Disusun oleh :
Kelompok 5 :
Rahmat Hidayat 10120210002
Muhammad Nasriadi 10120210008
Muhammad Mufli Naufal 10120210012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Institusi pendidikan islam dinasti abbasiyah dan dinasti umayyah” ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. yang telah membimbing kami dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang yakni agama Islam.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang
berperan dalam penyusunan makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga
kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah sumber-sumber
pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai
tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila
ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ii
iii...........................................................................................................................................................................................................
1............................................................................................................................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................................................................................
C. Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin dan Umar Bin Khattab ........................................................................
iii
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................................................................
10
Kesimpulan ...............................................................................................................................................................................
10
Saran ..........................................................................................................................................................................................
11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan isntitusi pendidikan islam ?
2. Bagaimana lembaga pendidikan islam pada zaman Rasulullah ?
3. Bagaimana lembaga pendidikan islam pada masa Khulafaur Rasyidin ?
4. Bagaimana lembaga pendidikan Pada masa Umar Bin Khattab ?
5. Apa saja lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti abbasiyah ?
6. Apa saja lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti umayyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembagan institusi pendidikan islam
2. Untuk mengetahui lembaga pendidikan islam pada zaman Rasulullah
3. Untuk mengetahui lembaga pendidikan islam pada masa Khulafaur Rasyidin
4. Untuk mengetahui lembaga pendidikan Pada masa Umar Bin Khattab
5. Untuk mengetahui lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti
abbasiyah
6. Untuk mengetahui lembaga- lembaga pendidikan islam pada masa dinasti
umayyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Di negeri Syam, madrasah didirikan pertama kali pada tahun 491 H/1097 M.
diDamaskus. Sejak itu ide pembentukan madrasah di Mesir berpindah dibawah
SalahuddinAl-Ayyubi, yaitu pada tahun 567 H/1171M.
2
Dengan berdirinya sistem madrasah maka madrasah berpisah dari masjid.
Madrasah-madrasah yang mula-mula sekali mengikuti masjid, kemudian madrasah
berkembang dan berpisah dari masjid. Setelah berpisah dan menjadi besar
didirikanlahmasjid disamping madrasah untuk murid-murid dan guru-guru.
3
C. Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin dan Umar Bin Khattab
1. Al-Tarbiyah
Kata al-Tarbiyah dalam bahasa arab yaitu Rabba, yarbu, tarbiyah yang memiliki
arti tumbuh, berkembang, menjadi lebih dewasa. Dapat diartikan bahwa pendidikan
merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik baik
secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu tarbiyah juga dapat diartikan
sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik
agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari
kehidupannya sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang
luhur. Tetapi makna pendidikan dalam al-Qur‟an tidak terbatas pada aspek kognitif
berupa pengetahuan untuk berbuat baik kepada orang tua. Akan tetapi pendidikan
juga meliputi aspek afektif yang direalisasikan sebagai apresiasi atau sikap respek
terhadap sesuatu yang ada dilingkungan sekitar dengan cara menghormati
masyarakat yang ada disekitarnya.
2. Al-Ta‟lim
Kata al-Ta‟lim berasal dari bahasa arab yaitu „allama yang artinya pengajaran.
Dalam al-Qur‟an Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa al-Ta‟lim diartikan sebagai proses pengajaran,
pemberian informasi dan pengetahuan kepada peserta didik.
3. Al-Ta‟dib
Istilah al-Ta‟dib berasal dari bahasa arab addaba, yuaddibu, ta’diiban yang
artinya membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik, sopan santun, dan tata
cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata addaba merupakan asal kata dari ta’dib
4
atau yang disebut juga dengan muallim, yang merupakan sebutan bagi orang yang
mendidik dan mengajarkan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
5
Madrasah sebagai pusat pendidikan dan kesetaraan ini terus menyebar seiring
dengan kian luasnya kekuasaan Turki Usmani. Saat menaklukkan sebuah wilayah baru,
segera dibangun masjid dan madrasah. Secara struktural, madrasah-madrasah itu
merupakan bagian dari sistem wakaf dan otonom secara finansial. Kegiatan madrasah-
madrasah juga berada di bawah pengawasan negara. Madrasah tidak hanya didirikan
oleh sultan dan anggota keluarga kerajaan. Namun, banyak madrasah yang didirikan
oleh para wazir, negarawan, dan cendekiawan.
Pada masa kesultanan Mahmud II berdiri madrasah Mekteb-i Ma’arif (Sekolah
Pengetahuan Umun) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye (Sekolah Sastra), pada masa ini
berdiri pula beberapa sekolah antara lain: sekolah militer, sekolah teknik, sekolah
kedokteran, dan sekolah pembedahan, kedua sekolah terakhir kemudian digabung
dalam satu wadah yaitu: Dar-ul lum-u hikemiye ve Mekteb-I Tibbiye-I Sabane. Pada
masa kesultanan Abdul Hamid, berdiri pula berbagai perguruan tinggi, antara lain:
Sekolah Hukum Tinggi, Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah
Tinggi Dagang, Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi Polisi, dan
Universitas Istanbul.
Kuttab atau maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau
tempat menulis. Jadi kataba adalah tempat belajar menulis. Sebelum datangnya Islam
Kuttab telah ada di negeri Arab, walaupun belum banyak dikenal.
