Disusun oleh :
Kelompok 5 :
Rahmat Hidayat 10120210002
Muhammad Nasriadi 10120210007
Muhammad Mufli Naufal 10120210034
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Institusi pendidikan islam dinasti abbasiyah dan dinasti umayyah” ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. yang telah membimbing kami dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang yakni agama Islam.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang
berperan dalam penyusunan makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga
kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah sumber-sumber
pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai
tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila
ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii...........................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................................................................................................
Saran ..........................................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan isntitusi pendidikan islam ?
2. Apa saja lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti abbasiyah ?
3. Apa saja lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti umayyah ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembagan institusi pendidikan islam
2. Untuk mengetahui lembaga – lembaga pendidikan islam pada masa dinasti
abbasiyah
3. Untuk mengetahui lembaga- lembaga pendidikan islam pada masa dinasti
umayyah
BAB II
PEMBAHASAN
Di negeri Syam, madrasah didirikan pertama kali pada tahun 491 H/1097 M.
diDamaskus. Sejak itu ide pembentukan madrasah di Mesir berpindah dibawah
SalahuddinAl-Ayyubi, yaitu pada tahun 567 H/1171M.
Kuttab atau maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau
tempat menulis. Jadi kataba adalah tempat belajar menulis. Sebelum datangnya Islam
Kuttab telah ada di negeri Arab, walaupun belum banyak dikenal.
Inti pokok pendidikan di Kuttab pada mulanya adalah membaca dan menulis,
karena masih terbatasnya lembaga Kuttab sebelum Islam. Maka ketika Islam lahir baru
17 orang penduduk Makkah yang pandai membaca dan menulis. Kemudian pada
akhirnya, pada abad pertama Hijriyah mulailah timbul jenis Kuttab, yang disamping
memberikan pelajaran menulis dan membaca, juga mengajarkan membaca al-Qur’an
dan pokok - pokok ajaran Islam. Pada mulanya, Kuttab jenis ini, merupakan
pemindahan dari pengajaran al-Qur’an yang berlangsung di Masjid, yang sifatnya
umum. Diantara penduduk Makkah yang mula-mula belajar menulis huruf Arab di
Kuttab ialah Sufyan ibnu Umayyah ibnu Abdu Syams dan Abu Qais Ibnu Abdi manaf
ibnu Zuhroh ibnu Kilab.
Guru yang mengajar di Istana disebut Muaddib.Kata muaddib berasal dari kata
adab yang berarti budi pekerti atau meriwayatkan. Guru pendidikan di Istana disebut
Muaddib karena berfungsi mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan dan
pengetahuan-pengetahuan orang- orang terdahulu kepada anak-anak pejabat .
Diantara rumah ulama’ terkenal yang menjadi tempat belajar adalah rumah Ibnu
Sina, Al-Gazali, Ali ibnu Muhammad Al-Fasihi, Ya’kub Ibni Killis, Wazir khalifah Al-Aziz
Billah Al-fatimy, dan lain-lainnya.
4) Toko-toko kitab
5) Perpustakaan
Para ulama’dan sarjana dari berbagai macam keahlian, pada umumnya menulis
buku dalam bidangnya masing-masing dan selanjutnya untuk diajarkan atau
disampaikan kepada para penuntut ilmu. Bahkan para ulama’dan sarjana tersebut
memberikan kesempatan kepada para penuntut ilmu untuk belajar diperpustakaan
pribadi mereka.
masa itu lebih merupakan sebuah universitas karena disamping terdapat kitab-kitab,
disana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
6) Masjid
Pada masa Bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan Islam, masjid-
masjid yang didirikan oleh para pengusaha pada umumnya di lengkapi dengan berbagai
macam sarana dan fasilitas untuk pendidikan.
7) Madrasah
Dalam sejarah, madrasah ini mulai muncul di zaman khalifah Bani Abbas, sebagai
kelanjutan dari pendidikan yang dilaksanakan di masjid dan tempat lainnya. Minat
masyarakat untuk mempelajari ilmu di Halaqah yang ada di masjid makin meningkat
dari tahun ke tahun, dsan menimbulkan kegaduhan akibat dari suara para pengajar dan
siswa yang berdiskusi dan lainnya yang mengganggu kekhusukan shalat. Selain itu,
berdirinya madrasah ini juga karena ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan
semakin berkembang, dan untuk mengajarkannya diperlukan guru yang banyak,
peralatan belajar mengajar yang lebih lengkap, serta pengaturan administrasi yang
lebih tertib. Selain itu, madrasah juga didirikan dengan tujuan untuk memasyarakatkan
ajaran atau paham keagamaan dan ideologi tertentu.
8) Al-Ribath
Secara harfiah al-ribath berarti ikatan yang mudah di buka. Sedangkan dalam
arti yang umum, al ribath adalah tempat untuk melakukan latihan, bimbingan, dan
pengajran bagi calon sufi. Di dalam al-ribath tersebut terdapat beberapa ketentuan atau
komponen yang terkait dengan pendidikan tasawuf, misalnya komponen guru yang
terdiri dari syekh (guru besar), mursyid (guru utama), mu’id (asisten guru), dan mufid
(fasilitator). Murid pada al-ribath dibagi sesuai dengan tingkatannya, mulai dari
ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Adapun bagi yang lulus diberikan pengakuan berupa
ijazah.
Lembaga – lembaga yang di bentuk pada masa dinasti umayyah yaitu,antara lain :
PENUTUP
KESIMPULAN
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pembaca dapat mencari referensi lagi dari berbagai
sumber. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca utuk memperbaiki
makalah berikutnya.