baik, kemudian kerjakan latihan soal-soal pada halaman paling
belakang
Proyeksi Perspektif
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan.
Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut
dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut
aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama.
Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang
yang berdampingan melalui garis sumbunya.
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi,
misalnya benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c memperlihatkan gambar
yang dipotong setempat dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada
bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar 20d).
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu
garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar.
Arsiran dari 2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
Datum
Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuranUntuk memudahkan pemahaman, jenis
ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di
dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran
yang menunjukkan jarak obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh
ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar,
lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau radius, segitiga akan memiliki ukuran
bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu.
Datum adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang
pada suatu benda.
Kemudahan pengerjaan
Kemudahan perakitan
Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya
penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar
yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan
efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih besar (skala), dan pembacaan
akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa mengurangi fungsi dari
ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh
ISO.
6. TOLERANSI
Pada Gambar Teknik, kita mengenal ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain
Toleransi Umum
Toleransi Khusus
Toleransi Suaian
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang
terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara
khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti
harg atoleransi umum yang berlaku.
Contoh :
Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung
setelah angka nominalnya.
Toleransi Suaian
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya
Poros dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang
biasanya menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan
huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada bentuk
lubang dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang
dicantumkan menentukan keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut. Keadaan
suaian dibagi menjadi 3 jenis :
Suaian longgar (clearance fit)Harga toleransi yang menghasilkan keadaan longgar antara
lubang dan poros
Suaian luncur (sliding fit)Harga toleransi yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara
lubang dan poros.m Pada keadaan ini, antara poros dan lubang nyaris tanpa kelonggaran,
gap yang tercipta antara lubang dan poros berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung dari
ukuran nominal lubang-poros).
Suaian sesak (interference fit)Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara
lubang dan poros. Pada keadaan ini ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang
memerlukan usaha tersendiri untuk memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan
tenaga manusia dibantu alat ketok, menggunakan mesin press, menggunakan metoda
pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol
toleransi dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya
apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian
ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga
toleransi untuk kedua benda, lubang maupun poros.