Inti pokok pendidikan di Kuttab pada mulanya adalah membaca dan menulis,
karena masih terbatasnya lembaga Kuttab sebelum Islam. Maka ketika Islam lahir baru
17 orang penduduk Makkah yang pandai membaca dan menulis. Kemudian pada
akhirnya, pada abad pertama Hijriyah mulailah timbul jenis Kuttab, yang disamping
memberikan pelajaran menulis dan membaca, juga mengajarkan membaca al-Qur’an
dan pokok - pokok ajaran Islam. Pada mulanya, Kuttab jenis ini, merupakan
pemindahan dari pengajaran al-Qur’an yang berlangsung di Masjid, yang sifatnya
umum. Diantara penduduk Makkah yang mula-mula belajar menulis huruf Arab di
Kuttab ialah Sufyan ibnu Umayyah ibnu Abdu Syams dan Abu Qais Ibnu Abdi manaf
ibnu Zuhroh ibnu Kilab.
6
Corak pendidikan anak-anak di Istana berbeda dengan pendidikan anak-anak di
Kuttab-kuttab, pada umumnya di Istana para orang tua siswa (para pembesar istana)
yang membuat rencana pembelajaran selaras dengan anaknya dan tujuan yang ingin
dicapai orang tuanya. Rencana pelajaran untuk pendidikan di Istana pada garis
besarnya sama dengan pelajaran pada Kuttab-kuttab hanya sedikit ditambah dan
dikurangi sesuai dengan kehendak orang tua mereka.
Guru yang mengajar di Istana disebut Muaddib.Kata muaddib berasal dari kata
adab yang berarti budi pekerti atau meriwayatkan. Guru pendidikan di Istana disebut
Muaddib karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan dan
pengetahuan-pengetahuan orang- orang terdahulu kepada anak-anak pejabat .
Diantara rumah ulama’ terkenal yang menjadi tempat belajar adalah rumah Ibnu
Sina, Al-Gazali, Ali ibnu Muhammad Al-Fasihi, Ya’kub Ibni Killis, Wazir khalifah Al-Aziz
Billah Al-fatimy, dan lain-lainnya.
4) Toko-toko kitab
5) Perpustakaan
Para ulama’dan sarjana dari berbagai macam keahlian, pada umumnya menulis
buku dalam bidangnya masing-masing dan selanjutnya untuk diajarkan atau
disampaikan kepada para penuntut ilmu. Bahkan para ulama’dan sarjana tersebut
memberikan kesempatan kepada para penuntut ilmu untuk belajar diperpustakaan
pribadi mereka.
7
bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu, dan berbagai
buku terjemahan dari bahasa- bahasa Yunani, Persia, India, dan Aramy .
masa itu lebih merupakan sebuah universitas karena disamping terdapat kitab-kitab,
disana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
6) Masjid
Pada masa Bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan Islam, masjid-
masjid yang didirikan oleh para pengusaha pada umumnya di lengkapi dengan berbagai
macam sarana dan fasilitas untuk pendidikan.
7) Madrasah
Dalam sejarah, madrasah ini mulai muncul di zaman khalifah Bani Abbas, sebagai
kelanjutan dari pendidikan yang dilaksanakan di masjid dan tempat lainnya. Minat
masyarakat untuk mempelajari ilmu di Halaqah yang ada di masjid makin meningkat
dari tahun ke tahun, dsan menimbulkan kegaduhan akibat dari suara para pengajar dan
siswa yang berdiskusi dan lainnya yang mengganggu kekhusukan shalat. Selain itu,
berdirinya madrasah ini juga karena ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan
semakin berkembang, dan untuk mengajarkannya diperlukan guru yang banyak,
peralatan belajar mengajar yang lebih lengkap, serta pengaturan administrasi yang
lebih tertib. Selain itu, madrasah juga didirikan dengan tujuan untuk memasyarakatkan
ajaran atau paham keagamaan dan ideologi tertentu.
8) Al-Ribath
Secara harfiah al-ribath berarti ikatan yang mudah di buka. Sedangkan dalam
arti yang umum, al ribath adalah tempat untuk melakukan latihan, bimbingan, dan
8
pengajran bagi calon sufi. Di dalam al-ribath tersebut terdapat beberapa ketentuan atau
komponen yang terkait dengan pendidikan tasawuf, misalnya komponen guru yang
terdiri dari syekh (guru besar), mursyid (guru utama), mu’id (asisten guru), dan mufid
(fasilitator). Murid pada al-ribath dibagi sesuai dengan tingkatannya, mulai dari
ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Adapun bagi yang lulus diberikan pengakuan berupa
ijazah.
Lembaga – lembaga yang di bentuk pada masa dinasti umayyah yaitu,antara lain :
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
10
Al-Ribath
6. Lembaga-lembaga pendidikan pada masa Bani umayyah antara lain :
Lembaga Politik ( Anizamus Syiasai )
Lembaga Keuangan ( An Nizam Al Mali )
Lembaga Tata Usaha ( An Nizam Al Hardi )
Lembaga Kehakiman ( An Nizam Al Kada`i )
Lembaga Ketentaraan ( An Nizam Al Harbi )
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pembaca dapat mencari referensi lagi dari berbagai
sumber. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca utuk memperbaiki
makalah berikutnya.
11